Fitrian, H., Suwarni, L., & Hernawan, A. D. (2019) .
Fitrian, H., Suwarni, L., & Hernawan, A. D. (2019) .
107
Fitrian dkk, Determinan Perilaku Seks Pranikah Remaja...
108
JVK 5 (2) (2019) hlm. 107 - 114
lawanan dalam memberikan pendidikan seks (Acha- Temuan dalam penelitian ini sejalan dengan be-
rya et al., 2010; Iyer, Clarke dan Anggleton, 2014), berapa penelitian sebelumnya tentang semakin ban-
meskipun penelitian lainnya menyatakan bahwa pen- yak remaja yang terpapar pornografi (Suwarni dan
didikan seksualitas yang efektif dapat menunda usia Selviana, 2015; Isnaeni, Laksono, dan Deliana, 2017;
inisiasi seksual dan mengurangi perilaku seksual ber- Ambarsari, 2018; Suwarni, Abrori, dan Widyanto,
isiko pada remaja (Aggleton et al., 2012; Bearinger et 2019). Hal ini berdampak pada perilaku seksual re-
al., 2007). Diperkuat dengan beberapa studi sebelum- maja, termasuk melakukan onani/masturbasi hingga
nya yang menemukan bahwa budaya tabu ini merupa- pada perilaku seks pranikah (perilaku seksual ber-
kan faktor penghambat yang siginifikan dalam men- isiko).
Tabel 2. Analisa Univariat
yampaikan pendidikan seksualitas di Asia, termasuk
di Indonesia. Variabel Jumlah %
Mitos seksualitas yang beredar di kalangan re- Jenis kelamin Perempuan 155 55.2
maja dapat berdampak pada perilaku seksual berisiko Laki-laki 126 44.8
(Marlina, Lapau, dan Ezalina, 2013). Mitos yang Riwayat pacaran Tidak pernah 115 40.9
banyak beredar di kalangan remaja antara lain bahwa
Pernah 166 59.1
hubungan seksual satu kali tidak dapat menyebabkan
Paparan pornografi Tidak pernah 95 33.8
kehamilan dan melompat-lompat setelah melakukan
Terpapar 186 66.2
hubungan seksual tidak akan hamil. Hal ini dapat
menyebabkan remaja salah persepsi sehingga mereka Dukungan orangtua dalam Tidak 225 80.1
melakukan perilaku seks berisiko. pacaran Ya 56 19.9
Tabel 1. Karakteristik Responden (n = 281) Norma subjektif tentang Tidak 240 85.4
KTD mendukung
Variabel n %
Status pernikahan orangtua Menikah 251 89.3
Mendukung 41 14.6
Janda/Duda 30 10.7
Efikasi diri Tinggi 263 93.6
Rendah 18 6.4
Status tempat tinggal Bersama kedua 218 77.6
Riwayat onani/masturbasi Tidak pernah 205 73.0
orangtua
63 22.4 Melakukan 76 27.0
Tidak bersama
orangtua Pengetahuan tentang Baik 144 51.2
Pendidikan ibu SMA-PT 214 76.2 seksualitas Kurang baik 137 48.8
SD-SMP 67 23.8 Niat berperilaku seksual Tidak 214 76.2
110
JVK 5 (2) (2019) hlm. 107 - 114
gap wajar dalam melakukan perilaku seks pranikah Permisifitas orangtua dalam pacaran remaja mem-
(Smith, Guthrie & Oakley, 2005; Kalmuss, Dadidson pengaruhi sikap remaja tentang pacaran sehingga
& Cohall, 2003), sedangkan remaja perempuan ser- mempengaruhi remaja terlibat dalam perilaku seksual
ingkali disalahkan atas perilaku seks pranikah yang berisiko yang berdampak pada KTD (Rahmatin, Lak-
mengakibatkan pada kehamilan dan infeksi menu- sono & Rustiana, 2018).
