Anda di halaman 1dari 10

Jenis senjata api

Berdasarkan panjang laras, dikenal 2 jenis senjata api :

1. Senjata api berlaras pendek, disebut juga senjata api genggam seperti
revolver dan pistol.
2. Senjata api berlaras panjang, seperti senjata api berburu dan senjata api
militer

Gambar 2.x senjata api

Revolver biasa dipakai anggota kepolisian, biasanya kaliber 38 dengan alat


penyimpanpatrum berupa silinder yang dapat berputar dengan model single action
dimana picu ditarik ke belakang sebelum ditembak dan double action dengan
langsung menarik pelatuk. Pistol dengan penyimpanan partum berupa magasin
yang memuat 5-10 patrum ada 3 model, pistol repetir, semi automatik, dan
automatik. Pistol jenis ini biasanya dipakai anggota militer. Bagian dalamlaras
senjata api peluru tunggal dibuat beralur dan berputar supaya peluru yang
melewati laras akan terpengaruh, sehingga bergerak berputar seperti bora tau
giroskopis. Akibatnya peluru bergerak lebih stabil, mencapai jarak lebih jauh dan
mengenai sasaran lebih baik. Kaliber laras sama dengan kaliber anak peluru yaitu
jarak diameter pematang, dinyatakan dalam ukuran inci atau milimeter. Karena
anak peluru melewati bagian dalam laras, maka akan menimbulkan goresan pada
badan anak peluru. goresan ini akan sama pada setiap anak peluru yang keluar
dari laras tersebut dan itu mirip sidik jari pada identifikasi manusia.(1)
Ada 2 jenis peluru, yaitu peluru ppenabur atau mimis pada senjata api berburu dan
peluru tunggal. Hasil pembakaran mesiu akan menimbulkan tekanan gas dalam
ruangan tertutup dalam selonsong yang akan mendorong anak peluru keluar.
Mesiu hitam kalua terbakar mengeluarkan banyak asap. Bentuk mesiu dalam
peluru tidak dalam bentuk serbuk, namun bentuk belah ketupat, persegi panjang,
silinder kecil pendek atau panjang dan butir kecil.(1)

Klasifikasi luka tembak

1. Luka tembak masuk


- Luka tembak kontak/tempel

Luka tembak tempel terjadi apabila senjata menempel pada kulit. Luka masuk
biasanya berbentuk bintang (stellate) yang terjadi akibat tekanan gas yang tinggi
waktu mencari jalan keluar akan merobek jaringan. Pada luka didapati jejas laras
akibat bekas ujung laras yang ditempelkan di kulit.(1)

Gambar 2.x luka tembak tempel

Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi bentuk luka yaitu sejumlah gas yang
diproduksi oleh pembakaran bubuk mesiu, efektivitas pelindung antara kulit dan
anak peluru, serta ada tidaknya tulang di bawah jaringan yang terkena tembakan.
Jumlah gas yang diproduksi bubuk mesiu yang terbakar memiliki hubungan
dengan kecepatan melontar senjata, dengan meningkatkan kecepatan melontar
maka meningkatkan kecepatan anak peluru juga.(2) Gas dan mesiu yang tidak
terbakar didapati dalam jaringan luka. Luka tembak tempel biasa didapati pada
kasus bunuh diri, oleh karena itu sering didapati adanya kejang mayat (cadaveric
spasme). Luka tembak tempel sering didapati di pelipis, dahi, atau dalam mulut.
(1)

- Luka tembak sangat dekat

Luka tembak masuk jarak sangat dekat (close wound) sering disebabkan
pembunuhan. Dengan jarak sangat dekat (±15 cm), maka akan didapati cincin
memar, tanda-tanda luka bakar, jelaga dan tattoo disekitar lubang masuk. Pada
daerah sasaran tembak didapati luka bakar karena semburan api dan gas panas,
kelim jelaga (arang), kelim tato akibat mesiu yang tidak terbakar dan luka tembus
dengan cincin memar di pinggir luka.(1)

- Luka tembak dekat

Luka dengan jarak di bawah 70 cm (sekitar 2 kaki) akan lubang luka, cincin
memar dan tattoo di sekitar luka masuk. Biasanya karena pembunuhan. Pada luka
tembak penting sekali memeriksa baju korban. Harus dicocokkan apakah lobang
di tubuh korban setentang dengan lobang di pakaian.(1) Pada luka tembak jarak
dekat, sejumlah gas yang dilepaskan membakar kulit secara langsung. Serta kelim
tato yang disebabkan oleh bubuk mesiu yang tidak terbakar yang terbang ke arah
kulit korban.(2)

Gambar 2.x Luka tembak dekat


- Luka tembak jauh

Berbentuk bulat atau oval, tanpa adanya kekotoran/noda yang disebabkan oleh
nyala api, asap atau sisa-sisa mesiu/tattoage. Satu-satunya komponen yang terlibat
pada luka ini hanya anak peluru.(2) Disini tidak ada kelim tato, hanya ada luka
tembus oleh peluru dan cincin memar. Jarak tembakan sulit atau hampir tak
mungkin ditentukan secara pasti. Tembakan dari jarak >70cm dianggap sebagai
tembakan jarak jauh karena partikel mesiu biasanya tidak mencapai sasaran lagi.

