Anda di halaman 1dari 10

BAB.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejak kelahirannya pada tahun 1961, Gerakan Pramuka telah mengemban amanah untuk
membina generasi muda Indonesia dengan sistem kepanduan agar dapat menjadi kader dan
pemimpin bangsa yang handal dengan bermodal watak serta tingkah laku yang baik dan
bijaksana serta ditambah dengan nilai - nilai agama yang sesuai dengan keyakinannya masing -
masing.
Dalam melakukan pembinaan terhadap generasi muda Indonesia, gerakan pramuka
menerapkan prinsip dasar dan metoda kepramukaan serta penggolongan anggota pada sistem
pembinaanya. Setiap golongan memiliki kegiatan besar yang merangkum semua metoda
pembinaan yang dilaksanakan selama menjadi anggota gerakan pramuka.
Dalam upaya pembinaan tersebut, gerakan pramuka senantiasa menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan baik yang bersifat pembinaan mental, fisik maupun ketrampilan dan
keahlian khusus dibidang pembangunan dan kemasyarakatan. Pembinaan yang dilaksanakan
diimplementasikan kedalam kegiatan - kegiatan kepramukaan dengan berbagai pendekatan yang
sesuai dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan, sehingga melahirkan proses pendidikan
dalam bentuk kegiatan yang sehat, menyenangkan, modern, menantang sesuai dengan
kebutuhan, kondisi dan situasi.
Selain itu Gerakan Pramuka membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang
beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur bangsa dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan
membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan
lingkungan hidup.

Berbagai kegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh Gerakan Pramuka haruslah


ditunjang oleh sumber daya manusia yang profesional dan proporsional. Namun kenyataannya
yang terjadi dilapangan, kita sering menemukan Generasi muda yang bergabung dalam gerakan
pramuka yang berada di pangkalan hanya dibina oleh guru-guru/ penegak yang statusnya belum
mengenyam pendidikan orang dewasa berupa kursus Pembina seperti KMD apalagi KML dan
selanjutnya. Banyak Sekolah menjadikan esktrakurikuler pramuka sebagai syarat pemenuhan
kurikulum sekolah saja tidak procedural sebagaimana yang diharapkan dalam peraturan Kwartir
Nasional.

Sebagaimana pernah disampaikan oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dalam
sambutannya pada Peringatan HUT ke 61 Gerakan Pramuka tahun 2023 beberapa waktu lalu,
upaya-upaya yang telah maupun akan dilakukan oleh gerakan pramuka selanjutnya merujuk
kepada mendorong upaya peningkatkan kuantitas dan kualitas Pembina Pramuka. Dengan
tujuan agar mampu memberikan pendidikan yang lebih terarah serta sejalan dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dengan begitu pesat, sehingga anggota
Pramuka bisa berkembang dan eksis sesuai dengan perkembangan kaum mudanya saat ini.

Selanjutnya penulis akan membahas dalam karya tulis ilmiah ini dengan Judul Upaya
Mewujudkan Sumber Daya Pramuka Yang Profesional Dan Proporsional”.

1.2. Rumusan Masalah


Selanjutnya dalam makalah ini penulis membatasi masalah yaitu tentang;
Bagaimana upaya dalam mewujudkan SD Pramuka Yang Profesional dan Proporsional ?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah


Makalah ini bertujuan untuk;
1. Sebagai syarat sebagai Calon Peserta Kegiatan Kursus Pelatih Lanjutan (KPL) Nasional
Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Riau tahun 2023 di Bengkalis.
2. Untuk memberikan bahan referensi bagi pembaca guna memberikan masukan dalam
pengembangan Gerakan Pramuka yang lebih baik di masa yang akan datang.

1.4. Kajian Pustaka

a. Pengertian Upaya

Surayin (2001:665) Mengungkapkan bahwa upaya merupakan usaha; akal; ikhtiar (untuk
mencapai suatu maksud). Dalam setiap upaya yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk
mencegah sesuatu yang dianggap tidak diperlukan atau mengganggu agar bisa dicarikan jalan
keluarnya.

