Anda di halaman 1dari 17

TUGAS INDIVIDU

DOSENPENGGAMPUH
AKIDAH AKHLAK DR. KUNCORO
HADI,M.sc

“AKIDAH ISLAM TENTANG PARA RASUL ALLAH”

DISUSUN OLEH:

DAURI FAUZAN : 11810113219

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2019 M/1440 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah hiwabarakatuh


Segala puji bagi ‫ ﷲ‬yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongannya mungin penyusun tidak akan sanggup
menyelsaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ”akidah islam
tentang para rasul Allah”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan
dari ‫ ﷲ‬akhirnya makalah ini terselesaikan.
Dalam makalah ini kami membahas” akidah islam tentang para rasul Allah” Iman
kepada rasul adalah salah satu rukun iman yang ke-empat. Oleh karena itu sebagai orang
muslim harus meyakini dengan sepenuh hati bahwasanya ‫ ﷲ‬telah mengutus rasul-rasul-nya
kepada umat manusia pada setiap zaman untuk mengarahkan manusia kejalan yang benar
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pemabaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik
dan saran dari pembaca yang membangun, Terima kasih.

Pekanbaru, 17 Juni 2019

penulis

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................................1
Daftar isi.........................................................................................................2
Bab I Pendahuluan
Latar belakang ...............................................................................................3
Rumusan masalah...........................................................................................3
Tujuan.............................................................................................................3
Bab II pembahasan
A.Pengertian Nabi dan Rasul..................................................................4
B. Iman kepada rasul Allah.....................................................................4
C. fungsi utama para rasul.......................................................................8
D. sifat rasul Allah...................................................................................8
E. islam agama nabi-nabi dan rasul-rasul................................................9
F. kekhusussan risalah nabi Muhammad ‫ﷺ‬.....................................11
G. Buah iman kepada rasul-rasul Allah.................................................13
Bab III penutup
Kesimpulan...................................................................................................15
Saran.............................................................................................................15
Daftar pustaka...............................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Iman kepada rasul adalah salah satu rukun iman yang ke-empat. Oleh karena itu
sebagai orang muslim harus meyakini dengan sepenuh hati bahwasanya ‫ ﷲ‬telah mengutus
rasul-rasul-nya kepada umat manusia pada setiap zaman untuk mengarahkan manusia
kejalan yang benar. Para rasul adalah hamba-hamba ‫ ﷲ‬dimuliakan ‫ ﷲ‬dengan diutus
sebagai rasul dan disifati ‫ ﷲ‬sebagai hamba yang paling tinggi kedudukannya. ‫ ﷲ‬memilih
manusia yang menjadi pilihannya untuk bertugas menyampaikan ajaran kebenaran dan
aturan ‫ﷲ‬. Guna keselamatan manusia dunia dan akhrat. Untuk menigkatkan keimanan
kepada rasul-rasul Allah maka perlu mengetahui nama-nama ‫ﷲ‬.

Jumlah nabi dan rasul sangat banyak, tidak ada seorangpun yang mengetahui pasti
jumlahnya, karena sebagian dicantumkan dalam Al-Qur’an dan sebagian lagi tidak.

Jumlah nabi dan rasul yang wajib diketahui oleh kaum muslimin yang diterangkan
dalam Al-Qur’an ada 25 rasul.

B. Rumusan Masalah
a. Jelaskan pengatian para nabi dan rasul?
b. Jelaskan apa itu beriman kepada para rasul‫?ﷲ‬
c. Apa saja fungsi utama para rasul?
d. Ada berapa sifat rasul Allah?
e. Apakah islam agama nabi-nabi dan rasul-rasul?
f. Bagaimana kekhusussan risalah nabi Muhammad ‫?ﷺ‬
g. Buah iman kepada rasul-rasul Allah?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu nabi dan rasul
b. Utuk mengetahui apatiu beriman kepada para rasul ‫ﷲ‬
c. Untuk mengetahui lebih jelas apa saja fungsi utama para rasul
d. Untuk mengetahui sifat rasul ‫ﷲ‬

