Makalah Aldi
Makalah Aldi
Oleh :
ALDI
202201001
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “Makalah Sistem
Proteksi Kebakaran”, dengan tepat pada waktunya.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan
saran untuk memperbaiki makalah kami ini, dikarenakan banyak kekurangan dalam
mengerjakan makalah ini. Semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..…..........…..……
1.4 MANFAAT……………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………….
KEBAKARAN……………………………………………………………………………..
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………..
3.2 SARAN…………………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas adapun masalah yang dapat kami kaji dalam
makalah ini yaitu:
C. Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu:
1. Untuk mengetahui apa penjelasan dari Sistem Proteksi Kebakaran.
2. Untuk mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan system
proteksi kebakaran.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini semoga bisa membantu mahasiswa
untuk lebih mengetahui tentang Sistem Proteksi Kebakaran dan menambah wawasan
pengetahuan mahasiswa tentang hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
system proteksi kebakaran , selain itu juga mahasiswa dan pembaca dapat memahami
5 prinsip K3RS dalam bidang system proteksi kebakaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Proteksi Kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan adalah sistem yang
terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupun terbangun
pada bangunan yang digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem
proteksi pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan
lingkungannya terhadap bahaya kebakaran. Definisi tersebut terdapat pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun 2008.
Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang terbentuk atau
terbangun melalui pengaturan penggunaan bahan dan komponen struktur bangunan,
kompartemenisasi atau pemisahan bangunan berdasarkan tingkat ketahanan terhadap
api,serta perlindungan terhadap bukaan. Sistem proteksi kebakaran pasif dapat memberikan
alternatif yang efektif terhadap sistem proteksi aktif untuk melindungi fasilitas dari
kebakaran. Sistem proteksi pasif ini tidak perlu dioperasikan oleh manusia dan tidak juga
berubah bentuk baik dalam keadaan normal ataupun dalam kebakaran.
Menurut Health and Safety Executive Inggris, sistem proteksi pasif umumnya terdiri dari
pelapisan material tahan api kepada permukaan tembok, mesin, atau bagian lain. Sistem
proteksi kebakaran pasif sering digunakan ketika air atau sistem proteksi aktif tidak
mencukupi seperti pada area yang terpencil atau ketika ada kesulitan untuk menangani
limpasan air dari hasil pemadaman kebakaran. Tembok api (fire walls) adalah bentuk lain
dari perlindungan kebakaran pasif yang digunakan untuk mencegah penyebaran api dan
pajanan api kepada peralatan sekitar. Sistem proteksi pasif ini biasanya hanya efektif dalam
jangka waktu 1-2 jam.
Beberapa contoh sistem proteksi pasif menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
26 Tahun 2008 adalah:
Pintu dan jendela tahan api, yaitu pintu dan jendela yang berfungsi untuk menahan
kebakaran
Bahan pelapis interior, yatiu pelapis yang meningkatkan kemampuan permukaan yang
dilapis untuk menahan api
Penghalang api, yaitu penghalang yang digunakan untuk membentuk ruangan tertutup,
pemisah ruangan atau proteksi sesuai persyaratan teknis dan memiliki ketahanan api dari
30 menit hingga 3 jam
Partisi penghalang asap, yaitu alat yang berfungsi untuk membagi-bagi ruangan dalam
rangka membatasi gerakan asap.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem proteksi kebakaran pasif merupakan sistem yang paling memiliki andil strategis
dalam upaya mencegah dan penanggulangan kebakaran pada bangunan. Sistem ini
dapat bekerja dengan maksimal apabila terencana dengan baik sejak awal proses
perancangan bangunan. Oleh karena itu evaluasi sistem proteksi kebakaran pasif dapat
dilakukan setidaknya dengan 2 (dua) tahap agar tingkat keberhasilan bangunan
terhadap bahaya kebakaran semakin tinggi, antara lain:
1.Menjaga performa keandalan sistem proteksi pasif dengan cara pengawasan berkala
terhadap elemen-elemen yang belum memenuhi standar sistem keselamatan bangunan
gedung.
2.Sistem proteksi kebakaran pasif harus terintegrasi dengan sarana penyelamatan pada
bangunan seperti sarana akses dan jalur evakuasi. Hal ini untuk mendukung proses
evakuasi agar kerugian jiwa dan materi akibat kebakaran dapat dihindari.
Sistem Proteksi Kebakaran Aktif menuntut peran aktif dari manusia untuk
mengoperasikan sistem tersebut. Kondisi sistem proteksi aktif ini berbeda ketika dalam
kondisi normal dan dalam kondisi kebakaran.
B. SARAN
Kami sebagai penulis dapat berharap kepada para pembaca , setelah membaca makalah
ini. Para pembaca apalagi para mahasiswa keperawatan dapat paham dengan
pembahasan materi yang kami paparkan.
DAFTAR PUSTAKA
Iswara, Ifan. 2011. Analisis Risiko Kebakaran di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre
Tahun 2011. [Skripsi Ilmiah]. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Kementerian Sekretariat Negara RI. Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 tahun 2012 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Lestari, Fatma dan Panindrus, RM. Yodan Amaral. 2008. Sarana Prasarana Pencegahan
Penanggulangan Dan Tanggap Darurat Kebakaran Di Gedung Fakultas X Universitas
Indonesia Tahun 2006. Vol 12 (1) : 55-60.