Anda di halaman 1dari 13

KREATIVITAS SANTRI TK/TPA DALAM MEWARNAI KALIGRAFI

ISLAM KONTEMPORER

Nurhamnawati1, Abdul Aziz Ahmad2, Tangsi3


1,2,3
Pendidikan seni rupa, Jurusan seni rupa dan desain,
Fakultas seni dan desain, Universitas Negeri Makassar.
1
nurhamnawatii@gmail.com

Abstract

This study aims to determine The Creativity of TK/TPA Students in Coloring Contemporary
Islamic Calligraphy At the Big Mosque of Nurul Jihad Tamalatea District, Jeneponto Regency.
This type of research is evaluative research with qualitative descriptive level namely. The
population on this study was the students of the TK/TPA of Teh big mosque of nurul jihad,
Tamalatea district, as many as 73 students. The sample of this study used a purposive sampling
technique and 39 students were selected. Data collection techniques used are observation, test and
documentation. The results showed that based on the acquisition of an average final score, namely
color harmonization, beauty, neatness (skills) had quite creativ creativity with an overall fina score
of 65 students. It can be concluded that the creativity of TK/TPA Students in coloring
contemporary Islamic calligraphy at the Big Mosque of Nurul Jihad, Tamalatea District, Imepente
Regency as a whole can be said to be quite creative.

Keywords: Creativity, Coloring, Contemporary, Calligraphy.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas santri TK/TPA dalam mewaranai kaligrafi
Islam kontemporer di Masjid Besar Nurul Jihad Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan taraf deskriptif kualitatif. Populasi penelitian
ini adalah santri TK/TPA Masjid Besar Nurul Jihad Kecamatan Tamalatea, sebanyak 73 santri.
Sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan terpilih sebanyak 39 santri.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan berdasarkan perolehan nilai akhir rata- rata keseluruhan santri ditinjau dari tiga
indikator yaitu segi harmonisasi warna, keindahan dan kerapian (keterampilan) memiliki kreativitas
yang cukup kreatif dengan nilai akhir keseluruhan santri 65. maka dapat disimpulkan kreativitas
Santri TK/TPA dalam mewaranai kaligrafi Islam kontemporer di Masjid Besar Nurul Jihad
Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto secara keseluruhan dapat dikatakan cukup kreatif.

Kata kunci: Kreativitas, Mewarnai, Kaligrafi, Kontemporer.

PENDAHULUAN menekankan keindahan pada huruf yang


Munculnya seni rupa Islam telah dimodifikasi sehingga menimbulkan
bertepatan dengan tumbuhnya keinginan kesan estetika. Secara umum istilah kaligrafi
umat Islam untuk memenuhi kebutuhan diambil dari kata kalligraphia (kalli artinya
spiritual akan suatu nilai estetika yang indah dan graphia artinya tulisan). Jadi,
bersifat Islami, salah satu bentuk karya seni yang dimaksud dengan kaligrafi adalah seni
rupa Islam adalah kaligrafi. Kaligrafi tulis indah atau suatu tulisan yang memiliki
merupakan bentuk tulisan tangan yang nilai estetika.
Pada hakikatnya kegiatan mewarnai Berdasarkan latar belakang di atas
merupakan kegiatan yang sangat digemari peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
oleh anak usia dini. Kegiatan mewarnai kreativitas santri TK/TPA dalam mewarnai
dapat menjadi media berkespresi anak kaligrafi Islam kontemporer, maka
dengan memilih warna-warna yang sesuai dirumuskan judul penelitian yaitu
keinginannya. selain itu, dengan kegiatan “Kreativitas Santri TK/TPA dalam
mewarnai anak dapat menuangkan Mewarnai Kaligrafi Islam Kontemporer di
imajinasinya dalam goresan warna dan Masjid Besar Nurul Jihad Kecamatan
mampu menyalurkan ide kreatifnya, salah Tamalatea Kabupaten Jeneponto”. Dalam
satunya melalui kegiatan mewarnai kaligrafi penelitian ini, peneliti fokus pada hasil
Islam kontemporer. pewarnaan kaligrafi Islam kontemporer
Mengembangkan kreativitas seperti santri.
halnya mengembangkan kemampuan bagi Teori yang berkaitan dengan
setiap individu dalam penyelenggaraan masalah yang akan diteliti dan merupakan
pendidikan sangatlah penting. Maka dari itu informasi untuk dijadikan referensi dalam
kemampuan yang dimiliki setiap anak penelitian ini sebagai berikut:
dengan kecerdasan dan bakat luar biasa 1. Definisi kreativitas
perlu diasah sejak dini karena akan Secara umum kreativitas merupakan
membentuk karakter diri secara individu suatu pemikiran atau kemapuan individu
maupun secara berkelompok. dalam menghasilkan gagasan, ide atau
Santri TK/TPA di Masjid Besar produk baru. Dalam KBBI (1988: 456) kata
Nurul Jihad Kecamatan Tamalatea dengan “kreativitas diartikan sebagai suatu
bakat dan kemampuan yang berbeda kemampuan untuk mencipta.”
diharapkan dengan adanya penelitian ini Rahmawati (2019: 10) menjelaskan
santri mampu mengekspresikan bahwa “setiap anak merupakan individu
kreativitasnya dan dapat terampil dalam yang memiliki rasa ingin tahu yang besar
mewarnai kaligrafi sehingga menghasilkan terhadap hal baru dilingkungan sekitar.
karya yang kreatif dan indah. Anak selalu ingin mencoba hal-hal yang
Dalam gaya tulisan seni kaligrafi baru untuk mendapatkan pengalaman.
Islam terdapat beberapa macam jenis aliran Pengembangan kreativitas anak yang terarah
namun, seiring berkembangnya zaman gaya akan berdampak pada kehidupanya
penulisanpun mulai berkembang. Kreasi kedepan.”
baru yang menyimpang dari aturan lama ini Selo Seomardjan (dalam Sudarma,
dikenal dengan istilah “kaligrafi 2013: 20) mengungkapkan bahwa
kontemporer” merajuk pada gaya masa kini “kreativitas adalah sifat yang dimiliki setiap
yang penuh dinamika dan kreativitas dalam individu yang dapat dilihat melalui
mencipta karya yang serba aneh dan unik. kemampuanya dalam menciptakan sesuatu
(Sirojuddin. AR, 2020: 154). yang baru” sedangkan kreativitas menurut
Salah satu inovasi perkembangan Rachmawati (2019: 14) “merupakan suatu
seni kaligrafi Islam kontemporer dari aspek proses mental individu yang melahirkan
visual di Indonesia adalah kaligrafi Islam gagasan, proses, metode ataupun produk
karya Abdul Aziz Ahmad, beliau salah satu baru yang efektif yang bersifat imajinatif,
guru besar Fakultas Seni dan Desain estetis dan fleksibel yang berdaya guna
Universitas Negeri Makassar dan masih aktif dalam berbagai bidang untuk pemecahan
dalam berkarya kaligrafi dengan suatu masalah.”
menampilkan pesan spritual Islam sebagai Berdasrkan penjelasan diatas, maka
media dakwah Islamiyah, berbeda dari karya dapat disimpulkan bahwa kreativitas
kaligrafi yang biasa kita lihat secara umum merupakan proses dimana ada keinginan
yang menampilkan kesan estetik dengan atau hasrat pribadi dalam menciptakan
visual yang khas Islam.
konsep atau gagasan baru yang lebih kreatif a) Periode coreng-moreng (usia 2-4 tahun)
dan inovatif. Periode coreng-moreng adalah tahap
2. Ciri-ciri kreativitas permulaan dari perkembangan anak dalam
Salah satu aspek penting dalam menggambar. Dimulai dengan goresan
kreativitas adalah memahami ciri-ciri coreng-moreng yang “tak beraturan”
kreativitasnya. Kreativitas pada anak lantaran anak belum mampu untuk
berbeda dengan kreativitas pada orang menguasai gerakan tangannya. Sedikit demi
dewasa. Kreativitas anak dapat muncul jika sedikit, sang anak kemudian mulai mampu
terus diasah dan dikembangkan sejak dini. menghasilkan goresan yang “terkontrol” di
seorang anak mampu berkreasi dengan mana ia mulai merasakan adanya hubungan
spontan karena ia telah memiliki unsur antara perasaannya dengan goresan-goresan
pencetus kreativitas. Ada 3 ciri dominan yang diciptakannya. Sang anak mungkin
pada anak yang kreatif menurt Ngalimun, menciptakan goresan mendatar, tegak, atau
dkk (dalam Jayanty, 2016: 13) yaitu: melingkar. Akhirnya ia sampai pada
spontan, rasa ingin tahu, dan tertarik pada menciptakan goresan yang “diberi nama”.
hal-hal yang baru. Ketiga ciri-ciri tersebut b) Periode prabagan (usia 4-7 tahun)
terdapat pada diri anak. Tak dapat dipungkiri Goresan seorang anak pada periode
bahwa pada dasarnya semua anak kreatif, ini ditandai oleh adanya kesadaran untuk
tapi ada beberapa faktor yang membuat anak menciptakan bentuk-bentuk tertentu. Pada
itu tidak kreatif, salah satunya faktor tahap ini, sang anak telah mulai semakin
lingkungan. menguasai gerakan-gerakan tangannya dan
Supriadi 1994 (dalam Rachmawati, telah menyadari adanya hubungan antara
2019: 15) mengungkapkan tentang ciri-ciri bentuk-bentuk yang digambarkannya dengan
kreativitas yang dibagi dalam dua kategori bentuk-bentuk yang diamatinya. Goresan-
yaitu “ciri kognitif yang membahas goresannya menampilkan garis-garis penting
mengenai orisinalitas, fleksibilitas, yang dimaksudkan untuk menggambarkan
kelancaran dan elaborasi. Sedangkan ciri bentuk yang dimaksudkannya. Periode ini
nonkognitif membahas tentang motivasi dapat dikatakan sebagai periode pencarian
sikap dan kepribadian kreatif.” Sedangkan bentuk dari objek yang akan
menurut Ayan 2002 (dalam rachmawati digambarkannya. Bila anak menggunakan
2019:16) melengkapi ciri kepribadian anak warna, maka warna tersebut dipilh
kreatif dengan menambahkan beberapa berdasarkan kesukaan hatinya. Jadi tidak
karakteristik yaitu “antusias, banyak akal, mustahil bila anak dapat menggambarkan
berpikiran terbuka, bersikap spontan, cakap, langit dengan warna orange, sawah dengan
dinamis, giat dan rajin, idealis, ingin tahu, warna merah, tergantung dari kesukaan sang
jenaka, kritis dan mampu menyesuiakan anak.
diri.” c) Periode bagan (usia 7-9 tahun)
Dari uraian di atas maka dapat Istilah bagan atau skema yang
disimpulkan kreativitas mempunyai digunakan di sini mengacu pada bentuk-
karakteristik yang dimana dalam proses bentuk yang diciptakan dan diulang-ulang
penciptaanya serta penggarapannya oleh seorang anak dalam gambarnya. Pada
mengarah ke sesuatau hal yang baru serta masa bagan bentuk-bentuk yang
mempunyai daya imajinasi dan rasa ingin digambarkannya telah menampakkan ciri-
tahu keindahan yang dalam. ciri yang bersifat khas. Bila ia
3. Karakteristik karya seni rupa anak usia menggambarkan wajah, maka ia telah sadar
2 hingga 14 tahun akan adanya perbedaan bentuk muka,
Menurut Viktor Lowenfeld dan hidung, atau mulut.
