Anda di halaman 1dari 10

Zootec Vol. 40 No.

2 : 593 – 602 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN ASAM ASETAT


TERHADAP NILAI KEKUATAN GEL, VISKOSITAS, KADAR PROTEIN,
DAN RENDEMEN GELATIN KULIT SAPI

Indriani Wewengkang, M. Sompie, S.E. Siswosubroto, J.H.W. Pontoh

Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado. 95115

ABSTRAK ABSTRACT

Penelitian ini telah dilakukan THE EFFECT OF DIFFERENT


dengan tujuan untuk mengkaji pengaruh CONCENTRATION OF ACETIC
perbedaan konsentrasi larutan asam asetat ACID SOLUTION ON THE GEL
terhadap nilai kekuatan gel, viskositas, STRENGTH, VISCOSITY, PROTEIN
kadar protein dan rendemen gelatin kulit CONTENT AND RENDEMEN VALUE
sapi. Materi yang digunakan dalam This research conducted to determine the
penelitian ini adalah kulit sapi dan larutan effect of different concentration of acetic
asam asetat. Penelitian ini menggunakan acid solution on the gel strength, viscocity,
rancangan acak lengkap (RAL) 4x4 protein content and rendemen of cow skin
dengan perlakuan larutan asam asetat (1%, gelatin. The material used cowskin and
3%, 5% dan 7%), masing-masing acetic acid solution. This study used
perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Completely Randomized Design (CRD).
Variabel yang diamati adalah kekuatan The treatments were concentration of
gel, viskositas, kadar protein dan nilai acetic acid solution (1%, 3%, 5% and 7%)
rendemen gelatin kulit sapi. Hasil and four replicates of treatment. The
penelitian menunjukkan bahwa result showed that the different
penambahan larutan asam asetat concetration of acetic acid solution had no
memberikan pengaruh yang berbeda tidak significant effect (P>0.05) to the gel
nyata (P>0,05) terhadap nilai kekuatan gel strength and rendemen value of gelatin,
dan rendemen gelatin kulit sapi, tetapi but it had significant effect (P<0.05) on
terhadap nilai viskositas dan kadar protein viscosity and protein content of cow skin
menunjukkan pengaruh yang berbeda gelatin. It was concluded that acetic acid
nyata (P<0,05). Kesimpulan yang solution 3% had the best gel strength,
diperoleh adalah penambahan larutan asam viscosity, protein content and rendemen
asetat 3% menghasilkan kekuatan gel, value of cow skin gelatin.
viskositas, kadar protein dan nilai
rendemen gelatin yang baik. Keywords: Acetic acid, Cow skin,
Gelatin
Kata Kunci : Asam asetat, Gelatin,
Kulit sapi
PENDAHULUAN

Kulit merupakan salah satu hasil ikutan


pemotongan ternak (by product) yang
*korespondensi (corresponding author)
Email: meitysompie@yahoo.com mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

593
Zootec Vol. 40 No. 2 : 593 – 602 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Kulit sapi dapat dimanfaatkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan


pembuatan produk pangan hasil ternak misalnya sebagai agen pembentuk gel,
yakni gelatin. Potensi ternak sapi di pengental, pengemulsi, pembentuk busa
Indonesia khususnya di Sulawesi Utara dan sebagai pelapis atau edible coating
mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 pada daging, pada produk non pangan
populasi ternak sapi sebanyak 119.744 sebagai kapsul lunak dan keras, sebagai
ekor, tahun 2016 sebanyak 129.215 ekor penutup luka, kosmetik, dan fotografi
dan pada tahun 2017 mencapai 133.177 (Hanani et al., 2012, Sompie et al., 2017).
ekor (Badan Pusat Statistik Provinsi Kebutuhan gelatin di dalam negeri
Sulawesi Utara, 2017). Data tersebut setiap tahun meningkat namun industri
menunjukkan bahwa potensi pemanfaatan yang secara khusus memproduksi gelatin
kulit sapi sebagai bahan baku pembuatan di Indonesia belum tersedia sehingga
gelatin cukup menjanjikan. Pemanfaatan masih memproduksi gelatin dari negara
kulit sapi sebagai bahan baku pembuatan lain. Pemanfaatan gelatin dalam industri
gelatin dari bahan baku kulit sapi hasil pangan dan non pangan yang semakin luas
sisa penyamakan (Sugihartono, 2014) dan mengakibatkan terjadinya peningkatan
dari kulit sapi bali dengan menggunakan penggunaan gelatin sehingga untuk
perendaman larutan kapur (Mokoolang et memenuhi ketersedian gelatin, Indonesia
al., 2019) telah dilakukan. Kulit tersusun mengimpor gelatin dari negara Jepang,
hampir 80% senyawa organik yaitu India, Brazil, Jerman dan Cina (Said et al.,
protein. Oleh karena itu, pemanfaatan kulit 2011). Penggunaan larutan asam asetat
sebagai bahan baku perlu dikembangkan. dalam pembuatan gelatin telah digunakan
Gelatin adalah suatu produk yang beberapa peneliti antara lain, gelatin dari
berbentuk hidrokoloid yang berasal dari bahan baku kulit itik (Yusnaini, 2003),
hasil hidrolisis protein kolagen hewan atau gelatin dari kulit babi (Sompie et al.,
ternak (Said, 2012), bersifat hidrofilik 2012), kulit kambing (Said et al., 2011),
yang banyak terdapat pada kulit, tulang dengan lama perendaman asam asetat
dan jaringan hewan seperti pada sapi dan (CH3COOH) 0,5–2%, gelatin kulit kaki
babi. Gelatin juga merupakan senyawa ayam dengan kosentrasi 3% (Pantow et al.,
turunan yang dihasilkan dari serabut 2015). Penelitian sebelumnya telah
kolagen jaringan penghubung yang dilakukan beberapa peneliti dengan
dihidrolisis dengan asam atau basa. memproduksi gelatin dari beberapa bahan
Gelatin dalam produk pangan dapat baku antara lain: dari tulang sapi
594
Zootec Vol. 40 No. 2 : 593 – 602 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

(Yuniarifin et al., 2006), tulang ikan srtuktur kolagen lebih mudah terurai.
(CH3COOH) 0,5–2%, gelatin kulit kaki Kolagen yang dihidrolisis oleh larutan
(CH3COOH) 0,5–2%, gelatin kulit kaki asam lebih banyak dari pada larutan basa
ayam dengan kosentrasi 3% (Pantow et al., dengan menggunakan waktu yang sama,
2015). Penelitian sebelumnya telah karenaitu perendaman dalam larutan basa
dilakukan beberapa peneliti dengan membutuhkan waktu yang lebih lama
memproduksi gelatin dari beberapa bahan untuk menghidrolisis kolagen (Ward dan
baku antara lain: dari tulang sapi Court, 1977). Berdasarkan uraian di atas,
(Yuniarifin et al., 2006), tulang ikan telah dilakukan suatu penelitian dengan
(Gomez and Montero, 2001; Marzuki et tujuan untuk mengkaji pengaruh
al., 2011), kulit ikan tuna (Agustin et al., penambahan larutan asam asetat
2015), kulit kaki ayam (Ulfah, 2011; (CH3COOH) pada pembuatan gelatin kulit
Sarbon et al., 2013; Sompie et al., 2015), sapi terhadap kekuatan gel, viskositas,
kulit domba (Hasdar dan Rahmawati, kadar protein dan rendemen.
2017), kulit babi (Sompie et al., 2012),
kulit kaki itik (Kuan et al., 2016), kulit MATERI DAN METODE
kaki ayam broiler (Rareset al 2017), dan PENELITIAN
dari ceker ayam kampung (Asmudrono et
al., 2019). Waktu dan tempat penelitian
Pemanfaatan kulit sapi sebagai bahan Penelitian telah dilaksanakan pada
baku pembuatan gelatin di Sulawesi Utara bulan Januari sampai Februari 2020 di
belum banyak diteliti. Selain itu kulit sapi Laboratorium Teknologi Hasil Ternak
di Sulawesi Utara khususnya memiliki Jurusan Produksi Ternak Fakultas
potensi yang besar tapi belum Peternakan Universitas Sam Ratulangi
dimanfaatkan secara optimal, kulit sapi Manado.
tersebut umumnya hanya dimanfaatkan Materi Penelitian
untuk pembuatan kerupuk kulit. Bahan yang digunakan dalam
Perendaman dalam larutan asam penelitian ini adalah kulit sapi yang
dilakukan untuk membengkakkan kulit diambil di RPH Manado, larutan asam
lebih cepat, sehingga pada saat terekstraksi asetat, aquades dan kapur Ca(HO)2. wadah

595
Zootec Vol. 40 No. 2 : 593 – 602 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

plastik, saringan, waterbath, toples N/cm2 (dyne/ cm2) ke g Bloom adalah


untuk perendaman, gelas ukur, cetakan dengan persamaan ;
(wadah pengeringan), oven dan lemari Kekuatan gel (g Bloom) = 20 + 2,86.10-3 D
pendingin, Stromer Viscosimeter Behlin Keterangan :
CSR-10. D (Dyne / cm2) = F/Gx 980
Metode Penelitian F = Tinggi grafik sebelum patah
Penelitian ini menggunakan G = konstanta (0,07)
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan Viskositas
4 perlakuan dan 4 ulangan (Steel dan Uji viskositas dilakukan menurut
Torrie 1993). Perlakuan adalah metode Anersen et al. (2005) dengan cara
penambahan asam asetat: bubuk gelatin dilarutkan dalam aquadest
o
P1 = 1% asam asetat pada suhu 60 C dengan konsentrasi
P2 = 3% asam asetat larutan 6,67% w/v (6,67 g sampel 100 mL
P3 = 5% asam asetat aquades). Larutan gelatin dituang ke alat
P4 =7% asam asetat sejenis mangkuk yang sebelumnya telah
diberi air pada bagian luar mangkuk untuk
Variabel Penelitian: mengontrol pergerakkan temperature
Kekuatan Gel sampel. Pengujian dilakukan pada suhu
Uji kekuatan gel dilakukan menurut kamar 28oC. Nilai viskositas diukur
metode Muyonga et al. (2004), dengan dengan Stromer Viscosimeter Behlin CSR-
cara bubuk gelatin dilarutkan dalam 10. Pencatatan waktu yang ditempuh
aquades pada suhu 600C dengan kosentrasi spindle dalam 1 kali putaran dilakukan
larutan 6,67% w/v. Larutan yang terbentuk sebanyak 3 kali untuk selanjutnya di rata-
dimasukan dalam wadah kemudian rata.
disimpan pada suhu 50C selama 16-18 jam. Kadar Protein
Sampel yang telah siap diuji diletakkan Kadar protein kasar dalam sampel
dalam plunger (d = 13 mm) pada suhu dengan mengalikan N yang dihasilkan
100C. Hasil pembacaan gaya maksimal dengan faktor pengali 5,55. Metode ini
yang diberikan plunger penetrasi dalam gel didasarkan pada oksidasi komponen
10 mm/menit sedalam 4 mm. perhitungan nitrogen gelatin dengan asam sulfat,
nilai kekuatan gel dilakukan dalam satuan sehingga diperoleh amonium sulfat.
g bloom. Rumus yang digunakan Setelah larutan dibuat alkalis dengan
mengkonversikan F. max dalam satuan NaOH, amonium didestilasi dan ditangkap
596
Zootec Vol. 40 No. 2 : 593 – 602 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

dengan asam borat sehingga terbentuk lalu dicuci dengan air suling sampai
garam. Menentukan jumlah amonium yang bersih, setelah itu kulit ditimbang.
terdestilasi dilakukan titrasi garam yang Tahapan pertama sebanyak 200 gram
terbentuk dengan HCl. Persentase nitrogen setiap ulangan. Kulit sapi dipotong-potong
dan kadar protein kasar dihitung kecil selanjutnya direndam dalam larutan
menggunakan rumus: kapur Ca(OH)2 selama 48 jam,
perendaman dengan Ca(OH)2 tujuannya
agar kulit mudah lunak. Setelah itu dicuci
Kadar Protein Kasar = %N x 5,55 dengan air mengalir sampai bersih. Proses
(Schrieber dan Gareis, 2007) selanjutnya dilanjutkan dengan
Rendemen perendaman dalam beberapa konsentrasi
Rendemen diperoleh dari perbandingan larutan asam asetat yakni 1%, 3%, 5% dan
antara berat gelatin kering yang dihasilkan 7% (sebagai perlakuan) kemudian
dengan berat bahan segar (Wulandari et disimpan dalam lemari pendingin dengan
al., 2013:). Besarnya rendemen dapat suhu 40C selama 24 jam. Perendaman
diperoleh dengan rumus: dalam larutan asam asetat bertujuan untuk
memudahkan proses swelling (proses
pembengkakan) yakni serabut-serabut

