Anda di halaman 1dari 10

PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007

The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition

GEOLOGI, ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI PADA ENDAPAN


EMAS DAERAH KAPUR-NATAS, KECAMATAN SIAIS, KABUPATEN TAPANULI
SELATAN, SUMATRA UTARA

Benny Alizar Amin Pulungan1, Arifudin Idrus1*, Anastasia Dewi Titisari1,


Janjan Hertrijana2
1
Jurusan Teknik Geologi FT-UGM
Jl. Grafika 2 Bulaksumur 55281 - Yogyakarta
2
PT. Newmont Horas Nauli, Indonesia
*Corresponding author: arifidrus@ugm.ac.id

ABSTRACT

Pemetaan geologi menunjukan litologi daerah penelitian meliputi 6 satuan, dari yang tertua ke
yang termuda meliputi (1) satuan batupasir-batulempung berlapis, (2) satuan andesit, (3) satuan
breksi volkanik, (4) satuan monzonit, (5) satuan dasit dan (6) satuan endapan aluvial. Struktur
geologi daerah penelitian dipengaruhi oleh gaya kompresi yang berarah NE-SW (timurlaut-
baratdaya) yang menghasilkan sesar-sesar geser menganan (dextral slip fault) pada daerah Aek
Natas dan Aek Kapur serta sesar turun pada Natas Utara dan Selatan. Struktur-struktur tersebut
amat dipengaruhi oleh adanya penunjaman “oblique convergent” pada bagian barat Sumatra.
Mineralisasi pada daerah penelitian diduga terjadi setelah sesar geser menganan di Natas dan
Kapur. Zonasi alterasi hidrotermal yang berkembang di daerah penelitian ada 3 zona, dari dalam
ke luar meliputi (1) silika±lempung (argilik lanjut), (2) argilik dan (3) propilitik. Zona alterasi
silika ± lempung memperlihatkan kehadiran alunit, pirofilit, dickit, diaspor, quartz low dan illit.
Batuan yang mengalami alterasi argilik ditandai dengan adanya serisit, illit, quartz low, K-
feldpar, dan montmorilonit. Alterasi propilitik dicirikan dengan kehadiran klorit, kalsit, epidot,
dan quartz-low. Mineral sulfida meliputi pirit, arsenopirit dan kalkopirit, sedangkan mineral
oksida diwakili oleh magnetit, hematit, rutil dan gotit. Zona alterasi propilitik terbentuk pada
temperatur 200–350ºC dengan pH netral-alkali. Alterasi argilik memiliki temperatur yang relatif
rendah (150–200ºC), dengan pH fluida netral-asam, sedangkan zona alterasi silika±lempung
(alterasi argilik lanjut) terbentuk pada temperatur 200–260ºC, dengan PH yang relatif asam.
Sesar-sesar geser menganan mengontrol pembentukan mineralisasi emas di daerah penelitian
(Natas dan Kapur).

Kata kunci: Geologi, alterasi hidrotermal, mineralisasi, endapan emas epitermal, Kapur-Natas,
Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Pendahuluan satu eksplorasi yang sekarang giat


dikembangkan adalah jenis endapan emas
Emas merupakan bahan galian yang epitermal sulfidasi rendah. Emas epitermal
mempunyai harga jual tinggi dengan harga sulfidasi rendah mempunyai prospek yang
yang stabil di pasaran, sehingga tidak heran cukup baik untuk memenuhi kebutuhan emas
jika kegiatan ekplorasi emas terus meningkat di pasaran, dikarenakan pembentukannya
untuk memenuhi permintaan yang ada. Salah yang relatif dangkal yaitu < 1 km dengan
331
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition

temperatur 50-200°C menghasilkan gas yang singkapan batuan dan tipe alterasi dengan
kaya akan CO2 dan H2S yang selanjutnya deskripsi dan pengambilan conto terpilih,
terkondensasikan di dekat permukaan, dengan fokus terhadap intrusi pembawa
sehingga biaya untuk eksplorasi dan mineralisasi bijih (dasit) dan batuan samping
eksploitasi lebih murah bila dibandingkan (andesit). Conto terpilih kemudian dianalisis
dengan endapan emas tipe porfiri. secara petrografis, mineragrafis dan kimiawi.
Keberadaan endapan emas epitermal sistem Analisis (geo)kimia batuan menggunakan
sulfidasi rendah banyak tersebar di Indonesia XRF (X-ray Fluorescence) di Kyushu
misalnya di Gunung Pongkor, Kelian University, Fukuoka, Jepang.
(Kalimantan Timur), Gosowong (Halmahera),
Natas-Kapur (Sumatra Utara) dan lain-lain. Geologi Regional
Hasil eksplorasi awal pada daerah Natas-
Kapur menunjukkan adanya indikasi endapan Secara regional, daerah Kapur-Natas
emas yang ekonomis, sehingga masih termasuk dalam Peta Geologi Lembar
diperlukan penelitian untuk mengetahui lebih Padangsidempuan dan Sibolga (Aspden dkk.,
detail keterdapatan emas di daerah ini. 1982). Daerah penelitian ini terletak dalam
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan jajaran pegunungan Bukit Barisan. Pada
kontrol geologi terhadap proses alterasi daerah ini telah terjadi beberapa kali fase
hidrotermal dan mineralisasi bijih serta magmatisme dan pengendapan sedimen yang
mengkarakterisasi alterasi dan mineralisasi berulang-ulang, yang secara stratigrafi dari
bijih di daerah penelitian. Penelitian geologi, yang tertua sampai yang termuda meliputi (1)
alterasi hidrotermal dan mineralisasi ini Kelompok Tapanuli berumur Karbon, (2)
diharapkan dapat menjelaskan proses Kelompok Woyla berumur antara Karbon
pembentukan (genesis) endapan bijih di sampai Jura, (3) Kompleks Sibolga, (4)
daerah penelitian dan sebagai studi awal Formasi Barus, (5) Formasi Angkola, (6)
dalam tahapan eksplorasi lanjutan untuk Kelompok batuan terobosan berumur antara
menentukan daerah prospek yang ekonomis. Miosen Tengah-Miosen Akhir, (7) Kelompok
tufa Toba (tufa riodasitik), (8) Tufa dasitan
Lokasi Penelitian dan andesitan, lava dan lahar, dan (9)
Aluvium.
Lokasi penelitian berada di tenggara Sebagian besar daerah penelitian
kota Sibolga, Sumatra Utara (Gambar 1). termasuk dalam Formasi Angkola (Tva).
Luas daerah penelitian ± 8.5 x 6.5 km2 dengan Menurut Hertrijana dkk. (2005), Formasi ini
koordinat ±1-1,5º lintang utara dan 99°-100º terdiri dari andesit dengan tekstur porpiritik,
bujur timur, ke arah utara dari garis andesit volkanik, andesit volkanik bersifat
khatulistiwa dan termasuk dalam wilayah basal, breksi vulkanik dan basal. Batuan
konsesi kontrak karya PT Newmont Horas volkanik sering dijumpai sebagai tahap akhir
Nauli, Sumatra Utara. dari alterasi (propilitik) dan juga dapat
dijumpai dalam bentuk batuan yang
Metoda penelitian tersilikakan (silicified rocks). Formasi ini
berumur Miosen Awal-Miosen Akhir dengan
Metode penelitian secara umum dibagi lingkungan pengendapan terestrial.
dua yaitu penelitian lapangan dan analisa Pengukuran umur batuan dari foraminifera
conto di laboratorium. Penelitian lapangan dalam volkaniklastik yang karbonatan
meliputi pemetaan geologi dan pemetaan mengidentifikasikan Formasi ini terbentuk
penyebaran zona alterasi hidrotermal pada pada kisaran umur 12-25 juta tahun.
skala rinci (1:25.000). Pengambilan data
332
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition

berada di atas satuan andesit secara tidak


Geologi daerah penelitian selaras.

