Hukum Dan Masyarakat
Hukum Dan Masyarakat
DISUSUN OLEH:
SRI MULYANA LIHAWA
1011420140
B. TUJUAN PELAKSANAAN
C. MANFAAT
BAB II
PROFIL INSTANSI
A. NAMA LEMBAGA
Gorontalo merupakan Provinsi yang terbentuk dari hasil mekaran Sulawesi Utara
yang terjadi pada 22 Desember tahun 2000. Sebagai Provinsi baru Gorontalo dihadapi
berbagai tantangan antara lain, kurangnya sumber daya alam yang dimiliki serta
tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran. Namun demikian dalam waktu 17
tahun, Provinsi Gorontalo berhasil menghadapi tantangan tersebut dan membuktikan
bahwa kondisi tersebut tidaklah menghambat pemerintah daerah dan masyarakat untuk
menumbuhkan ekonomin daerah. Memiliki visi yang jelas, terukur dan relevan
pemerintah Provinsi Gorontalo bekerja sama dengan pemerintah Daerah Kab/Kota dalam
upaya mengelola kebijakan publik secara efektif, efisien dan ekonomis terutama melalui
interfensi fiskal daerah terhadap sektor-sektor strategis, bernilai tambah tinggi dan
berpengaruh luas bagi masyarakat.
Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo
merupakan salah satu instansi yang ikut berkontribusi dan memiliki andil dalam
pembangunan ekonomi masyarakat. Sebagian dari perjalanan daerah Gorontalo dalam
membangun ekonomi, melalui kebijakan pembangunan dibidang Koperasi, Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM), Industri Kecil Menengah (IKM) dan Perdagangan
diselenggarakan oleh Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Gorontalo.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013, yang merupakan
perubahan atas peraturan daerah No. 6 tahun 2007, mengenai Pembentukan Organisasi
Dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Gorontalo, Dinas Koperasi, UMKM,
Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas untuk membantu profesi Gubernur
Gorontalo dalam pelaksanaan urusan pemerintahan daerah khususnya dibidang Koperasi,
Usaha Mikro Kecil dan Menegah, Perindustrian dan Perdagangan. Diskumperindag ini
memiliki kedudukan dan peran penting dalam mendorong percepatan pembangunan
ekonomi daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan bertanggung jawab
langsung kepada Gubernur Gorontalo melalui Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo.
Adapun peran dan kedudukan dari Diskumperindag ini terdiri dari beberapa
bidang/divisi seperti perumusan, penyusunan, pelaksanaan, pembinaan, koordinasisi,
pengendalian, serta memfasilitasi pembangunan koperasi dan UMKM yang memiliki
konsekuensi dan tanggung jawab yang tidak ringan dan tentu harus didukung oleh
sumber daya yang memadai.
Sejalan dengan perkembangan otonomi daerah di Indonesia melalui
penandatanganan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan dan keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Diskumperindag Provinsi Gorontalo terus
mereformasi dan menyesuaikan perubahan demi perubahan yang terjadi, baik dalam
regulasi maupun pertumbuhan ekonomi pembangunan nasional dan internasional guna
memantapkan peranannya sebagai fasilitator koperasi, UMKM, Industri Kecil Menengah
(IKM), serta pelaku usaha daerah lainnya.
Tugas :Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 mengenai
organisasi pembentukan tata kerja oleh Dinas-Dinas daerah Di Provinsi Gorontalo,
Diskumperindag Provinsi Gorontalo menjalankan Tugas sebagai pelaksana dalam
kewenangan pemerintah daerah pada bidang koperasi, usaha mikro kecil dan menengah,
perindustrian hingga perdagangan.
Fungsi Diskumperindag Provinsi Gorontalo :
1. Penyusunan perencanaan bidang koperasi dan usaha mikro, kecil menengah,
perindustrian dan perdagangan.
2. Perumusan kebijakan teknis bidang koperasi dan usaha mikro, kecil menengah,
perindustrian dan perdagangan.
3. Pelaksanaan pelayanan umum bidang koperasi dan usaha kecil menengah,
perindustrian dan perdagangan.
4. Pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitas pelaksanaan kegiatan bidang
koperasi dan permodalan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah, perindustrian
dan perdagangan.
5. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan dinas koperasi dan perdagangan. Pembinaan
terhadap unit pelaksanaan teknis dinas (UPTD) Dinas Koperasi UKM Perindustrian
dan Perdagangan.
6. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
C. STRUKTUR ORGANISASI
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. FAKTOR HUKUM
Faktor undang-undang menurut soerjo soekanto menyatakan bahwa adanya
gangguan terhadap penegakan hukum berasal dari undang-undang. Hal ini mungkin
disebabkan karena beberapa point penting sebagai berikut:
a. Tidak diikutinya asas-asas berlakunya undang-undang,
b. Belum adanya peraturan pelaksanaan yang sangat dibutuhkan dalam menerapkan
undang-undang
c. Ketidak jelasan arti kata-kata didalam undang-undang yang mengakibatkan
kesimpang siuran di dalam penafsiran serta penerapannya.
Dari ketiga hal diatas, bisa melingkup ketidak efektifan hukum yang ada.
Pertama, hukum tidak diikuti asas-asas berlakunya undang-undang, pada poin ini
memberikan gambaran yang sangat jelas bahwa dapat menyyebabkan ketidak
efektifan hukum, ketika seorang warga negara tidak menjalankan asas-asas
hukum atau hidup tidak sesuai aturan yang ada maka akan adanya masalah yang
ada. Karena hokum adalah sub system didalam suatu system kehidupan, suatu
system hokum itu dapat mempengaruhi system-sistem lainya, maka ketika hokum
dipergunakan atau dijalankan berdasarkan asas-asas yang ada di dalam undang-
undang, maka hasil yang akan didapatkan baik juga. Sebaliknya, Jika hokum tidak
dijalankan dengan baik, maka akan mendapatkan hasil yang tidak baik pula.
Kedua, belum adannya peraturan pelaksanaan yang sangat dibutuhkan
dalam menerapkan undang-undang. Peraturan dibuat untuk bagaimana dapat
mengatur system yang ada, saat ini kita sudah melihat sudah banyak aturan-aturan
yang dibuat, tetapi masalah hingga hari ini tetap ada. Nah bagaimana kalau tidak
adanya aturan ? hal ini dapat menyebabkan ketidak efektifan hukum yang lebih
atau masalah yang lebih. Oleh karena hal tersebut hokum sangat perlu.
Ketiga Ketidak jelasan arti kata-kata didalam undang-undang yang
mengakibatkan kesimpang siuran di dalam penafsiran serta penerapannya. Ketika
hokum dibuat atau aturan dibuat, tentu mempunyai mekanisme yang ada, dalam
pembuatan suatu aturan yang ada tentunya harus adanya penguatan atau alasan
yang jelas sehingga hokum harus dibuat. Makanya sangat perlu mensosialisasikan
aturan yang ada, agar tidak terjadi kesalah penafsiran atau kesalahan dalam
penerapan hokum tersebut.