Anda di halaman 1dari 44

Pembiayaan Pemindahan Ibu Kota Negara

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional


Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Disampaikan dalam FGD Ibukota Negara dengan Lembaga Keuangan

Jakarta, 16 Oktober 2019

1
01 Visi Indonesia 2045

2
Manusia Indonesia unggul, Ekonomi maju dan Pembangunan merata Negara demokratis,
berbudaya, dan menguasai berkelanjutan dan inklusif kuat, dan bersih
iptek
Pilar Pembangunan Indonesia 2045
PEMBANGUNAN MANUSIA PEMBANGUNAN EKONOMI PEMERATAAN PEMANTAPAN KETAHANAN
DAN PENGUASAAN IPTEK BERKELANJUTAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN TATA
KELOLA KEPEMERINTAHAN
Taraf dan Kualitas Investasi dan Pengentasan
Pendidikan Rakyat Perdagangan Luar Kemiskinan Demokrasi Substantif
Indonesia Negeri
Peran Kebudayaan Industri dan Kesempatan Usaha
dalam Pembangunan Pariwisata Reformasi
dan Pemerataan
Kelembagaan dan
Kesehatan dan Kualitas Ekonomi Maritim Pendapatan
Birokrasi
Hidup Rakyat Pemerataan
Ketahanan Pangan Pembangunan Hukum dan Antikorupsi
Sumbangan Ilmu dan Kesejahteraan Wilayah
Pengetahuan dan Petani
Teknologi dalam Politik Luar Negeri
Ketahanan Energi Pembangunan dan Bebas Aktif
Pembangunan Pemerataan
dan Air
Infrastruktur
Reformasi Komitmen terhadap
Pertahanan dan
Ketenagakerjaan Lingkungan Hidup
Keamanan 3
Menuju Negara Pendapatan Tinggi dan
Salah Satu PDB Terbesar Dunia

Skenario Dasar
(Baseline) Skenario Tinggi

5,1 %/tahun pertumbuhan 5,7 %/tahun pertumbuhan PDB


PDB
USD 19.794 PDB per kapita pada USD 23.199 PDB per kapita pada
tahun 2045 tahun 2045

Peringkat PDB ke-7 di dunia Peringkat PDB ke-5 di dunia


Keluar dari Middle-Income Trap tahun Keluar dari Middle-Income Trap tahun
2038 2036
Pertumbuhan ekonomi dunia Reformasi struktural berjalan sesuai
rendah serta reformasi struktural harapan serta pertumbuhan
berjalan business-as-usual ekonomi dunia relatif tinggi

4
02 Urbanisasi dan Pertumbuhan
Ekonomi

5
Isu Strategis: Demografi, Urbanisasi, dan
Perlunya Pemindahan Pusat Pemerintahan

2010 2045
(SUPAS 2015)

238,5 juta Jumlah Penduduk 318,9 juta Rasio ketergantungan mencapai tingkat terendah di
sekitar tahun 2022. Dalam jangka panjang, TFR dijaga
69,8 tahun Harapan Hidup 75,5 tahun tetap seimbang sekitar 2,1.
Pertumbuhan penduduk mendorong urbanisasi dan
11,9 juta Jumlah Lansia (65+) 44,9 juta tumbuhnya kota kecil dan sedang di seluruh Indonesia.
Kota-kota besar dan daerah peri urban akan membentuk
49,9 Penduduk di Perkotaan 72,8 mega urban.
% % Pada tahun 2035 sekitar 80,29% penduduk Jawa tinggal di
Rasio Ketergantungan dari 2015 - 2045 53,4
perkotaan. Konsentrasi penduduk perkotaan di wilayah
51,3
DKI, Jabar, dan Banten mencapai 76 juta orang, membentuk
49,0 megapolitan Jakarta – Bandung.
47,0
46,3 45,5 45,7 Daya dukung Jawa terutama Jakarta yang semakin turun
memerlukan pemindahan pusat pemerintahan ke luar Jawa.
Jakarta tetap berkembang sebagai pusat bisnis dan
keuangan.
2015 2025 2035 2045
= Proyeksi berdasarkan SUPAS 2015
6
Urbanisasi dan Pertumbuhan Ekonomi

CHINA ASIA TIMUR & PASIFIK* INDONESIA


*Kecuali China and Indonesia
60 16,000
60 16,000 60 16,000
50
50 50
12,000
12,000 12,000
40
40 40

30 8,000 30 8,000 30 8,000

20 20 20
4,000 4,000 4,000
10 10 10

0 0 0 0 0 0

1996

2001

2006

2011

2016

1996

2001

2006

2011

2016
1996

2001

2006

2011

2016

Grafik 3: Urbanisasi dan Pertumbuhan Ekonomi


Di China pertumbuhan 1% Di Asia Timur & Pasifik Di Indonesia pertumbuhan
penduduk perkotaan, pertumbuhan 1% penduduk 1% penduduk perkotaan,
meningkatkan 3% PDB per perkotaan, meningkatkan hanya meningkatkan 1.4%
kapita 2.7% PDB per kapita PDB per kapita
Pertumbuhan
Penduduk Perkotaan
Pertumbuhan Pengelolaan Urbanisasi yang Optimal akan memberikan manfaat bagi Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Ekonomi
Sumber: World Urbanization Prospects (2018)
7
03
Mengapa Ibu Kota Pindah
dari Jakarta dan harus ke
Luar Pulau Jawa?

8
Jakarta Sebagai “Pusat Segalanya”

4. Pusat Administrasi
1. Pusat Perdagangan:
Pemerintahan dan pertahanan :
20 % terhadap PDB
sektor perdagangan 49% terhadap PDB sektor yang
bersangkutan

2. Pusat Jasa Keuangan: 5. Pusat Jasa Pendidikan:

45 % terhadap PDB 27% terhadap PDB sektor


sektor jasa keuangan jasa pendidikan

6. Pusat Industri Pengolahan:


3. Pusat Jasa Perusahaan:

68 % terhadap PDB sektor 10% terhadap PDB sektor Industri


Pengolahan (Persentase kecil karena
jasa perusahaan
sebagian besar industri tersebar di luar
Jakarta yaitu Bekasi, Karawang dan
Tangerang)
9
Jakarta dan Jabodetabek:
Pertumbuhan Urbanisasi yang Sangat Tinggi, Konsentrasi
Penduduk Terbesar di Jakarta dan Jabodetabekpunjur

Jumlah Penduduk (jiwa) The world's most crowded cities


Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)*
Jabodetabekpunjur 32,775,966
Dhaka, Bangladesh

Jakarta 10,277,628 Mumbai, India

Medellin, Colombia
Surabaya 2,862,406
Manila, Philippines
Bekasi 2,733,240
Casablanca, Morocco

Bandung 2,490,622 Lagos, Nigeria

Kota, India
Medan 2,229,408
Abuja, Nigeria

Depok 2,179,813
Singapore

Tangerang 2,093,706 Jakarta, Indonesia

0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000 50,000
Semarang 1,602,717
Sumber: United Nations Urban Data (2013)
Palembang 1,602,071
Sumber : BPS (2017)
Pada tahun 2013 Jakarta menempati ranking ke 10 kota
Tangerang Selatan 1,593,812 terpadat di dunia (UN, 2013). Pada tahun 2017 menjadi
ranking ke 9 kota terpadat di dunia (WEF, 2017)

10
Isu Permasalahan Kota Jakarta dan Jabodetabek

Keterbatasan Suplai Air


11 44
Kemacetan tinggi dan
kualitas udara yang
tidak sehat
2 Rawan banjir tahunan, tanah
turun dan muka air laut naik 3 Baku dan Penurunan
Muka Tanah
Potensi Ancaman
Gempa di Jakarta

 Indeks kemacetan  50% wilayah Jakarta memiliki tingkat 1. PDAM hanya melayani sebesar
peringkat ketujuh dari 403 keamanan banjir rendah 60% rumah tangga Jakarta (PAM
kota di 56 negara (Tomtom,  Penurunan Muka air tanah di daerah utara Jaya, 2018)
rata-rata 7,5 - 10 cm/tahun 2. 40% masyarakat Jakarta
2018).
 Tanah turun 35-50 cm (2007-2017), titik menggunakan sumur bor
 Jakarta rangking 1 sebagai terparah di wilayah Cengkareng 69 cm. 3. 72,31% Rumah Tangga Jakarta
kota dengan kualitas udara dan Penjaringan-Pluit 94 cm membeli air minum kemasan (BPS,
terburuk di dunia (Data  Muka Air laut akan naik 25 - 50 cm tahun 2016)
AirVisual, Agustus 2019) 2050. (LIPI, Tri Nuke P 26 Juli 2019). 4. Tingkat Pencemaran Sumber Air
 Bahaya human pandemic akibat sanitasi Baku di Jakarta
 Rasio infrastruktur jalan 6.2% terburuk (Llyod’s City Risk Index 2015-2025). • 57% Air Waduk tercemar berat
dari luas wilayah (ideal 15%) • 61% Air Sungai tercemar berat
• 12% Air Tanah tercemar berat
 Kerugian ekonomi akibat “Wilayah Jakarta terancam
• Seluruh Air Teluk Laut Jakarta oleh aktifitas Gunung Api
kemacetan Rp 65 triliun per
tercemar berat dan sedang (Krakatau, G.Gede) dan
tahun (World Bank 2017). 5. Tanah turun dan muka air laut naik potensi gempa-tsunami
• Sebagai akibat penggunaan Megathrust Selatan Jawa Barat
sumur bor, penurunan muka air dan Selat Sunda dan gempa
Penurunah Tanah 2007-2017
(JICA 2019)
tanah di daerah utara rata-rata darat Sesar Baribis, Sesar
7,5 - 10 cm/tahun Lembang dan Sesar Cimandiri”
• Tanah turun 35-50 cm (2007-
2017) dimana titik terparah
berada di wilayah Cengkareng
Sebesar 69 cm dan Penjaringan
Wilayah Rawan Banjir
DKI Jakarta
(Pluit) sebesar 94 cm.
Resiko Banjir Pesisir Utara Jakarta 2050

11
Mengapa Ibu Kota Harus Pindah ke Luar Jawa?

Sekitar 57% Penduduk Indonesia Kontribusi Ekonomi per Pulau terhadap


terkonsentrasi di Pulau Jawa PDB Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018)

Pulau jawa memiliki jumlah penduduk tertinggi, Kontribusi Ekonomi Pulau Jawa terhadap
56,56% dari total jumlah penduduk Indonesia, PDB Nasional 58,48%, Share PDRB
sementara itu daerah-daerah lain memiliki jumlah Jabodetabek terhadap PDB Nasional
penduduk sangat rendah (<10%) kecuali Pulau 20,85%.
Sumatera
12
Kesenjangan KBI dan KTI
Kontribusi PDRB Pulau Jawa dan Sumatera selama 35 Tahun Tidak Mengalami Perubahan

 Kontribusi PDRB Pulau Jawa dan Sumatera tetap mendominasi dengan


angka yang tidak pernah di bawah 80% dari PDB Indonesia
90.00
81.8 81.7 81.2 79.8 81.6 80.9 80.1 80.7 80.1
80.00
70.00
60.00
50.00
%

40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
1983 1988 1993 1998 2003 2008 2013 2015 2018

Jawa dan Sumatera Kalimantan dan Sulawesi Bali dan Nusa Tenggara Maluku dan Papua

 Salah satu penyebabnya adalah para investor masih memilih Pulau Jawa dan
Sumatera untuk tempat berinvestasi. Pemindahan Ibu Kota Negara ke luar Jawa
diharapkan dapat merubah orientasi investor dari pulau Jawa ke luar Jawa.
13
Kesenjangan Ekonomi DKI Jakarta
dengan Provinsi lain di Indonesia
PDRB PERPROVINSI TAHUN 2018 (Miliar Rupiah)
3,000,000
2,599,174
2,500,000
2,189,784

1,962,232
2,000,000

1,500,000
1,268,701

1,000,000
741,193 755,274

614,907 638,117

462,342
500,000 419,723
333,681
230,529 249,077 234,431
208,379 194,033 210,660
155,912 171,936 150,636
129,877 123,872 138,741 119,544 118,093
73,069 99,087 86,059 79,644
66,413 37,736 43,545 43,065 36,498

14
Menurunnya Daya Dukung Air dan Lahan

Krisis Ketersediaan Air di Pulau Jawa Konversi Lahan terbesar terjadi di


terutama DKI Jakarta dan Jawa Timur Pulau Jawa
60
2000 2010 2020 2030
50

40

30

20

10

0
Bali-Nusa
Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
Tenggara
2000 32.34 48.41 3.48 8.38 4.3 1.37 1.71
2010 32.54 46.49 3.52 9.29 4.88 1.46 1.82
Ketersediaan Air WS berdasarkan klasifikasi ketersediaan air perkapita
Sumber: Kementerian PUPR (2016) 2020 32.71 44.64 3.56 10.18 5.42 1.56 1.94
2030 32.87 42.79 3.59 11.08 5.96 1.66 2.06

Sebagian besar wilayah Pulau Jawa sudah Sumber: Hasil Modelling KLHS Bappenas, 2019
mengalami krisis ketersediaan air bersih terutama
untuk DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Timur. Pulau Jawa mengalami penurunan luasan lahan
pertanian sebesar 0,93% (tahun 2013-2016)

15
04 Strategi Meningkatkan
Pemerataan Pembangunan

16
Penataan Wilayah Metropolitan

WM Medan Wilayah Metropolitan (WM)

WM Manado

WM Banjarmasin

WM Palembang
WM Makassar
WM Jakarta
WM Semarang

WM Surabaya
WM Bandung

WM Denpasar

Strategi:
– Mendorong peran Kawasan Strategis Nasional (KSN) Perkotaan/ Metropolitan dalam mendukung pertumbuhan wilayah/pulau
– Pengembangan 6 Wilayah Metropolitan di luar Jawa: Medan, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Manado
– Penataan ruang, perencanaan investasi, dan pembiayaan pembangunan untuk seluruh wilayah Metropolitan
– Metropolitan di Jawa dikembangkan dengan mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya dukung lingkungan
17
Pengembangan Kota Baru
Ibu Kota Negara

Pengembangan Kota Baru


Kota Baru Tanjung Selor

Kota Baru Manado


Kota Baru Sofifi
Kota Baru Padang Kota Baru Pontianak Kota Baru Sorong

Kota Baru Palembang Ibu Kota Negara Kota Baru Jayapura

Kota Baru Makassar


Kota Baru Banjarbaru

Kota Baru Maja

Strategi:
– Pengembangan kota baru/revitalisasi kota tematik: kota pemerintahan, kota tepi air, kota olahraga,
aerocity, dan lainnya
– Pengembangan kota baru percontohan sebagai sustainable city (livable, green, smart)
18
Pengembangan Kawasan Industri/
Kawasan Ekonomi Khusus
KI/KEK Arun Lhokseumawe
KEK Operasional
KI/KEK Sei Mangkei
KEK Belum operasional
KI Kuala Tanjung KI Bintan Aerospace
KI Tanah Kuning Kawasan Industri
KI/KEK Galang Batang
KEK MBTK KEK Bitung
KI Buluminung KI Teluk Weda
KI/KEK Palu
KI Kemingking KI Surya Borneo
KI Ketapang KI Teluk Bintuni
KEK Tanjung Api-Api KI/KEK Sorong
KI Batulicin

KI Tanjung Enim
KI Sadai KI Jorong

KI Pesawaran KI Madura
KI Way Pisang

Strategi
Meningkatkan hilirisasi sumber daya alam, termasuk melalui pengembangan smelter dan pengembangan kawasan industri di luar Jawa:
1. Peningkatan Investasi KEK/KI Lhokseumawe, Sei Mangkei, Galang Batang, Dumai, Ketapang, MBTK, Bantaeng, Palu, Morowali, Konawe, dan Bitung.
2. Percepatan pembangunan KI Kuala Tanjung, Tanjung Buton, Tanjung Api-Api, Way Pisang, Tanggamus, Landak, Jorong, Batulicin, Tanah Kuning,
Teluk Weda, Sorong, Teluk Bintuni
19
Pengembangan Kawasan Pariwisata

Destinasi Pariwisata Prioritas

Destinasi Pariwisata Prioritas Baru


DPP Danau Toba DPP/KEK Morotai
Kawasan Ekonomi Khusus
DPP Baru Manado-Likupang
DPP Baru Derawan-Berau

DPP Baru Raja Ampat


DPP Baru Padang Bukit
Tinggi

DPP/KEK Tanjung Kelayang

DPP Baru Makassar-Selayar-Toraja


DPP Kepulauan Seribu
DPP Wakatobi
DPP Bromo-Tengger-Semeru
DPP/KEK Tanjung Lesung
DPP Baru Banyuwangi
DPP Baru Bandung-Halimun-Cileteuh
DPP Borobudur KEK Mandalika
DPP Labuan Bajo
DPP DPP Mandalika
Revitalisasi Bali

Strategi
Peningkatan nilai tambah pariwisata pada: 4. Diversifikasi wisata alam (wisata bahari, ekowisata, dan wisata
petualangan)
1. Peningkatan daya saing 10 destinasi pariwisata prioritas
5. Wisata Budaya (Herritage Tourism, Wisata Sejarah, Wisata
2. Peningkatan keberlanjutan pariwisata Bali
Kuliner, Wisata Kota, Wisata Desa)
3. Penguatan 11 destinasi potensial/prioritas baru
6. Wisata buatan (MICE dan Wisata Olahraga)
20
05 Ibu Kota yang Diinginkan

21
Sejarah Kota Jakarta
 Indonesia memerlukan Ibu Kota yang:
 merepresentasikan identitas dan persatuan
bangsa dalam kerangka nation and state
building; dan
 merefleksikan kebhinekaan Indonesia.
 Hal tersebut sudah disadari oleh para Presiden
terdahulu

 Batavia (1619) dipilih dan dibangun oleh Dutch East


India Company (VOC), sebagai kota pelabuhan untuk 1957 Palangkaraya

perdagangan hasil pertanian dan perkebunan


(spices). VOC menetapkan Batavia sebagai pusat
administrasi pemerintahan. 1980 Jonggol

 Batavia Berubah nama menjadi Jakarta tahun1949,


 1960-an Jakarta mendapat status Daerah Khusus Jonggol

Ibukota melalui Penetapan Presiden No. 2 tahun 1961 2010 Palangkaraya

dan kemudian UU No. 10 tahun 1964.