Litologi Satuan monzonit tersebar di daerah


Natas dan diperkirakan merupakan satu tubuh
Litologi daerah penelitian meliputi 6 intrusi yang besar. Secara umum memiliki
satuan, dari yang tertua ke yang termuda tekstur porpiritik sampai fanerik granular.
meliputi (1) satuan batupasir-batulempung Pada satuan ini juga terdapat xenolith andesit
berlapis, (2) satuan andesit, (3) satuan breksi yang banyak tersingkap di daerah Aek
volkanik, (4) satuan monzonit, (5) satuan Siporkas atau Natas bagian timur. Satuan ini
dasit dan (6) satuan endapan aluvial (lihat termasuk dalam kelompok batuan terobosan
Peta Geologi, Gambar ). Satuan batupasir- yang berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir.
batulempung berlapis tersingkap pada bagian Pada satuan ini banyak dijumpai urat-urat
utara daerah penelitian tepatnya di desa epidot. Berdasarkan klasifikasi SiO2 vs
Simarpinggan kedudukan N190-200ºE/40º, Na2O+K2O (Middlemost, 1985), satuan ini
sedangkan singkapan pada bagian timur terplot sebagai monzonit kuarsa. Geokimia
memiliki kedudukan N340-350ºE/45º. Satuan oksida utama dan unsur minor berdasarkan
ini terdiri dari perselingan batupasir dan analisis X-ray Fluorescence (XRF) dari
batulempung berlapis dengan ketebalan andesit dan monzonit dapat dilihat pada Tabel
diperkirakan 200-300 m. Berdasarkan 1.
kesamaan litologi dari jenis batupasir dan Satuan dasit tersebar di sekitar daerah
batu lempung, struktur sedimen berupa Kapur tepatnya pada bukit Aek Batu. Satuan
perlapisan, silang siur dan laminasi, maka ini merupakan intrusi kecil yang ada pada
satuan ini termasuk dalam anggota Formasi daerah penelitian. Satuan dasit memiliki
Barus yang berumur Miosen Awal-Miosen hubungan kontak intrusi dengan satuan
Tengah, yang diperkirakan terendapkan pada sebelumnya. Secara umum batuan ini telah
lingkungan laut dangkal (sublitoral). teralterasi menjadi mineral-mineral lempung
Satuan andesit tersebar amat luas dan dan silika (Gambar 6). Satuan dasit termasuk
sebagian besar bertekstur afanitik dan dalam kelompok batuan terobosan. Dari
sebagian kecil bertekstur porfiroafanitik yang kesebandingan stratigrafi regional, satuan ini
tersusun oleh plagioklas, kuarsa, klorit, serisit. diperkirakan berumur Miosen Tengah-Miosen
Berdasarkan klasifikasi batuan volkanik Akhir.
dengan menggunakan Zr/TiO2 dan Nb/Y Satuan endapan aluvial merupakan
(Winchester dan Floyd, 1977), batuan ini satuan termuda yang terdiri dari hasil endapan
dikategorikan dalam andesit dan yang berasal dari aktifitas air permukaan dan
andesit/basal. Satuan andesit termasuk dalam erosi. Sebagian besar endapan ini digunakan
Formasi Angkola berumur sekitar Miosen sebagai areal persawahan dan perkebunan
Awal-Miosen Akhir. penduduk.
Satuan breksi volkanik tersebar
sebagian besar pada daerah Kapur. Komposisi Struktur geologi
utama conto batuan dari satuan ini adalah tuff
dan andesit. Keduanya hadir sebagai fragmen Berdasarkna data struktur geologi di
yang dominan. Satuan ini termasuk dalam peroleh dari lapangan dan studi literatur
Formasi Angkola yang sebagian besar termasuk interpretasi kelurusan-kelurusan
tersusun oleh meterial volkanik. Adanya pada airborne electromagnetic image milik
fragmen andesit yang menyudut dan PT. Newmont Horas Nauli, beberapa struktur
membundar, maka diperkirakan satuan ini
333
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition

geologi penting di daerah penelitian meliputi Alterasi propilitik dicirikan dengan


