4-Article Text-5-1-10-20221221
4-Article Text-5-1-10-20221221
http://lexstricta.stihpada.ac.id
e-issn : 2963-6639
Volume 1 Nomor 1 Agustus 2022 Page : 29 - 40
Abstrak
Tidak ada perkara pidana yang luput dari pembuktian alat bukti keterangan saksi. Hampir
semua pembuktian perkara pidana, selalu bersandar pada pemeriksaan keterangan saksi.
Sekurang-kurangnya di samping pembuktian dengan alat bukti yang lain, masih selalu
diperlukan pembuktian dengan alat bukti keterangan saksi. Permasalahan dalam penelitian
ini Siapa saja yang berhak menghadirkan saksi a de charge dalam perkara tindak pidana
korupsi. Bagaimana tanggungjawab hukum saksi a de charge dalam mempengaruhi
keputusan hakim. Metode penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris.
Metode yuridis yaitu suatu metode penulisan hukum yang dilakukan berdasarkan pada
teori-teori hukum, literatur-literatur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dalam masyarakat. Sedangkan metode empiris yaitu suatu metode dengan melakukan
observasi atau penelitian secara langsung kelapangan untuk mendapat kebenaran yang
akurat dalam proses penyempurnaan penelitian ini. Penelitian menunjukan bahwa, yang
berhak menghadirkan saksi a de charge dalam perkara tindak pidana korupsi adalah
Menghadirkan Saksi ADe Charge dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi adalah terdakwa
atau Penasihat Hukum (PH), saksi a de charge dalam proses persidangan TIPIKOR
memiliki kedudukan yang sama dengan saksi a charge. Keterangan dari saksi a de charge
merupakan keterangan yang menguntungkan terdakwa pada saat persidangan. Dan
Penyidik dapat juga meminta bantuan saksi A Charge dan keterangan seorang ahli hukum
guna membuat terang suatu perkara, dan tanggungjawab hukum saksi a de charge dalam
mempengaruhi keputusan hakim saksi a de charge dapat membantu terdakwa untuk
membuktikan diri bahwa bisa saja terdakwa tidak melakukan perbuatan yang didakwakan
Jaksa Penuntut Umum (JPU) terhadap diri terdakwa. Keterangan saksi a de charge juga
dapat membantu untuk mengungkapkan kebenaran dari suatu TIPIKOR. Keterangan saksi
a de charge yang dapat digunakan sebagai alat pembuktian dalam sidang TIPIKOR tentu
harus berhubungan dengan kasus Tipikor dan juga harus memiliki bobot pembuktian yang
kuat yang dapat memberikan pengaruh kepada hakim bahwa memang benar keterangan
yang diberikan oleh saksi a de charge benar dan mendukung dari keterangan yang
diberikan oleh terdakwa.
Abstract
There is no criminal case that escapes the evidence of witness testimony. Almost all
evidence in criminal cases always relies on examining witness statements. At least in
addition to proving with other evidence, it is still necessary to prove it by means of witness
testimony. The problem in this study is who has the right to present a de charge witness in
a corruption case. How is the legal responsibility of a de charge witness in influencing the
judge's decision. This research method uses an empirical juridical approach. The juridical
method is a method of legal writing which is based on legal theories, literatures and laws
and regulations that apply in society. While the empirical method is a method by
conducting direct observation or research in the field to get accurate truth in the process
This work is licensed under a Creative Commons
Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
29
Lexstricta : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 1 No 1, Agustus 2022, hal. 29-40
of perfecting this research. The research shows that those who have the right to present a
de charge witness in a corruption case are to present an Ade Charge Witness in a
Corruption Crime Case, namely the defendant or Legal Counsel (PH), the a de charge
witness in the TIPIKOR trial process has the same position as witness a. charge. The
testimony of a de charge witness is a statement that favors the defendant at the time of
trial. And investigators can also ask for help from witness A Charge and testimony from a
legal expert to make a case clear, and the legal responsibility of witness a de charge in
influencing the judge's decision, witness a de charge can help the defendant to prove
himself that the defendant may not have committed the act that was charged. Public
Prosecutor (JPU) against the defendant. The testimony of a de charge witness can also
help to reveal the truth of a Corruption Crime. The testimony of the a de charge witness
that can be used as a means of proof in the TIPIKOR trial must of course be related to the
Corruption case and must also have a strong evidentiary weight that can influence the
judge that it is true that the information given by the a de charge witness is correct and
supports the statement. given by the defendant.