Menurut Wahyu Baskoro (2005 : 902) Upaya adalah usaha atau syarat untuk
menyampaikan sesuatu atau maksud (akal, ikhtiar).

Sedangkan Menurut Torsina (1987 : 4) Upaya adalah kegiatan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
Menurut Tim Penyusun Departemen Pendidikan Nasional (2008:1787) Upaya adalah
usaha, akal atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, mencegah persoalan, mencari jalan keluar
dan sebagainya. Dapat disimpulkan upaya dalah suatu usaha yang dilakukan dengan maksud
tertuntu agar semua permasalahan yang ada dapat terselesaikan dengan baik dan dapat mencapai
tujuan yang di harapkan.

Menurut Poerwadarminta (2006:1344), “upaya adalah usaha untuk


menyampaikanmaksud,akal dan ikhtiar.

b. Pengertian Mewujudkan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata mewujudkan adalah
menjadikan berwujud (benar-benar ada dan sebagainya). Arti lainnya dari mewujudkan adalah
menerangkan (memperlihatkan) dengan benda yang konkret.

c. Pengertian Profesi

Profesi pada hakekatnya adalah suatu pernyataan bahwa seseorang itu mengabdikan
dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk
mengerjakan pekerjaan itu. Istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk
menunjukkan tentang pekerjaan seseorang.
Kata profesi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris profession atau bahasa latin
profecus, yang berarti mengakui, pengakuan, menyatakan mampu atau ahli dalam melaksanakan
pekerjaan tertentu.
Sudarwam Danim dalam Ramayulis mendefinisikan profesi secara terminologi, yakni
sebagai suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi, bagi pelakunya yang
ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Pekerjaan mental yang dimaksud
adalah adanya syarat pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan pekerjaan praktis.
Profesi merupakan pekerjaan tertentu yang membutuhkan skill dan keahlian dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pemegang profesi tersebut (Ramayulis, 2015 : 143).
d. Pengertian Profesional

Secara Harfiah Profesional dapat diartikan sebagai Seseorang yang ahli di bidang nya,
serta mampu menempatkan dirinya selama berada dalam lingkup kerja maupun luar lingkup
kerjanya. Sebagai contoh Bagaimana seorang karyawan bisa menyelesaikan pekerjaan dengan
penuh tanggung jawab, tepat waktu dan memiliki nilai integritas.

Mengerjakan pekerjaan sesuai keahlian dan kompetensi yang dimilikinya serta tidak
menerima beban kerja di luar kemampuan. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai deadline
yang diberikan. Bertanggung jawab penuh terhadap setiap pekerjaan yang diterima.

Profesional artinya pemain bayaran; pekerjaan yang benar-benar dilakukan sesuai dengan
keterampilan (Ramayulis, 2015 : 143).

e. Pengertian Proporsional

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Proporsional adalah suatu keadaan yang sesuai
dengan proporsi yang biasanya dikaitkan dengan takaran tertentu.

f. Pengertian Kursus

Menurut Sihombing (2001 :89) Kursus pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan
masyarakat atau kursus adalah satuan pendidikan luar sekolah yang terdiri atas sekumpulan
warga masyarakat yang memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mental bagi warga
belajar.
BAB. II.
UPAYA WUJUDKAN SUMBER DAYA PRAMUKA YANG PROFESIONAL DAN
PROPORSIONAL

Dalam upaya meningkatkan Sumber daya manusia perlu didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai, agar kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan
lancar dan tidak terkendala oleh terbatasnya sarana dan prasarana penunjang.