(1) Sesar geser mengiri (sinistral) kehadiran mineral-mineral klorit, epidot dan
diperkirakan (Monzofault), (2) Sesar normal kalsit. Alterasi ini banyak tersebar pada
Natas Utara diperkirakan, (3) Sesar normal satuan monzonit dan andesit. Klorit
Natas Selatan diperkirakan, dan (4) Sesar merupakan mineral ubahan, umumnya berasal
geser menganan Sinas (lihat Gambar 3). dari ubahan mineral mafik seperti biotit.
Kelurusan-kelurusan pada airborne Epidot umumnya ubahan dari plagioklas dan
electromagnetic image juga relevan dengan hadir secara diseminasi dan sebagai mineral
peta alterasi hidrotermal (Gambar 4), dimana pengisi rekahan. Zona propilitik pada daerah
batuan yang memiliki resistensi yang tinggi Natas ditemukan sebagian besar pada satuan
misalnya yang tersilifikasi (silicified) akan monzonit. Urat-urat epidot terlihat jelas
menghasilkan intensitas yang besar, mengisi rekahan batuan dengan ketebalan < 1
sedangkan batuan yang mengalami alterasi mm. Daerah Natas-Kapur dan sekitarnya
argilik (mineral lempung) memiliki tingkat menunjukkan adanya endapan bijih yang
resistensi rendah akan menghasilkan ekonomis. Hasil survei geokimia dari
intensitas warna yang kecil. perusahaan juga mendukung adanya anomali
unsur berupa Au, Ag, Cu dan lain-lain.
Alterasi hidrotermal dan mineralisasi bijih Mineral-mineral bijih yang ditemukan seperti
emas (Au) sebagian besar terkandung dalam
Alterasi hidrotermal pada daerah urat-urat kuarsa bertekstur kalsedoni dengan
penelitian dapat dibagi menjadi tiga tipe kadar mencapai 22 ppm. Pengamatan
utama meliputi: (1) alterasi silika+mineral mineragrafi conto ditemukan adanya
lempung (argilik lanjut), (2) argilik, dan (3) mineralisasi sulfida seperti pirit, kalkopirit,
propilitik (Gambar 3). Alterasi silika+mineral arsenopirit yang umumnya berasosiasi dengan
lempung (argilik lanjut) terutama ditemukan urat kuarsa.
di daerah Kapur dan dicirikan oleh hadirnya
silika dan mineral lempung berwarna putih- Pembentukan endapan epitermal Kapur-
kemerahan, seperti yang terlihat pada dasit Natas
teralterasi (Gambar 4a). Analisa X-ray
Diffraction (XRD) dari conto terseleksi yang Kontrol struktur geologi terhadap
berasal dari zona alterasi ini menunjukkan mineralisasi
kehadiran dickit, illit, montmorillonit, quartz
low, kaolinit, alunit, dan diaspor. Struktur geologi yang terbentuk pada
Alterasi argilik dicirikan dengan daerah penelitian merupakan faktor
kehadiran mineral-mineral lempung yang pendukung dalam pembentukan mineralisasi.
berwarna merah kecoklatan-putih dan Struktur geologi memberikan jalannya intrusi
berasosiasi dengan pirit yang melimpah. untuk menerobos batuan samping, dan
Alterasi ini mengitari hampir seluruh urat memberikan ruang untuk larutan hidrotermal
kuarsa yang ada di daerah penelitian (Gambar mengisi celah (open-space filling) dan
3). Urat kuarsa didaerah penelitian umumnya membentuk alterasi dan presipitasi mineral-
bersifat kalsedoni, bertekstur drussy dan mineral bijih. Struktur geologi yang
colloform (Gambar 4b). Analisa XRD mengontrol pembentukan mineralisasi daerah
menunjukan hadirnya mineral kunci (key ini merupakan struktur sesar-sesar geser yang
minerals) seperti illit, montmorilonit, dan terbentuk di daerah Natas maupun Kapur.
halloysit. Pada zona alterasi ini sering Penyebaran struktur geologi pada daerah
ditemukan beberapa urat kuarsa yang penelitian seperti terlihat pada Gambar 4 di
ekonomis.
334
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition

atas. Struktur-struktur tersebut disebabkan yang terbentuk bersamaan (key mineral


oleh adanya oblique convergence yang terjadi assemblages equilibrium), baik melalui
di pulau Sumatra, yang dapat menyebabkan analisis petrografi maupun XRD. Hubungan
adanya sesar-sesar geser berarah baratlaut- antara kehadiran mineral kunci dan
tenggara seperti sesar geser menganan Kapur temperatur-pH pembentukan berdasarkan data
dan Sinas. Sesar ini relatif searah dengan Lawless (1996). Zona alterasi propilitik
sesar besar yang ada di Sumatra yaitu sesar diperkirakan memiliki kisaran temperatur
Sumatra. Pola urat kuarsa pada daerah pembentukan antara 200–350ºC dengan
penelitian relatif menyudut dan sejajar dengan keasaman (pH) netral-alkali (Tabel 2).
arah sesar-sesar menganan di Kapur dan Alterasi argilik memiliki kisaran temperatur
Natas. Sesar-sesar inilah yang mengontrol pembentukan yang relatif rendah (150–
terjadinya mineralisasi di daerah penelitian. 200ºC), dengan pH fluida netral-asam (Tabel
Pembentukan mineralisasi di Natas dan Kapur 3). Sedangkan zona alterasi silika±lempung
diperkirakan terjadi setelah sesar geser yang (alterasi argilik lanjut) memiliki kisaran
ada di daerah tersebut yaitu sesar geser temperatur pembentukan 200–260ºC, dengan
menganan Sinas dan sesar geser menganan PH yang relatif asam (Tabel 4).
Kapur.
Kehadiran urat-urat kuarsa tersebut Kesimpulan
dikontrol oleh adanya rekahan/celah, rongga
maupun zona lemah akibat dari struktur Satuan litologi Daerah Kapur-Natas
geologi. Kasus yang hampir sama juga dapat dan sekitarnya dari yang tertua sampai yang
kita amati di sistem endapan epitermal termuda secara berurutan tersusun atas: (1)
Permata-Batu Badinding-Hulubai, satuan batupasir-batulempung berlapis, (2)
Kalimantan (Wurst, 2001). Pada daerah satuan andesit, (3) satuan breksi volkanik, (4)
penelitian, sesar Sumatra identik dengan satuan monzonit, (5) satuan dasit dan (6)
maximum compressive stress yang merupakan satuan endapan aluvial. Struktur geologi di
orde awal dari pembentukan sesar-sesar daerah penelitian dipengaruhi oleh gaya
selanjutnya. Sesar menganan Kapur dan Sinas kompresi yang relatif berarah timurlaut-
diperkirakan sesar ikutan dari sesar Sumatra. baratdaya yang menghasilkan sesar-sesar
Kontrol dari sesar inilah yang dapat geser menganan pada daerah Natas dan Kapur
menyebabkan rekahan/retakan yang berarah yang selanjutnya terjadi sesar turun pada
baratlaut-tenggara. Rekahan/retakan tersebut daerah Natas Utara dan Selatan. Struktur-
mendukung pembentukan urat kuarsa. Pada struktur tersebut berhubungan dengan
ekperimen Riedel’s, rekahan-rekahan yang penunjaman pada bagian barat Sumatra.
dihasilkan, terjadi setelah maksimum Mineralisasi pada daerah penelitian diduga
kompresi oleh sesar-sesar geser baratlaut- terjadi setelah sesar geser menganan yang
tenggara. Orientasi urat-urat kuarsa pada tersingkap di Natas dan Kapur.
daerah penelitian berada pada pola rekahan Alterasi hidrotermal dapat
tersebut atau pada pola sesar-sesar itu sendiri. dikelompokkan menjadi tiga zona, dari dalam
ke luar meliputi: (1) silika ± lempung (argilik
Kondisi kimia-fisika pembentukan alterasi- lanjut), (2) argilik dan (3) propilitik. Zona
mineralisasi alterasi silika±lempung di daerah Kapur,
Pembentukan alterasi dan mineralisasi memperlihatkan kehadiran alunit, kaolinit,
dapat dikontrol oleh pengaruh temperatur, pH diaspor, dan quartz low. Alterasi argilik
dan tekanan pembentukannya. Kondisi fisika- memperlihatkan kehadiran serisit, illit, quartz
kimia pembentukan endapan tersebut low, K-feldspar, dan montmorilonit,
menggunakan metode asosiasi mineral kunci sedangkan alterasi propilitik memperlihatkan
335
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition

kehadiran klorit, kalsit, epidot, dan quartz


low. Mineral sulfida yang teramati meliputi Daftar pustaka
pirit, arsenopirit dan kalkopirit, yang
berasosiasi dengan urat kuarsa yang Aspden, J. A., Kartawa, W., Aldiss, D.T.,
mengandung emas. Zona alterasi propilitik Djunuddin, A., Whandoyo, R., Diatma
diperkirakan memiliki kisaran temperatur D., Clarke, M.C.G., and Harahap, H.,
pembentukan antara 200–350ºC dengan 1982, Geologi Lembar
keasaman (pH) netral-alkali. Alterasi argilik Padangsidempuan dan Sibolga,
memiliki kisaran temperatur pembentukan Sumatra, Indonesia, Departemen
yang relatif rendah (150–200ºC), dengan pH Pertambangan dan Energi, Bandung,
fluida netral-asam. Sedangkan zona alterasi Indonesia, 34 hal.
silika±lempung (alterasi argilik lanjut) Hertrijana J., Paul Hehuwat, Martin L., Jones
memiliki kisaran temperatur pembentukan dan Bruce Harlan, 2005, Martabe High
200–260ºC, dengan PH yang relatif asam. Sulphidation Gold Deposit North
Berdasarkan (1) pola dan tekstur urat kuarsa, Sumatra, Indonesia, paper presentasi
(2) mineral-mineral hasil alterasi hidrotermal IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia),
dan mineralisasi, dan (3) kondisi 19 hal.
pembentukannya maka daerah penelitian Lawless, J.W., White, P.J., dan Bogie, I.,
dapat dikategorikan sebagai bagian dari 1996, Epigenetic Magmatic-Related
sistem epitermal sulfidasi rendah (low Mineral Deposit: Exploration based on
sulphidation epithermal system). Mneralisation Models, Notes to
Pembentukan urat kuarsa di Natas dan Kapur Accompany Lecture Course, Kingston
sangat dikontrol oleh aspek geologi terutama Morisson Limited, Jakarta.
sesar-sesar geser menganan pre- Middlemost, E.A.K., 1985, Magmas and
mineralization di daerah penelitian. Magmatic Rocks, Longman, London.
Winchester, J.A. dan Floyd P.A., 1977,
Ucapan terimakasih Geochemical Discrimination of
Different Magma Series and Their
Ucapan terima kasih disampaikan kepada PT. Differentiation Products Using
Newmont Horas Nauli atas ijin dan sponsor Immobile Elements, Chem. Geol., v.
biaya dalam penelitian tugas akhir penulis 20, hal. 325-343.
pertama (BAAP). Analisis petrografi dan Wurst, A., 2001, Case Study: Permata-Batu
mineragrafi menggunakan mikroskop Badinding-Hulubai Au-Ag Epithermal
polarisasi dan mikroskop bijih di Jurusan Deposits, Mt Muro, Center for Ore
Teknik Geologi, FT-UGM. Analisis geokimia Deposit Research, Kalimantan,
dilakukan oleh Dr. Lucas Donny Setijadji di Indonesia, 30 hal.
laboratorium XRF (X-ray Fluorescence),
Kyushu University, Jepang, untuk bantuannya
kami sampaikan terima kasih.

