Anda di halaman 1dari 22

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS AIR ITAM
Alamat : Jalan Depati Hamzah kel . Air Itam Kec. Bukit Intan
Kota Pangkalpinang Telp. 0717-4256085
email : puskesmasairitam@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPT.PUSKESMAS AIR ITAM


NOMOR: 002/SK.UKP/PKM-AI/I/2016

TENTANG
MANAJEMEN PENUNJANG LAYANAN KLINIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPT. PUSKESMAS AIR ITAM,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu kesehatan masyarakat


perlu ditentukan manajemen penunjang layanan klinis;
b. bahwa untuk melaksanakan maksud poin a, perlu ditetapkan
keputusan kepala puskesmas air itam;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063),
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014, tentang Puskesmas,
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam
Medis,
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS TENTANG


MANEJEMEN PENUNJANG LAYANAN KLINIS.

KESATU : Manajemen Penunjang Layanan Klinis di Puskesmas Air Itam sebagaimana


tercantum dalam lampiran antara lain :
1. Pelayanan Laboratorium
2. Pelayanan Obat
3. Manajemen Informasi –Rekam Medis
4. Manajemen Keamanan Lingkungan
5. Manajemen Peralatan
6. Manajemen Sumber Daya Manusia

KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Pangkalpinang
Pada tanggal : 2 Januari 2016
Kepala UPT. Puskesmas Air Itam,

HISAR MANALU
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT.PUSKESMAS AIR ITAM
NOMOR :002/SK.UKP/PKM-AI/I/2016
TENTANG MANAJEMEN PENUNJANG LAYANAN KLINIS

PELAYANAN LABORATORIUM

A. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium dan penggunaan alat – alat laboratorium


No Spesimen Jenis Pemeriksaan
-Hb Sahli
1 Darah - Golongan Darah
- Widal
- Gula darah
2 Kimia Darah - Cholesterol total
-Asam urat
- Urin rutin
3 Urin - Urin 3 parameter (protein, glukosa,PH)
- HCG tes
- BTA
- GO
4. Mikrobilogi
- Jamur Candida
- Trichomonas
5. Hepatitis -. HbSAg
6. HIV - HIV 3 reagen
- RPR
7. Sifilis
- Treponema Pallidum Rapid

- PENGGUNAAN ALAT-ALAT YANG ADA DI LABORATORIUM


A. Mikroskop
B. Centrifuge
C. Rotator
D. Urine Analyser
B. PELAYANAN LABORATORIUM DI LUAR JAM KERJA PUSKESMAS AIR ITAM

Pelayanan laboratorium di luar jam kerja yang dilaksanakan di Puskesmas Air Itam
bertujuan untuk menjamin tercapainya pelayanan laboratorium dengan mutu, cakupan dan
efisiensi yang optimal melalui pelayanan laboratorium di luar jam kerja secara berkelanjutan.
Kegiatan Pelayanan Laboratorium Di Luar Jam kerja meliputi:
1. Penyusunan Standar Prosedur Opersional oleh tenaga teknis laboratorium yang disahkan
oleh Penanggung Jawab Laboratorium
2. Penerapan Standar Operasinal Prosedur oleh tenaga teknis laboratorium secara
berkesinambungan

C. Waktu Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Untuk Pasien Urgent


(CITO)
Waktu Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Untuk Pasien Urgent
(CITO) di Puskesmas Air Itam adalah sampai dengan 1 jam

D. Waktu Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan Laboratorium

N JENIS PEMERIKSAAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL


O PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1 Hb Sahli 15 menit

2 Malaria 60 menit

3 Widal 60 menit

4 Golongan Darah 10 menit

5 Gula Darah 10 menit

6 Cholesterol Total 15 menit

7 Asam Urat 10 menit

8 Widal 60 menit

9 HBSAg 60 menit

10 HIV dan IMS 60 menit

11 Urin Rutin 20 menit


12 HCG Test 15 menit

13 BTA ( Bakteri Tahan Asam) Sampai dengan 6 hari

E. KEBIJAKAN LABORATORIUM TENTANG PELAPORAN NILAI KRITIS

1. Nilai kritis adalah nilai laboratorium yang harus segera diketahui oleh dokter yang memeriksa
2. Penetapan nilai kritis dilakukan oleh penanggung jawab laboratorium berdasarkan standar yang
berlaku
3. Hasil dari penetapan nilai kritis dibuat dalam satu daftar sehingga mudah dilihat oleh petugas
laboratorium
4. Nilai kritis dilaporkan segera setelah hasil didapatkan sesuai SOP Pelaporan Nilai Kritis
5. Monitoring Pelaporan Nilai Kritis dilakukan melalui pelaporan indikator

F. DAFTAR REAGENSIA ESENSIAL DAN BAHAN LAIN YANG HARUS TERSEDIA


NO NAMA REAGEN DAN BAHAN LAIN

1 Giemsa
2 Metilen Blue 0,3 %
2 HCl 0,1 %
3 KOH 10 %
4 NaCl o,9 %
3 Immersion Oil
4 Reagen Anti A
5 Reagen Anti B
6 Reagen Widal
7 Aquabides
9 Stick Gula Darah
10 Stick Asam Urat
11 Stick Cholesterol Total
12 RDT HIV
13 RDT Sifilis
14 RDT HBSAg
G. MENYATAKAN KAPAN REAGENSIA TIDAK TERSEDIA UNTUK MELAKUKAN
PEMESANAN

NAMA REAGEN YANG TIDAK


NO TANGGAL PEMESANAN
TERSEDIA

1 Giemsa 05/2015 05 /10/2016

2 KOH 10% 12/2015 05 /10/2016

3 HCL 0,1 N 05/2015 05 /10/2016

4 Metilen Blue 0,3 % 09/2016 05 /10/2016

5 Reagen Anti-A 09/2016 05 /10/2016

6 Reagen Anti- B 09/2016 05 /10/2016

7 Reagen Widal 09/2016 05 /10/2016

8 Stik Gula Darah 06/2015 05 /10/2016

9 Stik Cholesterol 06/2015 05 /10/2016

10 Stik Asam Urat 06/2015 05 /10/2016

H. RENTANG NILAI RUJUKAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

JENIS RENTANG RENTANG


NO HASIL EVALUASI
PEMERIKSAAN NILAI LAMA NILAI BARU

P: 12-16 g/dl Masih menggunakan


1 Hemaglobin (HB) - rentang nilai rujukan
W: 11-14 g/dl lama

2 Malaria Negatip -

3 Widal:
S.typhi O
S.typhi H
S.paratyphi AO
S.paratyphi BO Negatip
S.paratyphi CO
S.paratyphi AH
S.paratyphi BH
S.paratyphi CH -

Gula darah:
6 A.Puasa 80-100 mg/dl
B. Sewaktu < 200 mg/dl -

7 Kolesterol total 150-200 mg/dl -

P: 3,5-7,2 mg/dl
8 Asam Urat -
W: 2,6-6,0 mg/dl

9 HBSAg Negatip -

10 HIV Negatip -

11 TPHA Rapid Negatip -

12 Urinalisa:
Warna Kuning
Kejernihan Jernih
PH 4,8-7,4
Berat jenis 1.015-1025
Protein Negatip
Glukosa Negatip
Keton Negatip
Urobilinogen Negatip
Bilirubin Negatip -
Sediment:
Lekosit 0-3/Lpb
Eritrosit 0-1/Lpb
Epitel 5-15/Lpk
Selinder Negatip
Kristal Negatip
Lain-lain
Pewarnaan gram
/ mikrobiologi
Negatip
13
1. BTA Negatip -
2. GO
3. Jamur Candida Negatip
4. Trichomonas Negatip

I. PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM


Pengendalian Mutu Laboratorium yang dilaksanakan di Puskesmas Air Itam bertujuan
untuk menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu laboratorium secara berkelanjutan. Kegiatan
Pengendalian mutu Laboratorium meliputi:
1. Penyusunan Standar Prosedur Operasional oleh tenaga teknis laboratorium yang disahkan oleh
Penanggung Jawab Laboratorium.
2. Penerapan Standar Operasional Prosedur oleh tenaga teknis laboratorium dilakukan secara
berkesinambungan. Kegiatan ini meliputi Pemantauan Prosedur Pemeriksaan Laboratorium.
3. Bertanggung jawab atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Kalibrasi, Peralatan Laboratorium,
Pengelolaan Reagen, Kerapihan dan Kebersihan Sarana dan Prasarana, K3 dan Kontrol
Laboratorium dalam keadaan baik
4. Mengecek Persediaan Reagen, Persediaan Form.Kebutuhan Laboratorium dan Bahan Habis
Pakai (BHP)
5. Melakukan pemeriksaan spesimen sesuai dengan Jenis Pemeriksaan dan SOP yang berlaku
6. Pemantapan Mutu Laboratorium, yaitu keseluruhan proses atau semua tindakan yang dilakukan
untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan. Kegiatan ini meliputi Pemantapan
Mutu Internal, Pemantapan Mutu Eksternal dan Penilaian Ketepatan Waktu Penyerahan Hasil
pemeriksaan Laboratorium

J. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL TERHADAP PELAYANAN LABORATORIUM


Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh
pihak lain di luar laboratorium Puskesmas Air Itam untuk memantau dan menilai penampilan
laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.
Kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan di Laboratorium Puskesmas Air Itam
dengan memperhatikan hal – hal berikut:

1. Laboratorium Puskesmas Air Itam wajib mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal yang
diselenggarakan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan secara periodik.
2. Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas teknis laboratorium Puskesmas tanpa perlakuan
khusus.
3. Petugas teknis laboratorium menggunakan reagensia, bahan dan alat yang biasa digunakan
setiap hari.
4. Hasil penilaian yang diterima dari penyelenggara dicatat dan dievaluasi untuk mencari
penyebab masalah dan mengambil langkah – langkah perbaikan.

K. PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA

Setiap kegiatan dan pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas dapat


menimbulkan bahaya / resiko tinggi terhadap petugas dan pasien yang berada di dalam
laboratorium maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi / mencegah bahaya yang terjadi,
setiap petugas laboratorium harus melaksanakan penanganan dan pembuangan bahan berbahaya
sesuai dengan ketentuan atau standar prosedur yang berlaku.
Pengelolaan Limbah
1. Limbah padat, terdiri dari limbah / sampah umum dan limbah khusus seperti benda tajam,
limbah infeksius, limbah B3 dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan limbah padat:
a. Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai
permukaan halus pada bagian dalamnya.
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal satu buah untuk satu kegiatan.
Kantong plastik yang melapisi bagian dalamnya diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian
telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai pembungkus sampah
dengan warna dan label seperti pada tabel berikut:
Warna tempat /
kantong plastik
NO KATEGORI LAMBANG
pengumpulan sampah

1 Radio Aktif Merah

2 Infeksius/Toksik/Kimia Kuning

3 Sitotoksik Ungu

“DOMESTIK” warna
4 Umum Hitam
putih

b.Tersedia Penampungan Sampah Sementara


Tempat penampungan sampah sementara dibersihkan dan dikosongkan dalam waktu
sekurang – kurangya satu kali dalam 24 jam.
a. Tempat Pembuangan Sampah Akhir
 Sampah infeksius dikelola sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
 Sampah umum dibuang ke tempat pembuangan akhir sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

2. Limbah Cair, terdiri dari limbah cair umum , limbah cair infeksius dan limbah cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
a.Limbah cair umum dialirkan masuk ke dalam septic tank.
b.Limbah cair infeksius dan kimia dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui
IPAL.

L. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Laboratorium


1. Peralatan di laboratorium harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
sop yang berlaku
2. Pelayanan di laboratorium harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas laboratorium wajib mematuhi ketentuan
dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Seperti dalam penggunaan Alat Pelindung diri (APD) dan dilakukan pemantauan dalam
pemakaian APD.
4. Adanya orientasi praktek keselamatan kerja yang dilakukan secara berkala oleh tim K3

PELAYANAN OBAT

A. PENGELOLAAN OBAT

Pemesanan Obat

Sumber penyediaan obat di Puskesmas Air Itam berasal dari Dinas Kesehatan Kota
Pangkalpinang. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas Air Itam adalah obat-
obat yang tercantum dalam FORNAS yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas Air Itam diajukan oleh
Kepala Puskesmas Air Itam kepada Kepala Gudang Farmasi Kota dengan menggunakan format
LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara periodik
menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di Puskesmas Air
Itam sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah Puskesmas Air Itam.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
1. Menentukan jenis permintaan obat
a. Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinkes Kota Pangkalpinang
b. Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
 kebutuhan meningkat
 terjadi kekosongan
 ada KLB atau Bencana
2. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya.
b. Jumlah kunjungan resep.
c. Jadwal distribusi obat dari UPT Gudang Farmasi Kota Pangkalpinang
d. Sisa Stok.

3. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:


Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada periode
sebelumnya.

SO = SK + SWK + SWT + SP

Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan menggunakan


rumus:

Permintaan = SO - SS

Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok

Stok Kerja Pemakaian rata – rata periode distribusi.


Waktu Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.
Kekosongan
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh Puskesmas Air Itam
sampai dengan penerimaan obat di Puskesmas Air Itam.
Stok Penyangga Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan
kunjungan, keterlambatan kedatangan obat. Besarnya ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara Puskesmas dan UPT Gudang
Farmasi Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang.
Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas Air Itam pada akhir
periode distribusi.
Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu agar
tidak terjadi kekosongan.

Pengelolaan Obat
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin
tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu pendistribusian, tepat
penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit pelayanan kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
1. perencanaan dan permintaan,
2. penerimaan,
3. penyimpanan dan distribusi,
4. pencatatan dan pelaporan serta
5. supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.

B. PENGENDALIAN OBAT

Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan


pengendalian obat.Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari:
1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Puskesmas dan seluruh
unit pelayanan.
2. Menentukan:
- Stok optimum
- Stok pengaman/penyangga (bufferstock)
3. Menentukan waktu tunggu.

Pengendalian obat terdiri dari:


1. Pengendalian Persediaan.
2. Pengendalian Penggunaan.
3. Penanganan Obat Hilang.

Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja,
stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu
diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika
dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan rumus:
Q = SK + SP (WT x D) – SS

Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT= waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan

Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
2. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kotaapabila terdapat pemakaian yang melebihi
rencana.
3. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas tentang
pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai persediaan
banyak.

Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara


kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini dilakukan
setiap bulan.

Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.

Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa


a. Penanganan Obat Hilang
Tujuan dilaksanakan penanganan obat hilang adalah sebagai bukti pertanggungjawaban
Kepala Puskesmas sehingga diketahui persediaan obat saat itu. Obat juga dinyatakan hilang
apabila jumlah obat dalam tempat penyimpanannya ditemukan kurang dari catatan sisa stok
pada kartu stok. Pengujian silang antara jumlah obat dalam tempat penyimpanan dengan
catatan sisa stok dilakukan secara berkala satu tahun sekali oleh Kepala Puskesmas.
Dalam menangani obat hilang, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang hilang untuk
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
2. Kepala Puskesmas memeriksa dan memastikan kejadian tersebut kemudian menerbitkan
Berita Acara Obat Hilang.
3. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada Kepala Gudang
FarmasiKota disertai Berita Acara Obat Hilang.
4. Petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang pada Kartu Stok.
5. Apabila jumlah obat yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan pelayanan, maka petugas
pengelola obat segera mengajukan permintaan obat kepada Gudang FarmasiKota
dengan menggunakan LPLPO.
6. Apabila hilangnya obat karena pencurian, maka dilaporkan kepada Kepolisian.

b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari
efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok oleh
petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluwarsa
kepada Kepala Gudang Farmasi Kota.

Persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat


Penyediaan obat dan Pengelolaan Obat di Puskesmas Air Itam dilaksanakan oleh:
1. Apoteker sesuai kompetensinya.
2. Asisten Apoteker sesuai kompetensinya, apabila tenaga Apoteker tidak ada.
3. Petugas kesehatan lain yang sesuai kompetensinya memiliki pengetahuan dan pengalaman
di bidang farmasi, yaitu: Perawat/Perawat gigi/Bidan.

Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan penyediaan obat


tidak dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan khusus yang diberikan
oleh Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang untuk melaksanakan tugas manajemen kefarmasian
di Puskesmas Air Itam.
Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan penyediaan obat
tidak dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan khusus yang diberikan
oleh penanggung jawab pengelola obat Puskesmas untuk melaksanakan tugas penyediaan obat.
Pelatihan yang diberikan meliputi:
1. Jenis obat dan penggolongannya
2. Cara membaca resep
3. Cara pemakaian dan aturan pakai obat
4. Efek samping obat
5. Penyampaian informasi cara pemakaian dan aturan pakai obat kepada pasien
6. Cara merekap resep harian

C. PERESEPAN
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter, dokter gigi,
dan praktisi lainnya yang berizin kepada pengelola obat di Puskesmas Air Itam untuk
menyediakan atau membuatkan obat dan menyerahkannya kepada pasien. Resep merupakan
sarana komunikasi profesional antara dokter, penyedia obat dan pasien (pengguna obat). Isi
resep merupakan refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu, agar obat berhasil, resep harus
rasional.