30
Saksi A De Charge Dalam Persidangan Tindak Pidana Korupsi Lisa Wahyuni,
Fatria Khairo
kati kebenaran materiil, ialah kebe- saksi yang sekiranya dapat memperingan
naran yang selengkap-lengkapnya pidana yang diberikan kepadanya atau Sak-
dari suatu perkara pidana dengan si A De Charge. Hal ini sesuai dengan ke-
menerapkan ketentuan hukum acara tentuan Pasal 116 ayat (4) KUHAP, yaitu:
pidana secara jujur dan tepat dengan “Dalam hal tersangka menyatakan bahwa
tujuan untuk mencari siapakah pela- dia akan mengajukan saksi yang mengun-
ku yang dapat di dakwakan melaku- tungkan bagi dirinya, penyidik wajib me-
kan suatu pelanggaran hukum, dan manggil dan memeriksa saksi tersebut”.
selanjutnya meminta pemeriksaan Para penegak hukum yang kewena-
dan putusan dari pengadilan guna ngannya diatur dalam KUHAP berada da-
menemukan apakah terbukti bahwa lam suatu sistem yang disebut sebagai sis-
suatu tindak pidana telah dilakukan tem peradilan pidana.5 Pasal 65 KUHAP6
dan apakah orang yang didakwa itu mengatakan bahwa tersangka atau terdakwa
dapat dipersalahkan.” sejak awal diperiksa oleh penyidik memiliki
Keterangan saksi memiliki posisi hak untuk mengajukan saksi-saksi dimana
penting dalam pembuktian perkara pidana saksi-saksi tersebut memberikan keterangan
sebagaimana terlihat dalam penempatannya yang menguntungkan dirinya sebagaimana
pada Pasal 184 KUHAP, yang menyatakan pada pasal 116 ayat 27 dan 38 KUHAP.
bahwa keterangan saksi adalah alat bukti Undang-Undang No 31 Tahun 1999 tentang
utama. Keterangan saksi dalam kedudukan- Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
nya sebagai alat bukti dimaksudkan untuk selanjutnya disebut UU Tipikor dilakukan
membuat terang suatu perkara yang sedang perubahan dengan Undang-undang Nomor
diperiksa diharapkan dapat menimbulkan 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas
keyakinan pada hakim, bahwa suatu tindak Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
pidana itu benar-benar telah terjadi dan Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Ko-
terdakwa telah bersalah melakukan tindak rupsi. Kedudukan Undang-Undang Nomor
pidana tersebut. Seorang tersangka atau 20 tahun 2001 dalam perundangan di Indo-
terdakwa dalam pemeriksaan pendahuluan nesia tidak menggantikan keseluruhan dari
maupun pemeriksaan dalam sidang penga- UU Tipikor. Pada UU Tipikor mengatakan
dilan mempunyai hak untuk membela diri, bahwa:
dengan di beri kesempatan untuk mengaju- Pasal 35
kan seorang saksi yang dianggap dapat
meringankan atau membela dirinya dalam
pemeriksaan tersebut, sehingga dapat mem- 5
pengaruhi keyakinan hakim dalam menja- Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan
Pidana Kontemporer, Kencana, Jakarta,2010, hlm.
tuhkan putusan. Hal ini sesuai dengan ke- 4.
tentuan Pasal 65 KUHAP, yaitu:“Tersangka 6
Pasal 65 Undang-undang Nomor 8 Tahun
atau terdakwa berhak untuk mengusahakan 1981 tentang Hukum Acara Pidana, “Tersangka atau
dan mengajukan saksi dan atau seorang ya- terdakwa berhak untuk mengusahakan dan
ng memiliki keahlian khusus guna member- mengajukan saksi dan atau seseorang yang memiliki
keahlian khusus guna memberikan keterangan yang
kan keterangan yang menguntungkan bagi berguna bagi dirinya.”
