Anda di halaman 1dari 5

RESUME ARTIKEL JURNAL

Judul Jurnal Pendidikan Karakter melalui Pendidikan Agama Islam di Era Revolusi
Digital
Latar  Bidang pendidikan berkewajiban mewujudkan peserta didik yang
Belakang unggul dalam bidang pengetahuan dan karakternya. Namun demikian,
karakter peserta didik masih masih menjadi persoalan utama yang
memerlukan pembenahan dan peran semua aspek dalam pendidikan.
Problem karakter peserta didik umumnya dapat dilihat dari sikap dan
perilaku mereka, seperti halnya kurangnya sopan santun, tawuran,
bullying, suka melihat gambar pornografi, suka bolos, berbohong dan
sejenisnya. Beberapa kondisi itu menunjukkan pengetahuan saja tidak
cukup berdampak terhadap perubahan perilaku peserta didik. Hal itu
disebabkan pelaksanaan pembelajaran mengarah pada pengetahuan
namun minim dalam mempersiapkan karakter. Kegagalan pendidikan
Indonesia dalam menghasilkan manusia berkarakter sejalan dengan
pendapat Ketut Sumarta yang mengungkapkan bahwa pendidikan
nasional memfokuskan pada kecerdasan berpikir serta menyampingkan
kecerdasan rasa, kecerdasan akhlak, dan kecedasan batin.
 Esensi pendidikan untuk menumbuhkan peserta didik sebagai individu
yang berkeyakinan, berbudi pekerti, dan berkreativitas dalam
menumbuhkan kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan
menemukan informasi dan pengetahuan secara mandiri dan aktif dalam
kegiatan bermasyarakat. Pendidikan karakter menjadi kebutuhan penting
bagi Indonesia. Keterbukaan informasi, globalisasi yang semuanya serba
digital siapapun mampu memperoleh pengetahuan tanpa guru. Hal ini
menjadi tantangan besar salah satunya adalah karakter.
 Istilah karakter dalam Islam adalah akhlak. Sebuah hadis Nabi
Muhammad SAW yang populer “Aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak.” Akhlak, sopan santun, tingkah laku, budi pekerti merupakan
manifestasi dari pengalaman nilai-nilai agama Islam. Sebagai
transformasi nilai-nilai moral pentingnya karakter dalam membangun
sumber daya manusia perlu diterapkan dengan tepat.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pendidkan karakter melalui
pendidikan agama Islam di era revolusi digital.
Metodologi Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian
kepustakaan atau library research.
Hasil  Konsep Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter yaitu cara perubahan nilai kehidupan agar ditumbuh
kembangkan pada karakter individu yang menjadi universal terhadap
kehidupan individu lain. Konsep utama pendidikan karakter yaitu
diawali dengan perubahan, penanaman dalam sebuah pembiasaan,
menjadi tindakan dalam sebuah perilaku.
Nilai-nilai yang dikembangkan pada pendidikan karakter bersumber dari
empat hal.
1. Agama
2. Pancasila
3. Budaya
4. Tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan karakter di Indonesia didasarkan pada sembilan pilar dasar
karakter, antara lain: 1) cinta kepada tuhan dan alam semesta beserta
isinya; 2) tanggung jawab; disiplin, dan kemandirian; 3) jujur; 4) ramah
dan sopan; 5) kasih sayang, perhatian dan kerja sama; 6) percaya diri,
kreatif, pekerja keras dan pantang menyerah; 7) keadilan dan
kepemimpinan; 8) baik dan rendah hati; 9) toleransi, cinta damai dan
persatuan.
Profil karakter dikelompokkan ke dalam perkembangan spiritual dan
emosional, karakter religius, jujur, bertanggung jawab, peduli sosial, dan
sadar lingkungan. Ciri sentral berpikir (intellectual development)
kecerdasan, kreativitas, gemar membaca, rasa ingin tahu. Olah raga dan
gerak (physical and kinestetic development) yaitu sehat dan bersih,
sedangkan perkembangan emosional dan kreativitas yaitu peduli dan
kerja sama
 Konsep Pendidikan Karakter melalui Pendidikan Agama Islam
Islam mendefinisikan bahwa karakter adalah tujuan utama pendidikan.
Al-Qur’an dan sunnah merupakan pedoman akhlak. Ukuran baik dan
buruk mengacu kepada kedua sumber tersebut. Standar lain yang
dijadikan pedoman akhlak adalah akal, hati, dan penilaian masyarakat.
Karakter menjadi sasaran utama PAI karena karakter menjadi identitas
suatu negara dan individu. Tidak heran jika dalam hadis Nabi terdapat
keutamaan akhlak seperti hadis Nabi yaitu: “ajarilah anak-anakmu
kebaikan dan didiklah mereka”.
Prinsip akhlak memuat empat hal:
1. Hikmah
2. Syajaah (kebenaran),
3. Iffah (kesucian)
4. Adil
PAI merupakan mempunyai orientasi pada pembinaan karakter setiap
individu yang akan membentuk karakter individu, jema’ah, dan umat.
Pendidikan karakter dalam Islam disebut dengan pendidikan akhlak.
Al-Ghazali mengatakan pendidikan membina serta menanamkan akhlak
yang baik karena tujuan pendidikan yang paling utama adalah taqarrub
ila Allah.
Implementasi akhlak (karakter) dalam pendidikan dimulai dari
pengajaran yaitu konsep tentang perkara baik dan buruk melalui sistem
