Makalah Manajemen Keselamatan Proses Yudha Afrianto 207052849
Makalah Manajemen Keselamatan Proses Yudha Afrianto 207052849
Di Susun Oleh :
Yudha Afrianto (207052849)
Puji Syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
hidayah-Nya sehingga aya bisa menyelasaikan makalah Manajemen Keselanatan Proses ini
tanpa hambatan.
Tidak lupa juga saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yan telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari beberapa pihak yaitu :
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Ridha-Nya dalam penyusunan
makalah Manajemen Keselamatan Proses ini sehingga penulis bisa menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan lancer tanpa kendala apapun.
2. Untuk kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa dan dukungan selama
penyusunan makalah Manajemen Kesalamatan Proses ini.
3. Teman-Teman satu kelompok saya yang telah memberikan dukungan dan ide-ide nya
4. Bapak Marulan Andivas S.T.,M.T selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Keselamatan Proses.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penulis sangat berterima kasih bila mendapat masukan berupa kritik dan sarang yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah
ini memberikan bagi seluruh pihak yang membutuhkan.
1.3 Tujuan............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Maksud
Untuk mengidentifikasi kecelakaan kerja sebelum kerugian terjadi, ada rangkaian
peristiwa yang terjadi dengan suatu akar permasalahan yang diawali dengan rangkaian
peristiwa yang disebut dengan Kurangnya Kendali.
1.3 Tujuan
Tabel I. Hubungan Kurangnya Pengendalian dan Komitmen Individu, Pengetahuan K3, dan Stress
Kerja Pekerja Bagian Pengemasan Industri Logam Informal Waru Sidoarjo Tahun 2019
Commitment
Work Stress
Knowledge
Conclusion
Conclusion
Conclusion
Individual
Control
Lack of
OHS
Correlation
Coefficient
-0.124
Not Significant
Not Significant
0.453
0.225
OHS Policy
Significant
tailed)
0.039
0.201
0.324
Sig.
(1-
Correlation
Coefficient
Not Significant
Not Significant
Not Significant
0.230
0.299
0.397
OHS Training
tailed)
0.196
0.130
0.064
Sig.
(1-
Correlation
Coefficient
Provision of PPE
Not Significant
Not Significant
0.000
0.393
0.537
Significant
tailed)
0.500
0.066
0.016
Sig.
(1-
Tabel II. Hubungan Faktor Manusia Dengan Perilaku Kerja, Iklim Kerja, Kebisingan Kerja Yang
Dialami, Penerangan Tempat Kerja Yang Dialami Pekerja Pada Unit Pengemasan Industri Logam
Informal Waru Sidoarjo Tahun 2019
Work Noice
Conclusion
Conclusion
Conclusion
Conclusion
Workplace
Behaviour
Lighting
Climate
Human
Factors
Work
Work
Correlation
Coefficient
Not Significant
Not Significant
Not Significant
Not Significant
0.356
0.000
0.000
0.000
Comitment
Individual
tailed)
0.088
0.500
0.500
0.500
Sig.
(1-
Correlation
Coefficient
OHS Knowledge
0.029
0.287
0.203
0.272
Not Significant
Not Significant
Not Significant
Not Significant
tailed)
0.457
0.141
0.226
0.154
Sig.
(1-
Correlation
Coefficient
Significant
Significant
Significant
Significant
Stress
0.228
0.200
0.447
0.067
Work
Not
Not
Not
tailed)
0.198
0.229
0.041
0.403
Sig.
(1-
Tabel III. Hubungan Perilaku Kerja Dengan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pada Unit
Pengemasan Industri Logam Informal Waru Sidoarjo Tahun 2019
Correlation
-0.218
Coefficient
Work
Not Significant
Behavior
Sig. (1-
0.208
tailed)
2.9 Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kecelakaan Kerja
Berdasarkan tabel IV variabel iklim kerja, kebisingan kerja dan pencahayaan tempat
kerja tidak mempunyai hubungan dengan kejadian kecelakaan kerja. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai p-value ketiga variabel yang melebihi nilai α = 0,05.
