Laporan Praktikum Karbohidrat
Laporan Praktikum Karbohidrat
ACARA 7
KARBOHIDRAT
Asisten Praktikum :
Zakia Nur Febrianti
Krisnov Dirga
Aini Wafiroh
Fira Faradilla
Shinta Ayu Swasti
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang
berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat secara
garis besar dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida,
disakarida dan oligosakarida. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida dan
polisakarida non pati (serat)( Siregar, N. S. 2014).
Dalam industri pangan tidak hanya rasa saja yang di perhatikan,tetapi gizi
juga harus di perhatikan, karena dapat menambah nilai dari suatu produk. Nutrisi
atau gizi dari sebuah produk dapat menarik daya beli konsumen dan harga dari
produk tersebut menjadi lebih meningkat.
Mengingat begitu penting nya gizi dari berbagai aspek, oleh karena itu pada
praktikum kali ini di lakukan pengamatan terhadap salah satu gizi yaitu
karbohidrat dengan cara uji iodin. Uji iodin ini berguna untuk menentukan adanya
gugus polisakarida. Dimana jika suatu senyawa mengandung polisakarida dan
ditambah dengan iodium, maka akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna
yang spesifik (Hidayanto, A. P. 2017)
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum karbohidrat ini adalah sebagai berikut
1. untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam bahan agroindustri,
2. mengidentifikasi pengaruh penambahan larutan iodin terhadap perubahan
warna bahan pangan
3. menganalisis sifat-sifat karbohidrat dalam suatu bahan pangan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbohidrat
Suatu disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari dua satuan
mnosakarida yang dipersatukan oleh suatu hubungan glikosida dari karbon 1 dari
satu satuan ke suatu OH satuan lain. Suatu cara ikatan yang lazim ialah suatu
hubungan glikosida α atau β dari satuan pertama ke gugus 4-hidroksil dari satuan
kedua. Hubungan ini disebut suatu ikatan 1,4’-α atau 1,4’-β, tergantung pada
stereokimia pada karbon glikosida. Seperti halnya monosakarida, senyawa ni larut
dalam air, sedikit larut dalam alcohol, dan praktis tidak larut dalam eter dan
pelarut oerganik non-olar. Contoh dari disakarida adalah maltose, sukrosa, dan
laktosa Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih
kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul mnosakrida terdiri atas
banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri dari satu macam
monoksakarida disebut homoolisakarida,sedangkan yang mengandung senyawa
lain disebut heteropolisakarida. Polisakarida tersusun dari banyak unit
monosakarida yang saling berhubungan melalui ikatan glikosida. Unit gula dapat
saling berhubungan membentuk polisakarida lurus, bercabang, atau melingkar.
Ikatan 1→4 dan 1→6 adalah yang paling banyak ditemui pada polisakarida alam
yang terdiri dari heksosa. Umumnya, polisakarida berupa senyawa berwarna putih
dan tidak berbentuk Kristal, tidak memiliki rasa manis dan tidak memiliki sifat
mereduksi. Berat molekul polisakarida yang larut dalam air akan membentuk
larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting diantaranya adalah amilum,
glikogen, dekstrin, dan selulosa.
1. Uji Molisch
Uji molisch ini adalah tes kimia sensitif untuk kehadiran karbohidrat,
berdasarkan dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat atau asam klorida untuk
menghasilkan aldehida, yang mengembun dengan dua molekul fenol (biasanya α -
naftol, meskipun fenol lainnya (misalnya resorsinol, timol) juga memberikan
produk berwarna), menghasilkan senyawa merah- atau ungu berwarna. Gula
reduksi dioksidasi oleh ion tembaga dalam larutan untuk membentuk asam
karboksilat dan endapan kemerahan tembaga (I) oksida dalam waktu tiga
menit.Mengurangi disakarida menjalani reaksi yang sama, tetapi melakukannya
pada tingkat lebih lambat(Dasyanti, N. L. M. 2013).