Prosedur Penelitian kolagen berubah menjadi serat yang lebih

Proses pembuatan gelatin dari kulit kecil sehingga kulit menjadi longgar dan

sapi menurut metode Mokoolang et al. membengkak sehingga memudahkan prose

(2019) adalah sebagai berikut: Pertama ekstraksi. Selanjutnya dilakukan ekstraksi

tama penyiapan bahan baku, pembersihan suhu 55 selama 5 pada waterbath,

kulit sapi yang telah dipisahkan dari setelah itu larutan gelatin hasil ekstraksi

daging, lemak dan bulu dengan cara disaring dengan kain dan dituang kewadah

membakar dan dihilangkan bulu dengan yang sudah dilapisi plastik, selanjutnya

menggunakan pisau. Hal ini bertujuan dikeringkan didalam oven dengan suhu

untuk menghilangkan sebagian dari lemak 60 selama 48 jam. Lembaran gelatin


yang berlebihan dan kotoran-kotoran yang yang diperoleh kemudian dihaluskan
menempel pada kulit agar bisa terlepas, dengan menggunakan blender dan
sehingga tidak mengganggu proses disimpan dalam deksikator dan selanjutnya
berikutnya kemudian dicuci bersih dengan dianalisa.
air mengalir, kulit dipotong ukuran 3-4 cm
597
Zootec Vol. 40 No. 2 : 593 – 602 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

HASIL DAN PEMBAHASAN asam amino dengan bertambahnya


konsentrasi asam, sehingga ikatan antara
Data rataan pengaruh penambahan molekul–molekul polimer penyusun
larutan asam asetat pada pembuatan kolagen terpecah menjadi rantai monomer
gelatin kulit sapi terhadap kekuatan gel, yang sagat pendek dan mengalami
viskositas, kadar protein dan rendemen kerusakan, sehingga proses pembentukkan
dapat dilihat pada pada Tabel 1 gel menjadi berkurang (Sompie et al.,
2014). Kekuatan gel sangat penting dalam
Kekuatan Gel menentukan perlakuan terbaik dalam
Hasil analisis sidik ragam proses ekstraksi gelatin karena salah satu
menunjukkan bahwa penambahan larutan sifat penting gelatin adalah mampu
asam dalam pembuatan gelatin kulit sapi mengubah cairan menjadi semi padat atau
memberikan pengaruh yang berbeda tidak mengubah sol menjadi gel (Kolodziejska
nyata (P>0,05) terhadap nilai kekuatan gel et al., 2003). Rataan kekuatan gel gelatin
Dengan pengertian bahwa nilai kekuatan kulit sapi yang dihasilkan dari penelitian
gel gelatin yang dihasilkan secara statistik ini berkisar antara 71,8–74,85 g Bloom,
sama pada perlakuan konsentrasi asam tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian
asetat, meskipun berdasarkan Tabel 1 nilai sebelumnya oleh Pantow et al. (2016) dan
kekuatan gel yang dihasilkan cenderung Sompie et al. (2019) yakni 61,15 - 68,29 g
menurun dengan bertambahnya Bloom dan masih memenuhi standar
konsentrasi asam asetat. Menurunnya nilai industri gelatin yakni 50 – 300 g Bloom
kekuatan gel tersebut disebabkan (GMIA, 2012).
terjadinya proses pemutusan rantai polimer

Tabel 1. Rataan Karakteristik Gelatin Kulit Sapi.

Konsentrasi Asam Asetat


Variabel
1% 3% 5% 7%
Kekuatan gel (g Bloom) 74,85± 3,17 73,85 ± 0,51 73,25 ± 1,17 71,8 ± 1,17
b b a
Viskositas (cP) 2,55± 0,05 2,57 ± 0,05 2,22 ± 0,05 2,52 ± 0,15b
Kadar protein(%) 86,47 ± 0,16b 84,24 ± 0,18a 85,89 ± 0,67b 84,63 ± 0,32a
Rendemen 10,52 ± 1,01 10,88 ± 1,12 11,52 ± 0,63 11,72 ± 0,42
Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukan perbedaan yang
nyata (P<0,05), Sd = Standar deviasi .

598
Zootec Vol. 40 No. 2 : 593 – 602 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Viskositas asetat dalam pembuatan gelatin kulit sapi


Hasil analisis sidik ragam memberikan pengaruh yang berbeda nyata
menunjukkan bahwa konsentrasi asam (P<0,05), terhadap kadar protein. Hasil uji
asetat dalam pembuatan gelatin kulit sapi Duncan menunjukan bahwa kadar protein
memberikan pengaruh yang berbeda nyata gelatin kulit sapi dengan konsentrasi asam
(P<0,05), terhadap viskositas gelatin. Hasil asetat 1% nyata lebih tinggi dari pada
uji Duncan menunjukkan bahwa nilai konsentrasi asam asetat 3%, 5% dan 7%.
viskositas gelatin kulit sapi dengan Selanjutnya konsentrasi asam asetat 5%
konsentrasi asam asetat 3% nyata lebih lebih tinggi dari konsentrasi asam asetat
tinggi dari 1%, 5%, dan 7%. Begitu juga 3% dan 7% tetapi lebih rendah dari
dengan kosentrasi asam asetat 1% lebih konsentransi 1%. Demikian juga gelatin
tinggi dari 5% dan 7% tetapi lebih rendah kulit sapi yang menggunakan konsentrasi
dari 3%. Gelatin kulit sapi yang asam asetat 3% lebih rendah dari 1%, 5%,
menggunakan kosentrasi asam asetat 5% dan 7%. Hal ini menunjukkan bahwa
lebih rendah dari yang menggunakan semakin rendah nilai konsentrasi asam
konsentrasi asam asetat 1%, 3%, dan 7%. asetat yang digunakan maka semakin
Hal ini berarti bahwa konsentrasi asam tinggi nilai kadar protein gelatin kulit sapi.
asetat 3% lebih tinggi dari semua Pada konsentrasi asam yang tinggi terjadi
perlakuan. Tingginya viskositas penurunan kadar protein, hal ini
berhubungan dengan berat molekul gelatin disebabkan karena asam asetat akan
dan panjang rantai asam aminonya (Ulfah, menghidrolisis ikatan peptida lebih kuat
2011). Gelatin dengan kandungan hidroksi sehingga terjadi kehilangan protein pada
prolin yang tinggi, mempunyai sifat saat pencucian kulit sapi. Perendaman
viskoelastik yang tinggi (Gomez et al., dalam larutan asam asetat menyebabkan
2002). Rataan viskositas gelatin kulit sapi protein struktural terutama kolagen akan
yang dihasilkan dari penelitian ini berkisar mengalami pengembang sehingga struktur
antara 2,22 – 2,57 cP. Nilai viskositas ini koil terbuka (Ulfah, 2011). Rataan kadar
masih memenuhi standar yang ditetapkan protein gelatin kulit sapi pada penelitian
GMIA (2012) yaitu 1,5–7,5 cP. ini adalah 84,24 – 86,47%. Hasil ini masih
memenuhi standar gelatin yang dihasilkan
Kadar Protein seperti yang dilaporkan oleh Oktaviani et
Hasil analisis sidik ragam al. (2017) bahwa kadar protein gelatin
menunjukkan bahwa konsentrasi asam kulit sapi adalah 85,68%.
599
Zootec Vol. 40 No. 2 : 593 – 602 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Rendemen 11,72%. Hasil rendemen ini masih