Upaya sangat berkaitan erat dengan penggunaan sarana dan prasarana dalam menunjang
kegiatan tersebut, agar berhasil maka digunakanlah suatu cara, metode dan alat penunjang
lainnya. Dalam setiap upaya yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk mencegah sesuatu
yang dianggap tidak diperlukan atau mengganggu agar bisa dicarikan jalan keluarnya. Jenis-jenis
upaya yaitu:

1. Upaya preventif yaitu sesuatu masalah atau suatu hal yang berusaha untuk dicegah.
Adapun sesuatu yang dimaksud itu mengandung bahaya baik bagi lingkup personal
maupun global.
2. Upaya preservatif yaitu memelihara atau mempertahankan kondisi yang telah kondusif
atau baik, jangan sampai terjadi keadaan yang tidak baik.
3. Upaya kuratif yaitu upaya yang bertujuan untuk membimbing seseorang kembali kepada
jalurnya yang semula, dari yang mulanya menjadi seseorang bermasalah menjadi
seseorang yang bisa menyelesaikan masalah dan terbebas dari masalaha. Upaya ini juga
berusaha untuk membangun rasa kepercayaan diri seseorang agar bisa bersosialisasi
dengan lingkungannya.
4. Upaya adaptasi yaitu upaya yang berusaha untuk membantu terciptanya penyesuaian
antara seseorang dan lingkungannya sehingga dapat timbul kesesuaian antara pribadi
seseorang dan lingkungannya.

Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat kita Tarik suatu kesimpulan bahwa upaya
merupakan sutu usaha terhadap suatu hal supaya dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna
sesuai dengan maksud, tujuan dan fungsi serta manfaat suatu hal tersebut dilaksanakan.

Profesi secara tradisional mengandung arti prestise, kehormatan, status sosial, dan otonomi
lebih besar yang diberikan masyarakat kepadanya. Terwujud dalam kewenangan para anggota
profesi dalam mengatur diri, mengatur standar, mengatur bagaimana dan apa syarat untuk
bergabung kedalamnya, serta mengatur standar perilaku para anggota. Ketentuan-ketentuan dan
standar ini dibakukan dalam suatu kode etik profesional yang dibuat oleh asosiasi atau organisasi
profesi. Selain itu profesi berdasarkan keahlian, kompetensi, dan pengetahuan spesialis.
Sehingga untuk menjadi profesional seseorang harus menjalani pendidikan yang relatif lama.
Profesi ditandai oleh adanya perijinan untuk melakukan suatu kegiatan profesional yang
diberikan oleh negara.

Ciri utama suatu profesi antara lain:

1) Jabatan tersebut memiliki fungsi, signifikansi yang menentukan serta menuntut


keterampilan dan keahlian tertentu;
2) Keterampilan dan keahlian tersebut didapat dengan menggunakan teori dan metode
ilmiah berdasar disiplin ilmu tertentu;
3) Jabatan itu memerlukan pendidikan di Perguruan Tinggi dengan waktu yang cukup lama;
terutama dalam aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional itu sendiri;
4) Dalam memberikan layanan kepada khalayak ramai, anggota profesi selalu berpegang
teguh pada kode etik yang diawasi dan dikontrol oleh organisasi profesi terkait;
5) Kendatipun begitu, anggota profesi dapat dengan leluasa dan bebas memberikan
keputusan sesuai dengan profesinya; sehingga mereka bebas dari campur tangan orang
lain; dan
6) Jabatan ini memperoleh penghormatan yang tinggi ditengah msyarakat, sehingga
memperoleh imbalan / gaji yang tinggi, berbeda dengan pekerjaan lain yang non-profesi.

Ciri-ciri dan syarat-syarat profesi antara lain sebagai berikut;

a) Lebih mementingkan pelayaan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan


kepentingan pribadi.
b) Seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang panjang untuk
mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung
keahliannya.
c) Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti
perkembangan dan pertumbuhan jabatan.
d) Memiliki kode etik yang mengatur kenaggotaan, tingkah laku, sikap, dan cara kerja.
e) Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
f) Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan disiplin diri dalam
profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
g) Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian.
h) Memandang profesi sebagai karir hidup dan menjadi seorang anggota yang permanen.
Jadi jabatan profesi adalah suatu sebutan yang didapat seseorang setelah mengikuti
pendidikan, pelatihan keterampilan dalam waktu yang cukup lama dalam bidang keahlian
tertentu. Melalui proses tersebut dia mempunyai kewenangan khusus dalam memberikan suatu
keputusan mandiri berdasarkan kode etik asosiasi yang harus dipertanggungjawabkan sampai
kapanpun. Melakukan tugas profesi memperoleh posisi dan mendapatkan imbalan gaji atau
pembayaran yang tinggi atas jasa profesinya. Karena itu tidak semua pekerjaan yang ditekuni
oleh seseorang walaupun sudah cukup lama disebut tugas profesi.

Secara sederhana bisa dimaknai pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan
yang dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus dipersiapkan untuk itu. Sementara
profesionalisme berasal dari bahasa Inggris professionalism yang berarti sifat professional.

Ciri-ciri seseorang dapat dikatakan Profesionalisme adalah ;

1. Memiliki Keahlian dan Kemampuan Tinggi.


2. Memiliki Kode Etik.
3. Punya Rencana Kerja yang Baik.
4. Jujur dan Berintegritas.
5. Bertanggung Jawab.
6. Memiliki Skill Motivasi.
7. Perbaiki Kemampuan Berkomunikasi.
8. Manajemen Waktu Yang Baik.

Seseorang layak disebut profesional apabila ia tahu betul apa yang harus ia kerjakan. Ia memakai
ukuran-ukuran yang jelas untuk mengetahui apakah yang dikerjakannya itu berhasil atau tidak

Orang profesional memiliki kemampuan dan pengetahuan yang tinggi. Orang profesional
memiliki kode etik. Orang profesional memiliki tanggung jawab profesi serta integritas yang
tinggi. Orang profesional memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat.

Profesi adalah Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara
tetap/permanen. Sedangkan Profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang
dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai moral
yang mengarahkan serta mendasari perbuatan.

Profesional adalah seseorang yang memiliki keahlian, pengetahuan, dan keterampilan khusus
dalam suatu bidang yang diakui oleh masyarakat dan diatur oleh organisasi atau lembaga yang
kompeten. Profesional biasanya memiliki kewajiban etis dan standar kinerja yang tinggi dalam
melakukan pekerjaannya.

5 Ciri berkarakter Profesional dalam Bekerja

1) Tepat waktu. Saat kita melakukan pekerjaan, kita dituntut untuk selalu tepat waktu.
2) Memiliki tanggung jawab dan berintegritas.
Prinsip integritas moral adalah prinsip etika yang harus dijalankan serta dijaga untuk
mempertahankan nama baik perusahaannya. Dimana pelaku bisnis harus bisa
menjalankan serta mengelola bisnisnya dengan baik agar kepercayaan konsumen maupun
pihak lain kepada perusahaan tetap ada.
3) Memiliki kode etik yang baik.
Secara spesifik pengertian etika adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan individu dalam
suatu lingkungan sosial, yang penuh dengan aturan dan prinsip tentang apa yang
dianggap sebagai perilaku yang benar.
4) Memiliki perencanaan yang baik.
5) Kembangkan kualitas dan pengetahuan.
6) Proporsional adalah istilah yang merujuk pada hubungan atau perbandingan antara dua
atau lebih hal, yang memiliki keseimbangan atau kesesuaian yang tepat.
7) Berdasarkan beberapa pendapat parah ahli tersebut maka menurut peneliti,
penalaran proporsional adalah suatu proses berpikir seseorang dalam memahami
hubungan multiplikatif untuk membandingan suatu kuantitas, dengan menggunakan
rasio, proporsi, hasil bagi dan pecahan yang bersifat logis dan prosesnya bersifat analitis.
8) Proporsional berkaitan dengan ukuran yang sama rata. Sesuai,
seimbang. Profesional biasanya berkaitan dengan tindakan dalam pekerjaan. Tidak
mengaitkan hal-hal pribadi dalam pekerjaan.