dirinya.” 7
Pasal 116 ayat 3 Undang-undang Nomor 8
Saksi A De Charge, adalah saksi Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, “Dalam
yang dipilih atau diajukan oleh Terdakwa pemeriksaan tersangka ditanya apakah ia
atau Penasihat hukum, yang sifatnya me- menghendaki didengarnya saksi yang dapat
menguntungkan baginya dan bilamana ada maka hal
ringankan terdakwa. Bentuk perlindungan itu dicatat dalam berita acara.”
hak asasi, tersangka atau terdakwa adalah 8
Pasal 116 ayat 4 Undang-undang Nomor 8
melakukan pembelaan terhadap dirinya ya- Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, “Dalam
ng salah satu caranya dengan mengajukan hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) penyidik
wajib memanggil dan memeriksa saksi tersebut.”
31
Lexstricta : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 1 No 1, Agustus 2022, hal. 29-40
1. “Setiap orang wajib memberi pidana, artinya bahwa Hukum Acara Pidana
keterangan sebagai saksi atau ini merupakan hukum yang mengatur ba-
ahli, kecuali ayah, ibu, kakek, gaimana Negara melalui alatnya melaksana-
nenek, saudara kandung, istri kan haknya untuk memidana dan menjatuh-
atau suami, anak, dan cucu dari kan pidana. Hukum Acara Pidana biasa
terdakwa.” disebut juga hukum pidana formal yang
2. “Orang yang dibebaskan seba- mengatur bagaimana Negara melalui alat-
gai saksi sebagaimana dimak- alatnya melaksanakan haknya untuk memi-
sud dalam ayat (1), dapat dipe- dana dan menjatuhkan pidana.9
riksa sebagai saksi apabila me- Secara singkat dapat diartikan bah-
reka menghendaki dan disetujui wa norma hukum acara pidana menjadi sa-
secara tegas oleh terdakwa.” luran tertentu untuk menyelesaikan kepenti-
3. “Tanpa persetujuan sebagaima- ngan apabila terjadi perbuatan melawan
na dimaksud dalam ayat (2), hukum yang diatur dalam hukum pidana.
mereka dapat memberikan kete- Pada dasarnya norma hukum acara pidana
rangan sebagai saksi tanpa di- mengatur, atau memerintahkan, atau mela-
sumpah.” rang untuk bertindak, dalam mennyeleng-
Pasal 36 garakan upaya manakala ada sangkaan-
“Kewajiban memberikan ke- /terjadi perbuatan pidana agar dapat dilaku-
saksian sebagaimana dimaksud da- kan penyelidikan, penyidikan, tuntutan hu-
lam Pasal 35 berlaku juga terhadap kum, pemeriksaan perkara, putusan hakim
mereka yang menurut pekerjaan, dan pelaksanaan keputusan oleh petugas
harkat dan martabat atau jabatan- yang berwenang dengan keharusan untuk
nya diwajibkan menyimpan raha- menjunjung tinggi hak asasi manusia serta
sia, kecuali petugas agama yang Negara.10
menurut keyakinannya harus me- Tujuan hukum acara pidana pada
nyimpan rahasia.” hakekatnya mencari kebenaran materiil
Pada pasal diatas telah diatur me- (materiele waarheid, substantial truth) dan
ngenai kewajiban kehadiran saksi yang di- perlindungan hak asasi manusia (protection
minta oleh tersangka atau terdakwa, namun of human rights). Para penegak hukum
terdapat kekosongan hukum Undang-unda- mulai dari Polisi, Jaksa sampaipada Hakim
ng Nomor 20 tahun 2001 Tentang Peruba- dalam menyelidik, menuntut dan mengadili
han Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun perkara senantiasa harus berdasarkan kebe-
1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pida- naran, harus berdasarkan hal yang benar-
na Korupsi dalam kedua undang-undang benar terjadi. Maka diperlukan petugas-
tersebut yaitu adalah bagaimana jika saksi a petugas yang handal, jujur dan berdisiplin
de charge yang diminta hadir oleh tersang- tinggi dan tidak cepat tergoda oleh janji-
ka atau terdakwa tersebut menolak untuk janji yang menggiurkan.11
hadir pada sidang dengan berbagai macam Mencari suatu pembuktian dalam
alasan.Pada KUHAP dan Undang-undang pemecahan permasalahan dapat menyang-
Tipikor tidak menjelaskan bagaimana jika kut berbagai hal yang menjadi alat ukur
saksi yang diminta oleh tersangka tidak ha-
dir, padahal telah diatur bahwa wajib bagi 9
Muhamad Taufik Makarao dan Suhasril,
setiap orang untuk memberikan kesaksian. 2004, Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan
Hukum Acara Pidana maupun Hu- Praktek, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 1.
10
Bambang, Poernomo, 1988, Orientasi
kum Pidana, keduanya tidak dapat dipisah- Hukum Acara Pidana, Amarta Buku, Yogyakarta,
kan dan sangat erat kaitannya satu dengan hlm. 2.
yang lainnya. Hukum Acara Pidana dapat 11
Moch. Faisal Salam,2001, Hukum Acara
dikatakan sebagai hukum formilnya hukum Pidana dalam Teori dan Praktek, Mandar Maju,
Bandung, hlm. 24.
32
Saksi A De Charge Dalam Persidangan Tindak Pidana Korupsi Lisa Wahyuni,
Fatria Khairo
33
Lexstricta : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 1 No 1, Agustus 2022, hal. 29-40
Yaitu beban pembuktian yang di- berdasarkan alat bukti yang ada agar me-
wajibkan oleh undang-undang un- nyatakan seorang terdakwa dibebaskan atau
tuk membuktikan tentang dakwaan dilepaskan dari tuntutan hukum atau meri-
dimuka sidang pengadilan. ngankan pidananya. Untuk itu, terdakwa
Hukum pembuktian merupakan se- atau penasihat hukum jika mungkin harus
perangkat kaidah hukum yang mengatur mengajukan alat-alat bukti yang mengun-
tentang pembuktian, yakni segala proses, tungkan atau meringankan pihaknya. Biasa-
dengan menggunakan alat-alat bukti yang nya, bukti tersebut disebut bukti kebalikan.
sah, dan dilakukan tindakan-tindakan de- sistem pembuktian adalah untuk mengeta-
ngan prosedur khusus guna mengetahuif hui, bagaimana cara meletakkan hasil pem-
akta-fakta yuridis di persidangan, system buktian terhadap perkara pidana yang seda-
yang dianut dalam pembuktian, syarat-sya- ng dalam pemeriksaan, di mana kekuatan
rat dan tata cara mengajukan bukti tersebut pembuktian yang dapat dianggap cukup
serta kewenangan hakim untuk menerima, memadai membuktikan kesalahan terdakwa
menolak, dan menilai suatu pembuktian.15 melalui alat-alat bukti, dan keyakinan ha-
B. PERMASALAHAN kim, maka sistem pembuktian perlu diketa-
Permasalahan yang akan diteliti hui dalam upaya memahami sistem pem-
dalam penelitian ini yaitu: buktian, sebagaimana yang diatur dalam
1. Siapa saja yang berhak meng- KUHAP.17
hadirkan saksi a de charge dalam Mengenai jenis-jenis alat bukti yang
perkara tindak pidana korupsi? boleh dipergunakan dan kekuatan pembuk-
2. Bagaimana tanggungjawab hukum tian serta cara bagaimana dipergunakannya
saksi a de charge dalam mempe- alat-alat bukti tersebut untuk membuktikan
ngaruhi keputusan hakim? di sidang pengadilan, adalah hal yang pali-
ng pokok dalam hukum pembuktian dengan
C. METODE PENELITIAN
sistem negatif. Ketiga hal pokok itu telah
Jenis penelitian dalam penulisan ini
tertuang dalam pasal-pasal dalam bagian
adalah dengan menggunakan metode pen-
keempat KUHAP. Mengenai macam-ma-
dekatan yuridis empiris. Metode yuridis
cam alat bukti dimuat dalam Pasal 184 KU-
yaitu suatu metode penulisan hukum yang
HAP, sedangkan mengenai cara mempergu-
dilakukan berdasarkan pada teori-teori
nakan alat-alat bukti dankekuatan pembuk-
hukum, literatur-literatur dan peraturan per-
tian alat-alat bukti dimuat dalam Pasal 185-
undang-undangan yang berlaku dalam mas-
189 KUHAP.18
yarakat. Sedangkan metode empiris yaitu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indo-
suatu metode dengan melakukan observasi
nesia, saksi memiliki enam pengertian. Per-
atau penelitian secara langsung kelapangan
tama, saksi adalah orang yang melihat atau
untuk mendapat kebenaran yang akurat
mengetahui sendiri suatu peristiwa atau
dalam proses penyempurnaan penulisan.16
kejadian. Kedua, saksi adalah orang yang
D. PEMBAHASAN diminta hadir pada suatu peristiwa untuk
A. Yang Berhak Menghadirkan mengetahuinya agar suatu peristiwa ketika
Saksi ADe Charge dalam Per- apabila diperlukan. Ketiga, saksi adalah
kara Tindak Pidana Korupsi orang yang memberikan keterangan di
Bagi Terdakwa atau Penasihat Hu- muka hakim untuk kepentingan pendakwa
kum (PH), pembuktian merupakan usaha
sebaliknya untuk meyakinkan hakim, yakni
17
Syaiful Bakhri H, 2009, Hukum Pem-
buktian dalam Praktik Peradilan Pidana, Penerbit
15
Ibid, hlm. 21. Total Media, Jakarta, hlm. 39.
16 18
Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Adami Chazawi, 2006, Hukum Pembuktian
Penelitian Ilmu Hukum, MandarMaju, Bandung, hlm Tindak Pidana Korupsi, Penerbit P.T. Alumni,
3 Bandung, hlm. 36-37
34
Saksi A De Charge Dalam Persidangan Tindak Pidana Korupsi Lisa Wahyuni,
Fatria Khairo
atau terdakwa. Keempat, saksi adalah kete- atau pekerjaan yang dimaksud, maka seperti
rangan (bukti pernyataan) yang diberikan ditentukan oleh ayat ini, hakim yang me-
oleh orang yang melihat atau mengetahui. netukan sah atau tidaknya alasan yang di-
Kelima, saksi diartikan sebagai bukti kebe- kemukakan untuk mendapatkan kebebasan
naran. Keenam, saksi adalah orang yang tersebut (Pasal 170 ayat (2) KUHAP).
dapat memberikan keterangan guna kepen- Terdapat beberapa jenis saksi, yakni :
tingan penyidikan, penuntutan, dan peradi- a. Saksi yang memberatkan atau
lan tertentu suatu perkara pidana yang di- saksi a charge.
dengarnya, dilihatnya, atau dialami sen- b. Saksi yang meringankan atau
diri.19 saksi a de charge.
R. Soesilo berpendapat bahwa yang d. Saksi Korban.
dimaksud dengan kesaksian adalah suatu e. Saksi Pelapor (Whistleblower).
keterangan di muka hakim dengan sumpah, f. Saksi Mahkota (kroongetuide).
tentang hal-hal mengenai kejadian tertentu g. Saksi Verbalisan.
yang ia dengar, ia lihat, dan ia alami sen- h. Saksi Testimonium de Auditu /
diri.20Keterangan saksi sesuai dengan Pasal hearsay evidence.