2. Uji benedic
3. Uji seliwanoff
4. uji anthrone
5. uji Barfoed
Uji Barfoed mengandung kupri asetat yang dilarutkan dalam akuades dan
ditambahkan dengan asam laktat. Uji ini untuk membedakan monosakarida dan
disakarida dengan jalan mengontrol kondisi-kondisi percobaan, seperti pH dan
waktu pemanasan. Pada analisa ini, karbohidrat direduksi pada suasana asam.
Pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula
pereduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan Cu2O (kupro
oksida) berwarna merah bata. (Nurjannah,2017)
6. uji iodin
Uji iodin bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Uji iodin juga dapat
membedakan amilum dengan nitrogen. Reaksi antara polisakarida dengan iodin
membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks
(melingkar), sehingga dapat berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat
berantai pendek seperti disakarida dan monosakaraida tidak membentuk struktur
heliks sehingga tidak dapat berikatan dengan iodin (Dasyanti, N. L. M. 2013).
Uji Iodin dilakukan untuk mengidentifikasi karbohidrat golongan polisakarida.
Jika tidakterdapat perubahan warna maka dapat disimpulkan monosakarida atau
disakarida. Jika terdapatperubahan warna larutan menjadi biru berarti sampel
mengandung pati. Akan tertapi, jika terdapat perubahan warna larutan menjadi
cokelat berarti sampel mengandung glikogen. Selanjutnya,perubahan warna
larutan menjadi merah berarti sampel mengandung dekstrin(Nurprialdi at al,
2022).
Kelebihan dari metode iodin yaitu proses pengujiannya mudah dan biaya yang
dikeluarkan lebih sedikit dibanding metode yang lain. kelemahan dari meode
iodin yaitu hasil yang diperoleh tidak akurat. Ketidak akuratan pengujian dengan
metode iodin disebabkan karena pengujian bersifat subjektif (Tahir, M. M. 2019)
7. Uji Fehling
Prinsip dari uji fehling adalah gugus aldehida dan keton bebas dalam molekul
karbohidrat dapat mereduksi Cu2+ yang terdapat dalam pereaksi Fehling menjadi
Cu+ berupa endapan merah kupro oksida. Uji fehling digunakan untuk
mendeteksi keberadaan gula pereduksi golongan karbohidrat monosakarida,
dengan cara pereaksi fehling ditambahkan karbohidrat pereduksi, kemudian
dipanaskan, apabila positif akan terjadi 11 perubahan warna dari biru → hijau →
kuning → kemerah-merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata kupro
oksida bila jumlah karbohidrat pereduksi banyak. Pada reaksi ini, Karbohidrat
pereduksi akan diubah menjadi asam yang membentuk garam karena adanya basa,
sedangkan pereaksi fehling akan mengalami reduksi sehingga Cu2+ diubah
menjadi Cu+ (ROBIT, E. (2022).
2.3 Bahan yang digunakan
Pati beras ketan putih mengandung amilosa sebesar 1% dan amilopektin sebesar
99%. Kadar amilopektin yang tinggi menyebabkan tepung beras ketan putih
sangat mudah mengalami gelatinisasi bila ditambahkan air dan diberikan
perlakuan pemanasan. Hal ini disebabkan terjadi pengikatan hidrogen sehingga
molekul tepung beras ketan putih bersifat kental. (Martiyanti at al, 2022)
Tabel Syarat mutu tepung ketan Putih Berdasarkan SNI 01-4447- 1998
Tepung maizena atau tepung jagung adalah tepung yang diperoleh dengan
cara menggiling biji jagung yang baik dan bersihTepung jagung memiliki kadar
air 7,68%, kadar abu 0,27%, kadar protein terlarut2,48%, protein total 8,27%,
kadar amilosa 33,10%, kapasitas penyerapan air 117,80%, kapasitas penyerapan
minyak149,50%, dan swelling power 13,80% (aini,2016).