lar seksual (Kaljee et al., 2007). Dampaknya adalah Tabel 3. Analisa Bivariat
adanya internalisasi pesan-pesan seksual berdasarkan Perilaku Seks
stigma atau norma subyektif tersebut dalam memben- Pranikah PR
tuk standar ganda tentang inisasi seksual. Laki-laki Tidak p value (95%
lebih permisif terhadap perilaku seks pranikah (Xia- Melaku- CI)
kan
Melaku-
yun et al., 2012). Jenis kan
Kelamin 1.276
Riwayat pacaran juga merupakan determinan
Perempuan 113 72.9 42 27.1 0.006* (1.067-
yang siginifikan dalam perilaku seks pranikah (p val- Laki-laki 72 57.1 54 42.9 1.526)
ue < 0.05). Penelitian ini menemukan bahwa remaja
Riwayat
yang pernah berpacaran atau sedang menjalin hubu- Pacaran 1.459
ngan pacaran berpeluang 1.459 kali melakukan per- Tidak pernah 93 80.9 22 19.1 0.000* (1.240-
ilaku seks pranikah dibandingkan dengan yang tidak Pernah 92 55.4 74 44.6 1.717)
penah pacaran (95% CI = 1.240-1.717). Sejalan den- Paparan
gan temuan beberapa penelitian sebelumnya, status Pornografi
1.335
pacaran (riwayat pacaran) berhubungan signifikan Tidak terpa- 75 78.9 20 21.1 0.001*
(1.140-
par
dengan perilaku seks pranikah pada remaja (Rahma- Terpapar 110 59.1 76 40.9
1.564)
tin, Laksono & Rustiana, 2018; Hardiyati, Iskandar & Dukungan
Hernawaty, 2019). Pacaran merupakan pintu masuk orangtua
dari aktivitas seksual termasuk perilaku seks pranikah 1.396
Tidak men- 157 69.8 68 30.2 0.005*
(1.059-
remaja. Remaja yang sedang menjalin hubungan per- dukung
1.839)
cintaan cenderung akan menyalurkan rasa cinta mel- Mendukung 28 50.0 28 50.0
alui sentuhan-sentuhan (kontak fisik) yang seringkali
berdampak pada perilaku seks pranikah (Manninget Norma
al., 2014). Hal ini diperkuat dengan gejolak dan Subjektif
perkembangan hormon seksual pada remaja menye- Tidak men- 152 63.3 88 36.7 0.032* 0.787
babkan remaja semakin berisiko terlibat dalam peri- dukung (0.658-
Mendukung 33 80.5 8 19.5 0.941)
laku seks pranikah.
Temuan lain dalam penelitian ini adalah paparan Efikasi Diri 1.514
Tinggi 177 67.3 86 32.7 0.048* (0.897-
pornografi juga merupakan determinan yang signifi- Rendah 8 44.4 10 55.6 2.555)
kan pada perilaku seks pranikah pada remaja (p value Riwayat
< 0.05). Remaja yang terpapar pornografi berpeluang Masturbasi
2.079
1.335 kali untuk melakukan perilaku seks pranikah Tidak 157 76.6 48 23.4 0.000*
(1.534-
dibandingkan dengan remaja yang tidak terpapar. melakukan
2.817)
Beberapa penelitian sebelumnya juga memperkuat Melakukan 28 36.8 48 63.2
temuan penelitian ini (Mak et al., 2014; Ambarsari, Pengetahuan
2018; Suwarni, Abrori & Widyanto, 2019). Paparan seksualitas
112
JVK 5 (2) (2019) hlm. 107 - 114
sekarang dapat melindungi remaja (faktor protektif) ini memperkuat teori perilaku terencana (Theory of
sebesar 1.27 kali dari perilaku seks pranikah. Beber- Planned Behavior), yang menyatakan bahwa niat se-
apa penelitian sebelumnya juga mendukung temuan bagai prediktor yang paling besar terhadap perilaku
dalam penelitian ini (Suwarni et al., 2015; Suwarni tertentu (Ajzen, 1991), termasuk perilaku seksual.
