Anda di halaman 1dari 14

TAREKAT DI INDONESIA

Disusum Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak dan Tasawuf


Dosen pengampu : Riyadi M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 12:


1. Arjun Fahrozi (2251020197)
2. Joko Suprianto (2251020077)
3. Nadia Damayanti (2251020101)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah Akhlak dan
tasawuf. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Bandar Lampung, 25 Februari 2023

Penyusun

Kelompok 12

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1. Latar Belakang......................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
3. Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................3
1. Macam-macam Tarekat di Indonesia....................................................................................3
2. Tokoh Tarekat di Indonesia..................................................................................................5
3. Ajaran-ajaran Tarekat...........................................................................................................7
BAB III PENUTUP......................................................................................................................10
Kesimpulan................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Secara etimologi, kata tarekat berasal dari bahasa arab “Thoriqoh” yang artinya jalan,
metode, madzhab atau aliran, dan keadaan. Muncullah dua cabang dari pengertian tersebut,
yaitu: pertama, metode atau cara religius (baik akhlak maupun jiwa) bagi mereka yang ingin
menempuh jalan kesufian (abad ke 9 sampai 10 M). kedua, suatu organisasi atau gerakan
kompleks yang memberikan pelatihan-pelatihan rohani dan jasmani kepada para penganutnya
(abad ke 11 M).1

Pada definisi pertama tersebut, istilah tarekat masih bersifat teoritis, yang artinya tarekat
itu digunakan sebagai pedoman untuk memperdalam syari’at menuju hakikat melalui tingkat-
tingkat pendidikan tertentu (biasanya disebut maqamat dan ahwal). Sedangkan pada definisi
kedua, tarekat merupakan suatu kelompok atau institusi yang didirikan menurut aturan dan
perjanjian tertentu, yang mana kelompok-kelompok ini hanya fokus kepada praktek ibadah
dan zikir secara kolektif (bersama-sama) yang diikat oleh aturan-aturan tertentu pula. 2

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa substansi dari tarekat itu sendiri adalah
pendekatan diri kepada Allah Swt yang implementasinya lewat zikir dan ibadah yang banyak.
Dengan demikian, untuk mencapai ma’rifat perlu adanya tarekat, yang tarekat tersebut harus
berbasis pada syari’at. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw: “Syari’at adalah
perkataanku, tarekat adalah perbuatanku, hakikat adalah keadaan (batin)-ku, dan ma’rifat
adalah pangkal harta (modal)-ku.

2. Rumusan Masalah
1) Apa saja macam-macam tarekat di Indonesia?
2) Siapa saja tokoh-tokoh tarekat?
3) Bagaimana ajaran-ajaran dari tarekat?
1
Rahmawati, “Tarekat dan Perkembangannya”. Jurnal Al-Munzir. Vol 7. No 1. Mei 2014. hlm 85
2
Rahmawati, “Tarekat dan Perkembangannya”. Jurnal Al-Munzir. Vol 7. No 1. Mei 2014. hlm 86
3. Tujuan Penulisan
1) Mengetahui dan mengerti macam-macam tarekat di Indonesia
2) Mengetahui tokoh-tokoh tarekat
3) Mengetahui ajaran-ajaran dari tarekat

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Macam-macam Tarekat di Indonesia


