Basic Life Support
Basic Life Support
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
KURIKULUM KBK-PBL
EDISI KE-11
Halaman Judul
EDISI KESEBELAS
2021
PENYUSUN
Kontributor
Editor
Hechting
Pemeriksaan fisik thoraks paru
2
Pembalutan pembidaian
Antropometri
PRAKTIKUM 2
BASIC LIFE SUPPORT
& PEMASANGAN
ENDOTRACHEAL TUBE
~7~
Basic Life Support BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
KETERAMPILAN KLINIS 2 A
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
~9~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Basic Life Support
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
A. PENDAHULUAN
Pasien gawat darurat ialah pasien yang oleh karena suatu
sebab (penyakit, trauma, kecelakaan, tindakan anestesi/
pembedahan) yang bila tidak segera ditolong akan mengalami
cacat, kehilangan organ tubuh, atau meninggal.
1. Persiapan
2. Triase
3. Survey primer
4. Resusitasi
5. Tambahan dari survey primer dan resusitasi
6. Survey sekunder (head to toe dan anamnesa)
7. Tambahan dari survey sekunder
8. Pemantauan dan re-evaluasi lanjut
9. Penanganan definitive
Basic Life Support BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
~ 11 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Basic Life Support
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
~ 13 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Basic Life Support
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
~ 15 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Basic Life Support
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
A: sadar (alert)
Basic Life Support BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
~ 17 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Basic Life Support
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
~ 19 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Basic Life Support
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
~ 21 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Basic Life Support
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
Periksa teraba nadi atau tidak. Langkah ini tidak boleh lebih
dari 10 detik
Catatan: Jika teraba nadi berikan 1 kali napas tiap 5-6 detik.
Cek nadi tiap 2 menit. Jika tidak teraba nadi lanjutkan dengan
kompresi.
4. Kompresi Dada
~ 23 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Basic Life Support
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
~ 25 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Basic Life Support
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
~ 27 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Basic Life Support
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
8. Defibrilasi
Basic Life Support BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
~ 29 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Basic Life Support
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
Shockable Waves
No Shockable Waves
~ 31 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Basic Life Support
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
~ 33 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Basic Life Support
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
~ 35 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Basic Life Support
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
I. REKOMENDASI
Rekomendasi
Komponen Dewasa Anak tidak sadarkan bayi
pengenal diri
awal Tidak ada nafas Tidak bernafas atau ada usaha nafas
atau tidak
bernafas normal
Tidak teraba nadi dalam 10 detik (hanya dilakukan oleh tenaga
professional)
Urutan BHD CAB CAB CAB
Frekuensi Minimal 100-120x/menit
Kompresi
Kedalaman Minimal 5 cm (2 Minimal 1/3 diameter Minimal 1/3diameter
kompresi inci) dinding Anterior dinding Anterior
posterior toraks posterior toraks
(sekitar 5cm / 2inci) (sekitar 4cm /1,5
inci)
Recoil Usahakan terjadi recoil sempurna setiap kompresi
dinding dada Untuk penolong terlatih, pergantian posisi penolong setiap 2 menit.
Interupsi Interupsi seminimal mungkin, jikalaummemungkinkan interupsi
bantuan kurang dari 10 detik
Jalan nafas Head Tilt Chin Lift (untuk kecurigaan trauma leher lakukan jaw
(airway) thrust)
Kompresi 30:2 30:2 (satu penolong) 30:2 (satu penolong)
(1 atau 2 penolong) 15:2 (dua penolong) 15:2 (dua penolong)
Ventilasi Jika penolong tidak terlatih, kompresi saja.
Pada penolong terlatih, dengan jalan nafas lanjutan berikan nafas
setiap 6-8 detik (8-10x / menit).
Defibrilasi Pasang dan tempelkan AED sesegera mungkin, interupsi kompresi
minimal baik sebelum atau sesudah kejut listrik. Lanjutkan RJP
diawali dengan kompresi setelah kejut listrik.
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
~ 37 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
8. Jika pulsasi tidak ada dan bantuan belum tiba teruskan RJP.
Jika bantuan datang dan membawa peralatan
(AED/Defibrilator) segera pasang alat cek irama jantung
dengan menggunakan AED atau monitor defibrilator.
Apabila irama jantung shockable lakukan defibrilasi, apabila
not shockable teruskan RJP
V. DAFTAR PUSTAKA
~ 39 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
NILAI
No ASPEK KETRAMPILAN DAN MEDIS YANG DILAKUKAN
0 1 2 3
Melakukan tahap-tahap CPR basic dan advance sesuai algoritme
Memastikan bahwa lingkungan dan pasien aman untuk dilakukan
1 pertolongan.
Memeriksa kemampuan respon pasien, sambil meminta pertolongan untuk
2 mengaktifkan sistem gawat darurat dan menyediakan AED.
3 Melakukan penilaian denyut nadi a. Carotis communis.
4 Jika denyut nadi tidak ada, lakukan kompresi dada (Circulation)
5 Melakukan pembukaan jalan napas (Airway)
6 Melakukan pemberian napas bantuan (Breathing)
7 Setelah 5 siklus/ 2 menit, periksa pulsasi arteri carotis (evaluasi).
Jika pulsasi tidak ada dan bantuan belum tiba teruskan RJP. Jika
bantuan datang dan membawa peralatan (AED/Defibrilator) segera
pasang alat cek irama jantung dengan menggunakan AED atau monitor
8 defibrilator. Apabila irama jantung shockable lakukan defibrilasi, apabila
not shockable teruskan RJP
Tambahan: Melakukan prosedur defibrilasi
PROTOKOL PENGGUNAAN AED
Hidupkan AED dengan menekan sakelar ON atau beberapa alat dengan
membuka tutup AED
Pasang bantalan elektroda pada dada pasien
Jangan melakukan kontak langsung dengan pasien saat sedang
9 dilakukan analisis irama pasien oleh alat AED
Tekan tombol SHOCK jika alat AED memerintahkan tindakan kejut listrik,
atau jika alat tidak memerintahkan tindakan kejut listrik, petugas kesehatan
terlatih tanpa men-cek nadi terlebih dahulu langsung lakukan RJP 5 siklus.
Tindakan tersebut terus diulang sampai tindakan RJP boleh dihentikan
sesuai indikasi.
PROTOKOL PENGGUNAAN ALAT KEJUT LISTRIK KONVENSIONAL
(MANUAL DEFIBRILATOR)
Selama persiapan alat dan pengisian tenaga, korban tetap dilakukan
10 kompresi dada.
Tekan tombol ON atau putar saklar ke arah gambaran EKG untuk
menghidupkan monitor
Tempelkan elektroda atau gunakan pedal defibrilator untuk melakukan
analisis secara cepat (quick look analysis)
~ 41 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
NILAI
No ASPEK KETRAMPILAN DAN MEDIS YANG DILAKUKAN
0 1 2 3
Lihat irama di monitor. Bila akan melakukan tindakan kejut listrik,
berikan gel di pedal defibrilator atau dada pasien.
- Bila irama yang terlihat pada monitor adalah fibrilasi ventrikel dan
ventrikel takikardi tanpa nadi, maka lakukan pemberian kejut lsitrik dengan
energi 360 J pada alat defibrilator monofasik atau 200 J pada alat bifasik.
Lakukan pengisian (charge) sampai ke energi yang diinginkan (biasanya
ditandai dengan bunyi alarm. satu pedal diletakkan di apeks jantung
dan yang lain diletakkan di sternum dengan disertai pemberian tekanan
sebesar 12,5 kg saat ditempelkan ke dinding dada. Listrik dialirkan
dengan menekan tombol discharge (bergambar listrik) yang berada di kedua
gagang.
Sebelum melakukan shock berikan aba-aba pada seluruh anggota tim:
I’m going to shock on three:
o One, I’m clear
o Two, you are clear
o Three, Every body is clear.
Untuk terakhir kali lihat secara visual apakah semua sudah tidak
bersentuhan dengan pasien, lihat ke monitor untuk pastikan irama belum
berubah
- Segera lakukan RJP selama 2 menit atau 5 siklus. Setelah 2 menit
lakukan evaluasi. Bila irama yang terlihat dimonitor adalah irama yang
harus diberikan kejut listrik (Shockable rhytm) ya itu VT tanpa nadi atau
VF, maka lakukan pemberian kejut listrik kembali. Bila irama yang
terlihat adalah PEA atau Asistol, maka lakukan pemberian RJP selama
2 menit atau 5 siklus dan penatalaksanaan sesuai algoritma
PEA/Asystole.
JUMLAH
Keterangan kriteria penilaian:
0: tidak dilakukan Nilai batas lulus 75 %
1: dilakukan, tetapi tidak sempurna
2: dilakukan dengan kurang sempurna
3: dilakukan dengan sempurna Nilai = Jumlah x 100%=
Mengetahui:
(__________________) (________________)
Pemasangan ETT BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skill Lab Fakultas Kedokteran UMS
KETERAMPILAN KLINIS 2 B
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
~ 43 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL Pemasangan ETT
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
A. PENDAHULUAN
Ventilasi melalui pipa endotrakeal merupakan cara yang
sangat efektif. Jalan nafas yang terjaga menyebabkan pemberian
ventilasi dan oksigen lebih terjamin. Kemungkinan aspirasi cairan
lambung lebih kecil. Tekanan udara pernafasan juga menjadi
mudah dikendalikan dan penggunaan Positive End Expiratory
Pressure (PEEP) dapat dilakukan dengan mengatur katup
ekspirasi.
B. INDIKASI
3. Ventilasi mekanik,
~ 45 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL Pemasangan ETT
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
A. LARINGOSKOP
Ada 2 jenis laringoskop yang umum dipakai pada anak,
yaitu laringoskop berdaun lurus (Miller) dan lengkung (Macintosh)
(gambar 2).
B. PIPA ENDOTRAKEAL
Pipa ET yang paling banyak digunakan untuk resusitasi
adalah pipa plastik lengkung dengan kedua ujung yang terbuka.
Pada bagian proksimalnya, pipa ET dihubungkan dengan adaptor
yang berdiameter 15 mm, sesuai daengan adaptor balon
resusitasi. Terdapat juga adapator dengan baku lain, yaitu 8,5
~ 47 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL Pemasangan ETT
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
JARAK
DIAMETER ANTARA GIGI SERI KATETER
LARINGO-
USIA DALAM PIPA ET / GUSI KE BAGIAN PENGHISAP
SKOP
(mm) TENGAH (F)
TRAKEA (cm)
NEONATUS Miller 0 2,5; 3,0 tanpa 8 5–6
< BULAN balon penyekat
NEONATU
S
3,0; 3,5 tanpa
CUKU 9 – 10 6–8
Miller 0-1 balon penyekat
P
BULAN
3,5; 4,0 tanpa
6 BULAN 10 8
balon penyekat
4,0; 4,5 tanpa
1 TAHUN 11 8
balon penyekat
4,5; 5,0 tanpa
2 TAHUN 12 8
Miller 2 balon penyekat
5,0; 5,5 tanpa
4 TAHUN 14 10
balon penyekat
5,5 tanpa balon
6 TAHUN 15 10
penyekat
Miller 2 6,0 dengan atau
8 TAHUN MacIntosh tanpa balon 16 10
2 penyekat
6,5 dengan atau
10 TAHUN tanpa balon 17 12
penyekat
MacIntosh 7,0 dengan balon
12 TAHUN 18 12
3 penyekat
MacIntosh
7,0; 8,0 dengan
REMAJA 3 20 12
balon penyekat
Miller 3
~ 49 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL Pemasangan ETT
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
C. CUNAM MAGILL
Cunam Magill adalah alat penjepit bersudut agar dalam
penggunaannya tidak mengganggu lapangan pandang. Alat ini
digunakan untuk menjepit pipa endotrakeal, terutama yang
dimasukkan melalui liang hidung, dan mendorongnya hingga
melewati pita suara. Cunam ini dapat juga untuk mengeluarkan
benda asing dari jalan nafas atas.
Pemasangan ETT BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skill Lab Fakultas Kedokteran UMS
V. PROSEDURAL KLINIS
~ 51 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL Pemasangan ETT
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
10. Angkat laringoskop dan stilet pipa ET dan isi balon dengan
udara 5 - 10 ml. Waktu intubasi tidak boleh lebih dari 30 detik.
13. Lakukan fiksasi pipa dengan plester agar tak terdorong atau
Pemasangan ETT BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skill Lab Fakultas Kedokteran UMS
tercabut
2. Menyiapkan laringoskop
Pilih laringoskop dengan lidah / daun lurus, no. 1 (cukup bulan)
dan 0 (kurang bulan). Pasang daun laringoskop pada
pegangannya. Hidupkan lampu laringoskop, periksa lampu dan
baterenya
~ 53 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL Pemasangan ETT
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
4. Posisi bayi
Kepala sedikit ekstensi / tengadah
Untuk anak di atas 2 tahun, posisi optimal dapat dicapai
dengan meletakkan ganjal pada kepala anak, kemudian
melakukan sniffing position. Pada bayi hal ini tidak perlu
dilakukan karena oksiput bayi yang prominen. Pada trauma
leher intubasi harus dilakukan dalam posisi netral.
7. Melihat glottis
a. angkat daun laringoskop dengan cara mengangkat seluruh
laringoskop ke arah batang laringoskop menunjuk, lidah
akan terjulur sedikit sehingga terlihat faring.
b. Menentukan letak dan posisi daun laringsokop:
Tabel 3. Tanda penunjuk tampilan bring melalui laringoskop
apabila terpasang dengan benar, kurang dalam, dan terlalu
dalam
Letak Tanda penunjuk
Benar Glottis tampak di sebelah atas dengan muara di bawah
Kurang dalam Lidah terlihat menutupi daun
Terlalu dalam Terlihat dinding esofagus
Lebih ke kiri Di belakang faring terlihat sebagian trakea di samping i
~ 55 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL Pemasangan ETT
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
9. Memasukkan pipa ET
a. Glottis dan pita suara harus terlihat. b. Pipa ET dipegang
dengan tangan kanan, dimasukkan dari sebelah kanan
mulut.
b. Tetap melihat glottis, dimasukkan waktu pita suara terbuka.
c. Jika dalam 20 detik pita suara belum terbuka, hentikan,
sementara lakukan VTP.
d. Masukkan pipa ET di antara pita suara, sampai sebatas
garis tanda pita suara, ujung pipa pada pertengahan pita
suara dan karina. Hindari mengenai pita suara, dapat
mengakibatkan spasme.
~ 57 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL Pemasangan ETT
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
D. KOMPLIKASI
1. Pipa ET masuk ke dalam esofagus yang dapat menyebabkan
hipoksia.
2. Luka pada bibir dan lidah akibat terjepit antara laringoskop
dengan gigi.
3. Gigi patah.
4. Laserasi pada faring dan trakea akibat stilet pada ujung pipa.
5. Kerusakan pita suara
6. Perforasi pada faring dan esofagus
7. Muntah dan aspirasi
8. Pelepasan adrenalin dan noradrenalin akibat rangsangan
intubasi sehingga terjadi hipertensi, takikardi, dan aritmia.
9. Pipa masuk ke salah satu bronkus, umumnya masuk ke
bronkus kanan. Untuk mengatasinya, tank pipa 1-2 cm sambil
dilakukan inspeksi gerakan dada dan auskultasi bilateral.
Pemasangan ETT BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skill Lab Fakultas Kedokteran UMS
~ 59 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL Pemasangan ETT
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
Nama:
NIM:
NILAI
NO TEKNIK
0 1 2 3
1 Beritahukan pada pasien atau keluarga mengenai prosedur tindakan
yang akan dilakukan, indikasi dan komplikasinya, dan mintalah
persetujuan dari pasien atau keluarga (informed consent)
2 Cek alat yang diperlukan, pastikan semua berfungsi dengan baik
dan pilih pipa endotrakeal (ET) yang sesuai ukuran.
3 Masukkan stilet ke dalam pipa ET. Jangan sampai ada penonjolan
keluar pada ujung baton
4 Buat lengkungan pada pipa dan stilet
5 Cek fungsi balon dengan mengembangkan dengan udara 10 ml. Jika
fungsi baik, kempeskan balon.
6 Beri pelumas pada ujung pipa ET sampai daerah cuff.
7 Letakkan bantal kecil atau penyangga handuk setinggi 10 cm di
oksiput dan pertahankan kepala sedikit ekstensi. (jika resiko fraktur
cervical dapat disingkirkan)
8 Bila perlu lakukan penghisapan lendir pada mulut dan faring dan
berikan semprotan benzokain atau tetrakain jika pasien sadar atau
tidak dalam keadaan anestesi dalam.
9 Lakukan hiperventilasi minimal 30 detik melalui bag masker dengan
Fi 02 100 %.
10 Buka mulut dengan cara cross finger dan tangan kiri memegang
laringoskop.
11 Masukkan bilah laringoskop dengan lembut menelusuri mulut
sebelah kanan, sisihkan lidah ke kiri.
12 Masukkan bilah sedikit demi sedikit sampai ujung laringoskop
mencapai dasar lidah, perhatikan agar lidah atau bibir tidak terjepit di
antara bilah dan gigi pasien
13 Angkat laringoskop ke atas dan ke depan dengan kemiringan 30
samapi 40 sejajar aksis pengangan. Jangan sampai menggunakan
gigi sebagai titik tumpu.
Pemasangan ETT BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skill Lab Fakultas Kedokteran UMS
NILAI
NO TEKNIK
0 1 2 3
14 Bila pita suara sudah terlihat, tahan tarikan / posisi laringoskop
dengan menggunakan kekuatan siku dan pergelangan tangan.
15 Masukkan pipa ET dari sebelah kanan mulut ke faring sampai
bagian proksimal dari cuff ET melewati pita suara ±1 - 2 cm atau
pada orang dewasa atau kedalaman pipa ET ±19 -23 cm.
16 Angkat laringoskop dan stilet pipa ET dan isi balon dengan udara 5-
10 ml.
17 Hubungan pipa ET dengan ambubag dan iakukan ventilasi sambil
melakukan auskultasi (asisten), pertama pada lambung, kemudian
pada paru kanan dan kiri sambil memperhatikan pengembangan
dada.
18 Bila terdengar gurgling pada lambung dan dada tidak mengembang,
berarti pipa ET masuk ke esofagus dan pemasangan pipa harus
diulangi setelah melakukan hiperventilasi ulang selama 30 detik.
19 Setelah bunyi nafas optimal dicapai, kembangkan balon cuff dengan
menggunakan spuit 10 cc.
20 Lakukan fiksasi pipa dengan plester agar tak terdorong atau tercabut
21 Pasang orofaring untuk mencegah pasien menggigit pipa ET jika
mulai sadar.
22 Lakukan ventilasi terus dengan oksigen 100 % (aliran 10 sampai 12
liter per menit).
JUMLAH
Keterangan kriteria penilaian:
0: tidak dilakukan
1: dilakukan, tetapi tidak sempurna
2: dilakukan dengan kurang sempurna
3: dilakukan dengan sempurna
Batas lulus 75%, dengan tidak ada critical point yang bernilai = 0
Mengetahui,
(___________) (___________)
~ 61 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL Pemasangan ETT
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS
TEKNIK PEMASANGAN ETT PADA BAYI
Nama:
NIM:
NO LANGKAH 0 1 2 3
Memilih dan menyiapkan pipa ET.
1 Pilih pipa ET sekali pakai (disposable) ukuran disesuaikan dengan berat
badan bayi.
2 Pipa ET dipotong secara diagonal pada angka 13, sambungkan dengan
sambungan yang sesuai.
3 Agar pipa lebih kaku dan mudah dilegkungkan, masukkan stilet yang
ujungnya tidak melebihi panjang pipa ET.
Menyiapkan laringoskop
4 Pasang daun laringoskop pada pegangannya.
5 Hidupkan lampu laringoskop, periksa lampu dan batere nya*
Menyiapkan perlengkapan lain
6 Persiapkan alat dan kateter penghisap no 10 F.
7 Persiapkan balon dan sungkup, sumber oksigen 100 %, stetoskop,
plester.
8 Memposisikan bayi: Kepala sediit ekstensi / tengadah
Menyiapkan pemasukan laringoskop.
9 Penolong berdiri di sisi atas kepala bayi.
10 Nyalakan lampu laringoskop
11 Pegang laringoskop dengan ibujari dan ketiga jari tangan kiri (normal
atau pun kidal), arahkan daun laringoskop ke sisi beriawanan dengan
penolong.
12 Pegang kepala bayi dengan tangan kanan.
Memasukkan daun laringoskop
13 Masukkan daun laringoskop antara palatum durum dan lidah
14 Ujung daun laringoskop dimasukkan menyusuri lidah secara perlahan ke
pangkal lidah sampai vallecula epiglottica
Melihat glottis
15 Angkat daun laringoskop dengan cara mengangkat seluruh laringoskop
ke arah batang laringoskop menunjuk, lidah akan terjulur sedikit
sehingga terlihat faring.
16 Menentukan letak dan posisi daun laringsokop:
17 Penekanan di daerah laring akan memperiihatkan glottis, dengan
menggunakan jari ke -4 dan ke-5 tangan kiri. atau dilakukan asisten
Pemasangan ETT BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skill Lab Fakultas Kedokteran UMS
NO LANGKAH 0 1 2 3
dengan telunjuk
Batasan waku 20 detik
18 Sambil menunggu, bayi diberikan VTP dengan oksigen 100 %.
Memasukkan pipa ET: Glottis dan pita suara harus terlihat.
19 Pipa ET dipegang dengan tangan kanan, dimasukkan dari sebelah
kanan mulut.
20 Tetap melihat glottis, dimasukkan waktu pita suara terbuka. Jika dalam
20 detik pita suara belum terbuka, hentikan, sementara lakukan VTP.
21 Masukkan pipa ET di antara pita suara, sampai sebatas garis tanda pita
suara, ujung pipa pada pertengahan pita suara dan karina.*
Mengeluarkan laringoskop.
22 Pipa ET dipegang dengan tangan kanan, bertumpu pada muka bayi,
tekan bibir.
23 Laringoskop dikeluarkan dengan tangan kiri / tanpa mengganggu atau
menggeser pipa ET.
24 Cabut stilet dari pipa ET
Memastikan letak pipa ET
25 Sambil memegang pipa ET pada bibir, pasang sambungan pipa ke
balon resusitasi dan lakukan ventilasi sambil mengamati dada dan perut
bayi.
26 Mendengarkan suara nafas dengan menggunakan stetoskop di dada
atas kiri dan kanan.*
27 Fiksasi pipa ET ke wajah bayi dengan plester
JUMLAH
Keterangan:
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan kurang sempurna
3: Dilakukan dengan sempurna.
(___________) (___________)
~ 63 ~
BUKU PANDUAN KETRAMPILAN MEDIK Pemasangan Fisik Abdomen
SEMESTER 6 KBK-PBL
Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS