Anda di halaman 1dari 5

ESSAY KOMITMEN KEMBALI KE INDONESIA, RENCANA PASCA STUDI, DAN

RENCANA KONTRIBUSI DI INDONESIA

"Arsitektur adalah campuran kekuatan dan kepentingan yang berbahaya." – Rem Koolhaas

Kata-kata ini memiliki arti yang sangat luas dan penuh makna. Seorang arsitektur
memiliki tanggung jawab bagaimana menciptakan sesuatu yang sudah ada dan disediakan
dari alam untuk kelangsungan hidup makhluk hidup. Menurut saya, hasil desain yang
dirancang dapat berbahaya jika tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku atau menjadi
kekuatan jika sesuai dengan kaidah. Bidang ini tentu saja merupakan displin ilmu yang tidak
pasti dan banyak perspektifnya. Karya-karya dari Rem Koolhas banyak terkait dengan
Urbanisme yang melalui desainnya mengungkapkan masa depan dihadapan semua orang
Selain itu empelajari tentang arsitektur membuat saya banyak mempelajari tentang manusia
dan alam. Seperti teori arsitektur yang berjudul De architectura oleh
arsitek romawi, Vitruvius. Menurutnya, bangunan yang baik harus
memiliki firmitas (kekuatan), utilitas (kegunaan), dan venustas (keindahan). Selama
mempelajari arsitektur ada beberapa keresahan ataupun masalah yang cukup membuat saya
berpikir dan bagaimana menyelesaikannya. Masalah yang terdapat bisa terjadi pada manusia
dan alam. Maka seorang arsitek tentunya bertanggung jawab akan apapun yang didesain dan
dihadirkan.

Saya, Marchiani Rosaria Seran, seorang lulusan Fakultas Teknik Program Studi
Arsitektur di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang yang berkuliah selama 4 tahun
(2018-2022). Saya lahir di Halilulik, 26 Oktober 2001. Sejak TK sampai SMA, saya
bersekolah di Kefamenanu, tetapi ketika kuliah saya memilih merantau ke Kupang.
Walaupun jaraknya tidak terlalu jauh, tetapi ini kali pertama saya tinggal sendiri. Kehidupan
saya selama bersekolah cukup menyenangkan dan berkesan sejak dari TK hingga SMA.
Selama bersekolah saya sangat menyukai matematika, apapun yang terkait matematika selalu
membuat saya tertarik. Saya beberapa kali mengikuti kuis, cerdas cermat, atau lomba tentang
matematika. Mungkin faktor pendukung lain mengapa saya menyukai matematika adalah
karena kedua orang tua saya adalah seorang guru matematika. Seiring berjalannya waktu saya
berada di kelas 12 SMA, pertimbangan mengenai perkuliahan yang akan dilanjutkan
dibicarakan. Saya berpikir untuk tidak berkuliah lagi pelajaran Matematika. Hal ini bukan
tanpa alasan, selain semua anggota keluarga saya yang lainnya yang juga lulusan matematika,
saya ingin mencoba sesuatu yang lain tetapi tetap berkaitan dengan Matematika. Dalam
pikiran saya arsitektur adalah ilmu yang tepat, selain mengembangkan seni tetap terkait
dengan perhitungan. Keputusan saya melanjutkan pendidikan di bidang arsitektur dengan
beberapa alasan, seperti saya menyukai seni pada bangunan, melanjutkan cita-cita bapak
menjadi seorang arsitek, membantu orang disekitar saya.

Selama sekolah dan berkuliah saya memiliki beberapa pengalaman yang terhubung
satu sama lain, seperti Organisasi Pramuka pada tingkat SMP-SMA, Coaching Proposal
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) terkait pemanfaatan tanaman pangan, penelitian
terkait pemanfaatan RTH sebagai area pertanian di Kota Kupang, desain-desain dengan green
architecture, studi arsitektur vernacular, praktek kerja lapangan (studi kasus RSUP), Seminar
Nasional VISTA, dan berbagai kegiatan yang terkait dengan arsitektur, alam, lingkungan,
atau perilaku individu. Ketika mengikuti kegiatan dan aktivitas di perkuliahan, saya melihat
beberapa masalah yang timbul yang dalam masyarakat dengan sumber paling utama adalah
pemanasan global. Dengan masalah yang muncul seperti kelaparan di desa, kemiskinan, tidak
layaknya hunian, dan bencana banjir. Selain itu, kegiatan diikuti menambah wawasan tentang
apa yang sebenarnya terjadi di dalam masyarakat sehingga dapat dibnatu atau diatasi, seperti
hal yang kami lakukan adalah memberikan masukkan yang dibutuhkan terkait dengan desain
hunian, membersihkan dan menjaga alam, memberdayakan atau mengolah hasil alam dan
lingkungan yang ada. Dari pengalaman terhadap kegiatan tersebut ada hal-hal yang saya
pelajari seperti kerja sama dalam tim, dapat dipercaya, selalu mempelajari hal baru, menjaga
lingkungan, management waktu dengan baik, dan jujur.

Membantu orang lain mungkin terkesan klise tetapi itulah yang saya rasakan ketika
berada di masyarakat. Dari pengalaman yang saya miliki selama berkuliah S1, masalah
terkait bagaimana orang yang kurang mampu tidak bisa merasakan jasa arsitek, tempat
perumahan dan permukiman kurang layak huni, lahan hijau yang dijadikan bangunan
bertingkat tanpa memperhatikan alamnya, dan masih banyak hal lain yang kurang sesuai
dengan lingkungan. Ini adalah tanggung jawab semua individu, yang mana saya memilih
melalui ilmu arsitektur ini. Melalui bidang ini, saya harap dapat menyalurkan bakat dan usaha
untuk menjaga lingkungan. Menjadi seorang arsitek dikemudian hari membuat saya berpikir
saya bisa mengurangi atau mencegah masalah yang ada walaupun dari hal sekecil apapun.
Masalah yang dihadapi oleh seluruh dunia termasuk Indonesia tentu saja sangat beragam.
Pada hal ini, menurut saya sumber masalah yang sudah disebutkan salah satunya disebabkan
oleh lingkungan yang permasalahnnya pada pemanasan global. Mengapa saya berfokus pada
lingkungan, karena saya berpikir lingkungan atau tempat yang layak dan nyaman adalah hal
yang tentu dibutuhkan oleh semua orang dan masuk dalam kebutuhan inti mahkluk hidup.

Perkembangan yang begitu pesat di era modern terkait di bidang arsitektur cukup
banyak merusak atau kurang memperhatikan alam. Pembangunan baik pada hunian,
infrastruktur, dan industri yang berpengaruh pada pemanasan global. Penyebab pemanasan
global yakni efek gas rumah kaca, kerusakan lapisan ozon, kerusakan fungsi hutan,
penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol, dan gas buang industry
(Rahmadania, 2022). Pemanasan global yang terjadi di Indonesia menimbulkan efek seperti
iklim mulai tidak stabil, peningkatan permukaan air laut, suhu gelombang cenderung
meningkat, gangguan ekologis, dan masih banyak lagi. Hal ini berpengaruh terhadap emisi
karbon yang meningkat 164,7% pada tahun 1990-2007, deforestasi 1.000.000 hektar-
2.000.000 hektar per tahun, bencana banjir, sungai tercemar, kurang air bersih, sanitasi yang
buruk, kepadatan hunian di kota-kota besar, angin kencang, gempa, dan lain-lain.

Provinsi NTT merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang juga menjadi
penyumbang terhadap pemanasan global dan terdampak oleh pemanasan global. Hal yang
paling dirasakan oleh masyarakat NTT yakni cuaca yang lebih panas atau dingin hingga
menyebabkan kekeringan dan krisis pangan. Contoh yang terjadi ketika NTT dilanda Siklon
Badai Seroja (4-5 April 2021) yang menyebabkan kerusakan diberbagi hal baik bangunan,
infrastrukur, dan lingkungan. Pada beberapa tahun belakangan ini jumlah lahan kritis yang
terdapat di provinsi NTT telah semakin bertambah. Deforestasi yang terjadi di NTT
berdampak langsung kepada produktifitas petani dan juga secara tidak langsung berdampak
pada kenaikan jumlah emisi karbon yang menjadi penyebab perubahan iklim global Jika
dilihat beberapa daerah hilir seperti di kabupaten Kupang dan Belu mengalami kenaikan debit
air pada musim hujan. Kenaikan debit tersebut berakibat banjir yang berdampak pada
kerusakan infrastruktur dan membuat kekeringan ketika musim kemarau. Wilayah kabupaten
seperti Kupang, Timor Tengah Utara, Belu, dan Lembata telah mengalami lebih dari 100 kali
bencana alam sejak tahun 2004 hingga tahun 2013 (Iqbal, 2017)

Masalah ini juga terjadi karena tindakan masyarakat yang tidak menjaga alam dengan
membuang sampah sembarang, menebang hutan, boros penggunaan alat elektronik, dll. Dari
permasalahan yang ada, tentu ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi
atau mencegah masalah ini. Solusi ini perlu dilakukan oleh setiap individu dalam suatu
masyarakat, yang dimulai dengan hal kecil seperti: menggunakan transportasi umum &
sepeda, minimalkan penggunaan peralatan yang mengandung CFC , matikan perangkat
elektronik saat tidak terpakai, hemat air, 3R, kampanye menjaga alam dan lingkungan. Solusi
yang dapat saya lakukan untuk mencegah atau mengatasi masalah tersebut adalah
memanfaatkan RTH yang di daerah, menggunakan konsep green architecture dalam desain
pembangunan, mengelolah limbah sampah menjadi bahan yang berguna dan menerapkan
pola hidup cinta lingkungan

Untuk mencapai hal tersebut, cara yang saya lakukan dengan melanjutkan Program
Magister Arsitektur. Untuk mengambil Program Magister Arsitektur, saya memilih
Universitas Gadjah Mada. Saya ingin melanjutkan studi Magister Arsitektur ini agar dapat
menimbah ilmu lebih banyak lagi serta menambah wawasan terkait persoalan yang saya
angkat. Saya memilih Universtitas Gadjah Mada karena pada kampus ini program
Magisternya terbagi menjadi 4 konsentrasi yang salah satunya adalah desain Arsitektur.
Dengan jumlah mata kuliah sebanyak 13 matkul dengan jumlah 40 SKS. Di kampus
Universitas Gadjah Mada, penetapan Mata Kuliah dan Komposisi Materi Kuliah pada
Kurikulum 2022 PMPSAs terbagi presentase sebanyak 70% mata kuliah Program Studi
Magister Arsitektur inti dan 30% mata kuliah khusus konsentrasi. Kelebihan lainnya pada
mata kuliah khusus konsentrasi terdapat 2 pilihan matkul yang dapat dipelajari. Untuk matkul
Studio ada 2 yang mana Studio 1 untuk Arsitektur (bobot 6 SKS), kita dapat memilih 2 KBK
yang diminati. Sementara dalam mata kuliah Studio 2 (6 SKS), kita dapat memilih untuk
mengikuti 1 KBK selama satu semester dan mengikuti penelitian magang pada satu dosen.
Pada Prodi Magister Arsitektur dengan konsentrasi Desain Arsitektur ini terdapat beberapa
matkul yang dapat dipelajari seperti arsitektur hijau, teknologi tepat guna, arsitektur
perumahan dan permukiman, suistenable housing and human settlement, dan perancangan
kawasan tangguh bencana. Selain itu, melalui kampus ini terdapat kerjasama yang dilakukan
dengan bidang yang akan saya pelajari. Dari mata kuliah dan aktivitas yang terdapat di
Universitas Gadjah Mada ini dapat membantu saya atau memberi sumbangsi terkait ide atau
tenaga guna menyeselesaikan masalah yang ada

Dari penjelasan sebelumnya, saya ingin berkontribusi terhadap Indonesia dan


khususnya daerah saya NTT (Kupang, Malaka, TTU) melalui bidang arsitektur. Dimulai
dengan rencana studi saya pada Magister Arsitektur di UGM dengan konsentrasi Desain
Arsitektur. Selama berkuliah S2 yang akan ditempuh saya ingin memanfaatkan waktu dengan
baik untuk mengikuti organisasi dalam kampus dan luar kampus yang bergerak di bidang
arsitektur yang berhubungan dengan lingkungan dan alam. Setelah selesai berkuliah, saya
akan kembali ke NTT (daerah tempat tinggal) lalu menerapkan ilmu yang sudah saya
dapatkan selama berkuliah. Terdapat beberapa skala atau rencana yang dapat dilakukan yaitu
skala atau rencana jangka pendek, menengah, dan panjang. Untuk rencana jangka pendek (1-
5 tahun), saya kembali ke NTT dan bergabung dengan universitas yang ada di daerah saya,
menjadi seorang dosen. Hal yang dilakukan selain itu adalah menerapkan apa yang sudah
dipelajari selama berkuliah yang dapat dilakukan secara individu dengan melakukan kegiatan
belajar mengajar, melakukan kegiatan penelitian terhadap RTH yang pernah menjadi objek
studi ketika berkuliah, dalam mendesain hunian atau bangunan publik yang menerapkan
green architecture atau arsitektur ramah lingkungan, dan membantu masyarakat kurang
mampu mendesain hunian. Untuk rencana jangka menengah (5-10 tahun), saya akan
membuat RTH di daerah lain (Malaka, Belu atau Kefamenanu) dan membuat kelompok yang
dapat membantu mengelolah sampah atau barang bekas untuk material bangunan atau
sekedar hiasan. Untuk rencana jangka panjang (10-15 tahun), saya ingin membuat komunitas
yang dapat mewadahi pembangunan hunian gratis bagi masyarakat kurang mampu dan tetap
berkarya dibidang arsitektur

Maka dari itu, melalui beasiswa LPDP khususnya program beasiswa afirmasi ini
dapat membantu saya untuk mewujudkan cita-cita saya terhadap Indonesia dengan melalui
bidang Arsitektur. Setidaknya sedikit usaha kecil yang dilakukan bersama dapat berdampak
besar dalam pencegahan atau mengurangi masalah yang ada. Dengan menjadi dosen, ,saya
dapat membagikan apa yang saya dapatkan ketika berkuliah dan berorganisasi agar dapat
membantu masyarakat dan lingkungaan dalam menghadapi pemanasan global tersebut. Dari
kontribusi saya, saya akan mendukung Indonesia untuk mencapai misi Indonesia emas 2045
yang berfokus pada pilar pembangunan ekonomi berkelanjutan dan pemerataan
pembangunan yang berkaitan terhadap bidang arsitektur. Saya akan berusaha melakukan
peran sebagai seorang dosen untuk membantu Indonesia mewujudkan harapan baik.

Saya akan berusaha untuk belajar dan terlibat dalam kegiatan terkait yang dapat
menambah pengalaman sebanyak mungkin agar meningkatkan kualitas diri sehingga dapat
kembali ke NTT untuk berkontribusi melalui bidang arsitektur. Maka setiap usaha kecil yang
diakukan untuk menjaga alam akan berdampak kembali terhadap kita.

Anda mungkin juga menyukai