 Tarekat Naqsabandiyah
Pendiri Thoriqoh Naqsabandiyah ialah Muhammad bin Baha’uddin Al-
Huwaisi Al Bukhari (717-791 H). Ulama sufi yang lahir di desa Hinduwan
kemudian terkenal dengan Arifan. Pendiri Thorikoh Naqsabandiyah ini juga
dikenal dengan nama Naksyabandi yang berarti lukisan, karena ia ahli dalam
memberikan gambaran kehidupan yang ghaib-ghaib. Kata ‘Uwais’ ada pada
namanya, karena ia ada hubungan nenek dengan Uwais Al-Qarni, lalu mendapat
pendidikan kerohanian dari wali besar Abdul Khalik Al-Khujdawani yang juga
murid Uwais dan menimba ilmu Tasawuf kepada ulama yang ternama kala itu,
Muhammad Baba Al-Sammasi. Thoriqoh Naqsabandiyah mengajarkan zikir-zikir
yang sangat sederhana, namun lebih mengutamakan zikir dalam hati daripada
zikir dengan lisan.3
 Tarekat Qadariyah
Pendiri Tarekat Qadiriyah adalah Syeikh Abdul Qadir Jailani, seorang
ulama yang zahid, pengikut mazhab Hambali. Ia mempunyai sebuah sekolah
untuk melakukan suluk dan latihan-latihan kesufian di Baghdad. Pengembangan
dan penyebaran Tarekat ini didukung oleh anak-anaknya antara lain Ibrahim dan
Abdul Salam. Thoriqoh Qodariyah berpengaruh luas di dunia timur. Pengaruh
pendirinya ini sangat banyak meresap di hati masyarakat yang dituturkan lewat
bacaan manaqib. Tujuan dari bacaan manaqib adalah untuk mendapatkan berkah,
karena abdul Qadir jailani terkenal dengan keramatnya.
 Tarekat Sadziliyah
Pendiri Tarekat Sadziliyah adalah Abdul Hasan Ali Asy-Syazili, seorang
ulama dan sufi besar. Menurut silsilahnya, ia masih keturunan Hasan, putra Ali
bin Abi Thalib dan Fatimah binti Rasulullah SAW. Ia dilahirkan pada 573 H di

3
Van Bruinessen, Martin. "Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia." Bandung. Mizan

3
suatu desa kecil di kawasan Maghribi. Ali Syazili terkenal sangat saleh dan alim,
tutur katanya enak didengar dan mengandung kedalaman makna.
 Tarekat Rifaiyah
Pendirinya Tarikat Rifaiyah adalah Abul Abbas Ahmad bin Ali Ar-Rifai.
Ia lahir di Qaryah Hasan, dekat Basrah pada tahun 500 H (1106 M), sedangkan
sumber lain mengatakan ia lahir pada tahun 512 H (1118 M). Sewaktu Ahmad
berusia tujuh tahun, ayahnya meninggal dunia. Ia lalu diasuh pamannya, Mansur
Al-Batha’ihi, seorang syeikh Trarekat. Ciri khas Tarekat Rifaiyah ini adalah
pelaksanaan zikirnya yang dilakukan bersama-sama diiringi oleh suara gendang
yang bertalu-talu. Zikir tersebut dilakukannya sampai mencapai suatu keadaan
dimana mereka dapat melakukan perbuatan-perbuatan yang menakjubkan, antara
lain berguling-guling dalam bara api, namun tidak terbakar sedikit pun dan tidak
mempan oleh senjata tajam.

 Tarekat Khalawatiyah
Tarikat Khalawatiyah ialah suatu cabang dari tarikat Suhrawadiyah yang
didirikan di Bagdad oleh Abdul Qadir Suhrawardi dan Umar Suhrawardi, yang
tiap kali menamakan dirinya golongan Siddiqiyah, karena mereka menganggap
dirinya berasal dari keturunan Khalifah Abu Bakar. Bidang usahanya yang
terbesar terdapat di Afghanistan dan India. Memang keluarga Suhrawardi ini
termasuk keluarga Sufi yang ternama. Abdul Futuh Suhrawardi terkenal dengan
nama Syeikh Maqtul atau seorang tokoh sufi yang oelh kawan-kawannya diberi
gelar ulama, dilahirkan di Zinjan, dekat Irak pada tahun 549 H.

 Tarekat Khalidiyah
Cabang Naqsabandiyah di Turkestan mengaku berasal dari tarekat
Thaifuriyah dan cabang-cabang yang lain terdapat di Cina, Kazan, Turki, India,
dan Jawa. Disebutkan dalam sejarah, bahwa tarekat itu didirikan oleh Bahauddin
1334 M. Dalam pada itu ada suatu cabang Naqsabandiyah di Turki, yang berdiri
dalam abad ke XIX, bernama Khalidiyah. Menurut sebuah kitab dari Baharmawi
Umar, dikatakan, bahwa pokok-pokok tarekat Khalidiyah Dhiya’iyah Majjiyah,

4
diletakkan oleh Syeikh Sulaiman Zuhdi Al-Khalidi, yang lama bertempat tinggal
di Mekkah.

