Laporan Praktikum Biologi Sistem Respira
Laporan Praktikum Biologi Sistem Respira
Disusun Oleh:
1. PAHLEPI AL BUHARI
2. ARIF DARMAWAN
3. M. RENALDY RCHAMAN
4. M. RAFLI ADYANNUR
5. AJI ZULAIKHAH HIKMAH I.N.
6. NAJLA NURAINI
7. MUHIMMATUL KHALIZA
8. ZAIDATUN NIZA ALFITRIA
9. ANDI REZKY ALMULKI
10. WAHYU KURNIYAWAN
1. Judul : Sistem Respirasi
2. Tujuan : Mengetahui kapasitas vital paru – paru pada manusia
3. Dasar Teori :
Pernapasan atau respirasi merupakan proses pengambilan oksigen yang
terikat oleh unsur lain dan pengeluaran sisa berupa karbondioksida dan uap air.
Oksigen diperlukan oleh seluruh sel-sel tubuh dalam oksidasi untuk menghasilkan
energi berupa ATP (adenosin tri phosphat). Reaksi tersebut menghasilkan zat sisa
berupa karbondioksida dan uap air yang kemudian dihembuskan keluar.
Berdasarkan tempat terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2, pernapasan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
pernapasan luar/respirasi eksternal, yaitu pertukaran O 2 dalam alveolus
dengan CO2 dalam darah.
pernapasan dalam/respirasi internal, yaitu pertukaran gas O 2 dengan CO2
dari aliran darah dengan sel-sel tubuh (Hartono,1995).
Manusia membutuhkan zat asam (O2) secara terus-menerus. Selain itu,
CO2 yang merupakan hasil metabolisme juga harus terus-menerus dikeluarkan
dari tubuh. Agar kedua proses tersebut terjadi, maka harus ada pertukaran gas
antara tubuh dengan atmosfer. Pertukaran gas ini disebut respirasi. Dalam arti kata
yang lebih luas, respirasi meliputi pertukaran gas antara atmosfer dengan paru-
paru yang dikenal dengan istilah pernafasan, transport O2 dari paru-paru sel
jaringan transport CO2 dari sel-sel ke paru-paru, dan yang terakhir adalah
penggunaan O2 oleh sel-sel jaringan yang disebut respirasi sel(Waluyo. 2006 :
91).
Sistem pernafasan dapat dibagi menjadi dua yaitu pernafasan dada dan
pernafasan perut. Pernafasan dada adalah pernafasan yang melibatkan otot antar
tulang rusuk. Mekanisme dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Fase inspirasi, otot tulang rusuk berkontraksi, sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan udara dalam rongga dada lebih kecil dapat
masuk membawa oksigen.
b) Fase ekspirasi, otot antar tulang rusuk kembali ke posisi semula (relaksasi),
sehingga rongga dada kembali mengecil, akibatnya tekanan dalam rongga
dada lebih besar dibanding udara luar sehingga udara didalam rongga dada
yang kaya akan karbondioksida keluar.
Pernafasan perut adalah pernafasan yang melibatkan otot difragma.
Mekanismenya dapat dibedakan menjadi :
a) Fase inspirasi : otot diafragma berkontraksi sehingga rongga dada membesar,
akibatnya tekanan dalam rongga dada mengecil dan udara diluar masuk.
b) Fase ekspirasi, otot diafragma relaksasi sehingga rongga dada mengecil,
akibatnya tekanan dalam rongga dada membesar dan udara dalam rongga
dada keluar dengan membawa karbondioksida.
(Wiwi. 2006. 72).
Organ-organ pernapasan yang dimiliki oleh manusia meliputi semua
unsur/struktur yang menghubungkan udara dari dan ke paru-paru. Organ tersebut
antara lain:
a) Hidung
Terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga
hidung banyak memiliki kapiler darah dan selalu lembab dengan adanya lendir
yang dihasilkan oleh mukosa. Di dalam hidung udara disaring dari benda-benda
asing yag tidak berupa gas agar tidak masuk ke paru-paru (Tambajong, 1995).
b) Faring
Faring merupakan ruang di belakang rongga hidung yang merupakan jalan
masuknya udara dari rongga hidung. Pada ruang tersebut terdapat klep (epiglotis)
yang bertugas mengatur pergantian perjalanan udara, pernafasan dan makanan
(Tambajong, 1995).
c) Laring
Laring/pangkal batang tenggorokan/kotak suara. Laring terdiri atas tulang
rawan, yaitu jakun, epiglotis (tulang rawan) dan tulang rawan trikoid (cincin
stempel) yang letaknya paling bawah (Tambajong, 1995).
d) Trakhea
Trakea merupakan pita yang tersusun atas otot polos dan tulang rawan yang
berbentuk huruf ‘C’ pada jarak yang sangat teratur. Dinding trakea tersusun tas 3
lapisan jaringan epitel yang dapat menghasilkan lendir untuk menangkap dan
mengendalikan benda-benda asing ke hulu saluran pernapasan sebelum masuk ke
paru-paru bersama udara pernafasan (Tambajong, 1995).
e) Bronkus
Merupakan cabang batang tnggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu
menuju paru-paru kiri dan satunya menuju paru-paru kanan. Dinding bronkus
terdii atas lapisan jaringan ikat, lapisan jaaringan epitel, otot polos dan cincin
tulang rawan (Tambajong, 1995).
f) Bronkiolus
Merupakan cabang dari bronkus, dnding dan salurannya lebih tipis. Bronkiolus
bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih halus (Tambajong, 1995).
g) Alveolus
Saluran akhir dari saluran pernafasan yang berupa gelembung udara. Dinding
alveolus sangat tipis setebal selapis sel, lembap dan berdekatan dengan kapiler-
kapiler darah. Adanya alveolus memungkinkam terjadinya luasnya daerah
permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus
terjadi pertukaran gas-gas oksigen dari udara bebas ke sel-sel darah (Tambajong,
1995).
h) Paru-paru
Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasioleh otot dada dan tulang rusuk.
Pada bagian bawah dibatasi oleh otot diafragma yang kuat. Paru-paru merupakan
himpunan dari bronkiolus, samlus, alveolaaris dan alveolus. Di antara selaput dari
paru-paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru pada
saat mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempisnya paru-paru
karena adanya perubahan tekanan rongga dada (Tambajong, 1995).
Paru-paru manusia terbungkus oleh dua selaput, yaitu pleura dalam (pleura
visceralis) dan pleura luar (pleura parietalis). Pleura dalam langsung menyelimuti
paru-paru, sedangkan pleura luar bersebelahan dengan tulang rusuk. Antara kedua
pleura tersebut terdapat rongga tulang rusuk. Antara kedua pleura tersebut
terdapat rongga yang berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-
paru.
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 ml.
Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernafasan manusia. Walaupun
demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernafas mencapai
3500 ml, yang 1000 ml merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi
senantiasa mengisi paru-paru(Waluyo. 2006 : 93).
4. Metode Praktikum
Alat
a. Timbangan berat badan
b. Thermometer digital
c. Stopwatch
5. Prosedur kerja
1. Tentukan peserta didik yang akan melakukan kegiatan ini dengan
ketentuan adanya perbedaan umur, jenis kelamin, dan berat badan.
2. Sebelum melakukan aktivitas; masing-masing siswa mencatat umur, jenis
kelamin, suhu tubuh, dan berat badan.
3. Siswa diminta dalam posisi duduk, catatlah frekuensi pernapasan.
4. Setelah itu, peserta didik diminta berdiri. Catatlah kembali frekuensi
pernapasannya.
5. Kemudian, peserta didik diminta berlari-lari selama 2 menit. Catatlah
kembali suhu tubuh dan frekuensi pernapasan per menit di tabel hasil
pengamatan
6. Hasil Pengamatan
Kapasitas Vital
Lingkar
No Nama Umur L/P Tinggi Berat Sebelum Sesudah
Dada
Lari Lari
8. Penutup
7.1 Kesimpulan
Kapasitas paru – paru tiap orang berbeda, karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang dapat menambah atau mengurangi besarnya kapasitas
vital paru – paru.
Kapasitas paru – paru dalam keadaan diam dan setelah beraktivitas juga
berbeda karena semakin banyak kita melakukan aktivitas maka kapasitas pary
– paru akan semakin besar.
Dalam kapasitas paru – paru yang dapat berubah hanya beberapa eleman saja,
ada elemen yang tidak bisa berubah seperti udara sisa yang tidak dapat
dikeluarkan dari paru – paru. Bolumenya akan tetap tidak dapat berubah
hingga kita meninggal.
8.2 Saran
Praktikan diharapkan bersungguh-sungguh dalam melakukan percobaan,
agar hasil yang diperoleh akurat, dan praktikan sebaiknya mencatat hasil
pengamatan dengan baik agar tidak salah dalam perhitngan kapasitas paru
– paru.
DAFTAR PUSTAKA