336
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition

Gambar 1 Peta lokasi daerah penelitian dalam daerah konsesi kontrak karya PT. Newmont
Horas Nauli.

Gambar 2 Peta geologi daerah penelitian (Kapur-Natas).

337
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition

Gambar 3 Peta alterasi hidrotermal daerah penelitian

A B

Gambar 4 (A) Dasit pada daerah Kapur yang telah mengalami alterasi (argilik lanjut), dan (B)
Urat kuarsa (dikelilingi oleh alterasi argilik) bersifat kalsedoni dan bertekstur drussy dan
colloform.

338
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition

Tabel 1 Geokimia unsur batuan samping (andesit dan monzonit)

Unsur Andesit Monzonit


Sta01-Ba01 Sta01-Ba02 Sta13-Ba14 Sta52-Ba36
SiO2 51.85 55.72 65.39 68.36
TiO2 0.89 0.69 14.30 0.59
Al2O3 16.98 14.98 3.97 14.54
FeO 9.25 8.80 0.06 2.28
MnO 0.37 0.18 0.06 0.07
MgO 5.78 5.11 2.81 3.06
CaO 11.37 7.00 3.91 6.09
Na2O 0.69 2.89 4.13 2.85
K2O 0.18 3.30 3.31 0.24
P2O5 0.13 0.07 0.08 0.09
Total 97.49 98.74 98.02 98.17
S 3929 32 39 1136
Zr 101 164 249 222
Cr 247 53 bdl 15
V 252 249 110 110
Zn 181 54 15 44
Pb 17 5 bdl 5
As 11 7 11 7
Rb 8 68 108 9
Sr 320 208 187 189
Ba 18 520 386 52
Y 29 34 32 34
Nb 4 5 9 7
Catatan: Konsentrasi oksida utama (% berat) dan unsur minor (ppm)

339
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition

Tabel 2 Kelompok mineral kunci pada alterasi propilitik dan kisaran pH dan temperatur
pembentukannya berdasarkan data T dan keasaman dari Lawless (1996).
Temperatur, ºC
Mineral 0 100 200 300
Netral
Klorit
Epidot

Alkali
Kalsit

Tabel 3 Kelompok mineral kunci pada alterasi argilik dan kisaran pH dan temperatur
pembentukannya berdasarkan data T dan keasaman dari Lawless (1996).
Temperatur, ºC
Mineral 0 100 200 300
Asam
Kaolinit
Diaspor
Rutil
Netral
Illit
Illit/smektit
Kuarsa
Pyrit

Tabel 4 Kelompok mineral kunci pada alterasi silika ± lempung (argilik lanjut) dan kisaran pH
dan temperatur pembentukannya berdasarkan data T dan keasaman dari Lawless (1996).
Temperatur, ºC
Mineral
0 100 200 300
Asam
Kaolinit
Alunit
Diaspor
Dickit

340

Anda mungkin juga menyukai