 Tarekat Sammaniyah
Nama tarikat ini diambil daripada nama seorang guru tasawwuf yang
masyhur, disebut Muhammad Samman, seorang guru terikat yang ternama di
Madinah, pengajarannya banyak dikunjungi orang-orang Indonesia di antaranya
berasal dari Aceh, dan oleh karena itu terikatnya itu banyak tersiar di Aceh, bisa
disebut terekat sammaniyah.4

 Tarekat Al-Haddad
Sayyid Abdullah bin Alwi Muhammad Al-Haddad dianggap salah seorang
qutub dan arifin dalam ilmu Tasawuf. Banyak ia mengarang kitab-kitab mengenai
ilmu tasawuf dalam segala bidang, dalam aqidah, tarekat, dsb. Bukan saja dalam
ilmu tasawuf, tetapi juga dalam ilmu-ilmu yang lain banyak ia mengarang kitab.
Kitabnya yang bernama: “Nasa’ihud Diniyah”, sampai sekarang merupakan kitab-
kitab yang dianggap penting. Muraqabah termasuk wasiat Al-Haddad yang
penting.

 Tarekat Tijaniyah
Salah satu terekat yang terdapat di Indonesia di samping tarekat-tarekat
yang lain ialah tarekat Tijaniyah. Dalam tahun beberapa rekat ini masuk ke
Indonesia tidak diketahui orang-orang secara pasti, tetapi sejak tahun 1928 mulai
terdengar adanya gerakan ini di Cirebon. Seorang Arab yang tinggal di
Tasikmalaya, bernama Ali bin Abdullah At-Tayib Al-Azhari, berasal dari
Madinah, menulis sebuah kitab yang berjudul “Kitab Munayatul Murid”
(Tasikmalaya, 1928 M), berisi beberapa petunjuk mengenai hakikat ini, dan kitab
itu terdapat tersebar luas di Cirebon khususnya, dan di Jawa barat umumnya.5

2. Tokoh Tarekat di Indonesia


a) Hamzah Al-Fansuri ( W. 1016 H )

4
Kholid, A. I.. Menuju Tuhan melalui Tarekat (Kajian tentang Pemikiran Tasawuf),hlm 136
5
Kholid, A. I.. Menuju Tuhan melalui Tarekat (Kajian tentang Pemikiran Tasawuf),hlm 139

5
Syech Hamzah Al-Fansuri adalah seorang pujangga islam yang sangat
populer di zamannya sehingga namanya menghiasi lembaran-lembaran
kesusatraan Melayu dan Indonesia. Dalam buku-buku sejarah mengenai Aceh,
namanya selalu di uraikan dengan panjang lebar. Hampir semua penulis islam
mencatat bahwa Syech Hamzah Al-Fansuri dan muridnya Syech Syamsuddin As-
Sumatrani termasuk tokoh sufi yang sepaham dengan Al-Hallaj. Meskipun
keberadaan Al-Fansuri diyakini para ahli yakni berasal dari Aceh, namun tahun
dan tempat kelahirannya hingga sekarang masih belum diketahui6
b) Syech Abdur Rauf As-Sinkili ( 1024-1105 H)
Abdur Rauf As-Sinkili adalah seorang ulama dan mufti besar kerajaan
aceh pada abad ke-17. Nama lengkapnya adalah Syekh Abdur Rauf bin ‘Ali
Fansuri. As-Sinkili mempunyai banyak murid, diantaranya adalah Syekh
Burhanuddin Ulakan ( W. 1111 H) yang aktif mengembangkan Tarekat
Syathariyah.
c) Syekh Yusuf Al-Makasari ( 1036-1111 H)
Syekh Yusuf Al-Makasari adalah seorang tokoh sufi agung yang berasal dari
Sulawesi. Ia dilahirkan pada tanggal 8 syawal 1036 H Yang berarti tidak lama
setelah kedatangan tiga orang penyebar islam ke Sulawesi. Yaitu Datuk RI
Bandang dan kawan-kawanya dari Minangkabau. Dalam salah satu karangannya
ia menulis ujung namanya dengan bahasa arab “Al-Makasari” yang mungkin
maksudnya disini adalah Makasar, nama daerah di Sulawesi Selatan. Naluri Fitrah
pribadi Syekh Yusuf sejak kecil telah menampakkan diri akan cinta kepada
keislaman.
d) Syekh Nuruddin Ar-Raniry
Nama lengkapnya ialah Nuruddin Muhammad bin Ali bin Hasani bin
Muhammad Hamid ar-Raniry al-Quraisyi asy-Syafi’ie. Ia wafat pada 22 Zulhijjah
1069 H/21 September 1658 M di kota kelahirannya di Kota Pelabuhan Ranir
(Rander) Gujarat India. Sayang, tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti.

6
Rosihon Anwar., Akhlak Tasawuf, 2010, CV Pustaka Setia: Bandung, hlm 340

6
Ia seorang ulama besar, penulis, ahli fikir di India yang merantau dan menetap di
Aceh. Ia lahir sekitar pertengahan ke dua abad ke-16. Pendidikan awalnya dalam
masalah keagamaan ia peroleh di tempat kelahirannya sendiri.
Kemudian ia melanjutkan pendidikan ke Tarim, Yaman. Tarim adalah
pusat studi ilmu agama pada masa itu. Setelah menunaikan ibadah haji dan ziarah
ke makam Nabi saw. pada 1621 M (1030 H), ia kembali ke India.
e) Syekh Syamsuddin As-Sumatrani
Ia adalah tokoh ulama besar dan pengarang kenamaan di Aceh. Nama
lengkapnya ialah Syekh Syamsuddin bin Abdillah As-Sumatrani. Sering juga
disebut Syamsuddin Pasai. Dia adalah ulama besar yang hidup di Aceh pada
beberapa dasa warsa (sepuluh tahun) terakhir abad ke-16 dan tiga dasa warsa
pertama abad ke-17.

3. Ajaran-ajaran Tarekat
 Istighfar
Yaitu meminta ampun kepada Allah dari segala dosa atau maksiat yang telah
diperbuat seseorang dan berpaling dari perbuatan itu.
 Shalawat Nabi.
Setelah seorang salik membersihkan diri dan menyucikan jiwanya
melalui istighfar maka kemudian mengisi jiwanya dengan membaca shalawat
kepada Nabi Muhammad Saw.
 Dzikir.
Yaitu amalan khas yang harus ada dalam setiap tarekat. Dzikir
dalam tarekat yakni mengingat dan menyebut nama Allah, baik secara lisan (jahr)
maupun secara batin (sirri atau khafiy) baik dengan perkataan ataupun dengan
perbuatan.
 Muraqabah.
Yaitu kontemplasi seseorang duduk mengheningkan cipta dengan penuh
kesungguhan hati, dengan penghayatan bahwa dirinya seolah-olah berhadapan
dengan Allah, meyakinkan hati bahwa Allah senantiasa mengawasi dan
memperhatikan segala perbuatannya.

7
 Wasilah.
Atau bisa disebut Tawassul ini adalah segala sesuatu yang dengannya
daoat mendekatkan diri pada yang lain. Wasilah dalam tarekat yaitu upaya yang
dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah atau cara yang dilakukan agar
pendekatan diri kepada Allah dapat segera berhasil (QS. Al-Maidah: 35).
 Rabithah.
Yaitu menghubungkan rohaniah seorang murid kepada guru mursyidnya.
 Suluk dan Uzlah.
Suluk yaitu suatu perjalanan menuju Tuhan yang dilakukan dengan
bediam diri di pondok atau zawiyah. Suluk biasanya diisi dengan aktivitas ibadah
seperti puasa sunnah, membaca aurad atau dzikir tarekat, amal saleh dan lain-lain.
Adapun uzlah atau khalwat yaitu mengasingkan diri dari hiruk pikuk urusan
duniawi.7
 Zuhud dan Wara’.
Kedua perilaku sufistik ini akan sangat mendukung upaya Tazkiyatun
Nafs dan Tasfiyatul Qalb, karena zuhud adalah tidak adanya ketergantungan hati
pada harta dan hal-hal yang bersifat dunia lainnya. Namun, bukan berarti harus
meninggalkan dunia atau anti terhadap dunia.
Sedangkan wara’ adalah sikap hidup selektif dengan meninggalkan dosa
kecil. Orang yang berperilaku demikian tidak berbuat sesuatu, kecuali benar-
benar halal dan benar benar dibutuhkan. Sikap rakus terhadap harta banyak
berbuat yang tidak baik, memakan yang tidak jelas status halal haramnya
(syubhat), dan berkata sia-sia akan mengotori jiwa serta menjauhkan diri dari
Allah.
 Wirid.
Yaitu suatu amalan yang hampir dilaksanakan secara terus-menerus
(istiqamah) pada waktu-waktu tertentu dan dengan jumlah bilangan tertentu juga,
seperti setiap selesai mengerjakan shalat lima waktu, atau waktu tertentu lainnya.
 Hizib.