3
e. Untuk mengetahui apakah islam iu agama para nabi dan rasul
f. Untuk mengetahui lebih detail kekhususan nabi Muhammad ‫ﷺ‬

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nabi dan Rasul

Nabi dalam dalam bahasa arab dari kata”naba” dinamakan nabi karena meraka
adalah orang yang menceritakan sesuatu berita dan meraka adalah orang yang diberi
beritanya (lewat wahyu). Adapun kata Rasul secara bahasa berasal dari kata “irsal” yang
bermakna membimbing atau memberi arahan.definisi secara syar’i yang masyhur, nabi
adalah orang yang mendapatkan, namun tidak diperintahkan untuk menyampaikan,
sedangkan rasul adalah orang yang menerima wahyu dalam syariat dan diperintahkan
untuk menyampaikan.1 Sebagian ulama menyatakan bahwa definisi ini memiliki
kelemahan, karena tidaklah wahyu disampaikan ‫ ﷲ‬kebumi, kecuali untuk disampaikan,
dan jika nabi tidak menyampaikan, beliau telah menyembunyikan wahyu ‫ﷲ‬. Kelemahan
lain dari definisi ini ditunjukkan dalam hadist dari nabi Muhammad ‫ﷺ‬

“Ditampakkan kepadaku umat-umat, aku melihat seorang nabi dengan sekelompok


orang banyak, dan nabi bersama satu dua orang dan nabi tidak bersama seorang
pun”(H.R.Bukhari dan Muslim)

Hadist ini menunjukkan bahwa nabi juga menyampikan wahyu kepada umatnya
Ulama lain menyatakan bahwa ketika nabi tidak diperintahkan untuk menyampaikan
wahyu, hal itu bukan berarti nabi tidak boleh menyampaikan wahyu. Wallahu’alam.
Perbedaan yang lebih jelas antara nabi dan rasul adalah seorang rsul mendapatkan syariat
baru, sedangkan nabi diutus untuk mempertahankan syariat yang sebelumnya.2

B. Iman kepada Para Rasul Allah

Beriman kepada rasul-rasulnya adalah rukun iman yang keempat, yaitu memercayai
bahwa ‫ﷲ‬, yelah mengutuskan para rasulnya-nya untuk membawa syi’ar agama atau
membimbing umat manusia kepada jalan yang benar dan diridhai ‫ﷲ‬. Jumlah rasul tidak
diketahui secara pasti, namun ada ulama yang mengatakan bahwa ‫ ﷲ‬, telah menurunksn
1
Syekh ibn abdul wahhab menggunakan definisi ini dalam ushulutsalatsah dan kasfu syubhat, begitu pula
syekh Muhammad ibn sholeh al-ustamani
2
http://muslimah.or.id/

4
nabi sebanyak 124.000 orang dan rasul sebanyak 313 orang, dan jumlah ini pun belum
dipastikan dan kemungkinan besar jumlahnya lebih banyak lagi. Hanya ‫ ﷲ‬yang lebih
mengetahuinya.3

Dari sekian banyak nabi dan rasul tersebut, hanya 25 orang yang disebutkan dalam
Al-Qur’an, sehingga para rasul dan nabi yang wajib kita ketahui hanya 25 orang. Para
nabi dan rasul tersebut adalah.

1. Nabi Adam a.s.


2. Nabi Idris a.s.
3. Nabi Nuh a.s.
4. Nabi Hud a.s.
5. Nabi Soleh a.s.
6. Nabi Ibrahim a.s.
7. Nabi Luth a.s.
8. Nabi Ismail a.s
9. Nabi Ishak a.s.
10. Nabi Yakub a.s.
11. Nabi Yusuf a.s.
12. Nabi Ayub a.s.
13. Nabi Suaib a.s.
14. Nabi Musa a.s.
15. Nabi Harun a.s.
16. Nabi Zulkifli a.s.
17. Nabi Daud a.s.
18. Nabi Sulaiman a.s.
19. Nabi Ilyas a.s
20. Nabi Ilyasa a.s.
21. Nabi Yunus a.s.
22. Nabi Zakaria a.s.
23. Nabi Yahya a.s.
24. Nabi Isa a.s.
25. Nabi Muhammad ‫ﷺ‬