Hasil analisis sidik ragam termasuk pada kisaran kisaran normal
menunjukkan bahwa konsentrasi asam gelatin (Pantouw et al., 2015 dan
asetat dalam pembuatan gelatin kulit sapi Mokoolang et al., 2019).
memberikan pengaruh yang berbeda tidak
nyata (P>0,05), terhadap nilai rendemen. KESIMPULAN
Artinya nilai rendemen gelatin kulit sapi
sama pada semua konsentrasi asam asetat Penambahan larutan asam asetat 3%
meskipun pada Tabel terlihat nilai menghasilkan kekuatan gel, viskositas,
rendemen meningkat dengan semakin kadar protein dan nilai rendemen gelatin
bertambahnya konsentrasi asam asetat. yang baik
Dengan kata lain semakin tinggi
konsentrasi asam asetat maka akan DAFTAR PUSTAKA
mempengaruhi nilai rendemen gelatin kulit
sapi. Menurut Kolodziejska et al. (2007) Agustin, A. T. dan M. Sompie. 2015.
Kajian gelatin kulit ikan tuna
terjadi peningkatan rendemen berkaitan
(Thunnus albacares) yang diproses
dengan banyaknya jumlah kolagen yang menggunakan asam asetat. Prosiding
Seminar Nasional Masyarakat
dikonversi dan mengalami transformasi
Biodiversitas Indonesia, 1(5):1186 -
menjadi gelatin. Hal ini lebih diperjelas 1189. ISSN 2407-8050.
oleh Sompie et al. (2020) bahwa semakin
Anersen, J. A. dan A. Gilberg. 2005.
tinggi konsentrasi asam asetat maka nilai Ekstraction and characterization of
gelatin from Atlantic Salmon
rendemen akan semakin meningkat.
(Salmosar) skin. Bioresource
Semakin banyak rendemen yang Technology 98 (1) :53-57.
dihasilkan maka semakin efisien perlakuan
Asmudrono, S., M. Sompie, S.E.
yang diterapkan. Menurut Haris (2008) Siswosubroto, J. A. D. Kalele. 2019.
Pengaruh perbedaan konsentrasi
jumlah nilai rendemen dipengaruhi oleh
gelatin ceker ayam kampung
konsentrasi larutan asam asetat yang terhadap karakteristik fisik edible
film.Zootec 39(1): 64 -70.
digunakan dalam perendaman.
Peningkatan rendemen berkaitan dengan BPS. 2017. Statistik Populasi Ternak Sapi
Di Sulawesi Utara. http://
jumlah kolagen yang terkonversi menjadi
sulut.bps.go.id. Diakses November
gelatin. 2018.
Rataan rendemen gelatin kulit sapi
pada penelitian berkisar antara 10,52-
600
Zootec Vol. 40 No. 2 : 593 – 602 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

GMIA. 2012. Gelatin Handbook Gelatin bandeng (Chanos chanos forskal)


Manufactures Institute Of America. sebagai emulgator dalam formulasi
Inc., New York, NY. sedian emulsi. Majalah Farmasi dan
Farmokologi 15: 63-68.
Gomez, G. M. C. dan P. Montero. 2001.
Extraction of gelatin from megrim Mokoolang, S., M. Sompie, dan I.
(Lepidorhombus boscil) Skin With Wahyuni., 2019. Pengaruh
Several Organic Acids. J Food Sci. konsentrasi Larutan kalsium
66 (2): 213-216 hidroksida (Ca(OH)2 gelatin kulit
sapi terhadap karakteristik fisik dan
Hanani, N.Z.A., Y. H. Roos, dan J. P kimia. J. AgriSosio Ekonomi 15 (3):
Kerry. 2012. Use of beef, pork and 217-224.
fish gelatin sources in the
manufacture of films and assessment Munyonga, J. H., C. G. B Cole and K.G.
of ther composition andmechanical Doudu. 2004. Ekstraction and
properties. Food Hydrocolloids physic-chemicel characterization of
29(1): 144-151. Nile Pereh (Lestesnilation) skin and
bone gelatin. Food Hydrocollids 18:
Hasdar, M. dan Y. D. Rahmawati 2017. 581-592.
Kajian potensi kulit domba asal
brebes sebagai bahan dasar produksi Oktaviani, I., F. Perdana, dan A.Y.
gelatin halal. Jurnal Aplikasi Nasution. 2017. Perbandingan sifat
Teknologi Pangan (6): 1-6. gelatin yang berasal dari kulit ikan
patin (pangasius hypophthalmus) dan
Haris, M.A. 2008. Pemanfaatan limbah gelatin yang berasal dari kulit ikan
tulang ikan nila (Oreochromis komersial. JOPS. Vol 1(1): 1-8
niloticus) sebagai gelatin dan
pengaruh lama penyimpanan pada Pantow, M.L., M. Sompie, A. Dp. Mirah
suhu ruang. Skripsi, Fakultas dan L. Ch. M. Karisoh. 2016.
Perikanan dan Kelautan. Institut Pengaruh konsentrasi asam asetat
Pertanian Bogor. terhadap karakteristik kulit kaki
ayam. Zootec 36 (1): 23-32.
Kołodziejska, I., E. Skierka, M. Sadowska,
W. Kołodziejski, dan C. Rares, R., M. Sompie, A. Dp. Mirah, J.
Niecikowska. 2008. Effect of A.D. Kalele. 2017. Pengaruh waktu
extracting time and temperature on perendaman dalam larutan asam
yield of gelatin from different asetat (CH3COOH) terhadap
fishoffal. J. Food Chem. 107:700- karakteristik fisik dan kimia gelatin
706. ceker ayam. Zootec 37 (2) : 268-275.

Kuan, Y. H., A. M. Nafchi, N. Huda, F. Said, M. I., S. Triatmojo, Y. Erwanto, and


Arifin, dan A. A. Karim 2016. A, Fudholi., 2011. Characteristics of
Effects of sugars on the gelation goat skin gelatin that produced
kinetis and texture of duck feet through acid and alkali process.
gelatin. J. Food Hydrocoll 58: 267- Agritech Journal 31(3) : 190–200
275.
Marzuki, A., E. Pakki, dan F. Zulfikar. Said, M. I. 2012. Optimasi Produksi
2011. Ekstraksi dan penggunaan Gelatin Kulit Kambing sebagai
gelatin dari limbah tulang ikan bahan Baku Edible Film untuk
601
Zootec Vol. 40 No. 2 : 593 – 602 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Bahan Pengemas Kapsul. Disertasi. Sompie, M., R.M. Tinangon, S.E.


Fakultas Peternakan. Universitas Surtijono, dan M. I. Said., 2020.
Gadjah Mada. Yogyakarta. Effect of long-time immersion in
edible film solution from local
Schrieber, R. dan H. Gareis. 2007. chicken claw on the physical and
Gelatine Handbook, Theory and chemical properties of chicken
Industrial Practice. WILEY-VCH meat.IOP Conf. Ser.: Earth Environ.
Verlag GmbH & Co.KGaA, Sci. 492 (2020) 012056
Weinheim.
Steel, R.G. dan Torrie. 1995. Prinsip dan
Setiawati, I. H. 2009. Karakterisasi Mutu Prosedur Statistik. Gramedia Pustaka
Fisika Kimia Gelatin Kulit Ikan Utama. Jakarta
Kakap Merah (Lutjanus sp) hasil
proses perlakuan asam. Skripsi. Sugihartono. 2014. Kajian gelatin dari
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor kulit sapi limbah sebagai renewable
flocculants untuk proses pengolahan
Sompie, M., S. Triatmojo, A. air. J. Industri Res. 8: 179-190.
Pertiwiningrum, dan Y. Pranoto.
2012. The effect of animal age and Ward, A. G. and A. Courts. 1997. The
acetic concentration on pigskin Seince and Techonology of Gelatin.
gelatin characteristics. J. Indonesian Academis Press. New York
Tropical Animal Agriculture 37(3):
176 – 182. Wulandari, A., Supriadi, B. Purwanto.
2013. Pengaruh defating dan suhu
Sompie, M. dan D. Rembet. 2017. The ekstraksi terhadap karakteristik fisik
characteristic of pigskin gelatin gelatin tulang ikan babus. Jurnal
produced from combination of acetic Fishtech 2(1): 38 – 45
acid concentration and soaking time.
Proceeding of the 15th Asian Yuniarifin, H., V. P. Bintoro, dan A.
Conference on Food Science and Suwarastuti 2006. Pengaruh berbagai
Technology (2): 366-370. kosentrasi asam fosfat pada proses
perendaman tulang sapi terhadap
Sompie, M., S. E. Surtijono, J.W. Pontoh, rendemen, kadar abu dan viskositas
N. Lontaan. 2015. Effect of acetic gelatin. J. Indonesia Trop. Anim.
acid concertration and temperature Agric. 31: 55-61.
extraction on physical and chemical
properties of pigskin gelatin. Yusnaini, 2003. Kuantitas dan kualitas
Procedia Food Science, 3 (1): 383- gelatin kulit kaki itik melalui proses
388. asam dan basa dengan lama
perendaman yang berbeda. Tesis.
Sompie, M., S.E Siswosubroto, G.D Program Pasca, Sarjana Universitas
Rembet, dan J.W. Ponto, 2019. Hassanudin Makasar.
Effect of different type of acid
solvent on functional and
microbiological properties of chicken
claw gelatin. IOP Conf. Ser.: Earth
Environ. Sci. 387 012128

602

Anda mungkin juga menyukai