 Pemerintahan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Di tengah wilayah Indonesia dan

Jakarta diatur UU Nomor 29 Tahun 2007 2017 Di luar Pulau Jawa

22
Ibu Kota Negara Baru yang diinginkan

23
Ibu Kota Negara: Living With Nature
(Konsep Forest City)

 Penerapan konsep Forest City, sehingga RTH minimal 50% dari total luas area meliputi:
Recreational Park, Green Spaces, Zoo, Botanical Garden, dan Sport Complex, yang terintegrasi
dengan bentang alam yang ada seperti kawasan berbukit dan Daerah Aliran Sungai (DAS) ,
dan struktur topografi.
 Pemanfaatan energi terbarukan dan rendah karbon (Solar Energy, Gas, dst) untuk Power and
Gas Supply, Efficient Power Grid, Street and Building Lighting
 Untuk efisiensi dan konservasi energi diperlukan Green Building Design melalui penerapan
Circular Water Management System, Efficient Lighting System, dan District Cooling System
 Kota yang berorientasi pada Public Transportation, Sepeda, dan Pedestrian yang terintegrasi
24
Ibu Kota Negara: Smart and Intelligent City

 Penggunaan smart technology dan aplikasi berorientasi


manusia

 International University, Research, dan High-Tech Industries


menjadi salah satu magnet pertumbuhan

 Penerapan konsep "Intellegent City“ yang mandiri dan


aman

 Penerapan Integrated Information System dan Intelligent


Transport System

 Penggunaan Smart Water Management System berbasis


Internet of Things (IoT)

 Penerapan Smart Waste Management

 Power Supply : Penggunaan Teknologi Smart Grid dan


Distribusi listrik menggunakan jaringan kabel bawah tanah

 Gas Supply : Penyaluran gas kepada pengguna


menggunakan jaringan pipa bawah tanah

Sumber: Citiasia Inc. 25


Estimasi Jumlah Penduduk yang Direncanakan
dan Kebutuhan Lahan

Penduduk
Kategori Keterangan
(2017)

Eksekutif, Legislatif, dan 195.550 Estimasi jumlah penduduk


Yudikatif yang beraktivitas di lembaga
negara Eksekutif, Legislatif,
dan Yudikatif
POLRI/TNI 25.660 Skenario pindah sebagian
Anggota keluarga
Eksekutif, Legislatif,
884.840 Estimasi setiap pegawai
memiliki 4 anggota keluarga
Pembangunan Ibu Kota
Yudikatif, dan akan dilakukan secara
POLRI/TNI
inklusif
4 org per keluarga
Pelaku Ekonomi 393.950 Estimasi jumlah penduduk dengan Pertumbuhan
yang beraktivitas di sektor
ekonomi pendukung
Terkendali (Growth
Jumlah Penduduk 1.500.000 Management)
40.000 Ha
Sumber: BPIW, BKN, Kemen.PAN-RB & Polri
26
Rencana Zonasi dan Tahapan Pembangunan
Kawasan IKN
2021-2024 2025-2029 2030-2045

 Istana
 Kantor Lembaga Negara
(Eksekutif, Legislatif, Yudikatif)  Diplomatic Compound
5.644 Ha  Botanical Garden -
 Markas Besar TNI/Polri

42.000 Ha  Universitas, Science and


 Perumahan ASN/TNI/POLRI
 Fasilitas pendidikan, Techno Park,
 High Tech and Clean Industries,
kesehatan,
 R&D Center
 & peribadatan
 MICE/Convention Center -
 Taman Budaya
 Sport Center, Museum,
 Konservasi Orang Utan (lokasi
180.000 Ha diluar area 5.644 Ha)
 Shopping Mall
 Pangkalan Militer

 National Park
 Klaster
- - Permukiman
>180.000 Ha Non-ASN

 Metropolitan
 Wilayah
pengembangan
- - terkait dengan
wilayah provinsi
sekitarnya

27
06 Strategi Pembiayaan

28
Skema Pembiayaan
KPBU dan Swasta diharapkan sebagai Sumber Utama Pembiayaan
Total: 466 T
 Pembangunan Istana Negara, bangunan
strategis TNI/POLRI
 Gedung Legislatif dan Yudikatif
APBN
19,2%
89,4T Didanai Untuk Biayai 

Pengadaan lahan
Ruang terbuka hijau
 Pangkalan Militer

 Infrastruktur dasar (Air Minum,  Peningkatan


Sanitasi) Konektivitas
 Rumah dinas ASN/TNI/POLRI (Bandara, pelabuhan,

253,4T Didanai KPBU


KPBU Untuk Biayai  Pembangunan infrastruktur
utama (selain yang telah
dan jalan toll & non-
tol
Sarana pendidikan,
54,4% tercakup dalam APBN)

sarana kesehatan,
 Gedung Eksekutif  Lembaga
 Urban Transport berbasis rel pemasyarakatan

 Perumahan umum  Sarana kesehatan


Investasi  Pembangunan Swasta

123,2T Didanai Langsung


Swasta Untuk Biayai
perguruan tinggi &
Lembaga Pendidikan
 Pusat
perbelanjaan/shopping
26,4% (BUMN/D, SWASTA) Swasta Mall
 Science-technopark  MICE
29
Skema Pendanaan & Pembiayaan IKN
Pendanaan Pembiayaan

IKN Baru “Optimalisasi” Pengelolaan Aset BMN


Pemerintah

- Zona Non Inti - Rupiah Murni


- Dukungan Pemerintah
IKN Lama “Optimalisasi”
Badan Usaha
- BMN Sewa
- Equity
- BMN KSP AP - Debt
- BMN KSPI
- Cash Flow Project

Project Cost
APBN KPBU
- CAPEX
- OPEX
- Keuntungan
- Cost of Fund
30
Skema KPBU

Solicited

Berdasarkan Pemrakarsa

Unsolicited

Skema KPBU
Pembayaran Oleh
Pengguna (Tarif)

Pembayaran Ketersediaan
Berdasarkan Pengembalian
Layanan/Availability
Investasi Badan Usaha
Payment (AP)

Bentuk lainnya

31
Struktur Umum KPBU

32
Skema Pengembalian Ketersediaan Layanan
(Availability Payment) untuk Tahap Awal Pembangunan IKN

• Sarana dan Prasarana Dasar untuk layanan publik (19 Sektor + 1 Sektor).
• Untuk memberikan pelayanan publik tersebut, Pemerintah bekerjasama dengan
Badan Usaha.
• Badan Usaha akan mendesain, membangun, membiayai, mengoperasikan dan
merawat (DBFOM=Design Build Finance Operate Maintain) dan pihak Pemerintah
akan membayar ketika sudah beroperasi dan layanan diterima sesuai layanan
minimum yang disepakati.
• Pembiayaan proyek KPBU menggunakan Project Finance, untuk membuat proyek
tersebut bankable, Pemerintah menyediakan penjaminan yang dilaksanakan oleh
BUPI (PT PII).
• Pembayaran kepada Badan Usaha dengan memperhitungkan jangka waktu
kerjasama (konsesi), pengembalian biaya investasi serta margin yang disepakati.

33
Pembagian Risiko KPBU
Risiko Pemerintah Dijamin oleh BUPI (PT PII)

Jenis Risiko Pemerintah Badan Usaha

Pembiayaan untuk Financial Closed √

Desain (DED) √

Peraturan Tarif √

Pengadaan Lahan √

Kenaikan Biaya Konstruksi √

Risiko Konstruksi √

Kenaikan Biaya Operasional √

Perubahan Hukum √

Politik (penghentian kerjasama dll) √

34
Manfaat dan Keunggulan KPBU

KPBU Perhitungan finansial dihitung didepan Perjanjian KPBU jelas

Proyek Financial IRR Pengaturan KPBU

CAPEX Tinggi Claw Back


OPEX Normal -

Risiko Bisnis Rendah Support

Semua proyek KPBU eligible untuk meminta penjaminan dari pemerintah yang dilaksanakan oleh BU PI
35
Risiko dan Mitigasi Pembiayaan KPBU
Skema Availability Payment (AP) & User Charge (UC)

Bentuk Pembiayaan Skema Pengembalian Sumber


(Diterbitkan Badan Usaha Pelaksana) Investasi Dana
Proyek
Ekuitas KPBU
Availability Payment Optimalisasi
APBN BMN
Debt Badan Usaha (AP)
Pelaksana (SPC)
Tarif/User Charge Pengguna
Project (UC) (Users)
Bond

36
Governance Proyek KPBU
Konsultasi Publik dan Market Sounding

PERENCANAAN PENYIAPAN TRANSAKSI KONSTRUKSI OPERASI

Identifikasi Studi Outline Business Final Business Pra- Request for Tandatangan Financial Konstruksi Akhir Penyerahan
Bid Award Operasi
Proyek Pendahuluan Case (OBC) Case (FBC) kualifikasi Proposal Perjanjian Close Kontrak Aset

