LK 1 POST SC (Koreksi) REVISI DOSEN
LK 1 POST SC (Koreksi) REVISI DOSEN
Disusun Oleh :
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Total 20
Keterangan :
Skore 0 - 4 : Ketergantungan Total
Skore 5 - 8 : Ketergantungan Berat
Skore 9 - 11 : Ketergantungan Sedang
Skore 12 - 19 : Ketergantungan Ringan
Skore 20-24 : Mandiri (√)
Post partum :
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Berpakaian
Berpindah
Total 9
Keterangan :
Skore 0 - 4 : Ketergantungan Total
Skore 5 - 8 : Ketergantungan Berat
Skore 9 - 11 : Ketergantungan Sedang (√)
Skore 12 - 19 : Ketergantungan Ringan
Skore 20 : Mandiri
3. Pola nutrisi dan metabolik
Setelah operasi klien hanya menghabiskan ½ porsi makan dari makanan rumah sakit ,
klien tidak merasakan mual atau muntah. Klien minum sebanyak 1L/8jam air putih. Klien
mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam menelan makanan atau minuman.
4. Pola eliminasi
Klien mengatakan setelah selesai operasi sudah flatus namun belum bisa BAB, untuk
BAK klien terpasang kateter dengan urine output 500-600 ml/8jam. Klien tidak memiliki
riwayat hemoroid.
5. Pola istirahat tidur
Klien mengatakan hanya dapat tidur 3-4jam dikarenakan nyeri pasca operasi
6. Pola Konsep Diri
a) Gambaran Diri : Pasien tetap bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Tuhan
Yang Maha Esa di saat sehat maupun sakit.
b) Harga Diri : Pasien Mengatakan Bangga akan dirinya sendiri
c) Ideal Diri : Pasien mengatakan ingin menjadi istri dan ibu yang baik bagi suami
dan anak-anaknya
7. Koping dan Toleransi Sress :
Pasien mengatakan selalu diberi dukungan oleh keluarga disaat senang atau sedih, sehat
maupun sakit keluarga selalu mendampingi di saat klien mengalami kesulitan. Dan
apabila ada masalah selalu didiskusikan dengan cara musyawarah bersama keluarga
8. Pola nilai dan keyakinan :
Pasien mengatakan beragama islam dan menjalankan ibadah sholat 5 waktu
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Hasil pemeriksaan Laboratorium Pada tanggal 05 September 2022 Pukul 13.00 WIB
PEMERIKSAAN HASIL RENTANG NORMAL SATUAN
TERAPI OBAT :
Jenis Obat Dosis Fungsi
Infus RL 16 tpm Sebagai hidrasi cairan pasien .
Injeksi Ketorolac 30mg/8 jam Sebagai analgesik dengan indikasi
pemberian untuk penatalaksanaan
jangka pendek terhadap nyeri akut
sedang sampai berat setelah prosedur
bedah
ANALISA DATA
No Tanggal/Jam Data Fokus Etiologi Problem
1 6 September DS : Agen pencedera Nyeri Akut
2023 , /08.00 fisik (D.0077)
WIB - Pasien mengatakan nyeri
post OP
P : Nyeri ketika bergerak
Q : Teriris iris
R : Atas simpfsis Pubis
S : 6 (Sedang)
T : Terus menerus
DO :
- Pasien post SC hari
pertama
- Pasien terbaring lemah
diatas tempat tidur
- Pasien meringis menahan
nyeri
Hasil Pemeriksaan
Abdomen
- Diastasis recti
abdominis : 2-5cm
- Fundus Uteri : 2 jari
dibawah pusat Post SC
- Panjang luka
horizontal ±10cm
dibalut perban tidak
nampak tanda
kemerahan di area
sekitar luka
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut (D.0077) b.d agen pencedera fisik d.d klien mengeluh nyeri post OP
2. Gangguan mobilitas fisik (D.0054) b.d nyeri d.d klien cemas saat ingin bergerak
3. Resiko infeksi (D.0142) d.d efek prosedur invasif
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tgl/Jam No Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
DX Hasil
1. 6-9-2023 1 (L.08066 Tingkat (I. 08238 Manajemen Observasi :
/08.00 WIB Nyeri). Nyeri)
1. identifikasi lokasi
Setelah dilakukan Observasi : nyeri, kualitas dan
tindakan keperawatan 1. Identifikasi lokasi intensitas nyeri
selama 3x24jam maka nyeri, kualitas, dan membantu
tingkat nyeri menurun intensitas nyeri menentukan
dengan kriteria hasil : terapeutik yang akan
2. Identifikasi skala diberikan
1. Keluhan nyeri nyeri
2. identifikasi skala
menurun
2. Meringis menurun Terapeutik : nyeri berguna untuk
atau kooperatif menentukan
1. Berikan teknik non
tingkatan nyeri
3. sikap protektif farmakologi berupa
menurun tarik nafas dalam untuk Terapeutik :
mengurangi rasa nyeri
1. Tarik nafas dalam
yang tadinya skala 6
sebagai terapi non
(Sedang) menjadi skala
farmakologis pada
3 (Ringan)
nyeri
2. Kontrol lingkungan
2. Kontrol
yang memperberat nyeri
lingkungan dapat
Edukasi : memberikan rasa
nyaman pada pasien
1. Jelaskan strategi
yang mengalami
meredakan nyeri
nyeri
2. Anjurkan memonitor
Edukasi :
nyeri secara mandiri
1. Strategi
Kolaborasi :
meredakan rasa
1. Kolaborasi nyeri untuk
pemberian analgetik mengontrol dan
mengurangi rasa
nyeri
2. Menganjurkan
memonitor nyeri
agar mengetahui
tingkatan nyeri
Kolaborasi :
1. analgetik
sebagai
farmokologi
mengurangi
nyeri
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Tgl/Jam No Implementasi Respon TTD
DX
1. 6-9-2023 1 - Mengidentifikasi status S :
/08.15 WIB nyeri
- Pasien mengeluh nyeri post
OP Dhamas
P : Nyeri ketika bergerak
Q : Teriris iris
R : Atas simpfisis Pubis
S : 6 (Sedang)
T : Terus menerus
O:
- Pasien post OP SC hari
pertama
- Pasien terbaring lemah
diatas tempat tidur
- Pasien meringis menahan
nyeri
2. 6-9-2023 1 - Memberikan teknik S :
/08.20 WIB relaksasi berupa tarik
nafas dalam dan - Pasien bersedia
distraksi berupa diberikan teknik
imajinasi terbimbing relaksasi berupa tarik Dhamas
untuk mengontrol rasa nafas dalam dan
nyeri distraksi berupa
imajinasi terbimbing
untuk mengontrol rasa
nyeri
O:
- Pasien kooperatif
- Pasien mengulangi cara
relaksasi dan distraksi
yang telah diajarkan
- Pasien tampak lebih
nyaman
3. 6-9-2023 1 - Memberikan injeksi S :
/08.30 WIB berupa ketorolac 30 mg
melalui IV - Pasien mengatakan
bersedia diberikan obat
anti nyeri Dhamas
O:
- Pasien kooperatif
- Obat berupa Ketorolac
1×30 mg telah
diberikan pada pasien
sesuai kode etik
pemberian obat (Benar
pasien, benar obat,
benar dosis, benar rute,
benar waktu, benar
pasien, benar
dokumentasi
4. 6-9-2023 2 - Mengidentifikasi S:
/10.35 WIB kemampuan mobilisasi
- Pasien mengatakan
belum dapat
bermobilisasi karena
cemas dan takut Dhamas
jahitannya lepas
O:
- Pasien tirah baring
diatas tempat tidur
- Sebagian besar aktivitas
pasien dibantu keluarga
- Pasien terpasang DC
produksi urin ±500-
600 cc kuning jernih
5. 6-9-2023 2 - Membantu pasien dan S :
/10.50 WIB melibatkan keluarga
pasien untuk melakukan - Pasien mengatakan
mobilisasi sederhana bersedia dibantu untuk
(miring kiri dan kanan) mobilisasi miring kanan Dhamas
dan kiri
O:
- Pasien kooperatif
- Pasien dapat
bermobilisasi miring
kanan dan kiri secara
perlahan dengan
bantuan
6. 6-9-2023 3 - Mengidentifikasi tanda S :
/11.00 WIB gejala resiko infeksi
pada luka pasien - Pasien mengatakan
gatal pada lukanya
- Balutan perban bersih Dhamas
tidak terdapat rembesan
O:
- Pasien kooperatif
8. 7-9-2023 1 - Mengidentifikasi status S :
/14.15 WIB nyeri
- Pasien mengeluh nyeri post
OP
P : Nyeri ketika bergerak Dhamas
Q : Teriris iris
R : Atas simpfisis Pubis
S : 4 (Sedang)
T : Terus menerus
O:
- Pasien post OP SC hari
kedua
- Pasien terbaring lemah
diatas tempat tidur
- Pasien meringis menahan
nyeri
9. 7-9-2023 1 - Memberikan teknik S :
/14.20 WIB relaksasi berupa tarik
nafas dalam dan - Pasien bersedia
distraksi berupa diberikan teknik
imajinasi terbimbing relaksasi berupa tarik Dhamas
untuk mengontrol rasa nafas dalam dan
nyeri distraksi berupa
imajinasi terbimbing
untuk mengontrol rasa
nyeri
O:
- Pasien kooperatif
- Pasien mengulangi cara
relaksasi dan distraksi
yang telah diajarkan
- Pasien tampak lebih
nyaman
10. 7-9-2023 2 - Mengidentifikasi S:
/15.30 WIB kemampuan mobilisasi
- Pasien mengatakan
sudah dapat
bermobilisasi miring Dhamas
kanan dan kiri secara
mandiri
O:
- Pasien tirah baring
diatas tempat tidur
- Pasien terpasang DC
produksi urin ±300-
500 cc kuning jernih
11. 7-9-2023 2 - Membantu pasien dan S :
/15.35 WIB melibatkan keluarga
pasien untuk melakukan - Pasien mengatakan
mobilisasi sederhana bersedia dibantu untuk
(setengah duduk dan mobilisasi setengah Dhamas
duduk) duduk dan duduk
O:
- Pasien kooperatif
- Pasien dapat
bermobilisasi setengah
duduk kemudian duduk
secara perlahan dengan
bantuan
12. 7-9-2023 3 - Mengidentifikasi tanda S :
/16.00 WIB gejala resiko infeksi
pada luka pasien - Pasien mengatakan
gatal pada lukanya
- Balutan perban bersih Dhamas
tidak terdapat rembesan
O:
- Pasien kooperatif
13. 8-9-2023 1 - Mengidentifikasi status S :
/08.15 WIB nyeri
- Pasien mengeluh nyeri post
OP
P : Nyeri ketika bergerak Dhamas
Q : Tertusuk jarum
R : Atas simpfisis Pubis
S : 2 (Ringan)
T : Hilang timbul selama 3
menit
O:
- Pasien post OP SC hari
ketiga
- Pasien lebih segar
EVALUASI
Evaluasi formatif
No Tgl/Jam Diagnosa Respon TTD
A:
- Masalah nyeri akut belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
- Identifikasi status nyeri
- Berikan teknik relaksasi dan
distraksi untuk mengontrol serta
mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik
sesuai dosis
2. 6 September Gangguan S:
2023/14.00 mobilitas fisik - Pasien mengatakan sudah dapat
WIB (D.0054) b.d bermobilisasi miring kanan dan
kiri secara perlahan dengan
nyeri d.d klien bantuan keluarga
cemas saat ingin O :
bergerak - Pasien masih takut untuk
bergerak sendiri
- Pasien nampak gelisah dan
Dhamas
cemas ketika bermobilisasi
A:
- Masalah gangguan mobilitas
fisik belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
- Monitor kemampuan mobilisasi
- Fasilitasi gerak mobillisasi dan
libatkan keluarga pasien
- Ajarkan mobilisasi sederhana
secara pertahap
- Perban bersih
- Terdapat kemerahan dan ruam
pada area sekitar luka
A:
- Masalah resiko infeksi belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
- Identifikasi tanda gejala infeksi
- Lakukan perawatan luka
- Anjurkan makan makanan
tinggi kalori dan protein
- Kolaborasi dengan antibiotik
sesuai dosis
4. 7 September Nyeri akut S :
2023/21.00 (D.0077) b.d agen - Pasien mengatakan nyeri post
WIB pencedera fisik OP berkurang
d.d klien P : Nyeri ketika bergerak Dhamas
mengeluh nyeri - Q : Teriris iris
post OP R : Atas simpfisis Pubis
S : 4 (Sedang)
T : Terus menerus
O:
- Pasien meringis menahan nyeri
A:
- Masalah nyeri akut belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
- Identifikasi status nyeri
- Berikan teknik relaksasi dan
distraksi untuk mengontrol serta
mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik
sesuai dosis
5. 7 September Gangguan S:
2023/21.00 mobilitas fisik - Pasien mengatakan sudah dapat
WIB (D.0054) b.d bermobilisasi duduk
nyeri d.d klien O :
cemas saat ingin
- Pasien masih takut untuk
bergerak bergerak sendiri
- Pasien nampak gelisah dan
cemas ketika bermobilisasi Dhamas
A:
- Masalah gangguan mobilitas
fisik belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
- Monitor kemampuan mobilisasi
- Fasilitasi gerak mobillisasi dan
libatkan keluarga pasien
- Ajarkan mobilisasi sederhana
secara pertahap
- Perban bersih
- Terdapat kemerahan dan ruam
pada area sekitar luka
A:
- Masalah resiko infeksi belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
- Identifikasi tanda gejala infeksi
- Lakukan perawatan luka
- Anjurkan makan makanan
tinggi kalori dan protein
- Kolaborasi dengan antibiotik
sesuai dosis
Evaluasi Submatif
No Tgl/Jam Diagnosa Respon TTD
A:
- Masalah nyeri akut teratasi
P:
- Hentikan intervensi
2. 8 September Gangguan S:
2023/14.00 mobilitas fisik - Pasien mengatakan sudah dapat
WIB (D.0054) b.d bermobilisasi berdiri dan
nyeri d.d klien berjalan secara mandiri
cemas saat ingin O :
bergerak - Pasien lebih mantab untuk
bermobilisasi
- Tak nampak rasa takut dan Dhamas
cemas pada pasien saat
bermobilisasi
A:
- Masalah gangguan mobilitas
fisik teratasi
P:
- Hentikan intervensi
3. 8 September Resiko infeksi S:
2023/14.00 (D.0142) d.d efek - Pasien mengatakan gatal pada
WIB prosedur invasif luka berkurang dan hilang
O: Dhamas