Tepung Tapioka atau juga sering disebut tepung kanji atau tepung aci
adalah tepung yang bahan bakunya 100 persen terbuat dari singkong. Potensi
produksi singkong (Manihot Utilissima) sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai
pendukung ketahanan pangan. Pengolahannya menjadi tepung memungkinkan
lebih awet, lebih ringkas dan lebih mudah diangkut, serta lebih luwes untuk diolah
(Rahmadhia, S. N. ,2021)
Tapioka banyak digunakan sebagai bahan pengental dan bahan pengikat
dalam industry makanan. Sedangkan ampas tapioka banyak dipakai sebagai
campuran makanan ternak. Pada umumnya masyarakat Indonesia mengenal dua
jenis tapioka, yaitu tapioka kasar dan tapiokahalus. Tapioka kasar masih
mengandung gumpalan dan butiran ubi kayu yang masih kasar, sedangkan tapioka
halus merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dan tidak mengandung gumpalan
lagi (Fahlevi, 2016).
Kandungan gizi tepung tapioka per 100 g sampel adalah 362 kal, protein
0.59%, lemak 3.39%, air 12.9% dan karbohidrat 6.99%. Tepung tapioca
mempunyai kandungan amilopektin yang tinggi sehingga mempunyai sifat tidak
mudah menggumpal, mempunyai daya lekat yang tinggi, tidak mudah pecah atau
rusak dan suhu gelatinisasinya relatif rendah antara 52- (Lekahena,2016)
NO KLARIFIKASI KETERANGAN
A. Keadaan
1. Bau Normal
2. Warna Normal
3. Rasa Normal
B. Benda Asing Tidak boleh ada
C. Serangga (bentuk stadia dan potongannya) Tidak boleh ada
D. Jenis pati lain Tidak boleh ada
E. Air (%) Maksimum 13
F. Abu(%) Maksimum 0,5
G. Serat kasar(%) Maksimum 0,1
H. Derajat asam (MI NaOH 1N/100 gram) Maksimum 4
I. SO2 (Mg/Kg) Maksimum 30
J. Bahan tambahan makanan (bahan pemutih) Sesuai SNI 01-
K. Kehalusan,lolos ayakan 100 mesh (%) 0222-1995
L. Cemaran logam Minimum 95
1. Timbal (Pb) Mg/Kg Maksimum 1,0
2. Tembaga (Cu) Mg/Kg Maksimum 10,0
3. Seng (Zn) Mg/Kg Maksimum 40,0
4. Raksa (Hg) Mg/Kg Maksimum 0,05
M. Cemaran Arsen (As) Mg/Kg Maksimum 0,5
N. Cemaran mikroba
1. Angka lempengan total koloni/gram Maksimum 106
2. E. Coli APM/gram Maksimum 10
3. Kapang koloni Maksimum 104
Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2011
2.3.4 Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan hasil penggilingan dari endosperma gandum
(Triticum aestivum). Jenis gandum yang digunakan akan menentukan komposisi
kimia dan sifat reologi tepung terigu, dan tujuan penggunaannya dalam produk
pangan. Gandum untuk pembuatan tepung terigu dikelompokkan berdasarkan
kadar proteinnya,yaitu hard red winter, soft red winter, hard red spring, hard
white, soft white dan durum (Abdelaleema dan Al- Azaba 2021). Di antara jenis
gandum tersebut, yang banyak diaplikasikan dalam produk roti adalah jenis hard
red winter, yaitu tepung terigu yang memiliki protein tinggi, gluten kuat, dan daya
scrap air tinggi (Tosi et al. 2018).
Mutu terigu yang dikehendaki adalah terigu yang mempunyai kandungan
air 14%; kadar protein 8-12%; kadar abu 0,25-1,60%; dan gluten basah 24-36%.
Adanya kandungan tepung terigu tersebut maka fungsi tepung terigu membentuk
jaringan dan kerangka dari roti sebagai akibat dari pembentukan gluten. Protein
yang ada di dalam tepung terigu yang tidak larut dalam air akan menyerap air dan
ketika diaduk/diulen akan membentuk gluten yang akan menahan gas CO2 hasil
reaksi ragi dengan pati di dalam tepung (Sartika, M. 2013).
Komposisi kimia tepung dapat dilihat dalam Tabel
Komposisi Kimia Tepung Terigu (per 100 gram bahan)
Komposisi Jumlah
Kalori(kal) 365
Protein(g) 8,9
Lemak(g) 1,3
Karbohidrat(g) 77,3
Air(g) 12
P(mg) 106
Kalsium(mg) 16
Fe(mg) 1,2
Bdd 100
(Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I, 1996)
SELESAI
BAB 5. PEMBAHASAN
5.1 Tepung Ketan
Tepung ketan yang di jadikan sampel mengalami reaksi yaitu perubahan
warna.
Sebelum di teteskan iodin, berwarna putih tulang dan setelah di tetes kan iodin
sebayak 1 tetes mengalami perubahan warna yaitu berwarna coklat. Perubahan
warna larutan terjadi karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang
membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit
glukosanya. Bentuk ini yang menyebabkan pati dapat membentuk kompleks
dengan molekul yodium yang dapat masuk kedalam spiralnya. Perubahan warna
larutan terjadi karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang
membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit
glukosanya. Bentuk ini yang menyebabkan pati dapat membentuk kompleks
dengan molekul yodium yang dapat masuk kedalam spiralnya.( Tahir,2019)
5.2 Tepung Maizena
Tepung maizena yang di jadikan sampel mengalami reaksi yaitu perubahan
warna. Sebelum di teteskan iodin, berwarna putih dan setelah di teteskan iodin
sebanyak 1 tetes mengalami perubahan warna yaitu berwarna hitam keunguan.
Reaksi tersebut dikarenakan pati jagung memiliki kandungan amilosa. . Amilosa
memberikan sifat keras,. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin
Rosmawati, R. (2013). Prisip dari pengujian iodin yaitu karbohidrat golongan
polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodin akan memberikan
warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Amilosa dan iodin akan
berwarna biru (Tahir 2019).
5.3 Tepung Tapioka
Tepung tapioka yang dijadikan sampel mengalami reaksi yaitu perubahan
warna. Sebelum di teteskan iodin, berwarna putih dan setelah di teteskan iodin
sebanyak 1 tetes mengalami perubahan warna yaitu hitam kebiruan. Reaksi
tersebut disebabkan Pati pada tepung tapioka. Pati memberikan warna biru jika
direaksikan dengan iodium disebabkan adanya pembentukan senyawa yang
kompleks (purwanti, 2013). drat.
5.4 Tepung Terigu
Tepung terigu yang dijadikan sampel mengalami reaksi yaitu peruban warna.
Sebelum di teteskan iodin, berwarna putih dan setelah di teteskan iodin sebanyak
1 tetes mengalami perubahan warna merah kecoklatan. Reaksi tersebut
disebabkan Karbohidrat dengan golongan polisakarida akan memberikan reaksi
dengan larutan
Iodium dan memberikan warna biru kehitaman yang menunjukkan adanya
amilum (pati) pada sampel
Hasil percobaan menunjukkan hanya amilum yang menunjukkan reaksi positif
karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks
karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Hal inilah
yang
menyebabkan amilum menyebabkan warna biru kehitaman (Fitriana, 2020)
5.5 Perbandingan Warna sampel
Pada praktikum yang dilakuka terjadi reaksi pada masing masing sampel
yaitu perubahan warna. Yaitu warna tepung ketan yang awalnya putih berubah
menjadi warna coklat, tepung maizena yang awalnya putih berubah menjadi
warna hitam ke unguan, tepung tapioka yang awalnya putih berubah menjadi
warna hitam kebiruan kebiruan, dan tepung terigu yang awalnya putih berubah
menjadi warna merah kecoklatan.