Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Jumat: Nasihat Luqman Al-Hakim

KHUTBAH 1

ُ‫ُ َون ذَو َُرُقل ْوبَنَا‬،‫ُ َو َأ ْك َر َمنَاُ هِب ْإليْ َم هان‬،‫ُ ذ هاَّليُ َأ َع ذزنَُُ هِب ْإل ْس ََل هم‬،‫للُ هذيُاجل َََل هُلُ َواإل ْك َرا هم‬ ُ‫احل َ ْمدُُ ه‬
ُ،‫بُالْ هع َظا َم‬ َُ ‫لُ َس ه ِّي هدنَُُم َح ذم هد هُن ُِ ذ هاَّليُعَ َ َُلُالنُّج ْوَُمُ ِ َو ْال َك َوا هك‬ ُ َ َ‫الس ََل ِمُُع‬ ‫الص ََلةُُ َو ذ‬ ‫ُ َو ذ‬،‫هِبلْق ْرأ هن‬
ُُ‫ُ َو َأ ْشهَدُُ َأ ُْنُ ذُإلُا َُلُا ذُإلُللا‬،‫سُ هد ْي هُنُ ْاإل ْس ََل هم‬ ُ ‫ُبد ْو هُرُالتذ َما هُمُ َوُش ْو ه‬،‫ْصا هب هُهُ ْال هك َرا هم‬ َ ْ ‫لُأ ه هُلُ َو َأ‬
ُ َ َ‫َوع‬
ِ ‫ذه‬
ُ‫ُ َو َأ ْشهَدُُ َأ ذُنُ َس ه ِّيدَ نَُُم َح ِ ذمدً اُ َع ْبدهُُ َو َرس ْولُُاَّليُ ُإلُن ه ذَُب‬،‫كُ َُلُ َو َُإلُ َم هث ْي َُلُ َل‬
َ ‫َو ْحدَ هُُ َُإلُ َ ه‬
َُ ْ‫َشي‬
ُ‫ب َ ْعدَ ه‬
ُ‫ُالْ َقائه هُلُ ه ُفُ هكَُتا هب هُه‬،‫للاُاملَنذ هان‬ ُ‫سُ هب َت ْق َوىُ ه‬ ُ ‫ُفَا ه ِّ ُنُ ُأ ْو هص ْي ُْكُ َُون َ ْف ه‬،‫ُ هع َبا َُدُ ذالر ْ ْٰح هن‬،‫َأ ذماُب َ ْعد‬
‫لْشكَُُلَظ ْمُلُ َع هُظ ُمي‬ ‫ٱ‬
ْ ِّ ‫ّللُُۖا ذُنُأ ه‬ ُ‫ْشكُُْبهٱ ٱ ذ ه‬
‫نُ َُإلُت ْ ه‬ ُ‫ُ َوا ُْذُقَا َُلُل ْق َم ٰـنُُ هلٱبْ هن ههۦُ َوه َُوُي َ هعظهۥُي َ ٰـب َ ذ‬:‫الْق ْرأ هُن‬
ِ ِ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua
terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan
ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melakukan semua kewajiban dan
meninggalkan seluruh yang diharamkan.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah


Dalam kesempatan khutbah singkat kali ini, khatib akan mengajak kita semua untuk merenungkan
dan mengamalkan apa yang dinasihatkan oleh seorang bijak bestari yang namanya diabadikan dalam
Al-Qur’an, Luqman yang berjuluk Al-Hakim, kepada putranya.

Hadirin rahimakumullah
Luqman adalah seorang laki-laki yang hakim (bijaksana), yakni orang yang diberikan hikmah dan
kebijaksanaan oleh Allah. Karenanya ia terkenal dengan nama dan julukan Luqman Al-Hakim.
Menurut satu pendapat, ia adalah seorang nabi. Pendapat yang lain menyatakan, ia seorang wali
yang shalih. Pendapat yang kedua ini lebih kuat. Nasihat Luqman Al-Hakim kepada putranya
diceritakan dalam Al-Qur’an. Ia mengawali nasihatnya dengan memperingatkan putranya dari syirik
(menyembah selain Allah), menjauhinya dan menyebut syirik sebagai kezaliman yang besar. Allah
menceritakan nasihat indah tersebut dalam firman-Nya:

ٞ ‫ٱلۡش َك لَ ُظ ۡل ٌم َع ٱظ‬ َّ ۡ ۡ ُ َ َّ َ ُ َٰ َ ُ ُ َ َ ُ َ
ۡ ‫ٱّللٱِۖ إ َّن ِ ٱ‬ ۡ‫ِإَوذ قَ َال لُ ۡق َم َٰ ُن ٱِلب‬
ۡ
١٣ ‫يم‬ ‫ٱ‬ ‫ب‬
‫ٱ ٱ‬‫ك‬‫ۡش‬‫ت‬ ‫َل‬ ‫َن‬‫ب‬ ‫ي‬ ‫ۥ‬‫ه‬ ‫ظ‬‫ع‬
‫ٱ‬ ‫ي‬ ‫و‬‫ه‬‫و‬ ‫ٱۦ‬ ‫ه‬‫ٱ‬ ‫ن‬
13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman/31: 13)

Hadirin yang berbahagia


Inilah kebiasaan para nabi dan orang-orang saleh. Yang mereka prioritaskan untuk diajarkan dan
disebarkan adalah iman kepada Allah dan menjauhi syirik. Karena iman dan menjauhi syirik adalah
hal terpenting bagi seorang hamba dan berkaitan dengan kebahagiaan hakiki dan abadi di akhirat.

Setelah memperingatkan putranya dari syirik, Luqman pun melanjutkan nasihatnya dengan
mengatakan:

1
َۡ َ َ َ َّ َ ۡ َ ُ َ َ َ َ ِ َ َ َ ۡ ُ َ ٓ َّ َّ َ ُ َٰ َ
ۡ
‫ت أو ٱِف ٱۡل ٱ‬
‫ۡرض‬ ‫َن إٱن َها إٱن تك مٱثقال ح َّبةٖ م ۡٱن خ ۡرد ٖل فتكن ٱِف صخ َر ٍة أو ٱِف ٱلسمو ٱ‬
َٰ َٰ ۡ ‫يب‬
ٞ َ ٌ َ َ َّ َّ ُ َّ َ ۡ َ
١٦ ‫ت بٱها ٱّللُۚ إٱن ٱّلل ل ٱطيف خبٱري‬ ‫يأ ٱ‬
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan
berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Luqman/31: 16)

Dengan nasihat ini, Luqman memberikan pemahaman kepada putranya bahwa Allah ta’ala Mahakuasa
atas segala sesuatu dan mengetahui segala sesuatu. Sampai-sampai, seandainya ada suatu perbuatan
buruk seberat biji sawi pun , maka itu tidak menjadikan Allah lemah sehingga tidak mengetahuinya. Allah
ta’ala mengetahuinya dan akan mendatangkannya (di hari kiamat untuk diberi balasan), di mana pun
keburukan itu berada dan di mana pun keburukan itu dilakukan.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah


Marilah kita perhatikan. Hal pertama yang Luqman sampaikan adalah memperingatkan putranya dari syirik
dan memberinya sebuah pelajaran tentang tauhid. Hal ini mengingatkan kita kepada hadits sahabat Jundub
bin ‘Abdillah yang berkata:

ُ‫انُقَ ْب َُلُ َأ ُْن ُن َ َت َع ذَُل‬ ُ‫لُللاُُعَلَ ْي هُهُ َو َس ذَُلُ َو َ َْننُُ هف ْت َي م‬


َُ ‫انُ َح َزا هو َرمُةُفَتَ َعل ذُْمنَاُ ْاإليْ َم‬ ُ ‫بُ َص ذ‬ ُِّ‫كنذاُ َم َُعُالنذ ه‬
ًُ‫الْق ْرأ َُنُ ذُثُتَ َعل ذ ْمنَاُالْق ْرأ َُنُفَ ْاز َددْنَُُ هب هُهُايْ َمان‬
ِ
(‫)رواهُابنُماجه‬
Artinya, “Dahulu kami bersama Nabi kita shallallahu ‘alaihi wasallam saat kami menjelang usia baligh. Kami
pun belajar tentang iman sebelum kami belajar Al-Qur’an. Kemudian kami mempelajari Al-Qur’an, maka
semakin bertambahlah keimanan kami dengannya.” (HR Ibnu Majah).

Jadi, perkara iman didahulukan dan diprioritaskan atas seluruh amal lainnya. Karena amal seseorang
tidak akan diterima selama ia tidak beriman kepada Allah. Allah ta’ala berfirman:
َ َ َ َّ َ ۡ َ ُ ُ ۡ َ َ َ ْ ُ َ ٞ ۡ ُ َ ُ َ َ ُ ۡ َ َ َ َ َّ ۡ ۡ َ
‫نَث وهو مؤمٱن فأو َٰٓلئٱك يدخلون ٱۡلنة وَل‬ ‫َومن َيع َمل م َٱن ٱلصَٰلٱحَٰ ٱ‬
َٰ ‫ت مٱن ذك ٍر أو أ‬
َ َُ ُۡ
ٗ ‫ون نَقٱ‬
١٢٤ ‫ريا‬ ‫يظلم‬
124. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang
beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” (QS. An-
Nisa’/4: 124)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah


Luqman kemudian mengajari putranya tentang furu’ (syari’at Islam) setelah mengajarinya tentang ushul
(aqidah Islam). Ia berkata:

ِۡ ‫ك إ َّن َذَٰل َٱك م ۡٱن َعۡ ٱ‬ َ َ َ َ ٓ َ َٰ َ َ ۡ ۡ َ َ ُ ۡ َ َ ۡ َ ُ ۡ َ ۡ ۡ ُ ۡ َ َ َٰ َ َّ َ َُ َ


َّ ‫يَٰب‬
‫وف وٱنه ع ٱن ٱلمنك ٱر وٱص ٱِب لَع ما أصاب ِۖ ٱ‬
‫َن أق ٱ ٱم ٱلصلوة وأمر بٱٱلمعر ٱ‬
ُ ُۡ
١٧ ‫ٱۡلمورٱ‬
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka)
dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman/31: 17)

Luqman memerintah putranya dalam nasihat ini untuk melaksanakan kewajiban yang paling penting dan
paling utama setelah iman, yaitu shalat yang merupakan ibadah fardhu dalam syari’at semua umat

2
terdahulu. Kemudian Luqman menasehati putranya agar senantiasa melakukan amar ma'ruf dan nahi
munkar (mengajak berbuat baik dan melarang melakukan kemungkaran). Keduanya adalah dua pilar
penting yang menjadi tonggak terwujudnya masyarakat yang saleh. Yaitu dengan mengajak menunaikan
perkara-perkara wajib dan yang paling utama adalah iman. Juga dengan melarang melakukan perkara-
perkara mungkar dan yang paling berbahaya adalah kekufuran dengan segala macamnya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah


Lalu Luqman membimbing putranya agar bersabar karena sabar dengan segala macamnya adalah cahaya
yang menyinari jalan setiap muslim. Jadi beriman harus disertai dengan sabar untuk tetap terus berpegang
teguh dengannya. Begitu juga amar ma'ruf nahi munkar membutuhkan kesabaran untuk dapat melalui
rintangan yang menghadang. Begitu pula seluruh ibadah lainnya.

Setelah itu, Luqman menasihati putranya agar berakhlak mulia. Ia berkata:

ُ َ َ ۡ ُ َّ ُ ُّ ُ َ َ َّ َّ ً َ َ َۡ ۡ َ ََ َّ َ َّ َ ۡ ِ َ ُ ََ
١٨ ٖ‫ۡرض مرحاِۖ إٱن ٱّلل َل ُيٱب ُك ُمتا ٖل فخور‬
‫اس وَل تم ٱش ٱِف ٱۡل ٱ‬
‫وَل تص ٱعر خدك ل ٱلن ٱ‬
18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman/31: 18)

Sombong ada dua. Pertama, mengetahui kebenaran lalu menolaknya karena yang menyampaikannya
lebih rendah status sosialnya, lebih sedikit hartanya, lebih muda usianya dan semacamnya. Kedua,
merendahkan orang lain. Kedua jenis sombong ini termasuk dosa besar.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah


Marilah kita bersikap rendah hati kepada orang yang lebih tua ataupun yang lebih muda. Marilah kita
perlakukan orang lain dengan cara yang baik. Mari kita simak dengan baik apa yang orang lain bicarakan
kepada kita. Kita dengarkan dengan seksama nasihat yang disampaikan kepada kita. Janganlah kita
melihat kepada diri sendiri dengan pandangan pengagungan dan memandang orang lain dengan
pandangan penghinaan. Jika kita mendengarkan kebenaran dari seseorang, maka janganlah kita
menolaknya hanya karena ia lebih muda usianya, lebih minim ilmunya, lebih sedikit hartanya atau lebih
rendah status sosialnya. Sebaliknya, hendaklah kita terima, kita ikuti serta amalkan perkataannya.
Semestinya kita bergembira karena masih ada seorang muslim yang mau menasehati kita, menghendaki
kebaikan dan mengupayakannya untuk kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ُ‫ا ِّ هلينُُالنذ هصي َحة‬


Artinya, “Agama menganjurkan nasihat (berbuat kebaikan).”

