Anda di halaman 1dari 19

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

KURIKULUM PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Sakinah Aljufri S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 3

Azira Felissha K. Makkasau (213122001)

Doni Suganda (213122016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU

2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Puji syukur atas rahmat


Allah SWT telah memberikan kami kemudahan sehingga makalah dengan judul
“Kurikulum Pendidikan” dapat selesai dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
semoga terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita
semua mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti. Kami mengucapkan syukur
kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran dengan judul “Kurikulum Pendidikan” Kami tentu menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat banyak
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk makalah ini kami memohon maaf yang sebesar
besarmya.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Terima kasih.

Palu, Rabu 7 Juni 2023

Penyusun
Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................2

Daftar Isi...........................................................................................................3

Bab 1 Pendahuluan...........................................................................................4

a. Latar Belakang......................................................................................4
b. Rumusan Masalah.................................................................................5
c. Tujuan...................................................................................................5

Bab 2 Pembahasan............................................................................................6

a. Pengertian Kurikulum...........................................................................6
b. Landasan Pengembangan Kurikulum...................................................7
c. Pendekatan Kurikulum.........................................................................9
d. Faktor Perubahan Kurikulum...............................................................14

Bab 3 Penutup...................................................................................................18

a. Kesimpulan ..........................................................................................18
b. Saran.....................................................................................................18

Daftar Pustaka...................................................................................................19

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu

proses pendidikan. Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan

kelihatan amburadul dan tidak teratur. Hal ini akan menimbulkan

perubahan dalam perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia.

Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan

pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan

proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah.

Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu

bangsa, akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa

ini di masa depan, semua itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu

kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah dinamis dan terus berkembang

untuk menyesuaikan berbagai perkembangan yang terjadi pada masyarakat

dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

Sejak isu reformasi pendidikan digulirkan, maka banyak bermunculan

gagasan-gagasan pembaharuan pendidikan. Reformasi sebagai sebuah

gerakan yang memiliki perspektif sejarah politik monumental, karena era

reformasi menjadi era pemerintahan substitusi pemerintahan orde baru.

Tentunya gagasan reformasi pendidikan ini memiliki momentum yang

amat mendasar dan berbeda dengan gagasan yang sama pada era

sebelumnya. Arah reformasi dalam mewujudkan pengembangan

4
pendidikan terkait dengan kebijakan kurikulum adalah ikut

diperbaharuinya kurikulum yang ada sebelumnya dari kurikulum 1994

diperbaharui menjadi kurikulum 2004 atau KBK (Kurikulum Berbasis

Kompetensi). Selang dua tahun kemudian KBK pun telah mengalami

pembaharuan kembali menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan) atau kurikulum 2006.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Pengertian Kurikulum?

2. Apa yang menjadi landasan dalam pengembangan kurikulum?

3. Apa saja pendekatan kurikulum?

4. Apa saja faktor faktor perubahan kurikulum?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum

2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi landasan dalam

pengembangan kurikulum

3. Untuk mengetahui apa saja pendekatan kurikulum

4. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab perubahan kurikulum

5
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Banyak orang yang menganggap kurikulum berkaitan dengan

bahan ajar atau buku-buku pelajaran yang harus dimiliki anak didik,

sehingga perubahan kurikulum identik dengan perubahan buku

pelajaran. Persoalan kurikulum bukan hanya persoalan buku ajar, akan

tetapi banyak persoalan lainnya termasuk persoalan arah dan tujuan

pendidikan, persoalan materi pelajaran, serta persoalan-persoalan

lainnya yang terkait dengan hal itu. Istilah kurikulum digunakan

pertama kali pada dunia olahraga pada zaman Yunani Kuno yang

berasal dari kata curir dan curere. Selanjutnya istilah kurikulum

digunakan dalam dunia pendidikan. Para ahli pendidikan memiliki

penafsiran yang berbeda tentang kurikulum. Namun demikian, dalam

penafsiran yang berbeda itu, ada juga kesamaan . kesamaan tersebut

adalah, bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha

mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai.1 (Sanjaya, 2008:3)

