Bab V Revisi
Bab V Revisi
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan hasil akhir penelitian. Hasil akhir penelitian
digunakan untuk menyusun konsep yang didasarkan pada informasi empiris yang
perspektif teori yang ada. Pada bagian ini akan di uraikan secara berurutan
1. Kepemimpinan Kharismatis
kekaguman, beliau memiliki aura yang kuat dan rasa kepercayaan diri yang
tinggi dan berbudi luhur, serta mampu menjalin koneksi dengan masyarakat,
beliau mempunyai daya tarik yang luar biasa untuk mempengaruhi bawahanya
116
117
serta pribadi yang berkualitas dan pandai menyampaikan visi dan misi, rasa
percaya diri yang tinggi serta intelegensia yang tinggi, dan menetapkan
kualitas pribadi yang bersifat luar biasa yang mampu menciptakn reaksi-reaksi
menimbulkan rasa nyaman yang tinggi pada para bawahannya sehingga para
kecedasan tujuan yang jelas, beliau mampu mengkomunikasikan visi itu secara
bawahannya untuk bekerja lebih giat dan mampu mendapatkan antusias para
Mengelola Pondok Pesantren dan Madrasah Aliyah”, dimana Kiai tidak hanya
sebagai kepala madrasah tetapi juga sebagai formal leader yang bersumber
pada kedudukannya, tetapi juga sebagai real leader yang memiliki unsur-unsur
1
Mualim Nursodiq, “Kepemimpinan Kyai dalam Mengelola Pondok Pesantren dan Madrasah
Aliyah”, Unmuh Surakarta, Pascasarjana, 2012.
118
dirinya.
dari kualitas-kualitas yang bersift luar biasa dari pribadi sang pemimpin, bukan
termasuk visi yang jauh kedepan, rasa percaya diri serta intelegensia yang
sekolah, rapat sekolah dengan yayasan atau dalam agenda khusus yang bersifat
resmi, atau yang secara tidak langsung ketua yayasan tidak jarang menggobrol
lembaga, sehingga tidak jarang ide-ide dan masukan yang tersampaikan kepada
2
R.C Tucker, “The Theory of Charismatic Leadership”, Deadalus 97(1968), hal.731-756
119
kemuddian menjadi kebijakan yang harus dijalankan, jadi secara langsung dan
dorongan kepada para bawahannya, untuk selalu ihlas dan dan semangat dalam
keputusannya.
Miftah bahwa menyamakan pola kepemimpinan laissez faire ini dengan tipe
kea rah yang adil. Pemimpin yang bersifat laissez faire menghendaki agar
3
Alfabeta. Thoha , Miftah (Kepemimpinan dalam manajemen), Jakarta: Raja Grafindo Persada
1993
120
dengan yang peneliti lakukan terletak pada focus kajian tentang Strategi
Pendidikan.4
kepada karyawan itu sendiri, dan tidak ada aturan yang ditetapkan.
3. Kepemimpinan Populistis
memegang teguh budaya rasa kekeluargaan dan jiwa gotong royong dalam
masyarakat.
Penyataan diatas juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Prof.
4. Kepemimpinan Demokratis
pengambilan keputusan.
Ketua yayasan dipandang sebagai tokoh secara ideal, peran ketua yayasan
sangat viral baik sebagai mediator, motivator maupun sebagai orang pertama
diberi tugas dan tanggung jawab, disiplin tetapi tidak kaku dan memecahkan
berkomunikasi dengan baik dengan bawahan yang bersifat dua arah, beban
tercipta hubungan kerja yang positif dalam bentuk saling mengisi dan saling
sesuatu demi kepentingan bersama atau kelompok yang selalu dapat ditnjau
dalam dalam melaksanakan intruksi selalu didorong agar terwujud sikap dan
carakerja yang efektif dalam mencapai tujuan. Ketua yayasan memiliki kekuatan
yang serasi antara pemimpin dan bawahan, menumbuhkan loyalitas bawahan, dan
Penyataan diatas juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hadari
organisasi harus disesuaikan dengan posisi yang memiliki tanggung jawab dan
Tulungagung
lancar
fasilitas sekolah, dan sarana prasarana yang lain untuk menunjang pengembang
Lembaga baik formal maupun non formal seperti yang peneliti temukan
dilapangan adanya Masjid yang dibangun megah, yang berada dekat dengan
madrasah untuk menunjang program sholat dan sarana ibadah yang lain.
wicaksono agung yang digunakan untuk rapat atau kegiatan latihan anak anak,
lapangan olah raga yang berada di depan bangunan sekolah, sehingga ketika
5
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1983), 91-95.
124
kegiatan tersebut secara langsung. Disamping itu ada juga koprasi madrasah
yang diberi nama MIBU MART yang bekerjasama dengan BRILINK, serta
(1999) menyatakan bahwa fasilitasi dan fasilitator punya dimensi luas sekali,
Salah satu tugas dari seorang ketua yayasan adalah sebagai motivator
terhadap pengelola dari pada sebagai pengawas terhadap para pengelola, jika
pengelola, maka secara otomatis pengelola akan merasa nyaman dan lebih
mempunyai semangat yang tinggi dalam menjalankan tugas, dengan penuh rasa
loyalitas kerja, kedisiplinan ysng tinggi, suasana dan hubungan kerja yang baik
terhadap bawahan.
cukup terbuka dalam melimpahkan wewenang kepada orang lain yang lebih
pembangunan saran prasarana yang membutuhkan biaya besar, itu beliau yang
baru itu harus koordinasi dengan beliau. Contoh yang lain tentang pelimbahan
MI beliau mempercayakan tanggung jawab itu kepada orang lain yang bukan
dari kalangan keluarga dan tidak ada unsur kekerabatan. Beliau memilih orang
lain yang diberi kepercayaan karena memang di sisi lain sudah kenal baik juga
6
Pieter Sahertian, Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan Vol. 12, NO. 2, September:158
7
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2005),82
128
dengan siswa, untuk kemudian dilakukan tes sebagai tanda ukuran tercapainya
ekstra-kurikuler.
pelatih khusus.
lembaganya.
determining the vulue the something. “Evaluasi dalam sebuah lembaga harus
menentukan sejauhmana dalam hal apa dan bagaimana tujuan mudah tercapai.8
berikut:
8
Sulistiyani, 2009, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Paramita, h. 50
130
oleh tim pengembang dan dalam rapat dengan bawahan melalui rapat
lembaga pendidikan terkait dan dari yayasan yang akan dikaji oleh Tim
kebijakan. Pengembangan yang berasal dari lembaga terkait jika itu bukan
oleh lembaga itu sendiri, jika itu berupa pengadaan atau pembangunan maka
selain dihandle oleh lembaga terkait juga di awasi oleh pemimpin yayasan.
non formal dilaksanakan penuh sinergis antar unsur lembaga dan bersifat
lembaga pendidikan formal dan dibantu oleh tim pengembang dan yayasan,
non formal dan yayasan sesuai dengan rumusan yang yang ditetapkan tim
pendanaan berasal dari anggaran lembaga dan diatur serta diolah sendiri
formal yang terdiri dari kepala madrasah dan tenaga pendidik dan tenaga
pendidikan formal yang ada dan yayasan yang yang rutin dilakukan setiap
bulan, dan tingkat yayasan yaitu laporan dari lembaga pendidikan formal
semi otonom terhadap seluruh lembaga pendidikan formal dan non formal
respon positif dari unsur lembaga pendidikan formal dan non formal karena
perencanaan bisa datang dari tiga pihak, yaitu lembaga pendidikan formal
dan non formal, tim pengembang dan yayasan. Dengan keberadaan empat
ide pengembangan yang yang bisa ditampung; b) keberadaan tiga pihak bisa
rencana.
penerapan pola ini, di samping memberi peluang lebih maju, juga bisa
Demikian juga bila perencanaan yang diajukan telah disetujui oleh tim
harus tunduk pada kebijakan yayasan, yayasan pun juga tidak bermaksud
sehingga mencapai hasil yang baik pula, maka akan memberikan dampak
jika out put dari RA itu bagus maka akan berpengaruh positif terhadap in
Bagitupun terhadap yayasan akan ada dampak positif terhadap yayasan jika
bisa berjalan dengan baik dan akan mambawa nama baik yayasan pada
umumnya dan membawa nama baik kiai secara pribadi. Dengan demikian
pihak mempunyai tanggung jawab yang sama dan hak yang sama. Pola
sumber.
lembaga pendidikan formal dan non formal di yayasan, dari sudut pandang
pengembang dan dapat persetujuan dari yayasan. Bila tahapan ini terlewati
e. Evaluasi bertingkat
bertingkat ini, bila tidak disertai dengan standart yang baku bisa
Untuk itu, dalam tahap perencanaan sudah harus dirumuskan secara jelas
yayasan sehingga antara pihak lembaga pendidikan formal dan non formal,
tim pengembang dan yayasan memiliki acuan yang sama. Evalusi ini
Tabel 5.1
Ulum
1 Perencanaan pengembangan Membantu perencanaan melalui Tim
Pengembangan
2 Pengorganisasian pengembangan Membantu pengorganisasian melalui
Tim Pengembangan
3 Pelaksanaan pengembangan Membantu pelaksanaan