& Selviana, 2015; Kumalaningrum, Pamungkasari& Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang
Nurhaeni, 2017). Norma subjektif berperan pent- ing memiliki niat untuk melakukan perilaku seks prani-
pada remaja, yang dapat mempengaruhi baik bu- kah berpeluang 2.004 kali lebih besar untuk melaku-
ruknya perilaku remaja, termasuk perilaku seksual kan perilaku seks pranikah dibandingkan dengan yang
(Svanemyr et al., 2015; Doornwaard et al., 2015). tidak memiliki niat tersebut (95% CI= 1.455-2.759).
Penelitian ini juga menemukan bahwa remaja (Frankel, 2012; Suwarni et al., 2015; Suwarni & Sel-
yang memiliki efikasi diri yang rendah berpeluang viana, 2015; Akibu et al., 2017).
1.514 kali lebih besar untuk melakukan perilaku seks
pranikah dibandingkan dengan yang memiliki efikasi Penutup
tinggi (p value < 0.05; 95% CI = 0.897-2.555). Efikasi
diri merupakan keyakinan terhadap kemampuan se- Determinan perilaku seks pranikah yang signi-
seorang dalam berperilaku atau tidak. Penelitian ini fikan antara lain adalah jenis kelamin laki-laki (PR
menunjukkan bahwa remaja yang memiliki keper- = 1.276), riwayat pernah berpacaran (PR = 1.459),
cayaan terhadap kemampuannya untuk tidak mel- terpapar pornografi (PR = 1.335), dukungan orangtua
akukan seks pranikah cenderung lebih banyak yang dalam berpacaran (PR = 1.396), norma subyektif yang
melakukan perilaku seks pranikah daripada yang mendukung terhadap KTD (PR = 0.787), efikasi diri
yakin dapat menundanya sampai pada pernikahan. yang rendah (PR = 1.514), Riwayat pernah mel-
Remaja dengan efikasi diri yang rendah lebih banyak akukan masturbasi/onani (PR = 2.079), pengetahuan
aktif secara seksual dibandingkan dengan yang tinggi yang kurang tentang seksualitas (PR = 1.195), dan niat
(Reuben, Okeke-Obayemi & Oluwatosin, 2016). Se- berperilaku seks pranikah (PR = 2.004). Diperlu-kan
jalan dengan penelitian sebelumnya, efikasi diri juga strategi yang efektif untuk mencegah dan melind-ungi
merupakan faktor yang berkontribusi signifikan pada remaja melakukan seks pranikah, salah satunya
perilaku seks pranikah pada remaja (Suryoputro, Ford melalui monitoring parental yang efektif.
& Shaluhiyah, 2007; Tsai et al., 2011; Chilisa et al.,
2013; Ghaffari et al., 2016). Ucapan Terima Kasih
Riwayat masturbasi atau onani juga siginifikan
mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja (p val- Peneliti mengucapkan terimakasih yang sebe-
ue < 0.05), remaja yang melakukan onani/masturbasi sar-besarnya pada Kementrian Riset, Teknologi, dan
berpeluang 2.079 kali lebih besar melakukan perilaku Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang sudah
seks pranikah (95% CI = 1.534-2.817). Temuan ini membiayai penelitian ini dalam hibah Program Krea-
sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya bah- tivitas Mahasiswa bidang penelitian (PKM-PSH) ta-
wa remaja yang melakukan perilaku seks pranikah hun 2019.
lebih banyak mengaku melakukan masturbasi atau
onani (Susanto et al., 2016; Alsubaie, 2019). Mas- Daftar Pustaka
turbasi/onani yang menjadi kebiasaan remaja dapat
memicu terjadinya perilaku seks pranikah. Acharya, D.R., Bhattarai, R., Poobalan, A., van Teilin-
Pengetahuan remaja tentang seksualitas turut gen, E.R., & Chapman, G. (2010), “Factors
berkontribusi terjadinya perilaku seks pranikah rema- associated with teenage pregnancy in South
ja (p < 0.05). Remaja yang memilki pengetahuan ten- Asia: a systematic review”, Health Science
tang seksualitas yang rendah berperluang 1.195 kali Journal, Vol. 4 No. 1, pp. 3-14.
lebih besar melakukan perilaku seks pranikah dib- Aggleton, P., Clarke, D., Crewe, M., Kippax, S., Park-
andingkan remaja yang berpengetahuan baik (95% CI er, R. and Yankah, E. (2012), “Educating
= 1.007-1.419). Pengetahuan tentang seksualitas ini about HIV: prevention, impact mitigation
sangat penting dipahami oleh remaja karena mempen- and care”, AIDS, Vol. 26 No. 10, pp. 1215-
garuhi sikap seksualitas dan perilaku seksual rema- ja. 1222.
Sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya, Akibu, M., Gebresellasie, F., Zekarias, F., & Tsegaye,
pengetahuan ini merupakan salah satu prediktor peri- W. 2017. Premarital sexual practice and its
laku seks pranikah remaja (Marlina, Lapau & Ezalina, predictors among university students: insti-
2012; Ghaffari et al., 2016; Alsubaie, 2019). tution based cross sectional study. The Pan
Prediktor lain yang signifikan terhadap perila- African Medical Journal, 28: 234.
ku seks pranikah adalah niat berperilaku. Penelitian
113
Fitrian dkk, Determinan Perilaku Seks Pranikah Remaja...
Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Or- ties and Social Science, 9(2); 87-95.
ganizational Behavior and Human Decision Davidson, J.K., & Moore, N.B. 1994. Masturbation
Processess, 50:179-211. and premarital sexual intercourse among
Alsubaie, A.S.R. 2019. Exploring Sexual Behaviour college women: making choices for sexual
and Associated Factors among Adolescents fulfillment. J Sex Marital Ther, 20(3): 178-
in Saudi Arabia: A Call to End Ignorance. 199.
Journal of Epidemiology and Global Health, Dewi, A. P. 2012. Hubungan karakteristik remaja
9(1): 76-80. peran teman sebaya dan paparan pornografi
Ambarsari PI. 2018. Peran Media dengan Konten dengan perilaku seksual remaja di Kelura-
Pornografi terhadap Perilaku Seksual Rema- han Pasir Gunung Selatan Depok. http://
ja. Naskah Publikasi, Universitas Muham- lontar.ui.ac.idDoornwaard, S.M., ter Bogt,
madiyah Surakarta. T.F.M., Reitz, E., van den Eijnden, R.J.
Aziz, Y.M.D., Altan, A.E., & Ejder, Y.M.D. 2009. J.M. 2015 Sex-Related Online Behaviors,
Predictor factors associated with premarital Perceived Peer Norms and Adolescents’
sexual behaviors among university students Experience with Sexual Behavior: Testing
in an Islamic Culture. International Journal an Integrative Model. PLoS ONE 10(6):
of Sexual Health, 21(3): 145-152. e0127787. https://doi.org/10.1371/journal.
Badan Pusat Statistik dan Macro International. 2012. pone.0127787
Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indo- Dingeta, T., Oljira, L., Assefa, N. Patterns of sexual
nesia. Jakarta. risk behavior among undergraduate univer-
Bayissa, D., Mebrahtu, G., Bayisa, G., Mekuanint, Y. sity students in Ethiopia: a cross-sectional
Assessment of Early Sexual Initiation and study. Pan Afr Med J. 2012;12:33
Associated Factors among Ambo University Farid, N.D., Rus, S.C., Dahlui, M., et al. 2013. De-
Undergraduate Students, Ambo, Ethiopia. J terminants of sexual intercourse initia- tion
Health Med Nurs. 2016;25:35-40 among incarcerated adolescents: A mixed-
Bearinger, L.H., Sieving, R.E., Ferguson, J. and Sharma, V. method study. Singapore Medical Journal,
(2007), “Global perspectives on the sexual and 54(12): 695-701.
reproductive health of adolescents: patterns, pre- Fernando, N.S. 2009. Sexual behavior and substance
vention, and potential”, The Lancet, Vol. 369 No. abuse among youth in the coastal region in
1220, pp. 1220-1231. Galle district. Thesis (MD in Community
Bengel, J. 2002. Sexual Risk Behaviours. Internation- al medicine, Postgraduate Institute of Medi-
Encyclopedia of the Social and Behavioural cine, University of Colombo).
Sciences . pp. 14012–14018. Frankel, A. S. (2012). Predictors of adolescent sexual
Blum, R.W., Mmari, K.N. 2005. Risk and Protective Fac- intentions and behavior: Attitudes, parent-
tors Affecting Adolescent Reproductive Health ing, and neighborhood risk. FIU Electronic
in Developing Countries. Geneva: World Theses and Dissertation, Florida Interna-
Health Organization. tional University.
Chilisa, R., Tihabano, K., Vista, C., Pheko, M., Ghaffari, M., Gharghani, Z.G., Mehrabi, Y., et al.
Losike, N., 2016. Premarital Sexual Intercourse-Related
Mosime, S., Mpeta, K., & Balogun, S.K. 2013. Self-ef- Individual Factors among Iranian Adoles-
ficacy, cents: A Qualitative Study. Iran Red Cres-
Self-esteem and the Intention to Practice Safe Sex cent Med, 18(2): e21220.
among Hadiyati., Iskandar, S., & Hernawaty T. 2019. Re-
Botswana Adolescents. IOSR Journal of Humanities lationship of Adolescent’s Characteristic,
and Smartphone Uses and Premarital Sexual Be-
Social Science. 9(2): 87-95 havior in High School Students. Padjadjaran
Chiao, C., Yi, C.C. 2011. Adolescent Premarital Sex Nursing Journal, 7(1): 1-9.
and Health Outcomes among Taiwanese Isnaeni, N., Laksono, B., & Deliana, S.M. 2017.
Youth: Perception of Best Friends’ Sexual Hubungan antara Pengetahuan, Pola Asuh
Behavior and the Contextual Effect. AIDS Permisif, Tayangan Pornografi, dan Kon-
Care, 23(9):1083–1092. formitas Teman Sebaya dengan Perilaku
Chlilisa, R., Tihabano, K., Vista, C., Pheko, M., et al. Seks Remaja yang menggunakan jasa WPS
2013.Self-efficacy, self esteem and the in- (Wanita Penjaja Seks) di Bandungan Kab.
tention to Practice Safe Sex among Botswa- Semarang. Public Health Perspective Jour-
na Adolescents. IOSR Journal of Humani- nal, 2(1): 34-71.
114
JVK 5 (2) (2019) hlm. 107 - 114
Iyer, P., Clarke, D., & Aggleton, P. 2014. Barriers of meta-analytic results and large datasets. J
to HIV and Sexuality Education in Asia. Sex Res, 48(2-3): 149-165.
Health Education, 114(2): 118-132. Perera, B., & Reece, M. 2006. Sexual behavior of
Kaljee, L.M., Green, M., Riel, R., et al. 2007. Sexual young adults in Sri Lanka: implications for
Stigma, Sexual Behaviors, and Abstinence HIV prevention. AIDS Care, 18(5):497–
among Vietnamese Adolescents: Implica- 500.
tions for Risk and Protective Behaviors for Rahmatin, R., Laksono, B., & Rustiana, E.R. 2018.
HIV, Sexually Transmitted Infections, and Adolescent Sexual Behavior at Risk Un-
Unwanted Pregnancy. Journal of the Asso- intended Pregnancy and HIV AIDS. Pub-lic
ciation of Nurses in AIDS Care, 18(2):48– Health Perspective Journal, 3(2): 108-
59. 116.
Kalmuss, D., Dadidson, A., Cohall, A., et al. 2003. Ruangkanchanasetr, S., Plitponkarnpim, A., Hetra-
Preventing Sexual Risk Behaviors and Preg- kul, P., & Kongsakon, R. 2005. Youth risk
nancy among Teenagers: Linking Research behavior survey: Bangkok, Thailand. J Ado-
and Programs. Perspectives on Sexual and lesc Health, 36:227 –35.
