Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum wr.

wb
NAMA : BAMBANG PRAMONO
NIM : 042988797

Soal :

Coba Anda jelaskan pengertian cakap dan dewasa menurut hukum Adat dan menurut
undang-undang. Diskusikan dengan teman-teman Anda!

Jawab :

Mohon ijin menangapi diskusi minggu ke 3

Pengertian 'Cakap' Menurut Hukum Adat


Perihal cakap dan dewasa dalam hukum adat masih relevan untuk diketahui di masa
sekarang. Masih banyak masyarakat di pedesaan yang tunduk pada nilai-nilai yang
terkandung dalam hukum adat, apalagi jika terdapat konflik atau ketidakjelasan pengaturan
dalam hukum positif.

Kecakapan bertindak dalam hukum adat itu ada, apabila yang bersangkutan telah dewasa.
Menurut Ter Haar pengertian dewasa menurut hukum adat adalah pada saat pria atau
wanita menikah dan memisahkan diri dari rumah tangga orang tuanya atau mertuanya, dan
mempelai tersebut mempunyai rumah tangga yang berdiri sendiri (Soekanto,2012). Namun
begitu masalah kedewasaan seseorang menurut hukum adat sering kali tergantung pada
penilaian masyarakat setempat. Misalnya, dalam keadaan dimana orang tua sudah
meninggal dunia maka biasanya urusan rumah tangga diserahkan kepada anak laki-laki
tertua, walaupun belum menikah. Harus diakui bahwa mungkin terjadi ketidakpastian
hukum, oleh karena tolak ukurnya adalah sikap masyarakat yang ditentukan oleh perilaku
sosial dari warga yang bersangkutan.

Hak kewajiban berbeda dengan 'cakap' melakukan sesuatu perbuatan hukum. Menurut
hukum adat, seseorang dinyatakan cakap melakukan sesuatu perbuatan apabila laki atau
perempuan yang sudah 'dewasa'. Dalam hukum adat, kriteria menentukan seseorang sudah
dewasa atau belum bukan pada umur melainkan berdasarkan 'ciri-ciri tertentu'. Soepomo
(dalam buku Adat Privaatv Recht Van West Java), menulis tentang ciri-ciri seseorang yang
dianggap dewasa, yaitu apabila orang yang bersangkutan sudah:
1). Kuat gawe (mampu bekerja sendiri).
2). Cakap mengurus harta benda dan lain-lain keperluan sendiri.
3). Cakap melakukan segala pergaulan dalam kehidupan kemasyarakatan serta
mempertanggungjawabkan sendiri segala-galanya.
Yang dimaksud adalah bahwa seseorang yang tidak menjadi tanggungan orang tua jika
sudah hidup tidak bergabung dengan orang tua, misalnya menempati rumah sendiri walau
dalam perkarangan orangtuanya atau menempati bagian atau bilik dari gedung atau
bangunan rumah orang tuanya. Artinya sudah mengurus hidupnya secara mandiri, tidak lagi
dibiayai oleh orang tuanya.

- Pengertian Dewasa Menurut Hukum Adat


Menurut Harsanto Nursadi kedewasaan menurut konsep adat didasarkan pada:
1. Penilaian masyarakat menyatakan demikian.
2. Kemampuan berburu dan mencari makan.
3. Kemampuan memimpin teman-temannya.
4. Melihat kondisi fisik seseorang.

Bagaimana mendefinisikan cakap dewasa dapat dikaji dari perspektif hukum. Dalam hukum
positif, seseorang karena umur dan keadaan tertentu dimana kepadanya dapat dikenakan
pertanggungjawaban atas perbuatan hukum yang diadakannya maka ia sudah disebut
sebagai orang dewasa dan cakap.

Sedangkan Hukum Adat tidak menitikberatkan pada persoalan umur, adat menempatkan
criteria cakap sebagai kemampuan untuk melakukan hubungan hukum, sedangkan dewasa
dimaknai sebagai kemampuan untuk hidup mandiri.

Berikut beberapa criteria cakap yang terdapat dalam hukum adat (AdatRecht)dari kajian-
kajian para sarjana :

1. Cakap : Kuat Gaweh (Soepomo)


2. Cakap : Bisa mengurus harta benda dan keperluan dirinya sendiri; (Soepomo)
3. Cakap : Bisa bergaul dengan masyarakat luas dan mempertanggung jawabkannya
(Soepomo)

5. Dewasa : Tidak hidup bersama orangtua lagi; Ter Haar


6. Dewasa : Menempati rumah sendiri; Ter Haar

CAKAP DEWASA

Selanjutnya kriteria cakap dan dewasa yang ditemukan dalam hukum positif :

1. Pasal 420, 421 KUHPerdata tentang pendewasaan secara penuh pada usia 20
tahun melalui keputusan penguasa
2. Pasal 330 Ayat 1 KUHPerdata : belum dewasa usia 21 tahun dan belum kawin;
3. UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 : Anak adalah dibawah 18 tahun dan belum kawin,
tetapi jika anak laki berusia 19 dan menikah atau anak perempuan berusia 16 tahun
dan menikah maka mereka disebut dewasa;
4. Dalam KUHP pasal 45, orang dengan usia dibawah 16 Tahun melakukan tindak
pidana tertentu maka ia dianggap belum dewasa dan harus dikembalikan kepada
orantuanya;
5. Dalam UU Perlindungan Anak dan UU Sistem Peradilan Pidana Anak dan UU
Pengadilan memberikan cirri anak dengan usia tertentu dan persyarakat belum
kawin;
6. UU Pemilu, keidakcakapan untuk menjadi pemilih dalam suatu pemilu ditentukan
berdasarkan usia dibawah 17 tahun dan belum kawin;
7. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Pasal 98
Ayat 1 bahwa batas usia anak yang mampu berdiri sendiri adalah 21 tahun
sepanjang anak tidak cacat fisik maupun mental atau belum kawin

Referensi:

1. Materi Inisisasi Tutorial Online 3 (Hukum Tentang Orang dan Keluarga)


2. BMP HKUM4204 Modul 3 (Hukum Tentang Orang/Pribadi) – Kegiatan Belajar 1 s.d 3
3. https://www.jurnalhukum.com/category/hukum-orang-dan-keluarga/ , Hukum Orang
dan Keluarga, diakses 05 Mei 2022

Anda mungkin juga menyukai