3
Abdullah zakiy al-kaaf dan maman abdul djaliel, mutiara ilmu tauhid, pustaka setia, bandung, 1999, hlm 141.

5
Diantara kedua puluh lima, ada yang disebut dengan ulul azmi, yang artinya rasul-
rasul yang mempunyai keteguhan hati yang tak pernah goyah dan mempunyai ketabahan
yangh luar biasa, kesabaran yang taka da batasnya. Nabi yang mendapatkan julukan ulul
azmi adalah:

1. Nabi Nuh a.s.


2. Nabi Ibrahim a.s.
3. Nabi Isa a.s.
4. Nabi Muhammad ‫ﷺ‬

‫ ﷲ‬mewajibkan atas setiap orang yang beriman untuk supaya beriman kepada semua
rasul yang diutus nya tanpa membedakan antara satu rasul dan rasul lainnya.

‫ُق و ُل وا آَم َّنا ِب ال َّل ِه َو َم ا ُأ ْن ِز َل ِإ َل ْي َنا َو َم ا ُأ ْن ِز َل ِإ َل ٰى ِإ ْب َر ا ِه ي َم َو ِإ ْس َم ا ِع يَل َو ِإ ْس َح اَق َو َيْع ُق وَب َو ا َأْل ْس َبا ِط َو َم ا ُأ وِتَي‬

‫ُم وَس ٰى َو ِع يَس ٰى َو َم ا ُأ وِتَي الَّن ِب ُّيوَن ِم ْن َر ِّبِه ْم اَل ُنَف ِّر ُق َبْي َن َأ َح ٍد ِم ْن ُهْم َو َن ْح ُن َل ُه ُم ْس ِلُم وَن‬

Artinya:

“ katakanlah (hai orang-orang mukmin), kami beriman kepada ‫ ﷲ‬dan apa yang
diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, ismail, ya’kub,
dan anak cucunya, dan apa yang memberikan kepada musa dan isa serta apayang
diberikan kepada nabi-nabi dari tuhannya. Kami tidak membedakan –bedakan
seorang ppun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepadanya”

(Q.S. Al-Baqarah [2]:136)

‫ ﷲ‬menjelaskan pula bahwa keimanan sebagimana disebutkan pada ayat di atas yang
merupakan keimanan seluruh kaum muslimin. Apabila seseorang beriman kepada
sebagian rasul, tetapi menolak sebagian lainnya atau dengan kata lain membedakan rasul
Allah tersebut, orang tersebut bisa dikatakan kafir.

Syekh Muhammad ibn Shaleh Al-Utsaimin menyampaikan dalam kitabnya syarh


tsalatsatul ushul, dalam keimanan pada rasul terkandung empat unsur didalamnya. 4
Keempat unsur tersebut adalah:

4
Perlu diperhatikan bahwa penyebutan empat di sisi bukan berarti pembatasan bahwa hanya ada empat unsur
dalam keimanan kepada nabi dan rasulnya.

6
1. Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar berasal dari ‫ﷲ‬. Barang siapa
mengingkari risalah mereka, walaupun hanya seorang saja , menurut pendapat
seluruh ulama dia dikatakan kafir. Allah subhanahu ta’ala berfirman :