Gambar 2.x Luka tembak masuk jarak jauh

Tepi luka umumnya menunjukkan contusion ring. Dapat juga ditemukan


kemerahan pada tepi luka disebabkan karena echymosis akibat perdarahan di
dalam kulit. Tepi luka compang-camping. Jika anak peluru berjalan dengan gaya
non perpendicular maka tepi compang-camping tersebut akan melebar pada salah
satu sisi. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan arah anak peluru.(2)

Jenis Anak peluru Meisu Mesiu yang Gas


luka utuh terbakar panas
tembak lubang Kelim Kelim Kelim Kelim Kelim Jejak
lecet lemak tato jelaga api laras
Jauh + + + - - - -
>70cm
Dekat + + + + - - -
<70cm
Sangat + + + + + + -
dekat
<15cm
tempel + + + - - - ++

2. Luka tembak keluar

Peluru yang berhasil melewati peluru akan keluar dan menghasilkan luka tembak
keluar. Biasanya karakteristik luka berbeda dengan luka tembak masuk.
Bentuknya tidak sirkular melainkan bervariasi dari seperti celah (slitlike), seperti
bintang, irregular, atau berjarak (gaping). Latar belakang variasi bentuk adalah(2)

- Anak peluru terpental dari dalam tubuh sehungga keluar dari tempat
masuknya
- Anak peluru mengalami perubahan bentuk selama melewati tubuh
sehingga memberi bentuk irregular saat keluar
- Anak peluru hancur di dalam tubuh, sehingga keluar tidak dalam 1
kesatuan melainkan potongan-potongan kecil.
- Anak peluru mengenai tulang atau tulang rawan, dapat membuat fregmen
tulang tersebut ikut terlontar keluar bersama.
- Anak peluru yang melewati kulit yang tidak ditopang oleh struktur
anatomi apapun akan membuat kulit tersebut koyak, hal ini sedikit
berhubungan dengan bentuk anak peluru yang menyebabkannya.

Tidak semua anak peluru dapat keluar dari tubuh. Terdapat banyak tulang dan
jaringan padat yang menghalangi lewatnya peluru. kebanyakan anak peluru masuk
ke dalam tubuh dan menghabiskan energi kinetiknya di kulit.(2) Bila tidak
ditemukan cincin memar disekitar lubang luka, maka ini merupakan patokan
sebagai luka keluar. Pada luka keluar bisa didapati jaringan lemak menghadap
keluar, walaupun kadang-kadang sulit memastikannya. Bentuk dan besar luka
keluar beragam, tergantung posisi peluru keluar dan kecepatan menembus kulit.
Lebih mudah memastikan bila didapati serpihan tulang, apalagi bila dibantu foto
rontgen.(1,3,4)

Ada 3 kemungkinan yang terjadi besarnya luka tembak keluar(1) :

1. Luka tembak masuk lebih kecil dari tembak keluar, hal ini karena
perubahan luas peluru akibat terjadinya deformitas sewaktu peluru berada
dalam tubuh dan membentur tulang, peluru sewaktu berada dalam tubuh
mengalami perubahan gerak, misalnya karena terbentur bagian tubuh yang
keras peluru bergerak berputar dari ujung-ujung (end to end) disebut
tumbling, peluru pecah menjadi beberapa fragmen yang akan
menyebabkan bertambah besarnya luka tembak keluar. Bila peluru
mengenai tulang dan fragmen tulang tersebut ikut terbawa keluar, maka
fragmen tulang tersebut akan membuat robekan tambahan.
2. Luka tembak masuk sama dengan luka tembak keluar, hal ini terjadi jika
peluru mengenai bagian yang lunak dari tubuh dan daya tembus anak
peluru hampir sama dengan waktu keluarnya
3. Luka tembak masuk lebih besar dari luka tembak keluar, dapat disebabkan
kecepatan atau velocity peluru sewaktu akan menembus keluar berkurang,
sehingga lubang luka tembak keluar akan lebih kecil. Adanya benda yang
menahan atau menekan kulit pada daerah dimana peluru akan keluar, yang
berarti menghambat kecepatan peluru, luka tembak keluar akan lebih kecil
bila dibandingkan dengan luka tembak masuk.

Perbedaan luka tembak masuk dan luka tembak keluar(3)

Luka tembak masuk Luka tembak keluar


Ukurannya lebih kecil karena peluru Ukurannya lebih besar dan lebih tidak
menembus kulit seperti bor dengan teratur dibandingkan luka tembak
kecepatan tinggi masuk
Pinggiran luka melekuk ke arah dalam Pinggiran luka melekuk keluar karena
karena peluru menembus kulit dari peluru menuju keluar
luar
Pinggiran luka mengalami abrasi Pinggiran luka tidak mengalami abrasi
Bisa tampak kelim lemak Tidak terdapat kelim lemak
Pakaian masuk ke dalam luka Tidak ada
Pada luka bisa tampak terbakar, kelim Tidak ada
tato atau jelaga
bisa tampak warna merah akibat Tidak ada
adanya zat CO
Disekitar luka tampak kelim ekimosis Tidak ada
Perdarahannya lebih sedikit Tidak ada
Pemeriksaan radiologi atau Analisa Tidak ada
aktivitas netron mengungkapkan
adanya lingkaran timah atau zat besi
disekitar luka

Mekanisme luka tembak

Timbulnya lubang luka tembak masuk pada kulit terjadi saat anak peluru
menghantam kulit dan mendorong sehingga melampaui daya renggang kulit
hingga robek. Adanya rifling dari laras menyebabkan anak peluru bergerak
berputar (sentrifugal) menyebabkan lubang luka tembak masuk bulat dan lecet
disekitar lubang luka (contusion ring). Anak peluru melewati luka, diameter luka
lebih besar dari anak peluru. Akibat elastisitas kulit, maka setelah peluru lewat
kulit akan mengerut sehingga diameternya lebih kecil.(2) Diameter luka memar
menggambarkan kaliber peluru yang menembus.(1)
Gambar 2.x proses masuknya anak peluru

Luka tembak umumnya berbentuk bulat bila peluru mengenai kulit dalam posisi
tegak lurus, kecuali jika ada tulang tebal di bawah kulit atau pada luka tembak
kontak. Pada kondisi ini, tulang akan menghalangi masuknya sehingga gas akan
berbalik keluar dan menyebabkan robekan pad akulit sekitar lubang luka tembak.
Pada tembakan miring maka lubang luka tembak masuk mungkin bulat atau oval.
Contusion ring akan berbentuk oval dengan bagian yang tebal menunjukkan arah
datang peluru, karena peluru yang datang akan menyebabkan luka lecet terlebih
dahulu.(2) Bentuk cincin memar bisa tidak teratur, mungkin saja disebabkan
peluru yang menembus kulit sudah tidak bulat lagi karena berubah bentuk karena
mengenai benda lain terlebih dahulu (rikoset) atau peluru memuai karena panas
atau peluru yang ujungnya sengaja dibelah (peluru dum-dum)(1)

Terdapat tiga mekanisme tersering luka tembak yang dapat mengakibatkan


kematian, yaitu(5):

1. Kehilangan darah masif (perdarahan) adalah penyebab tersering kematian


akibat senjata api adalah kehilangan darah yang banyak. Peluru menembus
pembuluh darah arteri besar yang mengakibatkan pembuluh darah lubang,
terjadi perdarahan. Jika sebuah peluru atau fragmennya masuk ke organ
dalam seperti hati, cederanya itu sendiri tidak mengancam jiwa, tetapi
perdarahan yang masif dapat membuat cedera itu mengancam jiwa.
2. Trauma juga dapat menyebabkan kematian. Saat sebuah peluru masuk
menembus tubuh, peluru itu akan membuat lubang. Tergantung pada jenis
peluru dan bagian tubuh mana yang terkena, pelurunya akan membuat
luka utama. Jika pelurunya banyak dapat mengakibatkan luka dalam
sekunder. Jika peluru masuk ke organ penting seperti, otak, sistem saraf,
paru-paru, trauma tersebut dapat langsung menyebabkan kematian.
3. Infeksi merupakan penyebab kematian pada luka tembak. Penetrasi peluru
akan menghasilkan luka tembak. Peluru yang masuk dapat membawa
kuman. Jika tidak diobati dengan baik apalagi luka yang dihasilkan luas
dapat memudahkan terjadinya infeksi. Infeksi yang berat dapat terjadi
syok sepsis, yang seringkali berakhir dengan kematian.
1. Amri amir. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. 2nd ed. Medan: Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2007.
2. Ahmad Yudianto. Ilmu Kedokteran Forensik. Ahmad Yudianto, editor. Surabaya:
Scopindo Media Pustaka; 2020.
3. Gani MH. Ilmu Kedokteran Forensik. Padang: Bagian Kedokteran Forensik.
Fakultas kedokteran Universitas Andalas; 2002.
4. Bernard Knight. Forensic Pathology. Second edition. Arnold. New York; 1996.
5. Umboh RVS, Mallo NTS, Tomuka D. Pola Luka pada Korban Mati Akibat Senjata
Api di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Medikolegal FK UNSRAT - RSUP PROF. Dr.
R. D. Kandou Manado Periode Januari 2007-Desember 2013. e-CliniC. 2015;3(1).

Anda mungkin juga menyukai