pengajaran, pembiasaan yaitu membiasakan hal-hal kebaikan yang
dilakukan secara berulang-ulang sehinngga membentuk kebiasaaan dan
membentuk sebuah karakter, keteladanan, paksaan yang bertujuan
untuk menumbuhkan kebiasaan siswa melakukan kebaikan sehingga
menjadi kebiasaan, dan hukuman sebagai cara terakhir yang dilakukan
yang sifatnya agar mendorong dan mengubah perilaku peserta didik
untuk berakhlak mulia. Dengan demikian, akhlak adalah tujuan PAI.
Pembentukan moral atau akhlak melalui proses pendidikan dengan
menerapkan nilai-nilai akhlak ke dalam kehidupan sekolah dan
masyarakat.
 Penguatan Karakter di Era Revolusi Digital
Era barbasis teknologi informasi, Partnership for 21st Century Learning
(P21) membentuk framework model pembelajaran yaitu proses
pembelajaran bermuara pada keahlian dan pengetahuan yang wajib
dikuasai peserta didik supaya mampu berkompetesi serta unggul di era
pendidikan digital.
Framework model pembelajaran era teknologi informasi yaitu proses
pembelajaran bertujuan pembentukan sebagai berikut: critical thinking
and problem solving skills (nalar kritis, sistematis untuk menemukan
solusi), communication and collaboration skills (kecakapan
berkomunikasi serta bekerja sama dalam berinteraksi bersama orang
lain), creative thinking andi innovation skills (dapat meningkatkan
kreativitas yang dimilki di luar kebiasaan untuk menghasilkan hal baru
yang inovatif), information and communications technology literacy
(penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas), contextual
learning skills (kemampuan belajar kontekstual untuk mengembangkan
keilmuan), competition logic (berpikir), cultural understanding
(pengetahuan budaya), cultural appreciation (analisis budaya), curiosity
(keingintahuan), care for self, others, and planet (perhatian lebih
terhadap diri sendiri, satu sama lain dan lingkungan)
Konsep pembelajaran P21 dikelompokkan dalam tiga konsep yaitu:
learning skills, literacy skills, dan life skills. Adapun life skills mengacu
pada kemampuan seseorang untuk melakukan suatu tugas secara
profesional, meliputi lima kecakapan penting yang sering disingkat
dengan “FLIPS” yaitu (1) flexibility and adaptability (melakukan
rencana sesuai kebutuhan); (2) leadership (memiliki jiwa
kepemimpinan); (3) inisiative and self-direction (inisiatif dalam mebuat
perencanakan); (4) productivity and accountability (produktif dan
akuntabilitas); dan (5) social skills (membangun jejaring yang
menguntungkan).
Learning and innovation skills meliputi: berpikir kritis, lateral,
sistematis dalam menemukan solusi, communication and collaboration
skills (kecakapan dan bekerjsama dalam berinteraksi dengan orang lain),
creative thinking and innovation skills (memiliki kreativitas yang
dimilki di luar kebiasaan untuk menghasilkan hal baru yang inovatif).
Sedangkan information media and technology skills meliputi: literasi
informasi/information literacy, literasi TIK/information and
communication technology literacy.
Konsep karakter dalam PAI merupakan nilai yang sangat penting,
khususnya pendidikan akhlak. Dua paradigma besar dalam pandangan
agama Islam. Pertama, paradigma yang memandang bahwa pemahaman
akhlak secara sempit, dengan anggapan bahwa peserta didik
membutuhkan kualitas-kualitas tertentu yang hanya diberikan. Kedua,
paradigma yang lebih luas. Pedagogi kepribadian menempatkan individu
yang terlibat dalam pendidikan sebagai pemain kunci dalam
pengembangan kepribadian, sehingga kemajuan teknologi tanpa batas
penting untuk memperkuat karakter yang akan mengungkapkan identitas
bangsa, kekuatan bangsa, persatuan bangsa, serta membentuk
kemanusiaan yang sejalan dengan tujuan pendidikan bangsa
Kesimpulan Karakter adalah identitas bangsa dan seseorang sebagai ciri khas. Karakter
tumbuh melalui usaha sadar dan terencana melalui proses pembentukan dan
pemupukan melalui nilai-nilai agama, Pancasila, budaya dan tujuan
pendidikan nasional. Proses menumbuhkan karakter salah satunya dengan
lembaga pendidikan sebagaimana Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan
Agama Islam sebagai pendidikan yang didasarkan pada pembentukan
akhlak, karakter merupakan tujuan utama dalam pendidikan. Oleh karena
itu, penanaman karakter dalam pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui
pengajaran, pembiasaa, keteladanan, paksaan, dan hukuman yang
mendorong dan membentuk karakter peserta didik. Semaraknya proses
pendidikan berbasis teknologi informasi, maka konsep pembelajaran yang
menekankan pada pembentukan moral, kepribadian yang religius, serta
kepedulian terhadap lingkungan sangat penting untuk diarahkan pada
penguatan karakter peserta didik yang menjadi tujuan pendidikan nasional.

Anda mungkin juga menyukai