Anda di halaman 1dari 15

PERAN MAHASISWA DALAM

PENCEGAHAN KORUPSI DI
LINGKUNGAN LUAR KAMPUS

By Maya Utami Dewi, M.Kom


Dalam masyarakat peram mahasiswa adalah sebagai kontrol sosial, mahasiswa
dapat melakukan peran preventif terhadap korupsi dengan membantu masyarakat
dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan berpihak pada rakyat
banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada
masyarakat.
Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan memberikan bimbingan
dan penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah kerja
lapangan mengenai masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani
melaporkan adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak yang berwenang.
Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan strategi investigatif dengan melakukan
pendampingan kepada masyarakat dalam upaya penegakan hukum terhadap
pelaku korupsi serta melakukan tekanan kepada apparat penegak hukum untuk
bertindak tegas terhadap pelaku tindak pidana korupsi.
Adapun peran mahasiswa dalam gerakan anti
korupsi di bidang ekonomiadalah
• Tidak menyalahgunakan kepercayaan dalam sebuah organisasi, dalam
halini yang dimaksud adalah sebuah kewirausahaan di organisasi
tersebut.2.
• Tidak memberikan suap kepada pengurus beasiswa dikampus.3.
• Menuntut jaminan atau fasilitas terhadap biaya yang telah dibayarkan
pada saat menjadi mahasiswa baru.
• Memiliki kesadaran untuk mengkritisi pejabat atau
petinggi/pemimpinsehingga menghindarkan terciptanya peluang
korupsi pada petinggi tersebu
Untuk peran dalam bidang sosial antara lain
• Melakukan pressure dan mengawal kasus-kasus korupsi
bersamamasyarakat dan lembaga pemerintahan.
• Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang masalah korupsi
serta penyebabnya
• Mendorong masyarakat supaya berani melapor terhadap
pelanggarankorupsi.
• Mengontrol serta mengkritik kebijakan pemerintah yang
memberikan peluang adanya tindak korupsi.
• Melakukan gerakan serta kerja sama terhadap lembaga pemerintah
danswasta untuk memerangi korupsi secara bersama-sama
Kemudian dalam bidang budaya atau
kebudayaan adalah sebagai berikut:
Gerakan kultural bertujuan untuk:
1) memberikan pemahaman tentangkorupsi dan bentuk nyata anti-
korupsi di dalam kemahasiswaan,
2) menciptakan budaya anti-korupsi sejak dini, dan
3) membentuk karaktergenerasi anti-korupsi.

Berbeda dengan sebelumnya, gerakan kultural ini cenderung bersifat


aktif, sehingga gerakan yang dilakukan tidak bergantung terhadap isu
yang ada.
Beberapa model gerakan yang dapat
dilakukan padaklasifikasi kultural diantaranya
1. Propaganda Integritas AkademikSalah satu bentuk kecil korupsi adalah kecurangan akademik.
Untuk itu,sebagai pemupukan budaya anti-korupsi, perlu ditingkatkan propagandaintegritas
akademik bagi mahasiswa. Upaya ini adalah untuk mencegah bibit-bibit
korupsi yang mungkin tumbuh dari kecurangan-kecurangan kecilyang terjadi dalam
pelaksanaan aktivitas akademik di kemahasiswaan.
2. Pemahaman Korupsi dalam Pemerintahan Mahasiswa (Student governance)Dalam hal ini,
mahasiswa diberikan pemahaman tentang definisi korupsisecara luas dan bagaimana cara
pencegahannya. Selain itu, ditampilkancontoh-contoh bentuk korupsi di dalam organisasi
kemahasiswaan sebagaisatu upaya pemupukan kesadaran untuk tidak melakukan tindakan
korupsidalam unit kelembagaan yang kecil. Dengan pemahaman yang ada
tentang jenis korupsi yang mungkin terjadi pada organisasi kemahasiswaan,diharapkan
penyelenggaraan kelembagaan yang bersih dari korupsi mulaidipraktikkan oleh mahasiswa
sejak dini.
3. Propaganda Anti-Korupsi MahasiswaPropaganda anti-korupsi mahasiswa diterapkan dengan
memberikanaksentuasi pada peran mahasiswa sebagai penerus kepemimpinan. Bahwasebagai
generasi penerus yang mengharapkan kondisi negara yang bersih,maka mahasiswa harus
mampu menjaga kebersihan perilakunya daritindakan korupsi. Tujuan dari hal ini menyadarkan
peran sebagai generasi penerus serta menumbuhkan mental anti-korupsi secara permanen
. Adapun contohupaya mahasiswa dalam
pemberantasan korupsi dalam bidang teknologi
1.Turut mengkritisi dan memberi masukan terhadap lembaga pemerintahandengan
menggunakan sosial media dengan bijak.Sosial media yang makin banyak
macamnya mempermudah masyarakatterutama mahasiswa dalam menyalurkan
kritik dan saran yang membangun.Contohnya saja adalah mengkritiki lembaga
eksekutif maupun legislatifdalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan
perihal negaraseperti meninggalkan komentar pada setiap postingan namun
diiringidengan bahasa yang santun tanpa adanya provokasi atau ujaran kebencian.
2. Menyalurkan bakat atau kemampuan yang berguna secara online
untukmendorong partisipasi masyarakat dalam gerakan anti korupsi.Kemampuan
mahasiswa di bidang teknologi terutama dalam editing dapatdisalurkan untuk hal
yang bermanfaat bagi negara seperti membuat
meme, poster atau film pendek berisi motivasi atau ajakan dalam upaya pemberant
asan korupsi. Dengan bantuan adanya media sosial dapat turutmenyebarkan ajakan
anti korupsi ke penjuru Indonesia.
3.Membuat forum diskusi online dalam kaitannya dengan pemberantasankorupsi
Dalam konteks nasional, keterlibatan seorang mahasiswa dalam
gerakan anti korupsi bertujuan agar dapat mencegah terjadinya
perilaku koruptif dan tindak korupsi yang masif dan sistematis di
masyarakat. Mahasiswa dengan kompetensi yang dimilikinya dapat
menjadi pemimpin (leader) dalam gerakan mahasiswa anti korupsi baik
yang bersifat lokal mupun nasional.
Upaya pembekalan mahasiswa dapat ditempuh dengan berbagai cara
antara lain : kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar atau perkuliahan.
Pendidikan anti korupsi bagi mahasiswa bertujuan untuk memberikan
pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan
pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi.
Tujuan jangka panjangnya adalah menumbuhkan budaya anti korupsi di
kalangan mahasiswa dan mendorong mahasiswa untuk dapat berperan
serta aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Tujuan anti korupsi lebih menekankan pada pembangunan karakter anti korupsi
(anti-corruption character building) pada diri individu mahasiswa serta membangun
semangat dan kompetensinya sebagai agent of change bagi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari ancaman korupsi.
Karena sifatnya yang sangat luar biasa, maka untuk memerangi atau memberantas
korupsi diperlukan upaya yang luar biasa pula. Upaya memberantas korupsi sama
sekali bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Upaya memberantas korupsi tentu
saja tidak bisa hanya menjadi tanggungjawab institusi penegak hukum atau
pemerintah saja, tetapi juga merupakan tanggungjawab bersama seluruh
komponen bangsa. Oleh karena itu upaya memberantas korupsi harus melibatkan
seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) yang terkait, yaitu pemerintah,
swasta dan masyarakat. Dalam konteks inilah mahasiswa, sebagai salah satu bagian
penting dari masyarakat, sangat diharapkan dapat berperan aktif.
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi empat
wilayah, yaitu:
di lingkungan keluarga,
di lingkungan kampus,
di masyarakat sekitar, dan
di tingkat lokal/nasional.

Lingkungan keluarga dipercaya dapat menjadi tolok ukur yang pertama dan utama bagi mahasiswa
untuk menguji apakah proses internalisasi anti korupsi di dalam diri mereka sudah terjadi.
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus tidak bisa dilepaskan dari
status mahasiswa sebagai peserta didik yang mempunyai kewajiban ikut menjalankan visi dan misi
kampusnya. Sedangkan keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di masyarakat dan di
tingkat lokal/nasional terkait dengan status mahasiswa sebagai seorang warga negara yang
mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat lainnya.
Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan
(KementerianPendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, 2013b)
a. Mampu menjadi agen perubahan
b. Mampu menyuarakan kepentingan rakyat
c. Mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif
d. Mampu menjadi watch dog (anjing penjaga), lembaga - lembaga
negara dan penegak hukum

Anda mungkin juga menyukai