Secara tminologi, istilah kurikulum digunakan dalam dunia

pendidikan, yaitu sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus

ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai tingkatan tertentu

secara formal dan dapat dipertanggung jawabkan. Menurut UU No.20

1
Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media Group. Hal.3

6
tahun 2003 Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan sebuah

pengaturan berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar dan cara yang

digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggara kegiatan

pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional.2

B. Landasan Pengembangan Kurikulum

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis mengandung arti bahwa pendidikan

senantiasa berhubungan dengan manusia baik sebagai subjek,

sebagai objek, maupun sebagai pengelola. Dengan demikian,

pendidikan senantiasa berintikan interaksi antarmanusia. Nilai-

nilai ideologis yang berlaku di masyarakat. Pendidikan berintikan

interaksi antar manusia, terutama antara pendidik dan peserta didik

untuk mencapai tujuan pendidikan. Di dalam interaksi tersebut

terlibat isi yang diinteraksikan serta bagaimana interaksi tersebut

berlangsung.

2. Landasan Psikologis

Nilai-nilai asasi (fitrah) anak. Dalam proses pendidikan

terjadi interaksi antar-individu, yaitu antara peserta didik dengan

pendidik dan juga antara peserta didik dengan orang-orang yang

lainnya. Karakteristik perilaku setiap individu pada berbagai

tingkatan perkembangan merupakan kajian dari psikologi

perkembangan. Oleh karena itu, dalam pengembangan kurikulum

harus senantiasa berhubungan dengan program pendidikan untuk


2
UU No.20 Tahun 2003

7
kepentingan peserta didik maka landasan psikologi mutlak harus

menjadi dasar pengembangan kurikulum

3. Landasan Sosiologis

Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani

menuju manusia yang berbudaya. Sosiologi dalam pembahasannya

mencakup secara garis besar akan perkembagan masyarakat dan

budaya yang ada pada setiap ragam masyarakat yang ada di

Indonesia ini. Karena beraneka ragamnya budaya masyarakat yang

ada di negeri ini, sehingga kurikulum dalam perumusannya juga

harus menyesuaikan pada budaya masyarakat yanga akan menjadi

objek pendidikan dan penerima dari hasil pendidikan tersebut

4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Sumber nilai yang ada dalam masyarakat untuk

dikembangkan melalui proses pendidikan ada tiga, yaitu logika,

estetika, dan etika. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan adalah nilai-

nilai yang bersumber pada logika (pikiran). Sebagai akibat dari

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada hakikatnya

adalah hasil kebudayaan manusia maka kehidupan manusia

semakin luas, semakin meningkat sehingga tuntutan hidup pun

semakin tinggi.

Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup ini

sehingga dapat mempersiapkan anak didik untuk hidup wajar

sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat. Dalam konteks

8
inilah kurikulum sebagai program pendidikan harus dapat

menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat. Untuk dapat

menjawab tuntutan tersebut bukan hanya pemenuhan dari segi isi

kurikulumnya saja, melainkan juga segi strategi pelaksanaannya.

Oleh karena itu, guru, pembina, dan pelaksana kurikulum dituntut

lebih peka mengantisipasi perkembangan masyarakat, agar apa

yang diberikan kepada siswa relevan dan berguna bagi

kehidupannya di masyarakat.

C. Pendekatan Kurikulum

1. Pendekatan Subjek Akademis

Pendekatan subyek akademis adalah bentuk atau model

tertua diantara model lainnya, dan biasanya suatu lembaga

pendidikan atau sekolah sampai sekarang tidak bisa lepas dari

pendekatan ini. Pendekatan subyek akademis adalah pendekatan

yang sangat praktis, mudah digabungkan dengan pendekatan lain

bila diperlukan. Pendekatan subyek akademis bersumber pada

aliran pendidikan klasik yang berorientasi pada masa lalu.

Pengembangan kurikulum subjek akademis dilakukan dengan cara

menetapkan lebih dahulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang

harus dipelajari peserta didik yang diperlukan untuk persiapan

pengembangan disiplin ilmu.

Fungsi pendidikan adalah mempelihara dan mewariskan

hasil-hasil budaya dan ilmu pengetahuan masa lalu itu (transfer of

9
knowledge). Belajar adalah menguasai ilmu pengetahuan dan

produk budaya sebanyak-banyaknya. Orang-orang yang dipandang

berhasil adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar

materi pembelajaran yang telah disiapkan dan disusun oleh para

guru. Materi pembelajaran diambil dari semua jenis disiplin ilmu

pengetahuan. Para ahli bidangnya masing-masing telah

mengembangkan ilmu pengetahuan yang sistematis, logis, dan

terpercaya.

Para pengembang kurikulum tidak perlu menyusun

mengembangkan bahan ajaran sendiri, tetapi hanya tinggal

memilih bahan suatu displin ilmu yang telah dikembangkan oleh

para ahlinya masing-masing. Kemudian mengorganisasikan bahan

tersebut secara sistematis sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Dalam

pendekatan subyek akademis guru sebagai penyampai bahan

pelajaran memegang peranan yang sangat penting. Guru harus

menguasai seluruh bahan atau materi pelajaran yang ada dalam

kurikulum. Mereka harus menjadi ahli dalam bidang-bidang studi

tertentu yang diajarkan dan diampunya. Lebih dari itu, guru adalah

model dari para siswanya, segala yang disampaikan dan segala

tindakan harus menjadi bagian dari kepribadian guru yang akan

diikuti dan menjadi panutan bagi siswanya. Guru adalah orang

10
yang harus bisa dipercaya apa yang dikatakannya, tindakannya

harus dapat ditiru dan dicontoh oleh siswanya.

2. Pendekatan Humanistik

Kurikulum ini berdasarkan aliran pendidikan kepribadian

(personalized education), yang dikembangkan oleh John Dewey

(progressive education) dan J.J Rousseoun (Romantic Education).

Pendekatan humanistis lebih memberikan tempat utama kepada

siswa. Hal ini bertolah pada asumsi bahwa anak didik adalah

individu yang pertama dan utama dalam pendidikan. Mereka

adalah subyek dan pusat kegiatan pendidikan. Anak didik itu

memiliki potensi, kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang.

Pendidikan Humanis juga berpegang pada teori Gestalt

yang memandang bahwa anak adalah merupakan satu kesatuan

yang menyeluruh. Pendekatan ini diarahkan untuk membentuk

manusia yang utuh bukan saja segi fisik, intelektual tetapi juga segi

social dan afektif (sikap,emosi, perasaan, dan nilai). Aliran ini

berkembang atas reaksi atas praktek pendidikan yang lebih

menekankan segi intelektual saja, dengan peran utama dipegang

oleh guru. Menurut pandangan humanistis pendidikan adalah

upaya yang berusaha untuk menciptakan situasi yang baik, rilex,

dan akrab. Dengan situasi yang kondusif, siswa dapat

mengembangkan segala potendi dirinya. Tugas pendidikan adalah

11
memperluas kesadaran diri, mengurangi kesenjangan dan

keterasingan dari lingkungan.

3. Pendekatan Teknologis

Pendekatan ini memiliki kesamaan dengan pendekatan

subyek akademis yang menekankan pada isi dan materi kurikulum.

Tetapi mempunyai perbedaan, yaitu diarahkan pada penguasaan

kompetensi bukan diarahkan pada pengawetan dan pemeliharaan

ilmu pengetahuan. Suatu kompetensi yang besar atau standar

diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi yang lebih sempit atau

kompetensi dasar, yang ada pada akhirnya menjadi perilaku-

perilaku yang bisa diamati dan diukur. Penerapan teknologi dalam

bidang kurikulum terwujud dalam dua bentuk yaitu bentuk

perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

Aplikasi teknologi perangkat lunak disebut juga teknologi system,

sedangkan aplikasi perangkat keras disebut teknologi alat.