Sejalan dengan tujuan pendidikan luar sekolah maka tujuan penyelenggaraan kursus adalah:

a. Memperluas keikutsertaan masyarakat dalam pemerataan kesempatan belajar.


b. Meningkatkan mutu masyarakat melalui pendidikan.
c. Meningkatkan proses belajar mengajar untuk mencapai dayaguna dan hasil guna yang
optimal.
d. Mempersiapkan warga belajar untuk mengembangkan diri pribadinya atau untuk
memperoleh kesempatan kerja yang lebih besar.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, bahwa kursus didefinisikan adalah pelajaran
tentang suatu pengetahuan atau kepandaian yang diberikan dalam waktu singkat.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, bahwa kursus adalah pengajaran
mengenai kemahiran, kepandaian, keahlian, pengetahuan, dan sebagiannya dalam waktu singkat.

Menurut pendapat para ahli yang diatas dapat disimpulkan bahwa definisi kursus adalah
pelayanan warga belajar yang berupa pengetahuan, ketrampilan, sikap mental, keahlian, dan
kemahiran yang dapat dimanfaatkan bagi meningkatkan mutu kehidupan dan menjadi bekal
mencari nafkah serta dapat dimanfaat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
dalam waktu yang singkat

Dalam rangka memberikan pedoman bagi kwartir dan satuan Gerakan Pramuka
meningkatkan kemampuan dan keterampilan bagi anggota dewasa agar dapat melaksanakan
perannya di lingkungan Gerakan Pramuka, Kwartir Nasional (Kwarnas) menerbitkan Keputusan
terkait Sistem Pendidikan dan Pelatihan (Sisdiklat) Gerakan Pramuka.

Keputusan Kwarnas No. 48 Tahun 2018 merupakan penyempurna dari keputusan kwarnas
sebelumnya sebagai bentuk sistem yang mengintegrasikan berbagai komponen secara sinergis
komponen masukan, proses diklat, hasil, dan dampak dari sebuah diklat kepramukaan anggota
dewasa.

Berikut ini adalah Jenis Pendidikan, Pelatihan, dan Pertemuan bagi Anggota Dewasa
Gerakan Pramuka sesuai Keputusan Kwarnas No. 48 Tahun 2018 :

a. Pendidikan bagi Anggota Dewasa, terdiri atas :


1) Kursus Orientasi;
2) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) Siaga;
3) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) Penggalang;
4) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) Penegak;
5) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) Pandega;
6) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML) Siaga;
7) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML) Penggalang;
8) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML) Penegak;
9) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML) Pandega;
10) Kursus Pelatih Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KPD);
11) Kursus Pelatih Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KPL).
b. Pelatihan bagi Anggota Dewasa, terdiri atas :
1) Kursus Keterampilan Kepramukaan;
2) Kursus Penerapan Metode Kepramukaan;
3) Kursus Pamong Saka;
4) Kursus Instruktur Saka;
5) Kursus Pengelola Kwartir;
6) Kursus Kehumasan;
7) Kursus Pengelola Gugusdepan;
8) Kursus Pengelola Pusdiklat
9) Kursus-kursus lainnya yang penting dan bermanfaat dapat diselenggarakan kwartir melalui
kerjasama dengan lembaga lain.
c. Pertemuan bagi Anggota Dewasa, terdiri atas:
1) Karang Pamitran;
2) Pitaran Pelatih;
3) Gelang Ajar;
4) Penyegaran Pelatih.

Sebagaimana diketahui, Anggota Dewasa dalam Gerakan Pramuka adalah Pembina Pramuka,
Pelatih Pembina Pramuka, Pamong Saka, Instruktur Saka, Andalan, Majelis Pembimbing,
Pimpinan Satuan Komunitas dan Anggota Gugus Darma.

BAB. III. PENUTUP


3.1. Kesimpulan
3.2. Saran

Bagian akhir
Daftar rujukan
Lampiran (jika ada)

Anda mungkin juga menyukai