Anda di halaman 1dari 4

Tentang cerita rakyat satu ini? Terlebih untuk Anda masyarakat Dumai.

Cerita
rakyat ini merupakan asal usul nama sebuah kota yang terkenal di Riau yakni
Dumai. Dahulu kala, kota Dumai merupakan daerah yang dikuasi kerajaan
bernama Seri Bunga Tanjung yang dipimpin oleh seorang ratu bernama Cik Sima.
Cik Sima memiliki tujuh putri yang sangat cantik dan anggun. Di antara ketujuh
putrinya, putri bungsunya yaitu Putri Mayang Sari menjadi putri yang paling cantik
dibanding saudaranya yang lain. Bahkan, dia banyak disorot oleh masyarakat.
Suatu hari, ketujuh putrinya memutuskan untuk mandi di sungai bernama Lubuk
Sarong Umai. Mereka sangat menikmati mandi di sungai sehingga tidak
menyadari bahwa ada seorang pangeran yang sedang memperhatikan mereka
mandi.Pangeran:”Gadis cantik di Lubuk umay,cantik di Umay ya ya “. Dia adalah
Pangeran Empang Kuala dari kerajaan seberang. Menurut legenda, pangeran itu
tidak sengaja lewat dan melihat ketujuh putri itu sedang mandi. Pangeran
Empang pun terkagum-kagum melihat ketujuh putri itu karena kecantikan yang
mereka miliki. Namun mata Pangeran Empang tertuju kepada Putri Mayang Sari.

Setelah melihat putri tersebut, Pangeran Empang kembali ke kerajaan dan


memutuskan untuk mengirim utusannya ke kerajaan.Pengawal :” Kami datang
kemari atas perintah pangeran Empang dari Kerajaan Empang Kuala,kami di
minta menyerahkan pinangan Pangeran.” Ratu Cik Sima : “Terima kasih sudah
bertandang ke Kerajaan kami .” Ratu Cik Sima : “ Sampaikan salam kami dan ini
Combul balasan kami “. Namun, Cik Sima hanya mengisi 6 Combul dan 1 Combul
lagi tidak di isi yaitu Combul anak terakhir. Hal ini dilakukan Cik Sima, karena Cik
Sima memegang teguh adat dari kerajaan bahwa yang seharusnya menerima
pinangan adalah putri yang paling tua terlebih dahulu.Pengawal: “ Terima kasih
Ratu kami mohon izin “. sebuah Combul. Pangawal: “ Wahai pangeran ini adalah
Combul dari kerajaan Sri Bunga Tanjung”.Pangeran Empang membuka Combul
tersebut,Pangeran: “Apaaaaa!!!!!!!! Berani – beraninya dia menolak pinangan
ku” . Karena pinangannya ditolak, Pangeran Empang marah dan murka kepada Cik
Sima dan memutuskan untuk mengirim pasukan untuk menyerang kerajaan Seri
Bunga Tanjung.Pangeran: “ Siapkan semua prajurit kita akan menyerang
kerajaan Sri Bunga Tanjung.” Akibat dari serangan Pangeran Empang, terjadilah
peperangan antara kerajaan Cik Sima dan juga kerajaan Pangeran Empang.
Akhirnya Cik Sima mengungsikan ketujuh putrinya ke dalam hutan yang
disembunyikan di sebuah lubang yang ditutupi atap yang terbuat dari tanah dan
dihalangi oleh pepohonan. Tidak lupa Cik Sima membekali ketujuh putrinya
makanan selama 3 bulan. Peperangan yang terjadi antara kerajaan Cik Sima dan
juga kerajaan Pangeran Empang berlangsung cukup lama. Di tengah peperangan,
pasukan dari Cik Sima sudah mulai terdesak, banyak korban berjatuhan, situasi
kerajaan yang porak poranda, sehinga Cik Sima meminta bantuan jin yang sedang
bertapa di bukit Hulu Sungai Umai, dan jin tersebut menyetujuinya. Ketika
Pangeran Empang dan pasukannya sedang berisitirahat di malam hari dekat Hilir
Sungai Umai. Tiba-tiba ribuan buah bakau berjatuhan menimpa Pangeran Empang
dan pasukannya. Dalam waktu hitungan detik saja, pasukan dari Pangeran
Empang dapat dilumpuhkan dan Pangeran Empang pun terluka.

Dalam kondisi pasukan Pangeran Empang yang lemah, datang lah utusan dari Cik
Sima kepada apa Pangeran : ”Hai orang Sri Bunga Tanjung maksud
kedatanganmu kesini”. Yang memberikan amanat dari Cik Sima agar Pangeran
Empang menghentikan peperangan ini, karena peperangan ini tidak akan
menguntungkan kedua belah pihak . Akhirnya setelah berfikir, Pangeran Empang
tersadar bahwa peperangan yang sudah terjadi lebih dari tiga bulan tidak
menghasilkan apa-apa yang pada akhirnya Pangeran Empang memutuskan untuk
mengakhiri peperangan ini. Ketika peperangan sudah berakhir, Cik Sima kembali
ke tempat persembunyian ketujuh putrinya. Betapa kagetnya Cik Sima melihat
kondisi ketujuh putrinya yang sudah tidak bernyawa lagi akibat mati kelaparan.
Dari situ Cik Sima menyesali perbuatannya yang mengakibatkan Cik Sima hilang
harapan hidup dan jatuh sakit yang pada akhirnya Cik Sima meninggal dunia.
Dari peristiwa tersebut, lahirlah nama Kota Dumai yang diambil dari kata-kata
Pangeran Empang ketika mengagumi kecantikan dari Putri Mayang Sari “UMAI
UMAI D’UMAI”. Sejak saat itu daerah tersebut menjadi Kota Dumai yang sekarang
kita kenal dan menjadi wilayah kilang minyak PT Pertamina Dumai.

Anda mungkin juga menyukai