Reproductive Health, 35:87–93. Santrock, J, W. (2012). A Topical Approach to Life-
Kumalaningrum, M., Pamungkasari, E.P., & Nurhae- Span Development. 6th ed. McGraw-Hill
ni, I.D.A. 2017. Multilevel Analysis on the Companies.
Predictors of Safe Sexual Behavior among Septiarum, R., Suwarni, L., & Alamsyah, D. 2019.
Girl Adolescents in Karanganyar, Central Parental Permissiveness and Family Func-
Java. Journal of Health Promotion and Be- tion on Unwanted Pregnancy in Teenagers.
havior, 2(4): 323-331. Unnes Journal of Public Health, 8(1): 16- 22.
Mak, K.K., Lai, C.M., Watanabe, H., et al. 2014. Ep- Smith, L.H., Guthrie, B.J., & Oakley, D.J. 2005. Stud-
idemiology of Internet behavior and addic- ying Adolescent Male Sexuality: Where Are
tion among adolescents in six Asian Coun- We? J Youth Adolesc, 34:361–377
tries. Cyberpsychol Behav Soc Netw, 17(11: Suryoputro, A., Ford, N.J., & Shaluhiyah, Z. 2007.
720-728. Social Learning Theory in Youth Sexual Be-
Manning, W.D., Longmore, A.A., Copp, J., & havior Study in Central Java. Jurnal Promosi
Giordano, P.C. 2014. The Complexities of Kesehatan Indonesia, 2(1): 10-20.
Adolescent Dating and Sexual Relationship: Susanto, T., Rahmawati, I., Wuryaningsih, E.W.,
Fluidity, Meaning(s), and Implications for Saito, R., et al. 2016. Prevalence of factors
Young Adults’ Well-Being. New Dir Child related to active reproductive health be-
Dev, 144: 53-69. havior: a cross-sectional study Indonesian
Marlina, H., Lapau, B., & Ezalina. 2013. Perilaku adolescent. Epidemiology and Health, 38:
Seksual Remaja SMA Negeri Se-Kota Peka- e2016041.
nbaru Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Komu- Suwarni, L., Ismail, D., Prabandari, Y.S., & Adiyanti,
M.G. 2015. Perceived Parental Monitoring
nitas, 2(2): 55-60.
Mulugeta, Y., & Berhane, Y. 2014. Factors associated on Adolescence Premarital Sexual Behavior
with pre-marital sexual debut among unmar- in Pontianak City, Indonesia. International
ried high school female students in bahir Dar Journal of Public Health Science, 4(3): 211-
town, Ethiopia: cross-sectional study. 219.
Suwarni, L., Abrori., Widyanto, R. 2019. Determi-
Ohee, C., & Purnomo, W. 2018. Pengaruh status hubu- nants of the Pornography Exposure Effect
ngan berpacaran terhadap perilaku pacaran on Junior and Senior High School Adoles-
berisiko pada mahasiswa perantau asal Pap- cence in Sanggau District, West Kalimantan.
ua di Kota Surabaya. The Indonesian Jour- Indian Journal of Public Health Research
nal of Public Health, 13(2): 268-280 and Development, 10(3): 941-945.
Okeke, S.R., Okeke-Obayemi., Deborah, O. 2016. Svanemyr, J., Amin, A., Robles, O.J., & Greene, M.
Psychological Predictors of Premarital E. 2015. Creating an Enabling Environment
Sexual Relationship among In-school Ad- for Adolescent Sexual and Reproductive
olescents in a Western Nigerian City. Uni- Health: A Framework and Promising Ap-
versal Journal of Public Health, 4(4): 196- proaches. Journal of Adolescent Health,
202. 56(1): S7-S14.
Petersen, J.L., & Hyde, J.S. 2011. Gender differences
in sexual attitudes and behaviors: a review
115
Fitrian dkk, Determinan Perilaku Seks Pranikah Remaja...
116