Anda di halaman 1dari 12

PERLINDUNGAN KONSUMEN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Bisnis


Dosen pengampu : Ervina Ahsanti, S.S.,S.H.,M.H.

Disusun oleh : Kelompok 6


1. Agnisha Yolanda (2251020181)
2. Defina (2251020029)
3. Fajar Kurniawan (2251020221)
4. Nadia Damayanti (2251020101)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,
dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah Hukum Bisnis.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan
pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Bandar Lampung, 8 Maret 2023

Penyusun

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

1. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1

2. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2

3. Tujuan Penulisan .................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3

1. Pengertian Perlindungan Konsumen ...................................................................................... 3

2. Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Konsumen .................................................................. 4

3. Asas dan Tujuan Perlindungan Hukum Konsumen ............................................................... 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 8

1. Kesimpulan ............................................................................................................................ 8

2. Saran ...................................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perlindungan konsumen pada saat ini tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
perdagangan. Dalam kegiatan perdagangan ini diharapkan menimbulkan keseimbangan hak
dan kewajiban antara pelaku usaha dan konsumen. Di Indonesia saat ini perlindungan
konsumen mendapat perhatian yang cukup baik karena menyangkut aturan untuk menciptakan
kesejahteraan. Dengan adanya keseimbangan antara pelaku usaha dan konsumen dapat
menciptakan rakyat yang sejahtera dan makmur.

Negeri-negeri yang sekarang ini disebut negara-negara maju telah menempuh


pembangunannya melalui tiga tingkat: unifikasi, industrialisasi, dan negara kesejahteraan.
Pada tingkat yang pertama yang menjadi masalah berat adalah bagaimana mencapai integritas
politik untuk menciptakan persatuan dan kesatuan nasional. Tingkat kedua perjuangan untuk
pembangunan ekonomi dan modernisasi politik. Akhirya pada tingkat ketiga tugas negara
yang utama adalah melindungi rakyat dari sisi negatif industrialisasi, membetulkan kesalahan-
kesalahan pada tahap sebelumnya dengan menekankan kesejahteraan masyarakat. 1

Untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen maka perlu ditingkatkan


kesadaran, pengetahuan, kepedulian, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri serta menumbuh kembangkan sikap pelaku usaha yang bertanggungjawab.
Kewajiban untuk menjamin keamanan suatu produk agar tidak menimbulkan kerugian bagi
konsumen dibebankan kepada pelaku usaha dan produsen, karena pihak pelaku usaha dan
produsen yang mengetahui komposisi dan masalah-masalah yang menyangkut keamanan
suatu produk tertentu.2

1
Erman Rajagukguk, makalah “Pentingnya Hukum Perlindungn Konsumen Dalam Era Perdagangan
Bebas”, dalam buku Hukum Perlindungan Konsumen, penyunting Husni Syawali dan Neni Sri Imaniyati, (Bandung:
Mandar Maju, 2000), hlm. 1
2
repository.usu.ac.id, Tinjauan Yuridis terhadap Perlindungan Konsumen atas beredarnya makanan yang
kadaluwarsa, hlm.3

1
2. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud perlindungan konsumen?
b) Apa saja prinsip-prinsip dari perlindungan konsumen?
c) Apa saja asas dan tujuan dari perlindungan konsumen?

3. Tujuan Penulisan
a) Mengetahui pengertian dari perlindungan konsumen
b) Mengetahui prinsip-prinsip dari perlindungan konsumen
c) Mengetahui asas-asas dari perlindungan konsumen

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Perlindungan Konsumen


Perlindungan Konsumen adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan
perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri terhadap permasalahan-permasalahan yang merugikan konsumen itu
sendiri. Tujuan hukum adalah untuk mewujudkan keadilan konsumen.

Menurut Az. Nasution hukum perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas


dan kaidah yang mengatur dan melindungi konsumen antara penyedia dan penggunanya
dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat.3

Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa,


perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum
untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Artinya perlindungan konsumen
merupakan perangkat hukum yang diciptakan oleh lembaga pemerintah untuk memberikan
perlindungan hukum dan jaminan kepastian hukum bagi para konsumen dari berbagai
sengketa ataupun permasalahan karena merasa dirugikan oleh para pelaku usaha.4

Perlindungan konsumen mempunyai cakupan yang luas, meliputi perlindungan


konsumen terhadap barang dan jasa, yang berawal dari tahap kegiatan mendapatkan
barang dan jasa hingga sampai akibat-akibat dari pemakaian barang atau jasa tersebut.

Cakupan perlindungan konsumen itu dapat dibedakan menjadi dua aspek, yaitu5:

a. Perlindungan terhadap kemungkinan barang yang diserahkan kepada konsumen tidak


sesuai dengan apa yang telah disepakati.

b. Perlindungan terhadap diberlakukannnya syarat-syarat yang tidak adil kepada konsumen

3
Shofie, Yusuf. "Jaminan atas Produk Halal dari Sudut Pandang Hukum Perlindungan Konsumen." Journal
of Islamic Law Studies 1.1 (2018): hlm 28-69.
4
Rahmayanti, Anik. "Perlindungan Konsumen Terhadap Informasi Yang Tidak Sesuai Dengan Promosi
Periklanan." Journal of Law (Jurnal Ilmu Hukum) 7.1 (2021): hlm 171-185..
5
Adrianus Meliala, Praktik Bisnis Curang, (Jakarta; Pustaka Sinar Harapan, 1993), hlm. 152.

3
Keinginan yang hendak dicapai dalam perlindungan konsumen ini adalah untuk
menciptakan rasa aman bagi konsumen dalam menggunakan setiap barang/atau jasa yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa semua
norma perlindungan konsumen dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen memiliki
sanksi pidana yang berarti bahwa segala upaya dalam hukum perlindungan konsumen
tidak hanya dapat berlaku secara preventif tetapi juga dapat berlaku represif. Oleh karena
itu perlindungan hukum bagi konsumen adalah suatu masalah yang besar, dengan
persaingan global yang terus berkembang.
Dalam pertimbangan aktualisasinya, perlindungan konsumen perlu ditegakkan
pada sebuah pemerintahan berdasarkan rumusan situasi yang sedang dan akan berkembang
terhadap nasib masyarakat konsumen. Pertimbangan ini biasanya ditempuh dengan
memperhatikan 6:
a. Tingkat pembangunan masing-masing negara
b. Pertumbuhan industri dan teknologi
c. Filosofi dan kebijakan pembangunan.
Tumbuhnya kesadaran negara untuk memberikan perlindungan bagi konsumen
yang berada pada posisi tawar menawar yang lemah dimulai dengan memikirkan
kebijakan.

2. Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Konsumen


Ada beberapa prinsip yang berangkat dari doktrin dan teori yang muncul dalam hubungan
hukum anatara konsumen dan pelaku usaha sebagaimana dikemukakan oleh Shidarta sebagai
berikut7:

a. Prinsip let the buyer beware (caveat emptor)

Pelaku usaha dan konsumen merupakan dua pihak yang sangat seimbang sehingga
tidak perlu ada proteksi apapun bagi konsumen. Konsumen tidak mendapat akses
informasi yang sama terhadap barang atau jasa yang dikonsumsinya, jika mengalami
kerugian pelaku usaha dapat dengan ringan dan berdalih, semua itu kelalaian konsumen.

6
Aman Sinaga, Tata Hukum di Indonesia, (Jakarta; Ghalia Indonesia,1993), hlm. 34.
7
Ahmadi Miru, Prinsip-prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia,(Surabaya; PT Raja
Grafindo Persada, 2000), hlm. 160.

4
b. Prinsip the due care theory

Pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk berhati-hati dalam memasyarakatkan


produk, baik barang maupun jasa jika kewajibanya sudah dilaksanakan maka untuk
mempersalahkan pelaku usaha konsumen harus membuktikan bahwa pelaku usaha yang
disalahkan tersebut melanggar prinsip kehati-hatian.

c. Prinsip the privity of contract

Pelaku usaha memiliki kewajiban untuk melindungi konsumen tetapi hal tersebut
baru dapat terlaksana setelah kedua belah pihak terlibat hubungan kontraktual. Pelaku
usaha tidak dapat dipersalahkan atas hal-hal di luar yang telah disepakati. Konsekuensi
bagi konsumen mereka hanya dapat menggugat berdasarkan wanprestasi.

d. Prinsip kontrak bukan syarat

Prinsip ini menghendaki kontrak bukan lagi merupakan syarat untuk menetapkan
eksistensi suatu hubungan hukum. Meskipun ada pandangan yang menyatakan prinsip
kontrak bukan syarat hanya berlaku untuk transaksi berupa barang, sebaliknya kontrak
selalu dipersyaratkan untuk transaksi konsumen dibidang jasa.

3. Asas dan Tujuan Perlindungan Hukum Konsumen


Pasal 2 Undang-Undang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa perlindungan
hukum bagi konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasarkan lima asas,
yaitu:

a) Asas Manfaat
Asas manfaat ini dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya
yang dilakukan dalam penyelenggaraan penyelesaian permsalahan perlindungan
konsumen harus memberikan manfaat sebesarbesarnya bagi konsumen dan pelaku
usaha secara keseluruhan, sehingga tidak akan ada pihak yang merasakan adanya
diskriminasi. Dengan artian asas ini tidak menghendaki penegakan perlindungan
konsumen menempatkan salah satu pihak.

5
b) Asas Keadilan
Asas keadilan ini menghendaki bahwa dalam pengaturan dan penegakan
hukum perlindungan konsumen dapat berlaku adil dan seimbang dalam perolehan
mendapatkan hak-haknya baik bagi konsumen maupun bagi pelaku usaha, oleh
karena itulah UUPK telah mengatur secara jelas mengenai hak dan kewajiban yang
dimiliki konsumen maupun pelaku usaha.
c) Asas Keseimbangan
Asas keseimbangan ini memberikan keseimbangan antara kepentingan
konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah. Kepentingan tersebut harus diatur dan
diwujudkan secara seimbang sesuai dengan hak dan kewajibannya masing-masing
agar dapat memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan serta penegakan
hukum terhadap perlindungan konsumen. Dengan asas ini salah satu pihak tidak
akan mendapatkan perlindungan hukum yang lebih besar.
d) Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen
Asas ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan
keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemanfaatan, pemakaian
barang atau jasa yang dikonsumsinya, sehingga barang atau jasa yang
dikonsumsinya tidak mengancam keselamatan jiwa konsumen maupun harta
bendanya.
e) Asas kepastian hukum
Negara menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan perlindungan
konsumen. Oleh karena itu baik konsumen maupun pelaku usaha diwajibkan
mentaati setiap pengaturan mengenai hak dan kewajiban yang terkandung dalam
Undang-Undang Perlindungan Konsumen ini dalam pergaulan hidup masyarakat
dan kehidupan sehari-hari.
Melalui kelima asas tersebut, terdapat komitmen untuk mewujudkan tujuan
perlindungan bagi konsumen sesuai Pasal 3 Undang-Undang Perlindungan
Konsumen, yaitu: 8
a) Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri.

8
Az. Nasution Perlindungan Hukum Konsumen, (Jakarta; Grasindo,2001), hlm. 24.

6
b) Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkanya dari
akses negatif pemakaian barang atau jasa.
c) Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan
menuntut hak-haknya sebagai konsumen.
d) Menciptakan system perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian
hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi.
e) Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan hukum
bagi konsumen, sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha.
Tujuan dari penyelenggaraan, pembinaan, pengembangan dan pengaturan
perlindungan hukum bagi konsumen adalah untuk meningkatkan martabat dan
kesadaran konsumen serta secara tidak langsung mendorong pelaku usaha dalam
menjakankan kegiatan usaha dengan adanya rasa tanggung jawab.

7
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kepentingan konsumen yang sering kali diabaikan dan hak konsumen yang
berpotensi dilanggar oleh pelaku usaha,menjadi indikasi diperlukan peran negara untuk
ambil andil dalam upaya perlindungan konsumen. Perlindungan konsumen adalah segala
upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
konsumen. Salah satu upaya untuk menciptakan perlindungan hak-hak konsumen adalah
melalui upaya pengaturan hukum tentang hak,kewajiban dan larangan dan hal lainnya
yang berkaitan dengan hubungan hukum dan ekonomi antara konsumen dan pelaku usaha.

2. Saran
Mungkin inilah yang dapat disampaikan pada penulis makalah meskipum
penulisan ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan dari penulisan
kelompok kami,karena kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa. Kami juga
membutuhkan saran dan kritikan agar bisa menjdi motivasi untuk masa depan yang lebih
baik daripada masa sebelumnya. Kami juga berterimakasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Hukum Bisnis yang telah memberi kami tugas kelompok demi menambah wawasan
kami.

8
DAFTAR PUSTAKA

Meliala Adrianus. 1993. Praktik Bisnis Curang. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.

Miru Ahmadi. 2000. Prinsip-prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia,


Surabaya. PT Raja Grafindo Persada.

Nasution Az. 2001. Perlindungan Hukum Konsumen. Jakarta. Grasindo.

Rahmayanti, A. 2021. Perlindungan Konsumen Terhadap Informasi Yang Tidak Sesuai Dengan
Promosi Periklanan. Journal of Law (Jurnal Ilmu Hukum).

Rajagukguk, E. 2000. Pentingnya Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Era Perdagangan


Bebas,(Makalah) Dalam Erman Rajagukguk, dkk, Hukum Perlindungan Konsumen.

repository.usu.ac.id .2014 . Tinjauan Yuridis terhadap Perlindungan Konsumen atas beredarnya


makanan yang kadaluwarsa.

Shofie,Y. 2018. Jaminan atas Produk Halal dari Sudut Pandang Hukum Perlindungan
Konsumen. Journal of Islamic Law Studies.

Sinaga Aman .1993. Tata Hukum di Indonesia. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai