Makalah Ke 2 Oke
Makalah Ke 2 Oke
PENDAHULUAN
Sebagaimana pernah disampaikan oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dalam
sambutannya pada Peringatan HUT ke 61 Gerakan Pramuka tahun 2023 beberapa waktu lalu,
upaya-upaya yang telah maupun akan dilakukan oleh gerakan pramuka selanjutnya merujuk
kepada mendorong upaya peningkatkan kuantitas dan kualitas Pembina Pramuka. Dengan
tujuan agar mampu memberikan pendidikan yang lebih terarah serta sejalan dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dengan begitu pesat, sehingga anggota
Pramuka bisa berkembang dan eksis sesuai dengan perkembangan kaum mudanya saat ini.
Selanjutnya penulis akan membahas dalam karya tulis ilmiah ini dengan Judul Upaya
Mewujudkan Sumber Daya Pramuka Yang Profesional Dan Proporsional”.
a. Pengertian Upaya
Surayin (2001:665) Mengungkapkan bahwa upaya merupakan usaha; akal; ikhtiar (untuk
mencapai suatu maksud). Dalam setiap upaya yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk
mencegah sesuatu yang dianggap tidak diperlukan atau mengganggu agar bisa dicarikan jalan
keluarnya.
Menurut Wahyu Baskoro (2005 : 902) Upaya adalah usaha atau syarat untuk
menyampaikan sesuatu atau maksud (akal, ikhtiar).
Sedangkan Menurut Torsina (1987 : 4) Upaya adalah kegiatan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
Menurut Tim Penyusun Departemen Pendidikan Nasional (2008:1787) Upaya adalah
usaha, akal atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, mencegah persoalan, mencari jalan keluar
dan sebagainya. Dapat disimpulkan upaya dalah suatu usaha yang dilakukan dengan maksud
tertuntu agar semua permasalahan yang ada dapat terselesaikan dengan baik dan dapat mencapai
tujuan yang di harapkan.
b. Pengertian Mewujudkan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata mewujudkan adalah
menjadikan berwujud (benar-benar ada dan sebagainya). Arti lainnya dari mewujudkan adalah
menerangkan (memperlihatkan) dengan benda yang konkret.
c. Pengertian Profesi
Profesi pada hakekatnya adalah suatu pernyataan bahwa seseorang itu mengabdikan
dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk
mengerjakan pekerjaan itu. Istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk
menunjukkan tentang pekerjaan seseorang.
Kata profesi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris profession atau bahasa latin
profecus, yang berarti mengakui, pengakuan, menyatakan mampu atau ahli dalam melaksanakan
pekerjaan tertentu.
Sudarwam Danim dalam Ramayulis mendefinisikan profesi secara terminologi, yakni
sebagai suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi, bagi pelakunya yang
ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Pekerjaan mental yang dimaksud
adalah adanya syarat pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan pekerjaan praktis.
Profesi merupakan pekerjaan tertentu yang membutuhkan skill dan keahlian dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pemegang profesi tersebut (Ramayulis, 2015 : 143).
d. Pengertian Profesional
Secara Harfiah Profesional dapat diartikan sebagai Seseorang yang ahli di bidang nya,
serta mampu menempatkan dirinya selama berada dalam lingkup kerja maupun luar lingkup
kerjanya. Sebagai contoh Bagaimana seorang karyawan bisa menyelesaikan pekerjaan dengan
penuh tanggung jawab, tepat waktu dan memiliki nilai integritas.
Mengerjakan pekerjaan sesuai keahlian dan kompetensi yang dimilikinya serta tidak
menerima beban kerja di luar kemampuan. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai deadline
yang diberikan. Bertanggung jawab penuh terhadap setiap pekerjaan yang diterima.
Profesional artinya pemain bayaran; pekerjaan yang benar-benar dilakukan sesuai dengan
keterampilan (Ramayulis, 2015 : 143).
e. Pengertian Proporsional
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Proporsional adalah suatu keadaan yang sesuai
dengan proporsi yang biasanya dikaitkan dengan takaran tertentu.
f. Pengertian Kursus
Menurut Sihombing (2001 :89) Kursus pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan
masyarakat atau kursus adalah satuan pendidikan luar sekolah yang terdiri atas sekumpulan
warga masyarakat yang memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mental bagi warga
belajar.
BAB. II.
UPAYA WUJUDKAN SUMBER DAYA PRAMUKA YANG PROFESIONAL DAN
PROPORSIONAL
Dalam upaya meningkatkan Sumber daya manusia perlu didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai, agar kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan
lancar dan tidak terkendala oleh terbatasnya sarana dan prasarana penunjang.
Upaya sangat berkaitan erat dengan penggunaan sarana dan prasarana dalam menunjang
kegiatan tersebut, agar berhasil maka digunakanlah suatu cara, metode dan alat penunjang
lainnya. Dalam setiap upaya yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk mencegah sesuatu
yang dianggap tidak diperlukan atau mengganggu agar bisa dicarikan jalan keluarnya. Jenis-jenis
upaya yaitu:
1. Upaya preventif yaitu sesuatu masalah atau suatu hal yang berusaha untuk dicegah.
Adapun sesuatu yang dimaksud itu mengandung bahaya baik bagi lingkup personal
maupun global.
2. Upaya preservatif yaitu memelihara atau mempertahankan kondisi yang telah kondusif
atau baik, jangan sampai terjadi keadaan yang tidak baik.
3. Upaya kuratif yaitu upaya yang bertujuan untuk membimbing seseorang kembali kepada
jalurnya yang semula, dari yang mulanya menjadi seseorang bermasalah menjadi
seseorang yang bisa menyelesaikan masalah dan terbebas dari masalaha. Upaya ini juga
berusaha untuk membangun rasa kepercayaan diri seseorang agar bisa bersosialisasi
dengan lingkungannya.
4. Upaya adaptasi yaitu upaya yang berusaha untuk membantu terciptanya penyesuaian
antara seseorang dan lingkungannya sehingga dapat timbul kesesuaian antara pribadi
seseorang dan lingkungannya.
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat kita Tarik suatu kesimpulan bahwa upaya
merupakan sutu usaha terhadap suatu hal supaya dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna
sesuai dengan maksud, tujuan dan fungsi serta manfaat suatu hal tersebut dilaksanakan.
Profesi secara tradisional mengandung arti prestise, kehormatan, status sosial, dan otonomi
lebih besar yang diberikan masyarakat kepadanya. Terwujud dalam kewenangan para anggota
profesi dalam mengatur diri, mengatur standar, mengatur bagaimana dan apa syarat untuk
bergabung kedalamnya, serta mengatur standar perilaku para anggota. Ketentuan-ketentuan dan
standar ini dibakukan dalam suatu kode etik profesional yang dibuat oleh asosiasi atau organisasi
profesi. Selain itu profesi berdasarkan keahlian, kompetensi, dan pengetahuan spesialis.
Sehingga untuk menjadi profesional seseorang harus menjalani pendidikan yang relatif lama.
Profesi ditandai oleh adanya perijinan untuk melakukan suatu kegiatan profesional yang
diberikan oleh negara.
Secara sederhana bisa dimaknai pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan
yang dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus dipersiapkan untuk itu. Sementara
profesionalisme berasal dari bahasa Inggris professionalism yang berarti sifat professional.
Seseorang layak disebut profesional apabila ia tahu betul apa yang harus ia kerjakan. Ia memakai
ukuran-ukuran yang jelas untuk mengetahui apakah yang dikerjakannya itu berhasil atau tidak
Orang profesional memiliki kemampuan dan pengetahuan yang tinggi. Orang profesional
memiliki kode etik. Orang profesional memiliki tanggung jawab profesi serta integritas yang
tinggi. Orang profesional memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat.
Profesi adalah Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara
tetap/permanen. Sedangkan Profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang
dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai moral
yang mengarahkan serta mendasari perbuatan.
Profesional adalah seseorang yang memiliki keahlian, pengetahuan, dan keterampilan khusus
dalam suatu bidang yang diakui oleh masyarakat dan diatur oleh organisasi atau lembaga yang
kompeten. Profesional biasanya memiliki kewajiban etis dan standar kinerja yang tinggi dalam
melakukan pekerjaannya.
1) Tepat waktu. Saat kita melakukan pekerjaan, kita dituntut untuk selalu tepat waktu.
2) Memiliki tanggung jawab dan berintegritas.
Prinsip integritas moral adalah prinsip etika yang harus dijalankan serta dijaga untuk
mempertahankan nama baik perusahaannya. Dimana pelaku bisnis harus bisa
menjalankan serta mengelola bisnisnya dengan baik agar kepercayaan konsumen maupun
pihak lain kepada perusahaan tetap ada.
3) Memiliki kode etik yang baik.
Secara spesifik pengertian etika adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan individu dalam
suatu lingkungan sosial, yang penuh dengan aturan dan prinsip tentang apa yang
dianggap sebagai perilaku yang benar.
4) Memiliki perencanaan yang baik.
5) Kembangkan kualitas dan pengetahuan.
6) Proporsional adalah istilah yang merujuk pada hubungan atau perbandingan antara dua
atau lebih hal, yang memiliki keseimbangan atau kesesuaian yang tepat.
7) Berdasarkan beberapa pendapat parah ahli tersebut maka menurut peneliti,
penalaran proporsional adalah suatu proses berpikir seseorang dalam memahami
hubungan multiplikatif untuk membandingan suatu kuantitas, dengan menggunakan
rasio, proporsi, hasil bagi dan pecahan yang bersifat logis dan prosesnya bersifat analitis.
8) Proporsional berkaitan dengan ukuran yang sama rata. Sesuai,
seimbang. Profesional biasanya berkaitan dengan tindakan dalam pekerjaan. Tidak
mengaitkan hal-hal pribadi dalam pekerjaan.
Sejalan dengan tujuan pendidikan luar sekolah maka tujuan penyelenggaraan kursus adalah:
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, bahwa kursus didefinisikan adalah pelajaran
tentang suatu pengetahuan atau kepandaian yang diberikan dalam waktu singkat.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, bahwa kursus adalah pengajaran
mengenai kemahiran, kepandaian, keahlian, pengetahuan, dan sebagiannya dalam waktu singkat.
Menurut pendapat para ahli yang diatas dapat disimpulkan bahwa definisi kursus adalah
pelayanan warga belajar yang berupa pengetahuan, ketrampilan, sikap mental, keahlian, dan
kemahiran yang dapat dimanfaatkan bagi meningkatkan mutu kehidupan dan menjadi bekal
mencari nafkah serta dapat dimanfaat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
dalam waktu yang singkat
Dalam rangka memberikan pedoman bagi kwartir dan satuan Gerakan Pramuka
meningkatkan kemampuan dan keterampilan bagi anggota dewasa agar dapat melaksanakan
perannya di lingkungan Gerakan Pramuka, Kwartir Nasional (Kwarnas) menerbitkan Keputusan
terkait Sistem Pendidikan dan Pelatihan (Sisdiklat) Gerakan Pramuka.
Keputusan Kwarnas No. 48 Tahun 2018 merupakan penyempurna dari keputusan kwarnas
sebelumnya sebagai bentuk sistem yang mengintegrasikan berbagai komponen secara sinergis
komponen masukan, proses diklat, hasil, dan dampak dari sebuah diklat kepramukaan anggota
dewasa.
Berikut ini adalah Jenis Pendidikan, Pelatihan, dan Pertemuan bagi Anggota Dewasa
Gerakan Pramuka sesuai Keputusan Kwarnas No. 48 Tahun 2018 :
Sebagaimana diketahui, Anggota Dewasa dalam Gerakan Pramuka adalah Pembina Pramuka,
Pelatih Pembina Pramuka, Pamong Saka, Instruktur Saka, Andalan, Majelis Pembimbing,
Pimpinan Satuan Komunitas dan Anggota Gugus Darma.
Bagian akhir
Daftar rujukan
Lampiran (jika ada)