Lambert Brittain (dalam Salam 2001: 36-41) d) Periode permulaan realisme (usia 9-12
membagi lima periode pola perkembangan tahun)
menggambar anak, yaitu:
Kesadaran anak pada periode ini menyenangkan bagi anak-anak dari semua
semakin berkembang. Mereka sudah ingin kelompok usia. Bahkan, kegiatan mewarnai
menggambarkan laki-laki dan perempuan berfungsi sebagai alat untuk merangsang
secara berbeda sesuai dengan ciri-cirinya perkembagan anak secara keseluruhan.
masing-masing. Sekalipun demikian, Menurut Pamadhi dkk, 2010
gambarnya belumlah menggambarkan (dalam Safitri, 2020: 19) menjelaskan bahwa
keadaan visual sebagaimana adanya. Itulah “kegiatan mewarnai akan mengajak kepada
sebabnya gambaran yang dihasilkan oleh anak bagaimana mengarahkan kebiasaan-
anak-anak pada masa ini tampak kaku dan kebiasaan anak dalam mewarnai dengan
formal. Penggambaran ruangnya telah mulai spontan menjadi kebiasaan menuangkan
menjadi realistis dengan menggunakan warna yang mempunyai nilai pendidikan.”
bidang. Dari beberapa pengertian di atas
e) Periode realisme semu (usia 12-14 dapat disimpulkan bahwa kegiatan
tahun) mewarnai gambar adalah suatu kegiatan
Periode ini merupakan transisi memberikan warna pada suatu bidang yang
antara periode anak-anak dengan periode memiliki bentuk baik orang, binatang,
orang dewasa. Pada periode ini anak laki- tumbuhan dan sebagainya dengan
laki dan perempuan menjadi lebih kritis menggunakan pewarna baik spidol, pensil
terhadap gambarnya. Menggambar bagi warna dan pewarna lainnya.
mereka bukan lagi sekedar kegiatan spontan. a. Kombinasi warna harmonis
Pada periode ini dua tipe ekspresi muncul 1) Harmonis dari kombinasi warna-warna
yakni “tipe visual” dan “tipe non-visual” yang berhubungan
atau “tipe haptik”. kombinasi warna harmonis dengan
Kesimpulan dari uraian di atas menggunakan/menerapkan warna-warna
adalah melalui kegiatan berkarya seni rupa yang berhubungan dapat digolongkan
anak dapat menuangkan isi ide kreatifnya sebagai berikut:
dalam bentuk karya seni yang dilakukan a) Kombinasi warna monochromatic
secara spontan sesuai dengan keinginannya Kombinasi warna monochromatic
dengan maksud dan tujuan tertentu ataupun merupakan kombinasi warna-warna yang
sekedar membuat coretan/goresan tanpa arti. bervalue tidak sama tapi berasal dari satu
Berdasarkan pada tahap perkembangannya, hue warna. Misalnya kombinasi warna biru,
anak memiliki perbedaan satu sama lain baik ungu dan ungu kebiru-biruan yang dicampur
itu dari segi sifat-sifat gambar yang sedikit demi sedikit dengan warna putih dan
dihasilkan, tipe gaya gambar (tipologi), dan hitam pada setiap tingkatan yang diinginkan.
periode pola perkembangan gambar pada b) Kombinasi warna-warna analogus
anak. Kombinasi warna-warna analogus
4. Pengertian mewarnai merupakan kombinasi dari beberapa warna
Dalam dunia seni rupa istilah yang sekeluarga. Warna sekeluarga artinya
warna merupakan unsur pertama yang setiap warna dari kombinasi berbagai warna
terlihat oleh mata dari suatu karya. Menurut tersebut mengandung satu warna yang sama
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan hue-nya. Misalnya kombinasi warna hijau,
bahwa mewarnai merupakan kata dasar dari hijau kekunig-kuningan, kuning dan jingga,
warna, artinya memberi warna; mengecat dimana kelima warna tersebut mengandung
dan sebagainya; menandai (dengan warna warna kuning.
tertentu); mempengaruhi. c) Kombinasi warna-warna accented
Mewarnai merupakan kegiatan neutral
yang sangat penting bagi perkembangan Kombinasi warna-warna accented
otak anak, terutama kemampuan neutral merupakan kombinasi warna-warna
imajinasinya. Sama halnya dengan sekeluarga yang diberi aksen-aksen warna
menggambar, kegiatan ini pun sangat netral (putih, hitam, atau abu-abu). Misalnya
warna biru, ungu, ungu kemerah-merahan Sirojuddin, A.R (2020: 1)
dan ungu kebiru-biruan yang diberi aksen menyatakan bahwa arti seutuhnya kata
waran abu-abu. kaligrafi adalah “kepandaian menulis elok
2) Harmonis dari kombinasi warna-warna atau tulisan elok” Kalimat tersebut jelas
kontras bahwa seni kaligrafi merupakan seni
Kombinasi warna harmonis dengan menulis dengan penuh keindahan. Dimana
menggunakan/menerapkan warna-warna keindahan ditekankan pada bentuk pola
kontraks dapat digolongkan sebagai berikut: huruf yang dimodifikasi dengan gaya
a) Harmonis dari kombinasi warna yang tersendiri sehingga memiliki nilai
berkomplemen keindahan.
(1) Komplemen sederhana (the simple Tulisan Arab yang menjadi media
complement) seni kaligrafi Islam memiliki sifat yang
Komplemen sederhana merupakan luwes untuk diolah memberi sumbangan
kombinasi dari duan warna (sepasang yang luar biasa dalam menjadikan seni
warna) yang berkomplemen, dimana kedua kaligrafi Islam sebagai suatu bentuk ekspresi
warna tersebut saling berhadapan dalam seni rupa yang amat mengesangkan Salam
lingkaran warna (2007: 208-209). Dalam kebudayaan atau
(2) Komplemen terpisah (the split sejarah islam bentuk tulisan dengan
complement) keindahan Al-Quran disebut dengan seni
Komplemen terpisah merupakan Khath.
kombinasi tiga warna harmonis. Ketiga Dari uraian di atas dapat ditarik
warna tersebut adalah satu warna tertentu kesimpulan bahawa kaligrafi merupakan
dengan dua warna yang mengapit tulisan indah. Jadi, tulisan yang dibuat
komplemen sederhanaya dalam lingkaran dengan asal-asalan maka hal itu tidak bisa
warna Brewster. disebut karya kaligrafi.
(3) Komplemen ganda (the double 6. Kaligrafi kontemporer
complement) a. Pengertian kaligrafi kontemprer
Komplemen ganda merupakan Secara umum kata kontemporer
kombinasi dari dua pasang warna dalam bahasa inggris disebut contemporary
komplemen, dimana setiap pasang warna dan dalam bahasa arab disebtu mus’ashir
komponen tersebut saling berdekatan dalam atau hadist yang artinya masa kini.
lingkaran warna. Sirojuddin, A.R (2020: 156) menjelaskan
3) Harmonis dari kombinasi warna- bahwa kaligrafi Islam kontemporer
warna kontraks hue-nya merupakan karya “pemberontakan” terhadap
Kombinasi warna-warna kontraks kaidah-kaidah murni kaligrafi klasik.
menurut hue-nya ini bias pula disebut Perkembaganya yang sangat pesat
kombinasi triad yang merupakan kombinasi memenuhi sejumlah media dalam beragam
tiga warna dalam satu kelas atau satu bentuk kategori.
tingkatan. Misalnya kombinasi tiga warna Dari penjelasan diatas maka dapat
pertama: kuning, merah dan biru atau ditarik kesimpulan bahwa kaligrafi
kombinsi tiga warna kedua: jingga, hijau, kontemporernmerupakan tulisan yang
dan ungu atau kombinasi warna antara. mengalamai perkembagan esuai zaman atau
5. Pengertian kaligrafi masa kini namun masih dalam kaidah
Kata kaligrafi dalam bahasa inggris penulisan kaligrafi.
disebut calligraphy yang berasal dari dua b. Corak kaligrafi komtemporer
suku kata yaitu calli yang berarti indah dan Ismail dan lamya Al-Faruqi (dalam
graph artinya tulisan. Jadi, dapat Sirojuddin, A.R, 2020:156-162)
disimpulkan kaligrafi merupakan tulisan menjelaskan corak kaligrafi Islam
atau huruf yang mengandung unsur kontemporer, corak kaligra
keindahan didalamnya.
fi Islam kontemporer terbagi maupun klasik baku semuanya itu dapat
menjadi 5 (lima) yaitu sebagai berikut: menjadi objek garapan.
1) Kaligrafi tradisional
Corak ini dibuat dalam berbagai
macam gaya dan tulisan yang telah dikenal
kaligrafer generasi terdahulu. Istilah kata
tradisonal menunjukkan kesesuaian dengan
tradisi khat masa lalu.
2) Kaligrafi figural
Corak Kaligrafi ini disebut sebagai
figural karena menggabungkan motif-motif
figural dengan unsur-unsur kaligrafi melalui Gambar 1. Contoh karya Abdul Aziz Ahmad
perbagai macamcara dan gaya. berjudul “Tawakkal”
3) Kaligrafi ekspresionis
Corak ini, memiliki hubungan Karakteristik kaligrafi Islam
dengan pertumbuhan seni dunia barat. kontemporer Abdul Aziz Ahmad memiliki
Meskipun para kaligrafer ekspresionis ciri khas menggabungkan antara kaligrafi
memaknai sebagai “warisan artistik Islam”, dengan gambar flora dan fauna yang
mereka jauh berpindah dari kaidah kaligrafi terbilang unik dengan gaya/karakter
asli. tersendiri dapat dilihat dari background atau
4) Kaligrafi simbolis latar belakangnya.
Mengkombinasikan atau Dalam pengantar buku karya Abdul
menyatukan makna-makna, peran huruf- Aziz Ahamad berjudul Ragam Karakter
huruf sebagai penyampaian pesan dinafikan. Kaligrafi Islam, Sirojuddin A.R
Pengabungan ini dalam desain kaligrafer mengungkapkan bahwa Abdul Aziz Ahmad
diggunakan sebagai simbol suatu gagasan adalah seorang Khattat yang cukup piawai
atau ide yang kompleks. menorehkan berbagai jenis aliran kaligrafi,
5) Kaligrafi abstrak Namun melalui karya-karya kaligrafi Islam
Kaligrafi islam kontemporer ini kontemporernya seakan mengajak kita ke
mempunyai istilah “khat palsu” atau “khat dunia yang tidak dikenal hal ini terlihat pada
kabur mutlak” karena menunjukkan corak latar belakang lukisanya yang
seni yang menyamai huruf-huruf atau menggambarkan suasana alam dongeng
perkataan-perkataan, namun tidak dengan bermacam satwa yang tidak pernah
menmpunyai makna apapun. ada dalam kamus animasi.
c. Kaligrafi Islam kontemporer Abdul
Aziz Ahmad METODE
Membicarakan tentang kaligrafi Penelitian ini menggunakan Jenis
Sirojuddin (2020: 166-168) menjelaskan penelitian evaluative, Evaluasi dalam
kaligrafi Islam kontemporer di Indonesia penelitian ini yaitu penilaian kreatisvitas
atau dalam ungkapan yang lebih mudah, santri TK/TPA Masjid besar Nurul Jihad
“lukisan kaligrafi” Islam di Indonesia tidak Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto
hanya menampilkan bentuk huruf yang dalam mewarnai kaligrafi Islam
dilukis, tetapi menampilkan sebuah lukisan Kontemporer.
utuh yang menajdikan huruf sebagai salah Berdasarkan jenis data penelitian
satu elemnnya. Dengan demikian, lukisan maka yang digunakan adalah penenelitian
kaligrafi Islam kontemporer di Indondesia kuantitatif dan kualitatif. Dilihat dari tingkat
sangat bervariasi karena integral dengan deskripsinya penelitian ini menggunakan
berbagai macam huruf tanpa memandang deskriptif kaulitatif dan untuk kedalaman
gaya aliranya, baik gaya-gaya kontemporer analisis data penelitian digunakan jenis
penelitian deskriptif untuk menjelaskan
kreativitas santir TK/TPA dalam mewarnai Adapun yang menjadi populasi atau
kaligrafi. objek sasaran dalam penelitian ini adalah
1. Variabel penelitian santri TK/TPA Masjid Besar Nurul Jihad
Variabel penelitian merupakan objek Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto
atau suatu kegiatan yang mempunyai variasi dengan jumlah keseluruhan 73 santri.
tertentu kemudian dipilih oleh peneliti untuk b. Sampel
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya, Sampel dalam penelitian ini adalah
adapun variebel penelitian ini adalah dengan memilih santir TK/TPA yang sudah
kreativitas santri TK/TPA dalam mewarnai dapat membaca dan menulis ayat suci Al-
kaligrafi Islam kontemporer di Masjid besar Qur’an dari populasi yang ada, teknik
Nurul Jihad Kecamatan Tamalatea, pengambilan sampel dengan menggunakan
Kabupaten Jeneponto. Kreativitas santri teknik purposive sampling karena
TK/TPA dapat dinilai melalui kegiatan berdasarka Sugiyono (2012: 301)
mewarnai dengan aspek penilaian yaitu menjelaskan bahwa pengambilan sampel
dilihat dari segi harmonisasi warna, data melalui teknik purposive sampling
keindahan dan kerapian (keterampilan). harus memalui pertimbagan tertentu maka
a. Defenisi Operasional Variabel terpilihlah sebanyak 39 santri TK/TPA
Agar dalam menafsirkan variabel Masjid Besar Nurul jihad Kecamatan
dalam penelitian ini tidak mengalami Tamalatea Kabupaten Jeneponto sebagi
kekeliruan maka perlu adanya defenisi sampel dalam penelitian ini.
oprasional variabel, yaitu sebagai berikut: 3. Teknik Pengumpulan Data
Kreativitas mewarnai dalam Untuk memperoleh data yang akurat
penelitian ini yaitu bagaimana kereativitas maka dalam penelitian ini digunakan teknik
santri TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi pengumpulan data sebagai berikut:
Islam kontemporer. Adapun indikator yang a. Observasi
digunakan menjadi tolok ukur kreativitas Observasi digunakan untuk
santri adalah: mengumpulkan data dengan cara mengamati
1) Harmonisasi warna objek yang ditelti secara langsung. Melalui
Perpaduan warna yang harmonis teknik observasi yang dilakukan dapat
dapat dicapai dengan melakukan kombinasi diperoleh data atau gambaran yang lebih
warna yang tepat. Kombinasi warna lengkap mengenai kreativitas santri TK/TPA
harmonis adalah memadukan dua warna dalam mewarnai kaligrafi Islam
atau lebih dengan menganut prinsip-prinsip kontemporer.
seni rupa. b. Tes
2) Keindahan Dalam penelitian ini tes digunakan
Keindahan adalah nilai-nilai untuk mendapatkan data mengenai
estetika yang terkandung dalam suatu objek kemampuan santri TK/TPA dalam mewarnai
seni yang dapat dilihat secara visual kaligrafi Islam kontemporer. Selanjutnya
maupun auditori. karya yang telah dikumpulkan peneliti
3) Kerapian (keterampilan) selanjutnya dinilai oleh penilai yang
Mewarnai adalah salah satu dianggap kompoten sesuai dengan bidang
kegiatan yang disukai anak. Mewarnai pada keilmuannya.
usia dini berutujuan untuk melatih c. Dokumentasi
keterampilan, kerapian serta kesabaran. Dokumentasi digunakan untuk
Kerapian dilihat dari pemberian warna yang mendapatkan data yang akurat selama proses
tidak kaluar dari kontur, kontur yaitu garis penelitian dan juga foto karya santri
pembatas atau pembetuk bidang objek. TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi. Dalam
memperoleh data peneliti menggunaka
2. Populasi dan Sampel kamera dan handpone cara ini digunakan
a. Populasi
agar mendapatkan data secara cepat, tepat, Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto
dan efesien. ditinjau dari segi harmonisasi warna,
4. Teknik Analisis Data menunjukkan bahwa tidak ada santri yang
Untuk mengetahui kemampuan mendapatkan nilai 0-50 (sangat rendah), 7
santri TK/TPA Masjid Besar Nurul Jihad santri (18%) yang mendapat nilai 51-60
Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto (rendah), 25 santri (64%) yang mendapat
dalam mewarnai kaligrafi Islam nilai 61-75 (cukup), 7 santri (18%) yang
kontemporer, maka digunakan teknik mendapat nilai 76-90 (baik), dan tidak ada
analisis deskriptif kuantitatif dan kaulitatif. santri yang mendapat nilai 91-100 (sangat
Data kualitatif didapatkan dengan baik).
memaparkan hasil karya santri TK/TPA dan Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
untuk data kuantitatif akan diperoleh melalui kreativitas santri TK/TPA dalam mewarnai
karya santri TK/TPA yang dinilai kaligrafi Islam Kontemporer di Masjid Besar
berdasarkan kriteria yang terdapat pada Nurul Jihad Kecamatan Tamalatea
definisi oprasional variabel. Kabupaten Jeneponto ditinjau dari segi
harmonisasi warna dianggap cukup atau
HASIL DAN PEMBAHASAN cukup kreatif, dengan nilai akhir rata-rata
Hasil keseluruhan santri 67 (Lihat lampiran 4.
Kreativitas santri TK/TPA dalam mewarnai Skor masing-masing penilai dari segi
kaligrafi Islam kontemporer harmonisasi warna).
Berdasarkan data hasil tes Tabel 4. Frekuensi skor kreativitas
kreativitas santri TK/TPA dalam mewarnai santri TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi
kaligrafi Islam Kontemporer di Masjid Besar Islam kontemporer ditinjau dari segi
Nurul Jihad Kecamatan Tamalatea keindahan.
Kabupaten Jeneponto, maka data hasil
penilaian akan disajikan dalam bentuk tabel Persen
berikut ini. No Skor Kategori Frekuensi tase
Tabel 3. Frekuensi skor kreativitas (%)
santri TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi
Islam kontemporer ditinjau dari segi 1 91–100 Sangat 0 0
harmonisasi warna Baik
2 76–90 Baik 6 15
Persen
No Skor Kategori Frekuensi tase 3 61 –75 Cukup 19 49
(%) 4 51–60 Rendah 14 36
1 91–100 Sangat 0 0 5 0–50 Sangat 0 0
Baik Rendah
2 76–90 Baik 6 18 Total 39 100
3 61 –75 Cukup 19 64
Berdasarkan data pada tabel di atas
4 51–60 Rendah 14 18 menunjukkan bahwa kreativitas santri
5 0–50 Sangat 0 0 TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi Islam
Rendah Kontemporer di Masjid Besar Nurul Jihad
Total 39 100 Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto
ditinjau dari segi keindahan, menunjukkan
bahwa tidak ada santri yang mendapatkan
Berdasarkan data pada tabel di atas nilai 0-50 (sangat rendah), 14 santri (36%)
menunjukkan bahwa kreativitas santri yang mendapat nilai 51-60 (rendah), 19
TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi Islam santri (49%) yang mendapat nilai 61-75
kontemporer di Masjid Besar Nurul Jihad
(cukup), 6 santri (15%) yang mendapat nilai Kabupaten Jeneponto ditinjau dari segi
76-90 (baik), dan tidak ada santri yang kerapian dianggap cukup atau cukup kreatif,
mendapat nilai 91-100 (sangat baik). dengan nilai akhir rata-rata keseluruhan
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa siswa 64 (Lihat lampiran 6. Skor masing-
kreativitas santri TK/TPA dalam mewarnai masing penilai dari segi kerapian).