Teknologi alat lebih menekankan pada pengunaan alat-alat

teknologis yang menunjang efisiensi dan efektivitas program

pendidikan.

Kurikulumya berisi rencana-rencana penggunaan berbagai

alat dan media serta model-model pembelajaran yang banyak

melihat alat. Tanpa bantuan media maka proses pembelajaran tidak

dapat berlangsung, karena perencanaan pembelajaran telah

12
tersusun terpadu antara kegiatan-kegiatan pendidikan dengan

media tersebut.

Dalam menyusun kurikulum, sesungguhnya tidak semua

materi pelajaran dapat menggunakan pendekatan teknologis,

karena sifat-sifat atau karakter materi pelajaran itu berbeda.

Termasuk dalam pendekatan ini adalah kurikulum berbasis

computer yang kini sedang diterapkan oleh pemerintah.

4. Pendekatan Rekonstruksi Sosial

Pendekatan rekonstruksi sosial bersumber pada aliran

interaksional. Pandangannya adalah bahwa pendidikan bukanlah

upaya sendirian tetapi adalah usaha bersama, kerja sama dan

interaksi. Interaksi ini bukan hanya antara guru dengan murid

tetapi juga antara murid dengan murid, antara murid dengan orang-

orang disekitarnya dan dengan berbagai sumber belajar. Melalui

interaki dan kerjasama ini para murid berusaha memecahkan

masalah-masalah dalam masyarakar, menuju tatanan masyarakat

yang lebih baik. Dalam menyusun kurikulum atau program

pendidikan keahlian bertolak dari problem yang dihadapi daam

masyarakat, untuk selanjutnya untuk memerankan ilmu-ilmu dan

teknologi serta bekerja secara kooperatif dan kolaboratif akan

dicarikan upaya pemecahannya menuju pembentukan masyarakat

yang lebih baik. Kurikulum tersebut disamping menekankan isi

pembelajaran atau pendidikan juga sekaligus menekankan proses

13
pendidikan dan pengalaman belajar. Pendekatan tersebut berasumsi

bahwa manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya

selalu membutuhkan manusia yang lain, selalu hidup bersama,

berinteraksi dan bekerjasama

D. Faktor Faktor Perubahan Kurikulum

1. Adanya perkembangan dan perubahan bangsa yang satu

dengan yang lain.

Perubahan dan perluasan bentuk pembelajaran harus

mendapat perhatian. Perubahan praktek pendidikan di suatu Negara

harus mendapan perhatian serius, agar pendidikan di Negara kita

tidak ketinggalan zaman. Tetapi tentu perubahan kurikulum harus

disesuaikan denga kondisi setempat, kurikulum Negara lain tidak

sepenuhnya diadopsi karena adanya perbedaan-perbedaan baik

ideologi, agama, ekonomi, sosial, maupun budaya.

2. Berkembangnya industri dan produksi atau teknologi.

Pesatnya perubahan di bidang teknologi harus disikapi

dengan cepat, karena kalau tidak demikian maka output dari

lembaga pendidikan akan menjadi makhluk terasing yang akan

hidup di dunianya. Kurikulum harus mampu menciptakan manusia-

manusia yang siap pakai di segala bidang yang diminatinya,

bahkan mampu menciptakan dunia sendiri yang baru bukan hanya

mampu mengikuti dunia itu.

14
3. Orientasi politik dan praktek kenegaraan.

Praktek politik kenegaraan memegang peranan penting

dalam perubahan kurikulum. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa

pendidikan termasuk kurikulum itu tidak dapat terlepas dari

perpolitikan suatu bangsa. Oleh karena itulah orientasi politik

Negara harus diarahkan pada pemantapan demokrasi yang sejati,

sehingga sistem pendidikan akan berjalan dengan baik tanpa

dibayangi ketakutan terhadap kekuasaan atau penguasa.

4. Pandangan intelektual yang berubah.

Selama ini pendidikan di Indonesia lebih diarahkan pada

pencapaian materi sebanyak-banyaknya daripada mencapai suatu

kemampuan tau kompetensi tertentu. Sehingga outputnya kurang

berkualitas di bandingkan dengan Negara lain. Untuk

meningkatkan kualitas itulah maka pemerintah mengupayakan

dilaksanakannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang

dirintis seja tanggal 26 Juni 2002, kemudian pada tahun 2006

diberlakukan kurikulum baru yaitu KTSP dan sekarang mulai

dirintis kurikulum terbaru yaitu Kurikulum 2013 dengan basis yang

sanma dengan perubahan dan penekanan pada aspek tertentu.

5. Pemikiran baru mengenai proses belajar-mengajar.

Banyak sekali pemikiran, konsep atau teori baru dalam

proses pembelajaran, walaupun pemikiran itu kadang hanyalah

perubahan pada titik tekannya saja. Misalnya mengenai active

15
learning atau (CBSA),contextual learning, quntum teaching-

learning dan lain-lain, untuk dapat mengaktifkan seorang individu

siswa dan mengaktifkan kelompok.

6. Perubahan dalam masyarakat.

Masyarakat adalah suatu komunitas yang dinamis dan akan

selalu berubah, baik perubahan kearah positif maupun negatif

perubahan positif antara lainadalah kesadaran masyarakat terhadap

kebutuhan pendidikan anak, terutama lagi kalangan menengah ke

atas, dengan menyediakan fasilitas yang memadai seperti alat

komunikasi, transportasi, komputer dan internet. Perubahan kearah

negatif sesungguhnya lebih banyak terjadi akibat efek tidak baik

karena kemudahan-kemudahan yang dialami oleh manusia modern,

seperti mudahnya berkomunikasi antar individu yang kemudian

disalahgunakan untuk kejahatan.

7. Eksploitasi ilmu pengetahuan.

Dengan pesatnya kemajuan di berbagai bidang kehidupan,

tentu ilmu pengetahuan mendapat porsi dalam kehidupan manusia.

Banyak sekali disiplin ilmu pengetahuan baru yang pada dekade

sebelumnya belum dikenal. Oleh karena itu kurikulum paling tidak

harus disesuaikan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, agar

anak memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi kehidupan di

masa depan.

16
Perbaikan kurikulum biasanya mengenai satu atau beberapa

aspek dari kurikulum. Sedangkan perubahan kurikulum mengenai

perubahan-perubahan dasarnya, baik mengenai tujuan maupun

alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu.sebelum merubah

kurikulum hendaknya diadakan penilaian tentang kirikulum yang

sedang di jalankan

17
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum adalah sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah

tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk institusi

pendidikan yang berupa proses yang statis ataupun dinamis dan

kompetensi yang harus dimiliki. Kurikulum adalah seluruh pengalaman

dibawah bimbingan dan arahan dari institusi pendidikan yang membawa

kondisi belajar. Persoalan kurikulum bukan hanya persoalan buku ajar,

akan tetapi banyak persoalan lainnya termasuk persoalan arah dan tujuan

pendidikan, persoalan materi pelajaran, serta persoalan-persoalan lainnya

yang terkait dengan hal itu. Sebagai program pendidikan yang telah

direncanakan secara sistematis, kurikulum mengemban peranan yang

sangat penting bagi pendidikan siswa.

B. Saran

Sesuai dengan perkembangan dan ilmu pengetahuan sebaiknya

kurikulum disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Kurikulum perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan

perubahan kurikulum harus mengacu pada sumber hukum yaitu pancasila

dan undang-undang dasar 1945.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. (2008) Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media

UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sumber :

http://galuhrimby.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/1960/2015/10/

LANDASAN-PEGEMBANGAN-KURIKULUM-galuh.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai