Makalah-Teori-Basis-Ekonomi Kelompok 3
Makalah-Teori-Basis-Ekonomi Kelompok 3
Kelompok 3
Andri Fajarudin
Desi Lestari
Rista Usti
Zurizal
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang atas rahmat-Nya
Base (Basis Ekonomi)”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi di Universitas Setia Budi
Surakarta.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
ini, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dan Undang-
tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara, Pemerintah Pusat dan Daerah
potensi sektor ekonomi yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan daerah.
dipengaruhi oleh kondisi sumber daya alam, sumber daya manusia, serta faktor-
faktor lainnya yang berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi seperti sarana dan
yang didukung oleh data-data statistik yang akurat, up to date, dan spesifik, sebagai
1
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui materi tentang teori basis ekonomi (Economic Base Theory).
b. Untuk mengetahui apa saja yang dipelajari dalam teori basis ekonomi.
basis ekonomi.
1.4. Manfaat
kepada semua pihak, khususnya bagi penulis adalah melatih menggabungkan hasil
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pengertian ekonomi regional dikenal adanya pengertian sector basis dan
sektor non basis. Pengertian sektor basis (sektor unggulan) pada dasarnya harus
internasional, suatu sektor dikatakan unggul jika sektor tersebut mampu bersaing
dengan sektor yang sama dengan negara lain. Sedangkan dengan lingkup nasional,
suatu sektor dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan apabila sektor di wilayah
tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain
di pasar nasional atau domestik. Inti dari teori basis ekonomi bahwa faktor penentu
permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri yang
menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk
diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job
creation).
hasil produksi tersebut secara efisien dan efektif. Secara umum, analisis ini
digunakan untuk menentukan sektor basis/pemusatan dan non basis, dengan tujuan
provinsi dan kabupaten) dengan metode LQ, didasarkan pada pertimbangan bahwa
3
ketersediaan dan kapabilitas sumberdaya (alam, modal dan manusia) untuk
wilayah secara simultan relatif terbatas. Selain itu hanya komoditas-komoditas yang
1. Sektor basis, yaitu sektor atau kegiatan ekonomi yang melayani baik pasar
domestik maupun pasar luar daerah itu sendiri. Sektor basis mampu menghasilkan
produk/jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah. Itu berarti daerah secara
tidak langsung mempunyai kemampuan untuk mengekspor barang dan jasa yang
dihasilkan oleh sektor tersebut ke daerah lain. Artinya sektor ini dalam aktivitasnya
mampu memenuhi kebutuhan daerah sendiri maupun daerah lain dan dapat dijadikan
sektor unggulan.
2. Sektor non basis, yaitu sektor atau kegiatan yang hanya mampu melayani
pasar daerah itu sendiri sehingga permintaannya sangat dipengaruhi kondisi ekonomi
setempat dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Sektor
seperti ini dikenal sebagai sektor non unggulan. Menurut Tarigan (2007), metode
untuk memilah kegiatan basis dan kegiatan non basis adalah sebagai berikut :
survei langsung ditinjau dari sudut waktu dan biaya. Metode ini
basis dan kegiatan lain yang bukan dikategorikan basis adalah otomatis
c. Metode Campuran Metode ini dipakai pada suatu wilayah yang sudah
dan kegiatan non basis. Apabila dipakai metode asumsi murni maka akan
murni maka akan cukup berat. Oleh karena itu orang melakukan gabungan
antara metode langsung dan metode tidak langsung yang disebut metode
kegiatan basis dan non basis. Asumsinya apabila 70 persen atau lebih
Apabila porsi basis dan non basis tidak begitu kontras maka porsi itu harus
ditaksir. Untuk menentukan porsi tersebut harus dilakukan survei lagi dan
5
d. Metode Location Quotient Metode LQ membandingkan porsi lapangan
kerja/nilai tambah untuk sector tertentu untuk lingkup wilayah yang lebih
Sektor Perikanan dan Kelautan adalah salah satu sektor andalan yang dijadikan
baik dalam skala lokal, regional maupun negara. Sektor ini merupakan sektor yang
selama ini belum dieksploitasi secara maksimal dan seringkali dianggap bagian dari
sektor pertanian, padahal sebagai suatu negara maritim Indonesia memiliki gugusan
ribuan pulau yang lebih dari 70 % wilayahnya terdiri dari lautan, belum lagi potensi
akan perairan tawar (sungai)yang sangat banyak khususnya dibeberapa pulau besar
perikanan dan kelautan berkisar pada hal-hal yang berhubungan dengan isue-isue: (1)
Kemiskinan dan kesenjangan sosial, (2) Keterbatasan akses modal, teknologi dan
pasar, (3) Kualitas SDM yang rendah, (4) Degradasi sumber daya lingkungan, dan
(5) Kebijakan pembangunan yang belum berpihak secara optimal pada sektor ini.
Berikut adalah contoh kawasan basis sektor perikanan dan kelautan dalam studi
Sampai tahun 1983 Pantai Sadeng, Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta
adalah kawasan yang tidak tersentuh nelayan kecuali sedikit nelayan dari Cilacap
membuat gubuk kayu beratap daun kelapa dibibir tebing pantai. Kehadiran sekitar 20
6
nelayan Cilacap inilah yang menularkan kegairahan melaut sehingga petani di sekitar
kawasan yang dekat ke PantaiSadeng mulai ikut melaut. Dinas Pertanian Provinsi
bantuan para nelayan untuk mengajari cara penangkapan ikan kepada masyarakat
lokal.
Dimulai dari pelatihan bagi 60 petani di Sadeng, nelayan Cilacap lalu diminta
bantuannya oleh pemerintah setempat untuk menjadi guru diseluruh kawasan pantai
di Kabupaten Gunung Kidul, mulai dari Pantai Wedi Ombo, Sundak, Drini, Baron
dan yang lain. Kemudian para nelayan Cilacap juga melanjutkan pengajaran tentang
berkelana dari pantai ke pantai untuk mengajar ilmu melaut. Awalnya mereka
mengaku hanya ingin mengajak petani berubah menjadi nelayan agar punya teman
ketika melaut, karena pada saat itu tidak ada satupun warga Gunung Kidul yang
berani melaut. Disamping karena faktor pengetahuan yang rendah, perairan pantai
Gunung Kidul, masih penuh dengan batu karang yang tajam. Warga lokal biasanya
Sekarang jumlah nelayan di Perairan Gunung Kidul telah mencapai 1.313 orang
dimana 1.150 orang adalah nelayan lokal. Nelayan-nelayan ini telah dibekali
keterampilan membaca tanda alam, musim ikan, merakit jaring dan mendapat
bantuan mesin kapal tempel berkekuatan 15 PK berbahan bakar bensin yang bisa
menjangkau hingga 90 mil perairan laut. Pantai Sadeng juga telah diubah menjadi
pelabuhan perikanan Sadeng sehingga sektor perdagangan ikan juga menjadi mata
pencaharian lain bagi masyarakat setempat dimana produksi tangkapan ikan telah
7
2.4. Model Basis Ekonomi Menurut Tiebout
Charles M. Tiebout dalam makalahnya yang berjudul The Community
Economic Base Study (1962), New York (dakan Avrom Bendavid: Regional
Economic Analysis, 1974) menggunakan perbandingan dalam bentuk pendapatan
(income) dan membuat rincian yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang
terkait dalam pengganda basis. Dalam bentuk pendapatan, hubungan antara
perubahan pendapatan basis dengan perubahan total pendapatan dapat
dirumuskan sebagai berikut.
∆ Yt =K . ∆ Yb
Dimana: Yt = pendapatan total (total income)
Yb = pendapatan basis (basic income)
K = pengganda basis (base multiplier)
∆ = perubahan pada ………
Selanjutnya juga akan banyak digunakan Yn = Pendapatan nonbasis
(service).
Maka dengan kata lain:
Yt
K=
Yb
Karena pendapatan total = pendapatan basis + pendapatan non basis, maka
rumus pengganda basis jangka pendek (Ks) akan menjadi:
1
Ks=
Yn
1−
Yt
Apabila Ks diatas digunakan sebagai pengganti pengganda basis di
persamaan awal maka akan menjadi:
( )
1
∆ Yt = ∆ Yb
Yn
1−
Yt
Selanjutnya menurut Tiebout perekonomian terdiri atas tiga sektor, yaitu ekspor (X),
investasi (I), dan konsumsi (C). Total pendapatan wilayah adalah penjumlahan dari
ketiga sektor tersebut dengan catatan apabila seluruh kegiatan menggunakan bahan
baku lokal. Jadi secara simbolik:
Yt = X + I + C
8
∆Yt = ∆X + ∆Ir +∆Cr
Untuk mendapatkan analisis yang lebih mendetail tentang tiga sektor yang
mempengaruhi pendapatan wilayah, akan digunakan simbol-simbol yang lebih
sederhana. Penyederhanaan rumus akan menggunakan konsep propensity, yaitu
hasrat untuk membelanjakan pendapatan. Simbol-simbol yang akan digunakan
adalah sebagai berikut:
Yn = Cr = Yt . (c) . (cr)
1 1
=
K = 1−Yt . ( c ) .(cr) 1−( c ) .(cr )
Yt
9
Sekarang persamaan tiga sektor dapat dilengkapi dan akan mendapatkan
persamaan perubahan pendapatan total sebagai berikut:
1
∆ Yt = ∆(X + Ir)
1−( c ) . ( cr )
Secara ekonomi, penyebut pada persamaan pengganda basis akan selalu lebih
kecil dari satu sehingga pengganda basis tersebut akan selalu lebih besar dari satu.
Manfaat dari pengganda basis ini, antara lain di satu sisi dapat digunakan untuk
meramalkan tingkat pendapatan di masa yang akan dating seandainya diketahui
besarnya kenaikan ekspor dan besarnya tambahan investasi yang diduga akan masuk
ke wilayah analisis.
Sektor ekspor:
Sector investasi:
∆ Y t=
( 1−( c1) .( cr ) ) . ∆(X + X + I
p g rb + I rh + I rg +Orh )
Menurut Tiebout dalam jangka panjang (long-run), hanya sektor ekspor yang
dapat mendorong pertumbuhan, sedangkan sektor investasi sebetulnya tumbuh
10
karena ada pertumbuhan ekonomi.Dalam jangka panjang yang mendorong
pertumbuhan pendapatan basis dan nonbasis adalah sebagai berikut:
∆ Yb=∆ ( Xp+ Xg )
Dalam menggunakan pengganda basis jangka panjang, setiap komponen dari sektor
nonbasis harus diperlakukan sama dengan konsumsi. Dengan menggunakan
propensity terminology, rumus untuk menghintung perubahan wilayah dengan 7
sektor untuk kondisi jangka panjang adalah sebagai berikut:
1
∆ Yt =
1−¿ ¿
Melihat apakah pasar produk yang dihasilkan tidak cepat jenuh, perlu dilihat
tingkat kebasisan suatu produk, yang pada dasarnya melihat berapa luas pasar yang
dapat dijangkau produk tersebut. Jenjang kebasisan suatu produk adalah sebagai
berikut:
11
tinggi.Sehingga produk dengan kebasisan yang tinggi harus segera
dikembangkan agar pasarnya tidak mudah jenuh.
BAB III
PENUTUP
Di era Otonomi Daerah saat ini, pemerintah daerah sudah seharusnya melihat
sektor basis yang jika dieksploitasi secara maksimal akan dapat mendorong
adalah bukti nyata bahwa sektor perikanan dan keluatan yang dikelola secara baik
akan menjadi sektor unggulan, bersifat basis dan sangat potensial mendorong
pembangunan yang berkelanjutan juga merupakan hal yang perlu diikut sertakan
12
DAFTAR PUSTAKA
13