 Memperoleh tanggapan/masukan dari pemangku kepentingan mengenai


kebutuhan masyarakat terkait rencana KPBU
 Memastikan kesiapan KPBU
Konsultasi Market  Memastikan Investor mendapat informasi yang sama tentang proyek
Konsultasi
Publik dan Sounding seperti
Publik  nilai investasi,
Market
 IRR,
Sounding
 masa konsesi,
 skema pengembalian investasi

Lampiran Permen PPN 4/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

37
Prinsip-Prinsip Pengadaan KPBU

Pengadaan harus dilakukan dengan sumber daya dan beban


yang minimal untuk memenuhi target kualitas dan waktu

Efisien
Seluruh peserta yang layak dapat
melakukan proses pengadaan, dan Pengadaan harus sejalan dengan
panita pengadaan harus memberikan kebutuhan dan target yang
Keterbukaan dan ditentukan, sehingga memberikan
perlakuan yang adil bagi seluruh
peserta Adil Efektif manfaat yang maksimal

Peserta harus melawati proses Seluruh ketentuan dan informasi


kompetisi dengan peserta lainnya harus dijelaskan secara jelas dan
untuk membuat mekanisme pasar di juga tersedia untuk umum
proses pengadaan Kompetitif Transparan

Akuntabel
Proses pengadaan harus sejalan dengan aturan yang berlaku

38
Pipeline Proyek KPBU Prakarsa Pemerintah
PLANNING PREPARATION TRANSACTION
Preliminary Outline Business Case Final Business Case Tender PQ Request for Bid Award PPP Agreement Financial Close
study (OBC) (FBC) Preparation Proposal Signing CONSTRUCTION OPERATION

1. Road and Bridge in 1. Yogya - Bawen Toll Road 1. Riau Non-Toll Road 1. Hang 1. Manado - Bitung Toll 1. West Palapa
Central and Western 2. Jatibarang Waste to Energy 2. Medan Municipal Nadim Road Ring
Sumatera Road 3. Tangerang Selatan Waste to Energy Transport (LRT) Airport 2. Balikpapan - Samarinda 2. Central Palapa
1. Makassar –
Corridor 4. Relocation of Salemba correctional 3. Baubau Port 2. Sidoarjo Toll Road Ring
Parepare Railway
2. Bridges in Trans Java facility 4. Proving Ground BPLJSKPB General 3. Serpong - Balaraja Toll 3. Batang -
2. Multifunction
Main Corridor 5. Nusakambangan Industrial 5. Legok Nangka Regional Hospital Road Semarang Toll
Satellite
3. Tarakan Airport Correctional Facility Waste Treatment 3. Gorontalo 4. Cisumdawu Toll Road Road
3. Probowangi Toll
4. North Bali Airport 6. West Papua Ferry Port 6. University of Sam Hospital 5. Serang -Panimbang Toll 4. Pandaan -
Road
5. Piyungan Sanitary 7. LRT Semarang Ratulangi Teaching 4. Pekanbaru Road Malang Toll
4. Semarang – Demak
Landfill 8. LRT Bandung Raya Hospital Water 6. Jakarta -Cikampek South Road
Toll Road
6. Tanjung Adikarto 9. Lahat-Tarahan Railway 7. Pirngadi Hospital Supply Toll Road 5. East Palapa
Fishery Zone 10. Cibungur-Tanjungrasa Shortcut 8. Indonesia National 5. Zainoel 7. Umbulan Water Supply Ring
7. Bakung waste Railway Cancer Center Dharmais Abidin 8. Bandar Lampung Water
management 11. LRT Cibubur-Bogor Hospital Regional Supply
8. LIPI Ocean 12. Motor Vehicle Weighing 9. Surakarta Street Lighting Hospital 9. Nambo Regional Waste
Researchfacility Implementation Unit (UPPKB) 10. Kamijoro Water Supply Management
9. Badung Utliity ducting 13. Singkawang Airport 1. South Sumatera Non-Toll Road 10. Central Java Power Plant
10. Hasan Sadikin Hospital 14. Ciputat Market 2. Labuan Bajo Airport 11. West Semarang Water
15. Bintuni Industrial Zone 20. Badung South Ringroad Supply
16. Central Kalimantan Provincial Hospital 21. BBBPT laboratory & Building
17. Sumatera and Sumapapua Hazardous 22. Merangin Dam
Waste Treatment Facilities 23. BPWS Tourism zone
18. Jogja Agro Techno Park 24. Cisaranten Public Housing Included in PPP Book 2019 Data per 14/10/2019
19. Land Registration Information system 25. Anggrek Port National Strategic Project (PSN)
TOTAL: USD 1,717 M + 1
39
Projects Under TOTAL: USD 7,731 M + 2 Under calculation TOTAL: USD 4,317 M TOTAL: USD 8,857 M TOTAL: USD 1,856M
Calculation
Pipeline Proyek KPBU Prakarsa Badan Usaha
Project proponent submits PPP
a proposal and pre-FS Business Entity Issuing approval Agreement Financial
Procurement
document to GCA submits FS FS evaluation letter Signing Close
Construction
.
Pre-FS document evaluation
to get pre-FS approval Construction
1. Marine Observation 2,658 Million USD
1. Tanjung Jabung Bridge (US$ 12.0 million)
2. Karian Water Supply (under calculation)
1. Karimun Bridge
(US$ 11.9 million)
and Modeling
(US$ 95.9 million)
1. Jatiluhur I Water Supply
(US$ 133.1 million) 2 Toll Road Projects
3. Patimban Subang Regional Water Supply 2. TOD Poris Plawad 2. Balikpapan – Penajam 1. Krian-Legundi-Bunder-Manyar
(US$ 27.8 million) (US$ 115.6 million) Paser Utara Toll Bridge (US$ 940.0 million)
(US$ 1,099 million) 2. Jakarta – Cikampek Elevated II
1. Semanan – Balaraja Toll Road (US$ 1,718 million)
2. Kamal – Teluknaga – Rajeg Toll
Road 1. Dumai Water Supply
3. Patimban Port Access Toll Road (US$ 36.22 million)
4. Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap
Toll Road
5. Solo – Yogyakarta – NYIA Kulon
Progo Toll Road
Total: US$ 8,084 million