Tidak ditemukan hubungan antara iklim kerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada
Industri Informal Logam dengan nilai sig sebesar 0,291. Iklim kerja yang tidak nyaman di
lingkungan kerja akan mempengaruhi tingkat kapasitas dan produktivitas pekerja dalam
melakukan pekerjaannya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja
adalah adanya kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman di lingkungan kerja. Pada penelitian
pada unit produksi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk., di Bati-bati ditemukan adanya hubungan
yang signifikan antara iklim kerja dengan kecelakaan kerja. Hal ini disebabkan iklim kerja pada
unit produksi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk., di Bati-bati telah melebihi nilai NAV dan telah
terjadi kecelakaan di tempat tersebut. Namun pada penelitian yang dilakukan pada Industri
Logam Informal ini tidak ditemukan adanya hubungan karena sebanyak 10 orang pekerja
merasa tidak terganggu dengan iklim kerja dan sebagian besar pekerja tidak pernah mengalami
kecelakaan kerja.
Tidak ada hubungan antara kebisingan kerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada
Industri Logam Informal karena nilai sig yang diperoleh sebesar 0,104; hal ini dikarenakan
banyaknya responden yang mengalami kecelakaan kerja berbanding terbalik dengan
banyaknya responden yang merasa terganggu dengan kebisingan kerja yaitu sebanyak 12 orang
pekerja belum pernah mengalami kecelakaan kerja dan juga 12 orang pekerja merasa terganggu
dengan kebisingan di tempat kerja, sedangkan hasil yang diperoleh adalah penelitian pada
pengrajin gong di Tihingan Klungkung berbanding terbalik dengan penelitian ini, didapatkan
adanya hubungan antara kebisingan dengan kecelakaan kerja dengan nilai p-value 0,010 < a
(0,05) dan nilai CC sebesar 0,297 yang berarti bahwa kedua variabel mempunyai hubungan
yang rendah.
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pencahayaan di tempat kerja dengan
kejadian kecelakaan kerja dengan nilai sig sebesar 0,291. Dari hasil observasi melalui kuisioner
diketahui bahwa 15 pekerja tidak terganggu dengan pencahayaan di tempat kerja. Apabila
pencahayaan tidak mengganggu proses kerja maka tidak mempengaruhi produktivitas pekerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dicatat dengan uji Chi-Square, hasil uji statistik pada
penelitian ini diperoleh p-value = 0,398 > 0,05 sehingga disimpulkan tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara pencahayaan dengan kecelakaan kerja pada pekerja. Pembangunan
Gedung Perumahan Citra Land Bagya City Medan Tahun 2019.
Tabel IV. Hubungan Lingkungan Kerja Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pada
Unit Pengemasan Industri Logam Informal Waru Sidoarjo Tahun 2019
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa hanya 3 variabel yang mempunyai
hubungan yaitu antara kebijakan K3 dengan komitmen individu, penyediaan APD dengan stres
kerja, dan stres kerja dengan kebisingan kerja. Sedangkan untuk variabel lainnya tidak
ditemukan hubungan yang signifikan. Akibat yang dapat menyebabkan tidak adanya hubungan
adalah: nilai uji yang melebihi p-value (0,05) dan hasil observasi yang berbanding lurus antara
kedua variabel yang diukur sehingga tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Republik Indonesia. (2012). Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
3. Republik Indonesia. (1970). Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
4. Denny, H.M., Jayanti, S., Setyaningsih, Y., Umamah, A., & Pigoramdhani, A.P. (2016).
Pendirian Pos Upaya Kesehatan Kerja pada Industri Kecil Pembuatan Alat Hiusehold
di Dusun Bugangan Kota Semarang. KESMAS , 10, 45-48.
5. Kementerian Kesehatan Indonesia. (2015). Peraturan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 100 Tahun 2015 tentang 318. Posko Upaya Kesehatan Kerja Terpadu
6. Khairunnisa, A. (2015). Hubungan Kepuasan Kerja Karyawan dengan Komitmen dan
Turnover Intention terhadap Perusahaan.
7. Sopiah, (2008). Perilaku Organisasi, Yogyakarta: C.V Andi Offset
8. Andriyanto, M.R. (2017). Hubungan antara Faktor Predisposisi dan Perilaku. ijosh,
v6i1, 37-47.
9. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (2010). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri
10. Alayyannur, PA (2018). Hubungan Komitmen Manajemen dan Pelatihan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dengan Pengetahuan di Rumah Sakit “X”. Jurnal Kebersihan
Industri dan Kesehatan Kerja, Vol. 2, 102-111.
11. Ramli, Soehatman. (2013). Smart Safety, Buku Pedoman Penerapan SMK3 yang
Efektif. PT. Dian Rakyat, Jakarta
12. Mubarak, WI (2007). Promosi kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
13. Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
14. Rahmadyrza, M.I., Ningsih, D.S., & Pramadewi, A. (2015). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Timbulnya Stres Kerja Perawat Di Ruang Dalam Cendrawasih. Jom
FEKON , Jil. 2.
15. Rahayu, EP (2015). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pegawai dengan
Penerapan Manajemen Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jurnal Kesehatan
Komunitas , Vol. 2, 289-293.
16. Pratiwi, A., Sukmandari, EA, & Rakhmadi, T. (2019). Hubungan Pengalaman Kerja,
Pengetahuan K3, dan Perilaku K3 terhadap Perilaku Tidak Aman pada Pekerja
Konstruksi di Instansi X. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan , Vo. 10.
17. Iswanto, S., & Purwanti, O.S. (2008). Hubungan Stres Kerja dengan Perilaku
Pengobatan di Ruang Al-Qomar dan Asy-Syam RS Islam. Berita Ilmu Keperawatan ,
Vol.1, No.2.
18. Poernomo, T. (2005). Analisis Hubungan Stres Kerja Dengan Perilaku Karyawan
Wanita PT. Halim Jaya Sakti.
19. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (2011). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor PER. 13/MEN/X/2011 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja. Jakarta; Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI.
20. Salindeho, CL (2016). Analisis Pengaruh Iklim Kerja dan Pengembangan Karir
terhadap Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening. Jurnal Riset Bisnis dan
Manajemen , Vol 4 ,No.3, 303-318
21. Rahayu, Kurnia, Siti (2010). “Konsep dan Aspek Formal” Pajak Indonesia. Graha Ilmu,
Yogyakarta
22. Agustini, Fauziah. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia Tingkat Lanjut. Medan.
Mandenatera.
23. Lukas, L., Suoth, LF, & Wowor, R. (2018). Hubungan Suhu Lingkungan Kerja dan Jam
Kerja dengan Stres Kerja di PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Unit Manado, Proyek
Universitas Sam Ratulangi. Jurnal KESMAS , Volume 7 Nomor 4.
24. Sulistiyani, E. (2013). Hubungan Lingkungan Kerja Panas (Iklim Kerja) dan Beban
Fisik Kerja dengan Peristiwa Stres Kerja Pada Pekerja Konstruksi PT. PP Persero,Tbk
(Proyek Pembangunan Kondotel dan Apartemen Kota Mataram Yogyakarta). Tesis
Sarjana Universitas Diponegoro .
25. Setiawan, F. (2015). Hubungan Persepsi Kebisingan dengan Produktivitas Kerja
Karyawan. Tesis Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang.
26. Menteri Tenaga Kerja. (1999). Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP –
51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisik di Tempat Kerja, Menteri
Tenaga Kerja.
27. Apladika, Denny, H.M., & Wahyuni, I. (2016). Hubungan Paparan Stres Kerja Pada
Ground Handling Porter Di Kokapura Ahmad Yani Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat , Vol. 4 Nomor 4, 630-636.
28. Rizki, M., Hamid, D., & Mayowan, Y. (2016). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap
Stres Kerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Wilayah
Pelayanan Malang Jawa Timur). Jurnal Administrasi Bisnis , Vol. 41 No.1 , 9-15.
29. Wandani, DT, Sabilu, Y., & Munandar, S. (2017). Hubungan Pencahayaan, Kebisingan,
Suhu Dengan Stres Kerja Pada Karyawan PT. Pelabuhan Perikanan Samudera Tofico
(Pelabuhan Perikanan Samudera/ Pps) tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat, Vol. 2/No.6, 1-9.
30. Lombogia, O., Kawatu, PA, & Sumampouw, OJ (2018). Hubungan Perilaku Tidak
Aman Pekerja dengan Kecelakaan Kerja di PT. Tropica Cocoprima Desa Lelema
Selatan Kabupaten Minahasa. Jurnal KESMAS , Vol. 7 No. 5.
31. Inayah, A., Zubaidah, T., & Maharso. (2016). Hubungan Iklim Kerja dengan
Kecelakaan Kerja di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Bati-Bati Kalimantan Selatan.
Jurnal Kesehatan Lingkungan , Vol. 13 Nomor 2, 355-360.
32. Juliana, Purna, I.N., & Aryana3, I.K. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kecelakaan Kerja Pada Pengrajin Gong Di Dusun Tihingan Kabupaten Klungkung
Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.8 No.2 , 82 - 91.
33. Silalahi, MI (2019). Hubungan antara Pencahayaan dan Housekeeping pada
Kecelakaan Kerja pada Pekerja Konstruksi PT. Dap di Perumahan Citra Land Bagya
City Medan Tahun 2019. Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat , Vol. 4 (1), 45-53