Revisi Patricia
Revisi Patricia
Nama saya Patrisia Belan Donue Barek Kelen biasa disapa Sindy atau Indy.
Lahir di Larantuka Flores Timur pada tanggal 22 Februari 1998. Saya anak pertama
dari tiga bersaudara. Ayah saya seorang petani tradisonal dan ibu seorang PNS bidan
di Pusekesmas Lewolaga. Lahir dan dibesarkan dari keluarga berlatar belakang petani
tidak membuat saya menjadi kecil hati untuk berani bercita-cita tinggi, melainkan
menjadi motivasi untuk bersemangat dalam belajar dan berjuang meraih itu.
Selama menempuh pendidikan jenjang sarjana banyak proses belajar yang saya alami
dari berbagai pengalan hidup.
Salah satu pengalaman yaitu saya pernah dipercayakan sebagai asisten dosen untuk
memberikan asistensi praktikum dalam mata kuliah Survei Tanah dan Evaluasi lahan.
Lebih dari pada itu saya juga ikut mendampingi mahasiswa dalam praktikum di
laboratorium maupun praktek di lapangan. Dari pengalaman ini saya belajar untuk
berbagi ilmu dengan orang lain.
Selain aktivitas akademik, saya juga aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan, dari
sana saya belajar banyak hal mulai dari manajemen waktu, manajemen kegiatan,
berkomunikasi, team work, bernegosiasi, membangun relasi dengan orang lain
sampai bagaimana caranya bekerja dibawah tekanan yang mendesak.
Dari semua proses ini alhasil saya pernah dipercayakan sebagai Sekretaris Umum
KMK St. Arnoldus Janssen FAPERTA-UNDANA periode 2019-2020 dengan
tanggung jawab membuat laporan setiap kegiatan di satu periode kepengurusan dan
membuat kalender program kerja selama satu tahun.
Ketua bidang pendidikan dan perguruan Tinggi di organisasi pemuda API Reinha
Rosari, ketua divisi Jurnalistik di komunitas Backpaker Teaching. Banyak aktivitas
keorganisasian yang saya dan teman-teman lakukan selama periode kepengurusan
seperti membantu masyarakat dalam kegiatan pengabdian dan pelatihan, serta
kemanusiaan dan sosial lainnya. Dengan bekal soft skill yang diperoleh saya mampu
menyeimbangkan dua aktivitas ini, dan tidak melupakan tugas pokok sebagai
mahasiswa.
Pada kegiatan magang ini saya belajar secara khusus tetang upaya manajemen lahan
pada daerah berlereng yang kemungkinan memiliki tingkat erosi yang tinggi. Bersama
dosen pembimbing magang, saya belajar menghitung indeks besarnya erosi dan
bagaimana menggunakan alat ukur yang berkaitan dengan perhitungan erosi,
menentukan jenis tanah, tenik perhitungan dan penentuan rancangan tidakan
konservasi pada lahan yang memiliki tingkat erosivitas yang tinggi.
Dari kegiatan magang ini kemudian berlanjut pada pengerjaan skipsi. Saya tertarik
untuk melakukan penelitian tetang pendugaan erosi karena daerah asal saya memiliki
lahan pertanian di daerah yang berbukit dan berlereng. Dari pengalaman perngerjaan
skipsi ini saya mengetahui bahwa persoalan pengolahan tanah terbilang kompleks
sehingga memperkuat tekad saya untuk belajar lebih dalam mengenai ilmu tanah dan
upaya konservasi lahan untuk mendukung pertanian yang produktif.
Bidang pertanian merupakan salah satu sektor yang memberikan lapangan pekerjan
terbanyak bagi masyarakat di Indonesia. Negara Indonesia memiliki wilayah yang
cukup luas untuk digunakan sebagai lahan pertanian. Demikian pula wilayah di
Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki lahan seluas 3.691.421 ha, yang terdiri
dari 3.491.130 ha lahan kering dan 200.291 ha lahan sawah (data BPS Tahun 2013).
Dari data ini, dapat diketahui bahwa pertanian lahan kering yang lebih banyak
dikelola oleh masyarakat NTT. Pertanian memberikan peluang kepada para petani
untuk membudidayakan berbagai tanaman pangan.
Tindakan ini dapat berdampak pada penurunan karbon organik dalam tanah, tanah
menjadi padat, biota tanah menjadi punah dan terjadi erosi tanah. Selain itu, sebagian
besar wilayah pertanian lahan kering di NTT didominasi wilayah berbukit dengan
kemiringan lereng 15-30 %. Keadaan ini berpotensi menyebabkan erosi tanah, yang
mana bahan organik pada permukaan tanah hanyut terbawa air hujan. Peristiwa-
peristiwa ini menyebabkan degradasi lahan, dan kualitas tanah dalam mendukung
peningkatan hasil produksi terus mengalami penurunan.
Dari persoalan ini, saya melihat bahwa untuk meningkatkan hasil produksi maka salah
satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan memperbaiki kualias tanah pada lahan
pertaniannya. Tindakan konservasi harus dilakukan, sehingga tanah sebagai sebagai
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ini dikelola dengan dengan pola
pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dari pendidikan S1 yang sudah saya lalui, saya sudah mempelajari dasar-dasar ilmu
tanah dan konservasi lahan, serta pernah melakukan penelitian tentang prediksi erosi
dan rancangan tindakan mitigasi kerusakan lahan pertanian di wilayah desa lewoingu.
Dengan melihat besarnya nilai erosi saya membuat rancangan konservasi tanah
dengan cara mekanik. Pola konservai mekanik dengan cara tradisional sudah
dilakukan sesuai dengan keadaan lahan dan kemampuan finansial petani. Namun
tidak dipungkiri bahwa usaha ini belum maksimal dalam meningkatkan kualitas tanah
pada lahan pertanian saat ini.
Pada saat menjadi petugas lapangan dalam Sensus pertanian (ST-2023) ini, saya
menemukan secara langsung keluhan dari masyarakat tani di Desa Lewoingu, bahwa
hasil produksi tanaman pangan seperti padi dan jagung cenderung mengalami
penurunan setiap tahunnya apabila dikelola pada lahan pertanian yang sama. Dari
keadaan ini sehingga memaksa petani untuk membuka lahan baru di wilayah hutan
dengan cara penebangan dan pembakaran.
Pengembangan pertanian seperti ini sudah menjadi kebiasan petani sejak dahulu, yang
kian hari semakin terasa dampak negativnya. Hal demikian perlu di rubah dengan cara
yang lebih efisien dan ramah lingkungan sehingga dapat mendorong pengembangan
pertanian berkelanjutan. Untuk pengembangan pola pertanian ini, diperlukan juga
sumber daya manusia yang memadai agar dapat memberi edukasi kepada masyarakat
tani lainya. Dengan latar belakang pendidikan sarjana pertanian, saya ingin
memperdalam ilmu dalam bidang ilmu tanah agar bisa menjadi salah seorang yang
dapat mengedukasi masyarakat terkait pola pertanian yang konservatif dan ramah
lingkungan untuk pengolahan lahan berkelanjutan.
Lebih dari pada itu Prodi magister Ilmu Tanah UGM telah melakukan beberapa
penelitian tentang konservasi lahan terpadu hal ini boleh menjadi acuan untuk solusi
terhadap persoalan konservasi lahan pertanian di NTT pada umumnya dan Flores
Timur khususnya. Hal ini sejalan dengan upaya pengembangan pertanian di NTT saat
ini.
Ketika sudah mulai kuliah nanti, saya ingin melakukan riset (tesis) tentang upaya
meningkatkan kualitas tanah dengan menggunakan bubuk aktif ubi kayu yang
berfungsi sebagai sumber energi bagi mikroorganisme dalam tanah untuk
memperbaiki sifat fisik dalam tanah sehingga sifat kimia tanah menjadi lebih tersedia
agar daya dukung tanah lebih terperbaiki secara berkelanjutan dan lestari. Yang
diharapkan, dari riset ini dapat memberikan masukan untuk masyarakat tani agar
dapat mengaplikasikan inovasi pola pertanian yang ramah lingkungan.
Selain itu saya akan berkolaborasi dengan masyarakat melalui kempok tani untuk
menentuka pola pertanian ramah lingkungan sesuai dengan potensi yang ada di
wilayah itu sendiri untuk mendukung peningkatan kualitas lahan. Selain bersama
masyrakat tentu sangat perlu untuk mebangun kordinasi bersama elemen terkait baik
dalam lingkup pemerintah maupun swasta. Hal ini perlu dilakukan untuk menjadi
pertimbangan bagi pemerintah daerah maupun nasional dalam penentuan arah
kebijakan-kebijakan dalam sektor pertanian.
Pada saat melakukan pengabdian masyarakat saya ingin menjangkau sampai pada
masyarakat tani di desa agar bisa membantu petani dalam usaha pertanian dan
memberikan edukasi tentang strategi pengelolaan pertanian yang adaptif terhadap
wilayahnya. Upaya pengabdian yang akan saya lakukan yaitu berkolaborasi dengan
suatu kelompok tani yang akan di edukasi dan disupport untuk mengembangkan lahan
pertanian yang akan dimodifikasi kondisi biofisik lahannya untuk meningkatkan
agroekosistem, salah satunya meningkatkan kualitas tanah. Dari pengembangan pola
pertanian ini, diharapkan dapat menjadikan lahan ini sebagai kebun contoh yang
kemudian dapat dikembangkan lebih luas.
Dengan adanya program beasiswa LPDP ini, memberi ruang kepada saya untuk
berkontribusi secara nyata kepada masyarakat didaerah saya, serta peluang untuk
dapat mewujudkan mimpi saya. Wilayah NTT menjadi salah satu daerah yang
tertinggal dilihat dari sektor pengembangan teknologinya, oleh karena itu kesempatan
yang di berikan oleh LPDP ini menjadi batu loncatan untu saya sebagai anak daerah
untuk berani melangkah menembus batas perbedaan agar kelak dapat membawa
harapan baru bagi masyarakat di daerah ini.