Include in PPP Book 2018


National Strategic Project (PSN)

*The unsolicited project is when the project is initiated by the private sector 40
Data per 14/10/2019
PINA dalam Percepatan Financial Close Project

Investment appetite Pipeline proyek


INVESTOR
Area fokus investasi Kesiapan proyek

Penyertaan ekuitas Strukur proyek


Investee
Investor Pinjaman Opsi intrumen investasi

PINA PINA Center for Private Investment


Ministry of National Development
Planning / BAPPENAS
Jalan Taman Suropati 2, Menteng
Jakarta Pusat, Indonesia 10310
Tel: +62-21-3903916
Email : info@pina.bappenas.go.id
Fungsi Fasilitasi Fungsi Pipelining Fungsi Ekosistem
41
Potensi Recycle Investasi di Setiap
Tahapan PINA

KONDISI
PROYEK

GREENFIELD BROWNFIELD OPERATIONAL


INVESTOR BARU INVESTOR BARU
(Investor dalam dan luar negeri) (Investor dalam dan luar negeri)
Recycle EKUITAS SURAT HUTANG Sekuritisasi/Divestasi
Limited Concession Scheme
INVESTOR INVESTOR INVESTOR
SKEMA
PROYEK PINA PROYEK PINA PROYEK BARU PROYEK PINA PROYEK BARU
PEMBIAYAAN EKUITAS EKUITAS EKUITAS
INVESTASI
PINJAMAN PINJAMAN PINJAMAN

BANK DAN BANK DAN BANK DAN


INSTITUSI INSTITUSI INSTITUSI
FINANSIAL FINANSIAL FINANSIAL

42
Pembiayaan dengan Investasi Langsung
PRINSIP DASAR PP 24 TAHUN 2018
PENDAFTARAN DAN PERIZINAN BERUSAHA VIA Online Single Submission (OSS)
TAHAPAN PERIZINAN

PERSIAPAN KONSTRUKSI PRODUKSI

NOMENKLATUR Izin Prinsip/ Fasilitas + Izin K/L + Izin Daerah Izin Usaha + PemenuhanStandar
LAMA PendaftaranInvestasi Perizinan lainnya

SPIPISE SPIPISE + SistemK/L + SistemDaerah SPIPISE

NOMENKLATUR
Nomor Induk Izin Usaha Izin Komersial/Operasional Post
BARU Berusaha Audit
KOMITMEN KOMITMEN
SELF DECLARATION SELF DECLARATION

'Sistem OSS'
Investasilangsungdi IbukotaNegara Baru
dimudahkandenganadanyaSistemOSS 43
Sumber: Kantor Kemenko Perekonomian, 2018
TERIMA KASIH

Hanya untuk kalangan terbatas


Tidak untuk dikutip tanpa izin tertulis dari Kementerian PPN/Bappenas

44

Anda mungkin juga menyukai