Tugas Diyah
Tugas Diyah
Disusun Oleh :
Nim : 221003242010449
FAKULTAS TEKNIK
Bab I Pendahuluan.......................................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................................
Bab II Pembahasan.....................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesin merupakan laboratorium sosial yang sangat kaya karena pluralitasnya, baik
dari aspek ras, etris, bahasa, agama dan lainya. Itu pun ditambah status geografis sebagai
negara martim yang terdiri dari setidaknya 13.000 pulau. Bahwa pluralitas di satu pihak adalah
aset bangsa jika dikelola secara tepat, di pilak lain ia juga membawa bibit ancaman di
integrasi. Karakter pluralistik itu hanya satu pressing factor dalam realitas ikatan negara. Di
tengah situasi bangsa Indonesia yang seperti itu, nasionalisme sangat di butuhkan untuk
menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari tugas ini sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nasionalisne
Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesan (Ai dkk, 1994:89) kata bangsa memiliki arti (1) kesatuan orang yang bersamaan asal
keturunan ada, bahasa, dan sejarahnya serta pemerintahan sendiri: (2) golongan manusia,
binatang, atau tumbuh-tunbuhan yang mempunyai asal-usul yang sama dan sifat khas yang
sama atau bersamaan dan (3) kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa
dan kebudayaan dalam arti umum dan yang biasanya menempati wilayah tertentu di muka
bumi. Beberapa makna kata bangsa diatas menunjukkan arti bahwa bangsa adalah kesatuan
yang timbul dari kesamaan keturunan budaya, pemerintahan, dan tempat. Pengertian ini
berkaitan dengan arti kata suku yang dalam kamus yang sama diartikan sebagai golongan
orang-orang (keluarga) yang seturunan: golongan bangsa sebagai bagian dari bangsa yang
besar (ibid., 1994:970).
Beberapa suku atau ras dapat menjadi pembentuk sebuah bangsa dengan syarat ada
kehendak untuk bersatu yang diwujudkan dalam pembentukan pemerintahan yang ditaati
bersama. Kata bangsa mempunyai dua pengertian: pengertian antropologis-sosiologis dan
pengertian politis. Merurut pengertian antropologis-sosiologis, bangsa adalah suatu masyarakat
yang merupakan persekutuan-hidup yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota
masyarakat tersebut merasa satu kesatuan suku, bahasa, agama, sejarah, dan adat istiadat.
Pengertian ini memungkinkan adanya beberapa bangsa dalam sebuah negara dan sebaliknya
satu bangsa tersebar pada lebih dari satu negara.
Semetara dalam pengertian politis, bangsa adalah masyarakat dalam suatu daerah yang
sama dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke
luar dan ke dalam Bangsa (nation) dalam pengertian politis inilah yang kemudian menjadi
pokok pembahasan nasionalisme (Nur dalam Yatim 2001:5758). Istilah nasionalisme yang
telah diserap ke dalam bahasa Indonesa memiki dua pengertian: paham (ajaran) untuk
mencintai bangsa dan negara sendiri dan kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang
secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai mempertahankan, dan mengabadikan
identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa itu (Op. Cit. 1994:684).
Dalam artikel itu dia juga menjelaskan bahwa Islam telah menebalkan rasa dan haluan
nasionalisme. Cita-cita Islam untuk mewujudkan persaudaraan untuk munusia dinilai Soekarno
tidak bertentangan dengan konsep nasionalismenya. Pemisahan itu tidak berarti menghilangkan
kemungkinan untuk memberlakukan hukum hukum Islam dalam negara, karena anggota
parlemen sebagian besar orang-orang yang berjiwa Islam, mereka dapat mengusulkan dan
memasukkan peraturan agama dalam undang-undang negara. Itulah cita ideal negara Islam
menurut Soekarno (ibid, 200:156). Dengan dasar pemikiran itulah, Soekarno mengusulkan
lima asas untuk negara Indonesia merdeka Kelima asas itu adalah: (1) Kebangsan Indonesia.
(2) Internasionalisme atau peri kemanusinan. (3) Mufakat atau demokrasi (4) Kesejahteraan
sosial (5) Ketuhanan
Usaha ini menimbulkan perbedaan pendapat antara nasionalis sekuler dan nasionalis
islam dan mendorong pembentukan sub panitia yang terdiri dari empat orang wakil nasionalis
sckuder dan enpat orang waki msiomais Islam serta Soekarno sebagai ketua sekaligus
penengah. Pertemuan sub panitia ini menghasilkan rumusan yang kemudian dikenal dengan
Piagam Jakata. Usulan Soekarno menjadi inti dari Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan:
urutan kelima sila dan penambahan anak kalimat pada sila ketuhanan. Akhirnya anak kalimat
yang tercantum dalam Piagam Jakata diubah menjadi “Ketuhunan Yang Maha Esa”, yang
kemudian menjadi bentuk akhir Pancasila dasar bagi nasionalisme Indonesia yang sekuler
religi.
Dalam zaman modern ini nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan
yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di
bawah ilmuwan para politik biadanya menumpukkan penyelidikan mereka kepada
nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.
Nasionalisme dapat meonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan
negara) yang populer berdasarkan pendapat warga negara, etnis, budaya, keagamaan dan
ideologi kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme
mencampuadukkan sebagian atau semua elemen tersebut.
1. Nasionalisme kewarganegaraan (atau Nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme
dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya
“kehendak rakyat”, “ perwaklan politik”.
2. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran
politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johan Gotfried
von Herder, yang memperkenakan kosep Volk (bahasa Jerman untuk rakyat).
3. Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas)
adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik
secara semula jadi (organik) hasil dari bangsa atau ras menurut semangat romantisme.
4. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya “sifat keturunan” seperi warna
kulit, ras dan sebagainya.
5. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan selalu
Digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga
diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.
6. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi
politik dari persamaan agama. Walaupun begitu lazimnya nasionalisme etnis adalah
dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan.
B. Pengertian Gobalikasi
Pengertian globalisasi sendiri diambil dari kata “global yang artinya universal. Ada
sebagian yang berpendapat bahwa gobaksasi merupakan proses sosial, atau proses sejarah, atau
proses alamiah yang akan menbawa seluruh bangsa dan negara berada dalam ikatan yang
semmkin kuat untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru atau kita bisa mengartikan
sebagai kesatuan koeksistensi yang nantinya akan menghapus batas-batas geografis, ekonomi
dan budaya masyarakat. Pengertian ini didukung oleh pihak yang mendukung terjadinya
sebuah evolusi sosial ekonomi dan budaya serta tetap menjaga eksistensi dan pengaruhnya
terhadap dunia terutama dunia ketiga. Stigma negatif disematkan kepada globalisasi oleh para
pendukung ide ini globalisasi dipandang hanya evolusi dari kapitalisme dimana negara-negara
kaya akan mengontrol perekonomian dunia sedangkan negara-negara kecil atau yang sering
disebut negara ketiga hanya dieksploitasi dan semakin terbenam karena tidak mempunyai daya
saing.
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal
batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada
suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi padoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh
dunia. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi.
Perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan
kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita
hindari kehadirannya. Dengan adaya globalisasi intensitas hubungan masyarakat antara satu
negara dengan negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian kecenderungan
munculnya kejahatan yang bersifat transnasional semakin sering terjadi Kejahatan-kejahatan
tersebut antara lain terkait dengan masalah narkotika, money laundering (Pencucian uang),
peredaran dokumen keimigrasian palsu dan terorisme. Masalah-masalah tersebut berpengaruh
terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang selama ini dijunjung tinggi mulai memudar. Hal ini
ditunjukkan dengan semakin meraja lelanya peredaran narkotika dan psikotropika sehingga
sangat merusak kepribadian dan moral bangsa khususnya bagi generasi penerus bangsa. Jika
hal tersebut tidak dapat dibendung maka akan mengganggu terhadap ketahanan nasional di
segala aspek kehidupan bahkan akan menyebabkan lunturnya nilai-nilai identitas nasional.
1. Pengaruh positif
Dilihat dari globalisasi politik pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
demokratis. Karena pemerintahan merupakan bagian dari suatu negara, jika pemerintahan
dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari
rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi
meningkat. Dari aspek globalisasi ekonomi terbukanya pasar internasional, meningkatkan
kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Semakin terbukanya pasar internasional ini
akan membuka peluang besar kerja sama dalam sektor perekonomian nasional. Dengan adanya
hal tersebut akan semakin meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa guna menunjang
kehidupan nasional bangsa dan negara.
Pengaruh adanya globalisasi dalam sektor sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang
baik. Seperti membangun etos kerja yang tinggi dan disiplin, serta meniru Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK ) dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan
bangsa. Pada akhirnya, akan membawa kemajuan bangsa serta mempertebal rasa nasionalisme
kita terhadap bangsa.
2. Pengaruh negatif
Selain berdampak positif munculnya globalisasi juga berdampak negatif yang tak kalah
pentingnya untuk diperhatikan. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa
Iiberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup
kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi Liberalisme. Jika hal tersebut
terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
Munculnya globalisasi juga berdampak pada aspek ekonomi Yakni semakin hilangnya
rasa cinta terhadap produk dalam negeri. Sebab, sudah semakin banyaknya produk luar negeri
seperti Mc Donalt, Coca-Cola, Pizza Hut, dan sebagainya, yang membanjiri pasar di Indonesia.
Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukkan gejala berkurangnya
rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia. Mayarakat kita khususnya anak
muda, banyak yang lupa mengenai identitas diri sebagai banga Indonesia. Karena gaya
hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
Selain itu globalisasi juga mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara orang
kaya dan miskin. Ini disebabkan karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.
Pengaruh-pengaruh di atas memang tidak secara langsung berdampak terhadap
nasionalisme. Akan tetapi, secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap
bangsa menjadi bekurang atau bahkan hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala
masyarakat secara global. Apapun yang ada di luar negeri dianggap baik serta mumpu memberi
aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Berdasarkan analisa dan
uraian di atas, pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh
karena itu, diperhatikan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap
nilai nasioalisme.
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
2.2 SARAN
Dari hasil pembahasan yang telah dibahas diatas, maka penulis memberi sarankepada
semua pihak khususnya kepada para pemuda Indonesia untuk lebih meningkatkan rasa
nasionalisme terhadap bangsa kita. Hal tersebut dapat kita lakukan dengan adanya langkah-
langkah antisipasi dan upaya yang telah diuraikan diatas. Hal tersebut diharapkan mampu
menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.
http://situz-go.blogspot.com/2012/07/makalah-indonesia-di-era-globalisasihtmi
( Diakses pada hari Minggu,16 Oktober 2022 pada pukul 11.25 )
Satiman Sudewo. Dengan Semangat Berkobar: Nasipmisme dan Gerakan Pemuda di Indonesia.
2003. Jakarta: Hasta Mira
http://situz-go.blogspot.com/2012/07/makal ah-indonesia-di-era-globalisasi.html