َ‫َقْو ُم ُنوٍح اْل ُمْر َس ِلين‬ ‫َكَّذَبْت‬

Artinya:
“kaum nuh telah mendustakan para rasul”
(Q.S. Asy-syu’ara[26]:105)
‫ ﷲ‬menjadikan mereka mendustakan semua semua rasul, padahal hanya seorang
rasul saja yang ada ketika mereka mendustakannya. Oleh karena itu, umat nasrani
yang mendustakan dan tidak mau mengikuti Nabi Isa Al-masih bin Maryam,
karena nabi isa pernah menyampaikan kabar gembira akan datangnya nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬ke alam semesta ini sebagai rahmat bagi semesta alam. Kata
“memberi kabar gembira” ini mengandung makna bahwa Muhammad ‫ﷺ‬
adalah seorang rasul yang menyebabkan ‫ ﷲ‬menyelamatkan mereka dari kesesatan
dan memberi petunjuk kepada mereka jalan yang lurus.
2. Mengimani rasul yang sudah kita kenali nama-namanya, misalnya Muhammad
‫ﷺ‬, Ibrahim, Musa, Isa, dan nuh (alaihisalam). Kelima nabi rasul tersebut
adalah rasul ulu azmi. ‫ ﷲ‬meneyebutkan mereke dalam dua tempat dari Al-
Qur’an, yakni surat Al-Ahzab.
‫َو ِإْذ َأَخ ْذ َنا ِم َن الَّنِبِّييَن ِم يَثاَقُهْم َو ِم ْن َك َو ِمْن ُنوٍح َو ِإْبَر اِهيَم َو ُموَسٰى َو ِع يَسى اْب ِن َمْر َيَم ۖ َو َأَخ ْذ َنا ِم ْن ُهْم ِم يَثاًقا‬

‫َغ ِليًظا‬
Artinya:
“dan (ingatlah) ketika kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu
(sendiri), dari nuh, Ibrahim, musa, dan isa putra Maryam, dan kami telah
mengambil dari mereka perjanjian yang teguh”
(Q.S. Al-Ahzab[33]:7)
3. Memberikan berita-berita mereka yang benar.
4. Mengamalkan syariat nabi yang diutus kepada kita. Dia adalah nabi terakhir,
Muhammad ‫ ﷺ‬yang diutus ‫ ﷲ‬kepada seluruh manusia.

7
C. Fungsi utama para rasul

Dalam bukunya an-nubuwwah wal anbiya’, Muhammad ali ash-shabuni


menyebutkan tugas rasul, yakni sebagai berikut:

1. Mengajak manusia untuk beribadah kepada ‫ﷲ‬, dzat maha esa lagi maha perkasa.
Ini merupakan tugas pokok sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an:

Artinya:
“ dan kamu tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan kami
wahyukan kepadanya, ‘bahwasanya tidak ada tuhan (yang hak), melainkan aku
maka sembahlah oleh mu sekalian akan aku.”
(Q,S, An-anbiya[21]:25)
2. Menyampaikan perintah dan larangan ‫ﷲ‬. Ditegaskan dalam Al-Qur’an:
)٣٩( ‫اَّلِذ يَن ُيَبِّلُغ وَن ِرَس االِت ِهَّللا َو َيْخ َش ْو َنُه َو ال َيْخ َش ْو َن َأَح ًدا ِإال َهَّللا َو َكَفى ِباِهَّلل َحِس يًبا‬
Artinya :
(yaitu) orang-orang yang menyampikan risalah-risalah ‫ﷲ‬, mereka takut
kepadanya dan mereka tiada meresa takut kepada seorang pun selain kepada ‫ﷲ‬
dan cukuplah ‫ ﷲ‬sebagai pembuat perhitungan,”
(Q.S. Al-Ahzab[33]:39)
3. Memberikan petunjuk jalan yang benar kepada manusia.
4. Menjadi panutan bagi setiap manusia.
5. Memberi peringatan tentang adanya hari kebangkitan, dan tentang siksa yang
berat sesudah mati.
6. Mengalihkan perhatian menusia dari kehidupan yang fana pada kehidupan yang
kekal.
7. Supaya tidak ada alasan bagi manusia kelak di hadapan ‫ﷲ‬

D. Sifat-sifat rasul Allah

‫ ﷲ‬memiliki para rasulnya agar mereka menjadi duta antara dia dengan hambanya.
Allah memilki mereka di antara segenap makhluk cipataan-nya untuk memiliki amanat
yang agung, yaitu amanat menyampaikan dakwah berupa wahyu serta risalah kapada
segenap hambanya. Untuk keberhasilan tugas yang dipercayakan itu para rasul didukung
oleh sifat-sifat istimewanya yang dimiliki mereka, yaitu sebagai berikut:

8
1. Shidiq, artinya jujur, benar dalam segala ucapannya, mustahil bersifat
kidzi(dusta). Para rasul itu pasti pasti benar dalam pengakuannya sebagai utusan
‫ ﷲ‬serta benar pula dalam segala yang disampaikannya. Sebab, kalu tidak benar
atau dusta, umat manusia akan rusak, hancur, dan tidak akan ada agama yang ‫ﷲ‬.
Seperti sekarang ini. Adapun dalil naqlinya ialah firman ‫ﷲ‬:

‫َو َو َه ْب َن ا َلُهْم ِمْن َر ْح َم ِتَن ا َو َج َع ْلَن ا َلُهْم ِلَس اَن ِص ْد ٍق َع ِلًّي ا‬


Artinya:

Dan kami anugrahkan kepada mereka sebagian dari rahmat kami dan kami
jadikan mereka buah tutur yang baik dan lebih tinggi.:

(Q.S. Maryam[19]:50)

2. Amanah, artinya terpecaya, mustahil bersifat khianat (curang). Para rasul itu
dapat di percaya dan tidak pernah berkhianat, baik terhadap sesama manusia
maupun terhadap ‫ﷲ‬. Karena para rasul terjaga dari perbuatan dosa, kemaksiatan
dan kemungkaran lahir dan batin. Hal ini disebut juga dengan ma’shum ( terjagag
dari segala macam dosa). Kalau para rasul tidak dipercaya atau berkhianat,
bagaimana merka dapat menadi pemimpin atau pembimbing umat manusia ke
jalan yang benar dan semua juga berbuat juga maksiat.
3. Tabligh, yakni menyampaikan apa-apa yang dating dari ‫ ﷲ‬, mustahil kitman
artinya tidak menyampaikan atau menyembunyikan.
4. Fathanah, yakni cerdas/pandai, mustahil baladah artinya bodoh/dungu. Seorang
rasul tiidaklah diutus, kecuali ia mempunyai sisi keagungan dari kecerdasan dan
kecerdikan yang luar biasa, intelektualitas, dan daya nalarnya yang sempurna. Ia
jauh dari sifat kebodohan.

Di samping mempunyai sifat yang wajib dan mustahil tersebut, para rasul pun
mempunyai sifat ja’iz (wenang). Sifat ja’iz tersebut yaitu: sebagai nabi dan rasul, asalkan
sifat-sifat tersebut tidak dapat meyebabkan kemorosotan derajat kerasulan, seperti
makan, minum, lapar, haus, tidur, mencari nafkah, berumah tangga, dan sakitnya.

E. Islam agama nabi-nabi dan rasul-rasul

Islam adalah agama kepada rasul-rasul dan nabi-nabi Alaihi,shalatu wassalam sejak
nabi adam a.s. hingga ke nabi akhir zaman, Muhammad ‫ﷺ‬

9
ۗ ‫ِإَّن الِّد يَن ِع ْن َد الَّلِه اِإْلْس اَل ُم ۗ َو َما اْخ َتَلَف اَّلِذ يَن ُأوُتوا اْل ِك َتاَب ِإاَّل ِم ْن َبْع ِد َما َج اَء ُهُم اْل ِع ْل ُم َبْغ ًيا َبْي َنُهْم‬

‫َو َمْن َيْك ُفْر ِبآَياِت الَّلِه َفِإَّن الَّلَه َس ِر يُع اْل ِح َساِب‬
Artinya:
“sesungguhnysa agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah islam, tidak berselisih
orang-orang yang telah diberi Al-kitab, kecuali sesudah dating pengetahuan kepada
mereka, kerena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisabnya.”
(Q.S.Ali-Imran[3]:19)

Islam bermakna menyerahkan diri kepada ‫ﷲ‬. Pada perintah dan larangannya melalui
wahyu. Para nabi dan rasul adalah orang-orang yag pertama menyerahkan diri kepada ‫ﷲ‬.
Di samping itu, manusia diperintahkan mengikuti mereka dengan sama-sama patuh dan
menyerahkan diri kepada ‫ﷲ‬. Tanpa, penyerahan diri kepada ‫ﷲ‬. Bukanlah islam
sebagaimana firman ‫ ﷲ‬:

‫َفاَل َو َر ِّب َك اَل ُي ْؤ ِم ُنوَن َح َّتٰى ُيَح ِّك ُم وَك ِفيَم ا َش َج َر َبْي َن ُهْم ُث َّم اَل َي ِج ُدوا ِف ي َأ ْن ُف ِس ِه ْم َح َر ًج ا ِم َّم ا َق َض ْي َت َو ُيَس ِّلُم وا‬

‫َت ْس ِليًم ا‬

Artinya:

“maka demi tuhanmu; mereka pada hakikatnya tidak beriman sehingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihan, kemudian tidak
terdapat di dalam diri mereka keraguan terhadap keputusanmu dan mereka menerima
(menyerah diri) dengan sepenuhnya.”

(Q.S. An-Nisa[4]:65)

Apabila kepentingan manusia di dalam segala bidangnya terpelihara dengan hanya


menyerah diri kepada ‫ﷲ‬, dengan rahmatnya,‫ﷲ‬. Tidak melepaskan manusia bersendirian,
tetapi diutuslah rasul-rasul yang diwahyukan kepada mereka dengan ajaran ‫ ﷲ‬dan hukum-
hukumnya.

Islam yang dibawa oleh nai-nabi dan rsul-rasul Alaihi,shalatu wassalam. Pada
prinsipnya sama saja. Yang berbeda hanyalah cabang syariat, karena berdasarkan pada
keperluan umat mengikuti zaman masing-masing dan islam yang dibawa oleh nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬adalah lebih luas daripada rasul-rasulnyang sebelumnya karena

10
rasullah ‫ ﷺ‬diutuskan untuk seluruh manusia dan ijin hingga hari kiamat. Adapun
rasul-rasul sebelumnya diutuskan hanyalah untuk kaum mereka masing-masing.

Dengan nabi Muhammad ‫ ﷺ‬disempurnakan risalah dan nubuwwah dan juga


disempurnakan agama dengan selengkapnya.

Sabda rassullah ‫ ﷺ‬yang menyebutkan,”perbandingan antara aku dan nabi-nabi


seperti seorang yang membangun rumah, lalu dia membangun dengan baik dan
memperindahkannya, melainkan ada tempat sekeping batu bata di salah satu sudutnya.
Lalu, orang-orang mengelilingi ruang itu dan kagum melihatnya, lalu berkata,
mengapakah, tidak diletakkan batu bata ini? Maka akulah seperti batu bata itu dan aku
penyudah nabi-nabi.”(riwayat syaikhan)

Islam yang dibawa oleh rasul-rasul yang terdahulu telah dilupakan, dipindah, dan
diselewengkan sehingga berlaku penyelewengan dikalangan pengikut yang belakangan
dalam akidah, ibadah, dan akhlak. Keadaan ini berlangsung terus hingga dibangkitkan
nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang diwahyukan dengan Al-Qur’an dan mengemukakan As-
sunnah yang teguh, matang, dan tidak mungkin lagi dikelirukan, menjelakan segala
macam masalah ekonomi, social, perdamaian, peperangan, dan segala hukum yang perlu
dalam seluruh kehidupan manusia tanpa memandang bangsa, tempat dan masa.5

F. Kekhususan risalah nabi Muhammad ‫ﷺ‬

Dalam hal-hal yang bersifat prinsip, risalah para rasul tidak berbeda satu sama lain.
Mereka adalah utusan ‫ ﷲ‬yang diberi ilmu dan wahyu, mengajak umat ke jalan yang lurus
dengan hati ketauhidan terhadap ‫ﷲ‬, sehingga harus ditaati umatnya, dan menjadi suri
tauladan bagi manusia. Hanya saja, ‫ ﷲ‬telah menganugerahkan kepada rasullah ‫ﷺ‬.
Kekhususan yang tidak diberikan kepada para rasul sebelumnya. Akan tetapi, kekhususan
ini sama sekali tidak akan mengurangi sikap kaum muslimin dalam mengimani para rasul
yang diutus sebelum beliau. Kekhususan-kekhususan itu antara lain:

1. Risalah untuk seluruh umat manusia


Apabila rasul sebelum nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Diutus untuk satu bangsa atau umat
tertentu, nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dengan tegas dinyatakan oleh Al-Qur’an sebagai
rasul yang diutus untuk segenap umat manusia diseluruh dunia.

‫َو َما َأْر َس ْل َناَك ِإاَّل َك اَّفًة ِللَّناِس َبِش يًر ا َو َنِذيًر ا َو َٰل ِكَّن َأْكَثَر الَّناِس اَل َيْع َلُموَن‬
5
http.//www.geocities.com/

11
Artinya:
“dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui.”
(Q.S.Saba[34]:28)

Apabila sekarang ini ada beberapa agama non-islam yang bisa berkembang dan
menembus sampai keluar dari tempat kelahirannya, bagaimanapun juga, para nabi atau
tokoh pendiri agama tersebut tidak pernah menyatakan dirinya sebagai rasul yang diutus
alam semesta. Yesus sendiri, dalam injil disebut-sebut mengatakan bahwa beliau diutus
hanya kepada bani israil. Adapun bila dalam perjanjian baru kita temukan ayat yang
menyatakan adanya perintah untuk menyebarkan agama Kristen keseluruh dunia, hal itu
perlu diragukan, sebab keontetikan kitab injil yang sekarang ini sudah tidak terpelihara
lagi.

2. Risalah universal

Risalah universal adalah bahwa risalah kenabian yang dibawa oleh nabi Muhammad
‫ ﷺ‬berupa agama islam ini telah dinyatakan sempurna oleh ‫ ﷲ‬sehingga tidak perlu
ada risalah yang baru lagi. Ini tidak berarti bahwa pada masa dulu, risalah para rasul
terdahulu tidak sempurna, tetapi bila dinisbatkan dengan perkembangan kehidupan social
umat manusia yang semakin berkembang, aspek syariat yang terdapat pada risalah para
rasul terdahulu, kurang begitu lengkap. Dengan demikian, setelah datangnya risalah nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬yang telah dinyatakan lengkap oleh ‫ ﷲ‬umat manusia tidak perlu
risalah yang baru

Kesempunaan risalah nabi Muhammad ‫ ﷺ‬ini terlihat pada kenyataan bahwa


sekalipun semenjak beliau diutus hingga saat inni kehidupan umat manusia telah
berkembang sepanjang seribu empat ratus tahun lebih, syariat yang ditetapkannya masih
tetap bisa bertahan sampai akhir zaman. Oleh karena itu, di sini berlaku dua buah prinsip:
yang pertama, manusia yidak lagi membutuhkan suatu risalah (agama) yang tidak lengkap
sepanjang risalah yang lengkap telah diturunkan dan dengan itu risalah nabi Muhammad
‫ ﷺ‬ini berarti menghapus risalah atau agama-agama yang ada sebelumnya. Yang
kedua, adalah adanya campur tangan manusia yang telah merubah dan menyelewengkan
ajaran-ajaran para rasul sebelum nabi Muhammad ‫ﷺ‬, sehingga tidak mungkin lagi

12
mengikuti risalah mereka dalam bentuknya yang asli. Sementara itu, risalah Muhammad
‫ ﷺ‬tetap terjaga hingga kini.

3. Penutup para nabi dan rasul

Sejalan dengan telah sempurnanya risalah Muhammad itu, berlakulah konsekuensi


logis lainnya, yakni berakhirnya mata rantai kenabian.

‫َما َك اَن ُمَح َّمٌد َأَبا َأَح ٍد ِم ْن ِر َج اِلُك ْم َو َٰل ِك ْن َر ُسوَل الَّلِه َو َخ اَتَم الَّنِبِّييَن ۗ َو َك اَن الَّلُه ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليًما‬

Artinya:

“Muhammad itu sesekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu,
tetapi dia adalah rasullah dan penutup nabi-nabi dan Allah maha mengetahui segala
sesuatu.”

(Q.S.Al-Ahzab[33]:40)

Setiap orang nabi beriman yang mengakui ‫ ﷲ‬sebagai tuhannya dan tunduk
sepenuhnya kepada perintah dan larangannya, pasti sepenuhnya pula beriman kepada
kebenaran ayat ini. Artinya, ia yakin bahwa tidak aka nada lagi rasul atau nabi yang
diutus ‫ ﷲ‬sesudah nabi Muhammad ‫ ﷺ‬karena telah sempurnalah risalah yang beliau
bahwa itu, kecuali karena adanya alasan untuk mengahancurkan islam, sehingga tidak
akan meyakini adanya nabi baru sesudah nabi Muhammad ‫ﷺ‬.6

G. Buah iman kepada rasul-rasul


1. Mengetahui rahmat serta perhatian ‫ ﷲ‬kepada hamba-hambanya sehingga
mengutus para rasul untuk menunjuki mereka pada jalan ‫ ﷲ‬serta menjelaskan
bagaimana seharusnya mereka menyembah ‫ ﷲ‬karena memang akal manusia tidak
bisa mengetahui hal itu dengan sendirinya.
2. Mensyukuri nikmat ‫ ﷲ‬yang amat besar ini.
3. Mencitainya para rasul, mengagumkannya, serta memujinya karena mereka adalah
para rasul ‫ ﷲ‬dan karena mereka hanya menyembah ‫ﷲ‬, menyampaikan risalahnya,
dan menasihatinya.
Orang-orang yang menyimpang dari kebenaran mendustakan para rasul dengan
menganggap bahwa para rasul ‫ ﷲ‬bukan manusia.7
6
Afif Muhammad,et.al., tauhid, dunia ilmu , bandung, 1986,hlm53-55
7
Rosihin anwar,akidah akhalak,(bandung:CV Pustaka Setia, 2014)h.162-171

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

14
Iman kepada rasul rasul-rasul Allah merupakan rukun iman ke-empat mayakini
dengan sepenuh hati bahwa rasul adalah orang-orang yang telah dipillih oleh ‫ ﷲ‬untuk
menerima wahyu. Ayat tentang perintah beriman kepada rasul:adalah

‫َيا َأُّيَها اَّلِذيَن آَمُنوا آِم ُنوا ِبالَّلِه َو َر ُسوِلِه َو اْل ِك َتاِب اَّلِذ ي َنَّزَل َع َلٰى َر ُسوِلِه َو اْل ِك َتاِب اَّلِذ ي َأْن َز َل ِمْن َقْب ُلۚ َو َمْن َيْك ُف ْر‬
‫ِبالَّلِه َو َم اَل ِئَك ِتِه َو ُك ُتِبِه َو ُر ُسِلِه َو اْل َيْو ِم اآْل ِخ ِر َفَقْد َض َّل َض اَل اًل َبِع يًدا‬

Artinya:

“wahai ornag-ornag yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan


rasulnya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasulnya, serrta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikatnya, kitab-kitabnya, rasul-rasulnya dab hari kemudian,
maka sesungguhnya orabg itu telah sesat sejauh-jauhnya.”

(Q.S.An-Nisa’;136)

Yang merupakan aqidah kaum muslimin bahwa tidak ada yang mengetahui jumlah
dan rasul secara pasti selain ‫ ﷲ‬yang telah mengabarkan kepada kita sebagian dari nama-
nama mereka, sehingga kita harus mengimani akan adanya nabi-nabi tersebut secara
rinci. Sedangkan nabi-nabi yang tidak ‫ ﷲ‬khabarjan kepada kita, maka kita wajib beriman
kepada mereka secara global. Merupakan suatu akidah yang asasi bahwa tidak boleh
menetapkan jenjang kenabian kepada seorangpun kecuali dengan dalil yang shohih dan
tegas.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah zakiy al-kaaf dan maman abdul djaliel, mutiara ilmu tauhid, pustaka setia,
bandung, 1999, hlm 141.
Afif Muhammad,et.al., tauhid, dunia ilmu , bandung, 1986,hlm53-55

15
http.//www.geocities.com/
http://muslimah.or.id/

Rosihin anwar,akidah akhalak,(bandung:CV Pustaka

Syekh ibn abdul wahhab menggunakan definisi ini dalam ushulutsalatsah dan kasfu syubhat,
begitu pula syekh Muhammad ibn sholeh al-ustamani

16

Anda mungkin juga menyukai