2007 - IAGI Bali - Geologi, Alterasi Hidrotermal Dan Mineralisasi
2007 - IAGI Bali - Geologi, Alterasi Hidrotermal Dan Mineralisasi
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition
ABSTRACT
Pemetaan geologi menunjukan litologi daerah penelitian meliputi 6 satuan, dari yang tertua ke
yang termuda meliputi (1) satuan batupasir-batulempung berlapis, (2) satuan andesit, (3) satuan
breksi volkanik, (4) satuan monzonit, (5) satuan dasit dan (6) satuan endapan aluvial. Struktur
geologi daerah penelitian dipengaruhi oleh gaya kompresi yang berarah NE-SW (timurlaut-
baratdaya) yang menghasilkan sesar-sesar geser menganan (dextral slip fault) pada daerah Aek
Natas dan Aek Kapur serta sesar turun pada Natas Utara dan Selatan. Struktur-struktur tersebut
amat dipengaruhi oleh adanya penunjaman “oblique convergent” pada bagian barat Sumatra.
Mineralisasi pada daerah penelitian diduga terjadi setelah sesar geser menganan di Natas dan
Kapur. Zonasi alterasi hidrotermal yang berkembang di daerah penelitian ada 3 zona, dari dalam
ke luar meliputi (1) silika±lempung (argilik lanjut), (2) argilik dan (3) propilitik. Zona alterasi
silika ± lempung memperlihatkan kehadiran alunit, pirofilit, dickit, diaspor, quartz low dan illit.
Batuan yang mengalami alterasi argilik ditandai dengan adanya serisit, illit, quartz low, K-
feldpar, dan montmorilonit. Alterasi propilitik dicirikan dengan kehadiran klorit, kalsit, epidot,
dan quartz-low. Mineral sulfida meliputi pirit, arsenopirit dan kalkopirit, sedangkan mineral
oksida diwakili oleh magnetit, hematit, rutil dan gotit. Zona alterasi propilitik terbentuk pada
temperatur 200–350ºC dengan pH netral-alkali. Alterasi argilik memiliki temperatur yang relatif
rendah (150–200ºC), dengan pH fluida netral-asam, sedangkan zona alterasi silika±lempung
(alterasi argilik lanjut) terbentuk pada temperatur 200–260ºC, dengan PH yang relatif asam.
Sesar-sesar geser menganan mengontrol pembentukan mineralisasi emas di daerah penelitian
(Natas dan Kapur).
Kata kunci: Geologi, alterasi hidrotermal, mineralisasi, endapan emas epitermal, Kapur-Natas,
Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
temperatur 50-200°C menghasilkan gas yang singkapan batuan dan tipe alterasi dengan
kaya akan CO2 dan H2S yang selanjutnya deskripsi dan pengambilan conto terpilih,
terkondensasikan di dekat permukaan, dengan fokus terhadap intrusi pembawa
sehingga biaya untuk eksplorasi dan mineralisasi bijih (dasit) dan batuan samping
eksploitasi lebih murah bila dibandingkan (andesit). Conto terpilih kemudian dianalisis
dengan endapan emas tipe porfiri. secara petrografis, mineragrafis dan kimiawi.
Keberadaan endapan emas epitermal sistem Analisis (geo)kimia batuan menggunakan
sulfidasi rendah banyak tersebar di Indonesia XRF (X-ray Fluorescence) di Kyushu
misalnya di Gunung Pongkor, Kelian University, Fukuoka, Jepang.