kaligrafi Islam Kontemporer di Masjid Besar Tabel 6. Frekuensi nilai akhir dari ke
Nurul Jihad Kecamatan Tamalatea tiga indikator terkait kreativitas santri
Kabupaten Jeneponto ditinjau dari segi TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi
keindahan dianggap cukup atau cukup Islam Kontemporer
kreatif, dengan nilai akhir rata-rata
keseluruhan santri 65 (Lihat lampiran 5. Persen
Skor masing-masing penilai dari segi No Skor Kategori Frekuensi tase
keindahan). (%)
Tabel 5. Frekuensi skor kreativitas 1 91–100 Sangat 0 0
santri TK/TPA dalam mewarnai Baik
kaligrafi Islam kontemporer eneponto 2 76–90 Baik 6 15
ditinjau dari segi kerapian.
3 61 –75 Cukup 19 54
Persen
4 51–60 Rendah 14 31
No Skor Kategori Frekuensi tase
(%) 5 0–50 Sangat 0 0
Rendah
1 91–100 Sangat 0 0
Baik Total 39 100
2 76–90 Baik 6 15
Berdasarkan data pada tabel di atas
3 61 –75 Cukup 19 36 menunjukkan bahwa kreativitas santri
4 51–60 Rendah 14 49 TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi Islam
5 0–50 Sangat 0 0 kontemporer di Masjid Besar Nurul Jihad
Rendah Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto
ditinjau dari hasil frekuensi nilai akhir ke
Total 39 100 tiga indikator yang meliputi harmonisasi
warna, keindahan, dan kerapian
Berdasarkan data pada tabel di atas (keterampilan) menunjukkan bahwa tidak
menunjukkan bahwa kreativitas santri ada santri yang mendapatkan nilai 0-50
TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi Islam (sangat rendah), 12 santri (31%) yang
kontemporer di Masjid Besar Nurul Jihad mendapat nilai 51-60 (rendah), 21 santri
Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto (54%) yang mendapat nilai 61-75 (cukup), 6
ditinjau dari segi kerapian, tidak ada santri santri (15%) yang mendapat nilai 76-90
yang mendapatkan nilai 0-50 (sangat (baik), dan tidak ada santri yang mendapat
rendah), 19 santri (49%) yang mendapat nilai 91-100 (sangat baik).
nilai 51-60 (rendah), 14 santri (36%) yang Sehingga dapat disimpulkan bahwa
mendapat nilai 61-75 (cukup), 6 santri kreativitas santri TK/TPA dalam mewarnai
(15%) yang mendapat nilai 76-90 (baik), kaligrafi Islam kontemporer di Masjid Besar
dan tidak ada santri yang mendapat nilai 91- Nurul Jihad Kecamatan Tamalatea
100 (sangat baik). Kabupaten Jeneponto secara keseluruhan
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa memiliki kreativitas yang cukup atau cukup
kreativitas santri TK/TPA dalam mewarnai kreatif dengan nilai akhir rata-rata
kaligrafi Islam Kontemporer di Masjid keseluruhan santri 65 (Lihat lampiran 7.
Besar Nurul Jihad Kecamatan Tamalatea Hasil nilai akhir ke tiga indikator kreativitas
santri dalam mewarnai kaligrafi Islam 2) Hasil kreativitas santri TK/TPA dalam
kontemporer). mewarnai kaligrafi Islam kontemporer
a. Hasil kreativitas santri TK/TPA dalam yang dikategorikan cukup kreatif
mewarnai kaligrafi Islam kontemporer
1) Hasil kreativitas santri TK/TPA dalam
mewarnai kaligrafi Islam kontemporer
yang dikategorikan kreatif

Gambar 3. karya Salsabila, F


umur: 10 tahun.
Hasil kreativitas Salsabila F dalam
mewarnai kaligrafi Islam kontemporer dapat
Gambar 2. karya Muh. Arham Bimantara, dikategorikan cukup kreatif (C) yaitu dengan
umur: 10 tahun. perolehan nilai akhir 72. Untuk mengetahui
gambaran kreativitas mewarnai santri dapat
Hasil kreativitas Muh. Arham dijelaskan sebagai berikut: Dilihat dari hasil
Bimantara dalam mewarnai kaligrafi Islam pewarnaan, penggunaan warna tidak
kontemporer dapat dikategorikan kreatif (B) monoton dimana santri menggunakan warna
yaitu dengan perolehan nilai akhir 84. U komplementer. warna komplementer
ntuk mengetahui gambaran merupakan warna yang bersebrangan di
kreativitas mewarnai santri dapat dijelaskan dalam color wheel yaitu dua warna dengan
sebagai berikut: Dilihat dari hasil pewarnaan posisi kontraks, warna komplementer
kompisisi warnanya tampak menarik karena menghasilkan perpaduan warna yang sangat
penggunaan warna murni primer diberi menonjol contohnya merah dan hijau. Maka
sentuhan warna-warna muda sehingga warna dari itu kreativitas santri TK/TPA dalam
tidak monoton dan terlihat menarik. Ditinjau mewarnai kaligrafi Islam kontemporer
dari aspek keindahan, warna adalah unsur ditinjau dari aspek harmonisasi warna
rupa yang sangat penting dalam memberikan dikategorikan cukup kreatif. Ditinjau dari
nuansa terhadap objek yang dilihat, aspek keindahan, warna merupakan unsur
pemillihan warna dalam hal ini dilakukan rupa yang sangat penting dalam memberikan
berdasarkan kesenangan atau keinginan anak nuansa terhadap objek yang dilihat.
dalam berkarya. Dapat dilihat dalam Pemillihan warna dalam hal ini dilakukan
pewarnaan anak sudah mulai bermain berdasarkan kesenangan atau keinginan anak
banyak warna dilihat dari penggunaan warna dalam berkarya, dilihat dalam pewarnaan
yang cukup variatif yang dimana anak sudah mulai bermain banyak warna
memadukan warna primer dan sekunder. dimana memadukan warna primer dan
Dilihat dari komposisi atau perpaduan warna sekunder dan dari komposisi atau perpaduan
pada perwarnaan dikategorikan kreatif. warna pada karya dikategorikan cukup baik
Ditinjau dari aspek kerapian (keterampilan), namun masih terdapat beberapa bagan yang
teknik dalam mewarnai menggunakan teknik belum terisi warna sehingga mempengaruhi
blocking serta pewarnaanya terlihat rapih aspek keindahan. Maka dari itu kreativitas
dilihat tidak adanya warna yang keluar dari santri TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi
bagan, ketekunanan dalam proses pewarnaan Islam kontemporer ditinjau dari aspek
juga baik maka dari itu kreativitas santri keindahan diaktegorikan cukup kreatif
ditinjau dari aspek kerapian (keterampilan) Ditinjau dari aspek kerapian
dikategorikan kreatif. (keterampilan), teknik pewarnaan
menggunakan teknik blocking dengan dari itu kreativitas santri TK/TPA dalam
goresan warna yang cukup baik dan anak mewarnai kaligrafi Islam kontemporer
mulai menggunakan dua warna dalam satu ditinjau dari aspek kerapian (keterampilan)
bagan. Pewarnaanya terlihat rapih, dikategorikan tidak kreatif.
ketekunanan dalam proses pewarnaan masih Pembahasan
kurang dilihat dari masih adanya bagan yang Mewarnai merupakan kegiatan
belum terisi warna maka dari itu kreativitas yang dilakukan untuk mengembangkan
santri TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi kreativitas santri TK/TPA salah satunya
Islam kontemporer ditinjau dari aspek dengan cara mewarnai kaligrafi Islam
harmonisasi warna dikategorikan cukup kontemporer. Dan untuk mengetahui
kreatif. bagaimana kreativitas santri TK/TPA dalam
3) Hasil kreativitas santri TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi Islam kontemporer di
mewarnai kaligrafi Islam kontemporer Masjid Besar Nurul Jihad Kecamatan
yang dikategorikan tidak kreatif Tamalatea Kabupaten Jeneponto, dapat
dilihat dari hasil tes dan perolehan skor
penilaian yang didasarkan pada kriteria
penilaian harmonisasi warna, keindahan dan
kerapian (keterampilan), berikut
penjabarannya:
1. Harmonisasi warna
Berdasarkan hasil tes santri
TK/TPA dapat dikatakan bahwa kreativitas
santri TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi
Gambar 4. karya Muh. Padli, umur: 7 tahun. Islam kontemporer di Masjid Besar Nurul
Jihad Kecamatan Tamalatea Kabupaten
Hasil kreativitas Muh. Padli dalam Jeneponto ditinjau dari segi harmonisasi
mewarnai kaligrafi Islam kontemporer dapat warna memiliki kreativitas yang cukup
dikategorikan tidak kreatif (D) yaitu dengan kreatif dengan perolehan nilai akhir rata-rata
perolehan nilai akhir 55. Untuk mengetahui keseluruhan santri 67. Dilihat dari hasil
gambaran kreativitas mewarnai santri dapat mewarnai ditinjau dari segi harmonisasi
dijelaskan sebagai berikut: Dilihat dari hasil warna menunjukan bahwa kreativitas santri
pewarnaan, harmonisasi warna yang dalam mewarnai dianggap cukup kreatif, hal
ditampilkan diaktegorikan tidak kreatif. ini dikarenakan minimnya dasar
Ditinjau dari aspek keindahan, warna pengetahuan yang cukup luas dalam
merupakan unsur rupa yang sangat penting memadupadankan atau mengkombinasikan
dalam memberikan nuansa terhadap objek warna dalam mewarnai kaligrafi Islam
yang dilihat. Pemillihan warna dalam hal ini kontemporer sehingga harmonisasi warna
dilakukan berdasarkan kesenangan atau yang ditampilkan kurang menarik.
keinginan anak dalam berkarya, dilihat dari 2. Keindahan
komposisi atau perpaduan warna pada karya Berdasarkan hasil tes mewarnai
dikategorikan tidak kreatif dan masih dapat dikatakan bahwa kreativitas santri
terdapat bagan yang kosong dan belum TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi Islam
selesai pewarnaanya sehingga kontemporer di Masjid Besar Nurul Jihad
mempengaruhi aspek keindahan. Ditinjau Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto
dari aspek kerapian (keterampilan), teknik ditinjau dari segi keindahan memiliki
dalam mewarnai menggunakan teknik kreativitas cukup kreatif dengan nilai akhir
blocking dengan sedikit gradasi pada objek rata-rata keseluruhan santri 65. Dilihat dari
fauna dan pewarnaanya terkesan terburu- hasil mewarnai ditinjau dari segi keindahan
buru dan ketekunanan dalam proses menunjukan bahwa kreativitas santri dalam
pewarnaan masih kurang dilihat dari masih mewarnai dianggap cukup kreatif. Diketahui
adanya bagan yang belum terisi warna. maka
bahwa warna merupakan unsur rupa yang dan keindahan merujuk pada tipe visual
sangat penting dalam memberikan nuansa hasil pengamatan dan hasil-hasil gambar
terhadap objek yang dilihat dan untuk dimasa lalu. Periode realisme awal (9-11)
pemillihan warna dalam hal ini dilakukan merupakan tahap permulaan realisme, pada
berdasarkan kesenangan atau keinginan tahap ini anak semakin cerdas dalam
santri dalam berkarya. Dilihat dari mengungkapkan imajinasinya. Ciri umum
komposisi atau perpaduan warna pada karya pada usia ini adalah kedekatan objek yang
yang dihasilkan masih perlu ditingkatkan, lebih nyata, walaupun pada segi pewarnaan
hal ini dikarenakan santri kurang terampil tidak sesuai dengan objek sebenarnya.
dalam menggabungkan warna selain itu Pewarnaan santri cenderung penampakan
masih terdapat bagan yang belum terisi warna-warna cerah dan dimana pada satu
warna sehingga mempengaruhi aspek sisi, ekspresi kreatif santri sedang muncul
keindahan. dan ingin menerapkan warna-warna yang
3. Kerapian (Keterampilan) ada pada imajinasinya contoh pewarnaan
Berdasarkan hasil tes mewarnai pada objek fauna. Sehingga dapat
dapat dikatakan bahwa kreativitas santri disimpulkan bahwa kreativitas santri
TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi Islam TK/TPA dalam mewarnai kaligrafi Islam
kontemporer di masjid Besar Nurul Jihad kontemporer di Masjid Besar Nurul Jihad
Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto
ditinjau dari dari segi Kerapian secara keseluruhan dapat dikatakan cukup
(Keterampilan) karya memiliki kreativitas atau cukup kreatif. dengan nilai akhir ke tiga
cukup kreatif dengan nilai akhir rata-rata indikator rata-rata keseluruhan santri 66.
keseluruhan santri 64. Dilihat dari hasil
mewarnai dari segi kerapian (keterampilan) KESIMPULAN DAN SARAN
menunjukan bahwa kreativitas santri dalam Berdasarkan hasil penelitian dan
mewarnai dianggap cukup kreatif, hal ini analisis data yang telah dilalui mengenai
dikarenakan pewarnaan yang dihasilkan kreativitas santri TK/TPA dalam mewarnai
santri terlihat kurang rapih dan terkesan kaligrafi Islam kontemporer di Masjid
terburu-buru dilihat dari beberapa goresan Besar Nurul jihad Kecamatan Tamalatea
warna yang keluar dari bagan. Kabupaten Jeneponto, maka dapat
Apabila ditinjau dari ketiga aspek disimpulkan :
kreativitas santri dalam mewarnai kaligrafi 1. Kreativitas santri TK/TPA dalam
Islam kontemporer yang mendapatkan nilai mewarnai kaligrafi Islam kontemporer
tertinggi adalah aspek harmonisasi warna di Masjid Besar Nurul Jihad
dan dikategorikan cukup/cukup kreatif Kecamatan Tamalatea Kabupaten
dengan perolehan nilai akhir mendapat 65, Jeneponto ditinjau dari segi
dari hasil mewarnai karya kaligrafi Islam harmonisasi warna memiliki kreativitas
kontemporer nilai akhir tersebut dapat yang cukup/cukup kreatif dengan
dijelaskan berdasarkan teori yang perolehan nilai akhir rata-rata
dikembangkan oleh Viktor Lowenfeld dan keseluruhan santri 67.
Lambert Brittain (1980:116), bila merujuk 2. Ditinjau dari segi keindahan memiliki
pada usia santri TK/TPA Masjid Besar kreativitas yang cukup/cukup kreatif
Nurul Jihad Kecamatan Tamalatea yang dengan perolehan nilai akhir rata-rata
dimana berumur 7-10 dapat dikategorikan keseluruhan santri 65.
berada pada periode bagan dan periode 3. Ditinjau dari segi kerapian
realisme awal, periode bagan (7-9) ini (keterampilan) memiliki kreativitas
merupakan tahapan tentang bentuk dasar yang cukup/cukup kreatif dengan
dari penggalan kreatif. Pada periode ini anak perolehan nilai akhir rata-rata
telah mendekati warna pada visual keseluruhan siswa 64.
sebenarnya dimana aspek harmonisasi warna 4. Dari ketiga aspek kreativitas mewarnai
kaligrafi Islam kontemporer secara
keseluruhan dapat dikatakan Lampung: Institut Agama Islam Negeri
cukup/cukup kreatif dengan nilai akhir Metro.
ketiga indikator rata-rata keseluruhan Said, Abdul Azis. 2006. Dasar Desain
santri 65. Dwimatra. Makassar: Universitas
Sehubungan dengan adanya Negeri Makassar..
kesimpulan penelitian di atas, maka peneliti Salam, Sofyan, Tangsi. 2007. Sejarah Seni
mengajukan saran-saran sebagai berikut: Rupa Timur. Makassar: Universitas
1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui Negeri Makassar.
bahwa kreativitas santri TK/TPA dalam Salam, Sofyan. 2001. Pendidikan Seni Rupa.
mewarnai kaligrafi Islam kontemporer Makassar: Penerbit Universitas Negeri
sudah dianggap cukup, disarankan agar Makassar.
latihan secara intensif untuk mencapai Sirojuddin, D. 2020. Seni Kaligrafi Islam.
hasil karya yang lebih baik lagi. Jakarta: Amzah
2. Bagi pengajar dapat mengembangkan Sudarma, Momon. 2013. Mengembangkan
model pembelajarannya khusunya Keterampilan Berpikir Kreatif.
dalam mengembangkan kreativitas anak Jakarta: PT Ranjagrafindo Persada.
karena dalam mengembangkan SDM Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
tidak hanya dapat dilakukan melalui Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
lembaga formal saja namun dapat pula Kualitatif, dan R&D). Bandung:
melalui lembaga nonformal. Alfabeta.
3. Penilaian yang dilakukan terhadap hasil Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak
pewarnaan santri semestinya Usia Dini (Pengantar dalam berbagai
disesuaikan dengan dunia anak. Aspeknya). Jakarta: Kencana
4. Pemberian referensi gambar-gambar Prenadamedia Group.
serta adanya pendekatan yang lebih Yabu M, 2019. Metodologi penelitian,
intensif kepada santri dapat Makassar: Universitas Negeri
meningkatkan imajinasi santri sehingga Makassar.
pewarnaan pada objek gambar lebih
bervariasi.
5. Bagi peneliti selanjutnya, dapat
,menggunakan skripsi ini sebagai
panduan atau acuan untuk membantu
dalam penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Moeliono, Anton M (Ed). 1988. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI.
Munandar, Utami. 2014. Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Rachmawati, Yeni, Euis Kurniati. 2019.
Strategi Pengembangan Kreativitas
pada Anak Usia Taman Kanak-kanak.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Rahmawati, badriah. 2019. “Upaya
Meningkatkan Kreativitas Anak Usia
Dini Melalui Kegiatan Mewarnai di TK
Pertiwi 1 Raja Basa Lama” Skripsi,

Anda mungkin juga menyukai