7
Mulyati, S. Mengenal dan memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di Indonesia (2011) hal 187

8
Secara bahasa berarti tentara atau pasukan. Hizib yaitu kumpulan doa
khusus yang sudah sangat populer di kalangan masyarakat Islam khususnya di
pesantren. Hizib adalah suatu doa yang cukup panjang, dengan lirik dan bahasa
yang indah yang disusun seorang ulama besar.
 Khataman atau Khususiyah.
Khataman adalah amalan khusus yang harus dilakukan pengikut tarekat
tertentu sebagai sebuah organisasi (jam’iyyah) secara kolektif (jama’ah).
 Ataqah atau Fida’.
Yaitu artinya penebusan. Sedangkan dalam tradisi tarekat, ataqah atau
fida’ adalah penebusan diri yang dilaksanakan dalam rangka membersihkan jiwa
dari kotoran atau penyakit-penyakit jiwa. Bahkan cara ini dikerjakan se bagian
tarekat sebagai penebus harga surga, atau penebusan pengaruh jiwa yang tidak
baik, menghilangkan dorongan emosi dan tabiat kebinatangan.
 Istighatsah.
Sebenarnya berarti mohon pertolongan kepada Allah agar mencapai
kemenangan dalam menghadapi musuh musuh-Nya. Esensi istighatsah adalah
berdoa, tetapi biasanya yang dimaksud dengan istighatsah adalah doa bersama
yang tidak mempergunakan kalimat-kalimat doa secara langsung, tetapi
mempergunakan bacaan-bacaan ratib tertentu.
 Manaqib.
Manaqib sebenarnya adalah biografi seorang sufi besar atau kekasih Allah
(wali Allah), seperti Syaikh Abdul Qadir Al Jilani, atau Syaikh Baha’uddin An-
Naqsyabandi yang diyakini para pengikut tarekat memiliki kekuatan spiritual
(barakah). Amalan manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani bahkan bisa lebih
populer dari pada Tarekat Qadiriyah sendiri.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tarekat adalah sebuah jalan mistik yang dilalui oleh para sufi yang berfaham tasawuf.
Masuknya tarekat ke Indonesia dibawa oleh para sufi yang bertugas untuk menyebarkan dan
mengajarakan sebuah tarekat.

Sejarah pertumbuhan tarekat di Indonesia telah dimulai sejak abad ke-3 dan ke-4 H,
namun perkembangan dan kemajuannya terjadi pada abad ke-6 dan ke-7 H. Tarekat telah dikenal
di dunia Islam terutama di abad ke 12/13 M (6/7 H) dengan hadirnya tarekat Qadiriyah yang
didasarkan pada sang pendiri Abd Qadir al-Jailani (1077-1166 M). Karena Indonesia yang
terletak di antara dua benua dan dua samudra, yang memungkinkan terjadinya perubahan sejarah
yang sangat cepat.

Keterbukaan masyarakat menjadikan pengaruh luar yang masuk tidak dapat dihindari.
Pengaruh dari luar pun diserap dan kemudian disesuaikan dengan budaya yang dimiliki, maka
lahirlah islam dalam bentuk baru yang khas Indonesia. Dan tidak adanya bukti-bukti yang
kontekstual sehingga penyebaran tarekat di Indonesia juga ada hubungannya dengan masuknya
Islam di Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Rosidin. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung. CV Pustaka Setia.

Kholid, A. I.2015. Menuju Tuhan melalui Tarekat (Kajian tentang Pemikiran Tasawuf)

Mulyati, S. 2011. Mengenal dan memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di Indonesia.

Rahmawati. 2014 “Tarekat dan Perkembangannya”. Jakarta . Jurnal Al-Munzir. Vol 7

Van Bruinessen, M. 2012. Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia. Bandung: Mizan.

11

Anda mungkin juga menyukai