1. Pengertian Terjadinya penyempitan lumen pembuluh darah otak perlahan
karena proses arterosklerosis serebral, perlambatan sirkulasi serebral dan embolisme serebral. Sehingga terjadi kehilangan fungsi otak dan suplai darah kebagian otak.
2. Assessment Keperawatan 1. Tanda-tanda vital
2. Kondisi umum 3. tingkat kesadaran 4. Penumpukan sekresi sputum 5. Ketidakmampuan dalam mobilisasi 6. Ketidakmampuan dalam melakukan ADL 7. Riwayat alergi 8. Skrining gizi 9. Nyeri 10. Status fungsional: bartel index 11. Risiko jatuh, risiko decubitus, kebutuhan edukasi dan budaya 12. Asesmen lanjutan bio, psiko, sosial, spiritual dan budaya 13. Asesmen ulang: Monitoring penurunan skala nyeri pasien, Monitoring implementasi mandiri teknik relaksasi untuk menurunkan nyeri, Monitoring tanda-tanda vital pasien, Monitoring status hidrasi pasien meliputi balance cairan, terapi intravena dan tanda-tanda dehidrasi, Monitoring tindakan pencegahan infeksi yang harus dilakukan oleh pasien dan keluarga selama perawatan, Monitoring pemberian obat antipiretik, Monitoring frekuensi mual pasien, Monitoring implementasi pasien dalam mengurangi mual, Monitoring kondisi kelemahan, ketidaknyamanan yang dialami oleh pasien, Membantu pasien dalam melakukan ADL, Monitoring pelaksanaan ADL yang dilakukan pasien dengan bantuan keluarga atau mandiri 3. Diagnosa Keperawatan 1. Risiko perfusi serebral tidak efektif 2. Gangguan mobilitas fisik 3. Bersihan jalan nafas tidak efektif 4. Pola nafas tidak efektif 5. Gangguan komunikasi verbal 6. Intoleransi Aktifitas 7. Resiko integritas kulit 8. Resiko aspirasi 9. Defisit perawatan diri 10. Gangguan menelan
4. Kriteria evaluasi/ nursing 1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Outcome 2. Bersihan jalan nafas efektif 3. RR dalam batas normal 4. Mampu memenuhi kebutuhan ADL secara bertahap 5. Mobilisasi bertahap 6. Tidak terjadi aspirasi 7. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
2. Monitor neurologi 3. Peningkatan perfusi serebral 4. Manajemen edema serebral 5. Pemantauan tekanan itrakranial 6. Pengaturan posisi setiap 2 jam 7. Latihan ROM dan mobilisasi 8. Manajemen kejang 9. Manajemen disrefleksia 10. Manajemen pengabaian unilateral 11. Manajemen jalan nafas : a. Berikan posisi tidur semi fowler b. Berikan minum air hangat c. Buang secret dengan memotivasi pasien untuk batuk atau menyedot lendir d. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, dan batuk (batuk efektif) e. Lakukan fisioterapi dada sebagaimana mestinya 12. Lakukan massage pada daerah yang mengalami tekanan 13. Bantu pemenuhan kebutuhan ADL (Activity Daily Living) 14. Monitor kemampuan pasien untuk menelan 15. Identifikasi diet yang ditentukan 16. Beri posisi kepala lebih tinggi 30-90 derajat 17. Beri makanan dalam jumlah sedikit tapi sering
7. Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta dianalisis terhadap perkembangan diagniosis keperawatan yang telah di tetapkan
8. Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan
9. Kepustakaan a. Smelter, Bare (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Brunner & Suddart, Edisi 8 Jakarta b. Wilkinson, J.M, & Ahern, N.R (2011). Diagnosis Keperawatan Diagnosis NANDA, NIC (Nursing Intervensi Clasification), NOC (nursing Outcome classification). Edisi:9. Jakarta: EGC c. Bailey RW, Zucker KA, Flowers JL, et al. Laparoscopic cholecystectomy experience with 375 patients. Ann Surg. 1991; 234:531–41 d. NANDA International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017, Ed.10. Jakarta : EGC e. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan indicator diagnostik 2016-2017 Ed.1. Persatuan perawat Nasional Indonesi (PPNI).