Penulisan resep
Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:
1. Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya.
2. Tepat indikasi penyakit.
3. Tepat pemilihan obat.
4. Tepat dosis.
5. Tepat cara pemberian obat.
6. Tepat pasien.

Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang sudah digunakan sebagai
bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak mengalami perubahan (statis), sehingga resep
obat yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk pasien rawat
jalan dan rawat inap di Puskesmas Air Itam harus tercantum:
1. Tanggal penulisan resep.
2. Nama pasien.
3. Umur pasien.
4. Alamat pasien.
5. Diagnosis penyakit.
6. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
7. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral.
8. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada kolom suntikan.
9. Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
10. Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya
melebihi dosis maksimum.
11. Kode pasien Umum dan JKN.

Persyaratan petugas yang berhak memberikan resep


1. Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di Puskesmas Air Itam dilaksanakan oleh
dokter/dokter gigi sesuai kompetensinya dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki Surat Tanda Registrasi.
b.Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter/Dokter gigi di Puskesmas Air Itam.
2. Apabila dokter/dokter gigi tidak dapat menjalankan tugasnya di bidang pengobatan karena
sesuatu hal (misal: menghadiri rapat), maka tugas pengobatan dan pemberian resep
didelegasikan kepada petugas pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman tentang farmasi, yaitu perawat/perawat gigi/bidan yang bertugas pada hari itu.
3. Petugas yang berhak memberikan resep di kamar obat adalah petugas yang memiliki
kompetensi di bidang farmasi, yaitu:
a. Apoteker
b.Asisten Apoteker, apabila tenaga Apoteker tidak ada.

D. PELAYANAN RESEP

Penyiapan Obat

Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau
praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan memperhatikan:
1. Nama obat
2. Jenis dan bentuk sediaan obat
3. Nama dan umur pasien
4. Dosis
5. Cara pemakaian dan aturan pemberian
6. Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud tidak tersedia
8. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya
9. Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat

Penyerahan Obat

Petugas farmasi yang bertugas menyerahkan obat yang diresepkan oleh dokter atau
praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1. Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2. Pemberian obat melalui loket
3. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4. Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek samping obat kepada
pasien atau keluarga pasien.

Peresepan Psikotropika dan Narkotika


Tata cara Peresepan:
1. Harus dilakukan oleh dokter
2. Diberikan sesuai diagnosis
3. Penyerahan obat oleh petugas farmasi
4. Resep diberi penandaan khusus
5. Identifikasi pasien penerima resep dan verifikasi saat penyerahan obat
E. PELAYANAN OBAT 24 JAM
Pengertian
Pelayanan obat 24 jam dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pasien pada Unit
Gawat Darurat 24 jam dan Instalasi Rawat Inap.

Tujuan
Tujuan dilaksanakannya pelayanan obat 24 jam di Puskesmas Air Itam adalah agar:
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien UGD 24 jam dan pasien Rawat Inap dapat
terlayani secara optimal selama 24 jam.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam melaksanakan pelayanan obat
24 jam.

Sistem Pelayanan Obat 24 Jam


Pelayanan obat 24 jam di Puskesmas Air Itam dilaksanakan oleh perawat atau bidan
yang pada saat pelayanan sedang melaksanakan tugas piket jaga. Dalam pelaksanaannya
perawat atau bidan piket jaga harus:
1. Menulis obat yang dikeluarkan dari kamar obat pada resep pasien.
2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
3. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep.
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara penggunaan dan efek
samping obat.
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di kamar obat.

Analisis dan Evaluasi


Analisis dan evaluasi dilakukan oleh petugas pengelola obat untuk menentukan obat-
obat yang harus disediakan pada pelayanan obat 24 jam dan memastikan keamanan obat di
kamar obat.

Penggunaan Obat yang Dibawa Sendiri Oleh Pasien/Keluarga


Tata cara penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga:
1. Dokter menetapkan terapi atas diagnosa pasien.
2. Dokter mengetahui dan mengawasi pengunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien /
keluarga.
3. Petugas farmasi melayani obat sesuai resep.
4. Dalam resep dapat diberi keterangan obat lain yang perlu dilanjutkan atau sedang
digunakan sendiri oleh pasien

Penyediaan Obat-obat Emergensi di Unit Kerja


Penyediaan obat emergensi dilakukan oleh Petugas farmasiyang bertugas :
1. Bertanggung jawab akan ketersediaan obat-obat emergensi tersebut, baik dalam hal
pemesanan maupun keamanannya.
2. Menentukan obat-obat emergensi yang tersedia
3. Menerapkan pengelolaan obat dengan benar.
4. Melakukan monitoring terhadap ketersediaan obat emergensi

MANAJEMEN INFORMASI - REKAM MEDIS


1. Akses rekam medis
Petugas puskesmas yang boleh mengakses rekam medis adalah:
a. Dokter, perawat,bidan,farmasi, labor dan tenaga kesehtan lainnya.
b. Memenuhi permintaan aperatur penegak hokum dalam rangka penegakan hukum
atas perintah pengadilan.
c. Permintaan dan persetujuan Pasien/kelurga pasien sendiri.
d. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien.
2. Pelayanan rekam medis dan metode identifikasi mencakup pelayanan pasien BPJS dan umum.
3. Sistem pengkodean, penyimpanan, dokumentasi rekam medis sesuai dengan Sop yang berlaku di
UPT. Puskesmas Air Itam.
4. Penyimpanan rekam medis sekurang-kurangnya 5 tahun sejak pasien berobat terakhir atau pulang
dari berobat. Setelah 5 tahun maka rekam medis dapat dimusnahkan. Kerahasiaan isi rekam medis
yang berupa identitas kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, petugas kesehatan lain, petugas
kesehatan lain, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan
5. Isi rekam medis mencakup Identitas pasien
a. Tanggal dan waktu
b. Hasil anamnesis (keluhan dan riwayat penyakit)
c. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
d. Diagnosis
e. Rencana penatalaksanaan
f. Pengobatan dan atau tindak lanjut
g. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
h. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
i. Persetujuan tindakan bila diperlukan
6. Kerahasian rekam medis mencakup keperluan tertentu misal penelitian, diwajibkan untuk
membawa surat ijin permintaan data dari instansi pendidikan dan dinas kesehatan kabupaten serta
jika peminjaman rekam medik untuk keperluan hukum (visum) maka harus ada permohonan dari
kepolisian.

MANAJEMEN PERALATAN
1. Memisahkan alat yang bersih dan alat yang kotor, alat yang mendukung memerlukan
sterilisasi, alat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, serta alat-alat yang
membutuhkan persayaratan khusus untuk peletakannya.
2. Sterilisasi menggunakan sterilisator dalam waktu 10 menit
3. Petugas pemantauan berkala pelaksanaan prosedur pemeliharaan dan sterilisasi
instrumen
4. Penanganan bantuan peralatan
5. Penanggung jawab pengelolaan peralatan dan kalibrasi
6. Kontrol peralatan, testing dan perawatan secara rutin untuk peralatan klinis yang di
gunakan setiap 3 bulan sekali
7. Penggantian dan perbaikan alat yang rusak dengan mengusulkan kepada tim pengadaan
DINKES
E. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
1. Penilaian kualifikasi tenaga dan penetapan kewenangan
2. Kredensial dan tim kredensial
3. Peningkatan kompetensi, pemetaan kompetensi
4. Penilaian kinerja petugas pemberi layanan klinis
5. Keterlibatan petugas pemberi layanan klinis dalam peningkatan mutu klinis
6. Evaluasi hasil mengikuti Diklat
7. Harus ada kejelasan Pemberian kewenangan jika tidak tersedia tenaga kesehatan yang
memenuhi persyaratan
8. Evaluasi terhadap uraian tugas dan pemberian kewenangan pada pemberi layanan klinis
dengan instrumen penilaian yang telah ditentukan sesuai untuk masing-masing pemberi
layanan klinis.

Ditetapkan di : Pangkalpinang
Pada tanggal : 2 Januari 2016
Kepala UPT. Puskesmas
Air Itam

HISAR MANALU

Anda mungkin juga menyukai