(Kalimantan Timur), Gosowong (Halmahera),
Natas-Kapur (Sumatra Utara) dan lain-lain. Geologi Regional
Hasil eksplorasi awal pada daerah Natas-
Kapur menunjukkan adanya indikasi endapan Secara regional, daerah Kapur-Natas
emas yang ekonomis, sehingga masih termasuk dalam Peta Geologi Lembar
diperlukan penelitian untuk mengetahui lebih Padangsidempuan dan Sibolga (Aspden dkk.,
detail keterdapatan emas di daerah ini. 1982). Daerah penelitian ini terletak dalam
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan jajaran pegunungan Bukit Barisan. Pada
kontrol geologi terhadap proses alterasi daerah ini telah terjadi beberapa kali fase
hidrotermal dan mineralisasi bijih serta magmatisme dan pengendapan sedimen yang
mengkarakterisasi alterasi dan mineralisasi berulang-ulang, yang secara stratigrafi dari
bijih di daerah penelitian. Penelitian geologi, yang tertua sampai yang termuda meliputi (1)
alterasi hidrotermal dan mineralisasi ini Kelompok Tapanuli berumur Karbon, (2)
diharapkan dapat menjelaskan proses Kelompok Woyla berumur antara Karbon
pembentukan (genesis) endapan bijih di sampai Jura, (3) Kompleks Sibolga, (4)
daerah penelitian dan sebagai studi awal Formasi Barus, (5) Formasi Angkola, (6)
dalam tahapan eksplorasi lanjutan untuk Kelompok batuan terobosan berumur antara
menentukan daerah prospek yang ekonomis. Miosen Tengah-Miosen Akhir, (7) Kelompok
tufa Toba (tufa riodasitik), (8) Tufa dasitan
Lokasi Penelitian dan andesitan, lava dan lahar, dan (9)
Aluvium.
Lokasi penelitian berada di tenggara Sebagian besar daerah penelitian
kota Sibolga, Sumatra Utara (Gambar 1). termasuk dalam Formasi Angkola (Tva).
Luas daerah penelitian ± 8.5 x 6.5 km2 dengan Menurut Hertrijana dkk. (2005), Formasi ini
koordinat ±1-1,5º lintang utara dan 99°-100º terdiri dari andesit dengan tekstur porpiritik,
bujur timur, ke arah utara dari garis andesit volkanik, andesit volkanik bersifat
khatulistiwa dan termasuk dalam wilayah basal, breksi vulkanik dan basal. Batuan
konsesi kontrak karya PT Newmont Horas volkanik sering dijumpai sebagai tahap akhir
Nauli, Sumatra Utara. dari alterasi (propilitik) dan juga dapat
dijumpai dalam bentuk batuan yang
Metoda penelitian tersilikakan (silicified rocks). Formasi ini
berumur Miosen Awal-Miosen Akhir dengan
Metode penelitian secara umum dibagi lingkungan pengendapan terestrial.
dua yaitu penelitian lapangan dan analisa Pengukuran umur batuan dari foraminifera
conto di laboratorium. Penelitian lapangan dalam volkaniklastik yang karbonatan
meliputi pemetaan geologi dan pemetaan mengidentifikasikan Formasi ini terbentuk
penyebaran zona alterasi hidrotermal pada pada kisaran umur 12-25 juta tahun.
skala rinci (1:25.000). Pengambilan data
332
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition
336
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition
Gambar 1 Peta lokasi daerah penelitian dalam daerah konsesi kontrak karya PT. Newmont
Horas Nauli.
337
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition
A B
Gambar 4 (A) Dasit pada daerah Kapur yang telah mengalami alterasi (argilik lanjut), dan (B)
Urat kuarsa (dikelilingi oleh alterasi argilik) bersifat kalsedoni dan bertekstur drussy dan
colloform.
338
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition
339
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition
Tabel 2 Kelompok mineral kunci pada alterasi propilitik dan kisaran pH dan temperatur
pembentukannya berdasarkan data T dan keasaman dari Lawless (1996).
Temperatur, ºC
Mineral 0 100 200 300
Netral
Klorit
Epidot
Alkali
Kalsit
Tabel 3 Kelompok mineral kunci pada alterasi argilik dan kisaran pH dan temperatur
pembentukannya berdasarkan data T dan keasaman dari Lawless (1996).
Temperatur, ºC
Mineral 0 100 200 300
Asam
Kaolinit
Diaspor
Rutil
Netral
Illit
Illit/smektit
Kuarsa
Pyrit
Tabel 4 Kelompok mineral kunci pada alterasi silika ± lempung (argilik lanjut) dan kisaran pH
dan temperatur pembentukannya berdasarkan data T dan keasaman dari Lawless (1996).
Temperatur, ºC
Mineral
0 100 200 300
Asam
Kaolinit
Alunit
Diaspor
Dickit
340