Ditanyakan kepada Nabi: “Bagi siapakah, wahai Rasulullah?” Nabi menjawab:

َُ ‫ولُ َو ه هلي هن هُهُ َو ه َلئه ذم هُةُالْم ْس هل هم‬


ُ‫يُ َوعَا ذمِته ه ْم‬ ُ‫للُ َو هل َرس ه ه‬
ُ‫ه‬
“Kebaikan kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan orang-orang biasa
(yang bukan pemimpin).” (HR Muslim)

Ma’syiral Muslimin rahimakumullah


Demikian khutbah singkat pada siang hari ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan dapat kita
amalkan. Amin.

ُ‫ُ َُوتَ َقبذ َُل‬،‫تُ َوا ِّهَّل ْك هُرُالْ َح هك ْ هي‬ ُْ ‫ُ َون َ َف َع ه‬،‫َِب َركَُُللاُُ ه ُْلُ َولَ ُْكُ ه ُفُالْق ْرأ هُنُالْ َع هظ ْ هي‬
ُ‫نُ َوا ذَّي ُْكُ هب َماُ هف ْي هُهُ هم َُنُال ََّي ه‬
ِ
ُ‫للاُالْ َع هظ َُْيُ ه ُْلُ َولَ ُْك‬
َُ ُُ‫ُ َأق ْولُُقَ ْو ه ُْلُه َذاُ َو َأ ْس َت ْغ هفر‬،‫الس هم ْيعُُالْ َع هل ْي‬ ‫نُ َو هم ْن ُْكُ هت ََل َوتَهُُ ِان ذهُُه َُوُ ذ‬
ُْ ِّ ‫هم ه‬
‫ُان ذهُُه َُوُالْغَف ْورُُ ذالر هح ُْي‬،‫فَ ْاس َت ْغ هفر ْوه‬
ِ
3
‫‪KHUTBAH II‬‬

‫لُأ ه هُلُ َو َأ ْ َ‬
‫ْصا هب هُهُ َأه هُ‬
‫ْلُالْ َوفَا‪ُ.‬‬ ‫لُ َس ه ِّي هدنَُُم َح ذمدُُالْم ْص َط َفى‪َ ُ،‬وعَ َ ُ‬
‫لُ َو ُأ َس ه ُِّلُعَ َ ُ‬ ‫َالْ َح ْمدُُ هُ‬
‫للُ َو َك َفى‪َ ُ،‬و ُأ َص ه ِّ ُْ‬
‫كُ َل‪َ ُ،‬و َأ ْشهَدُُ َأ ذُنُ َس ه ِّيدَ نَُُم َح ذمدً اُ َع ْبدهُُ َو َرس ْولُ‬ ‫َأ ْشهَدُُ َأ ُْنُ ذُإلُا َُلُا ذُإلُللاُُ َو ْحدَ هُُ َُإلُ َ ه‬
‫َشيْ َُ‬
‫ِ‬
‫لُالْ َع هظ ْهُيُ َوا ْعلَم ْواُ َأ ذُنُ َُ‬
‫للاُ‬ ‫للاُالْ َع ه هُِّ‬
‫سُ هب َت ْق َوىُ هُ‬ ‫َأ ذماُب َ ْعد‪ُ،‬فَ َياُ َأُّيُّ َاُالْم ْس هلم ْو َن‪ُ ُ،‬أ ُْو هص ْي ُْكُ َون َ ْف ه ُْ‬
‫لُ‬‫للاُ َو َم ََلئه َكتَهُُي َصلُّو َُنُعَ َ ُ‬ ‫لُن َ هب هيِّ هُهُ ْال َك هر ْ هُيُفَ َقا َُل‪ُ:‬ا ذُنُ َُ‬ ‫الس ََل هُمُعَ َ ُ‬ ‫ذ‬ ‫َأ َم َرُْكُ هبٱَ ْمرُُ َع هظ ْي‪َ ُ،‬أ َم َرُْكُ هِب ذلص ََلهُةُ َو‬
‫ِ‬
‫لُأُ هُلُ‬ ‫َ‬ ‫ه‬
‫لُ َس ه ِّيدنَُُم َح ذمدُُ َوعَ ُ‬ ‫ينُأ َمنواُ َصلُّواُعَلَ ْي هُهُ َو َس هلِّمواُت َ ْس هلميًا‪َ ُ،‬ال ٰل ِّه ذُمُ َص هُِّلُعَ ُ‬
‫َ‬ ‫النذ ه ه ِّب‪ََُّ ُ،‬يُ َأُّيُّ َاُ ذ هاَّل َُ‬
‫لُ َس ه ِّي هدنَُُم َح ذُمدُُ‬ ‫لُأ هُلُ َس ه ِّي هدنَُُا ْب َرا هه َُْيُ َو َِب هركُُْعَ َ ُ‬ ‫لُ َس ه ِّي هدنَُُا ْب َرا هه َُْيُ َوعَ َ ُ‬‫َس ه ِّي هدنَُُم َح ذمدُُ َ ََُكُ َصل ذ ْيتَُُعَ َ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ذكَُ‬
‫يُُان ُ‬ ‫ْ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ه‬ ‫ه‬
‫لُأ هُلُ َس ه ِّيدنَُُا ْب َراه ْ َي‪ ُ،‬ه ُْفُال َعالم َُ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫ه‬
‫لُ َس ه ِّيدنَُُا ْب َراه َُْيُ َوعَ ُ‬ ‫لُأ هُلُ َس ه ِّي هدنَُُم َح ذمدُُ َ ََُكُ َِب َر ْكتَُُعَ َ ُ‬ ‫َوعَ َ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اتُ ْ َال ْح َيا هُءُ هم ْْن ُْمُ َو ْ َال ْم َو هات‪ُ،‬‬
‫يُ َوالْم ْؤ همنَ هُ‬ ‫اتُوالْم ْؤ هم هن ْ َُ‬ ‫يُ َوالْم ْس هل َم هُ‬ ‫َ هْح ْي مُدُ َم هج ْي مُد‪َ ُ.‬ال ٰل ِّه ذُمُا ْغ هف ُْرُلهلْم ْس هل هم ْ َُ‬
‫الشدَُائهدَُُ‬ ‫فُالْم ْخ َت هل َف َُةُ َو ذ‬‫الس ي ْو َ ُ‬ ‫اللهمُا ْدفَُْعُ َعنذاُالْ َب ََل َُءُ َوالْغ َََل َُءُ َوالْ َو َِب َُءُ َوالْ َف ْحشَ ا َُءُ َوالْم ْن َك َُرُ َوالْ َبغ َُْيُ َو ُّ‬
‫ذكُعَ َ ُ‬
‫لُ‬ ‫يُعَا ذم ًة‪ُ،‬ان َُ‬ ‫انُالْم ْس هل هم ْ َُ‬ ‫َوالْ هم َح َن‪َ ُ،‬ماُ َظه ََُرُ هم ْْنَاُ َو َماُب َ َط َن‪ ُ،‬هم ُْنُب َ َ هُلنَُُ َه َذاُخ ذَاص ًُةُ َو هم ُْنُب ْ َل هُ‬
‫ِ‬
‫َشءُُقَ هد ْي مُر‬ ‫كُ َ ْ‬ ‫هُِّ‬
‫انُ َوايْ َتا هُءُ هذيُالْق ْربَُُويَ ْْنَىىُ َع هُنُال َف ْحشَ ا هُءُ َوالْم ْن َك هُرُ‬ ‫للاُيَٱْمرُُ هِبلْ َع ْد هُلُ َو ْاإل ْح َس هُ‬ ‫هع َبا َُدُ ه‬
‫للا‪ُ،‬ا ذُنُ َُ‬
‫للاُ ِالْ َع هظ َُْيُي َ ْذك ْرُْكُ َو َ هَّل ْكرُُ ُه‬
‫للاُ َأ ْك ُبَ‬ ‫َوال َب ْغ هي‪ُ،‬ي َ هعظ ُْكُلَ َعل ذ ُْكُت ََذكذر ْو َُن‪ُ.‬فَاذكرواُ َُ‬

‫‪Sumber: https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-nasihat-luqman-al-hakim-kCC3I‬‬
‫‪Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Tinggal di Dawarblandong,‬‬
‫‪Mojokerto‬‬

‫‪4‬‬

Anda mungkin juga menyukai