1 angka 27 KUHAP, adalah salah satu alat B. Tanggungjawab HukumSaksiADe
bukti dalam perkara pidana yang berupa Charge dalam Mempengaruhi Ke-
keterangan dari saksi mengenai suatu peris- putusan Hakim.
tiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat Dalam KUHAP telah diatur menge-
sendiri dan ia alami sendiri dengan menye- nai hak dan kewajiban terdakwa. KUHAP
but alasan dan pengetahuannya itu. Perihal juga mengatur mengenai alat bukti dalam
mengenai pemeriksaan saksi terdapat dalam proses persidangan pidana.22 Alat bukti
Pasal 112, 113, 116, 117 ayat (1), 118, 119, yang diatur oleh KUHAP adalah salah
serta 159-181 KUHAP. satunya mengenai saksi. Keterangan saksi
Syarat keterangan saksi agar ketera- adalah salah satu alat bukti yang digunakan
ngannya itu menjadi sah dan berharga, se- sebagai pertimbangan hakim dalam me-
hingga dapat digunakan sebagai salah satu mutuskan suatu tindak pidana.
dasar pertimbangan hakim dalam hal mem- Korupsi merupakan salah satu tin-
bentuk keyakinannya, terletak pada bebera- dak pidana khusus yang diatur secara khu-
pa hal, yaitu :21 sus di Indonesia. Pada Tindak Pidana Ko-
a. Hal kualitas pribadi saksi rupsi sistem pembuktian yang diatur secara
b. Hal apa yang diterangkan saksi khusus. Pada sistem ini, pembuktian tidak
c. Hal sebab apa saksi mengetahui hanya dibebankan kepada Jaksa Penuntut
tentang suatu yang ia terangkan Umum namun juga dibebankan kepada
d. Syarat sumpah atau janji tersangka atau terdakwa. Keterangan saksi
e. Syarat mengenai adanya hubungan merupakan pembuktian terkuat dalam hu-
antara isi keterangan saksi dengan kum pidana Indonesia, saksi menjadi peran-
isi keterangan saksi lain nya dalam persidangan untuk mengungkap
Selanjutnya dijelaskan bahwa jika suatu kejadian disertai dengan alat bukti
tidak ada ketentuan peraturan perundang- lain. Keterangan saksi sebagai pembuktian
undangan yang mengatur tentang jabatan yang paling kuat dalam sistem pidana Indo-
nesia, keterangan saksi tersebut dapat mem-
19
bantu untuk menguatkan dakwaan Jaksa Pe-
Eddy O.S. Hiariej, 2012, Teori dan Hukum nuntut Umum atau dapat membantu untuk
Pembuktian, Penerbit Erlangga, Jakarta, hlm. 56.
20
Soesilo R, 1982, Hukum Acara Pidana : meringankan atau membuktikan bahwa ter-
Prosedur Penyelesaian Perkara Pidana Menurut
22
KUHAP bagi Penegak Hukum, Penerbit Politeia, Pasal 184 Undang-undang Nomor 8 Tahun
Bogor, hlm. 113. 1981 Tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara
21
Adami Chazawi, Op. Cit., hlm. 39-54. Pidana.
35
Lexstricta : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 1 No 1, Agustus 2022, hal. 29-40
sangka atau terdakwa tidak bersalah. Saksi Jika pada saat penyidikan tersangka
selain dapat dihadirkan dalam proses per- menginginkan untuk didengarkan saksi a de
sidangan juga dapat dihadirkan dalam pro- charge, maka penyidik wajib untuk men-
ses penyidikan. Hal ini dapat dimaksudkan datangkan saksi a de charge tersebut dan
untuk meminimalkan salah tangkap, selain mendengarkan kesaksian saksi a de charge
minimal 2 (dua) alat bukti sebagai syarat tersebut. Hal tersebut harus dicatat dalam
seseorang dapat dijadikan tersangka kete- berita acara. Kehadiran saksi a de charge
rangan saksi dapat membantu membuktikan terbatas dari keinginan dari tersangka untuk
seseorang tersebut dapat dijadikan tersang- didengar kesaksiaanya dan kehadirannya
ka atau bukan. baik dalam penyidikan. Jika tersangka da-
Proses persidangan TIPIKOR sen- lam proses penyidikan tidak menghendaki
diri diatur dalam KUHAP, Undang-Undang didengarnya keterangan saksi a de charge
TIPIKOR jo Undang-undang Nomor 20 Ta- maka penyidik tidak berkewajiban untuk
hun 2001 tentang Perubahan Atas Undang- menghadirkan saksi a de charge. Tata cara
Undang TIPIKOR dan Undang-undang persidangan Tipikor yang sama dengan
Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan proses persidangan pidana pada umumnya
TIPIKOR. Pada umumnya hukum acara membuat proses persidangan TIPIKOR
yang digunakan dalam pemeriksaan disida- mudah dipahami dan tidak terkesan muluk.
ng TIPIKOR dilakukan sesuai dengan KU- Proses ini juga berkaitan dalam hal penye-
HAP, kecuali ditentukan lain dalam Unda- lesaian perkara tindak pidana korupsi pada
ng-Undang Pengadilan TIPIKOR, kekhusan tingkat pertama yang dibatasi hanya 120
tersebut antara lain:23 hari sejak tanggal perkara pertama kali di-
1) Penegasan pembagian tugas dan limpahkan. 24
wewenang antara ketua dan wakil Saksi a de charge dalam proses per-
ketua Pengadilan Tipikor. sidangan TIPIKOR memiliki kedudukan
2) Komposisi majelis hakim pada yang sama dengan saksi a charge. Ketera-
tingkat pertama, banding dan ngan dari saksi a de charge merupakan
kasasi. keterangan yang menguntungkan terdakwa
3) Jangka waktu penyelesaian pada saat persidangan. Pada gambar bagan
pemeriksaan pada setiap tingkat proses persidangan di Pengadilan Tipikor
pemeriksaan. terdapat proses mendengarkan keterangan
4) Alat bukti yang diajukan pada per- kesaksian dari saksi a de charge, hal ini
sidangan, termasuk yang diperoleh sejalan dengan sistem pembuktian terbalik
dari hasil penyadapan harus sesuai dalam TIPIKOR. Keterangan dari saksi a
dengan ketentuan perundangan ya- de charge dapat membantu terdakwa untuk
ng berlaku. membuktikan diri bahwa bisa saja terdakwa
5) Adanya kepaniteraan khusu untuk tidak melakukan perbuatan yang didakwa-
pengadilan Tipikor. Tersangka ma- kan Jaksa Penuntut Umum (JPU) terhadap
upun terdakwa yang hadir dan diri
dihadapkan dimuka hukum sejak terdakwa. Keterangan saksi a de
awal memiliki hak-hak yang telah charge juga dapat membantu untuk mengu-
diberikan oleh Undang-undang, sa- ngkapkan kebenaran dari suatu TIPIKOR.
lah satu hak yang dimiliki tersang- Kedudukan atau status kekuatan
ka adalah mengajukan saksi yang pembuktian dari keterangan saksi a charge
menguntungkan bagi dirinya. dan a de charge dalam Pengadilan TIPI-
KOR adalah sama. Hal ini dapat dilihat dari
Pasal 184 KUHAP (1) yang menyatakan
23
Zulkarnain, 2013, Praktik Peradilan
24
Pidana: Panduan Praktis Memahami Peradilan Pasal 29 Undang-undang Nomor 48 Tahun
Pidana, Setara Press, Malang, hlm. 171 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
36
Saksi A De Charge Dalam Persidangan Tindak Pidana Korupsi Lisa Wahyuni,
Fatria Khairo
bahwa keterangan saksi merupakan alat ses pembuktian dalam Pengadilan TIPI-
bukti. Pada Pasal ini tidak dijelaskan ke- KOR, dikarenakan saksi a de charge dapat
terangan saksi yang bagaimana baik saksi a menyeimbangkan pembuktian yang telah
charge maupun saksi a de charge termasuk dihadirkan oleh JPU yang telah mendakwa
dalam keterangan saksi yang dimaksud terdakwa. Kedudukan antara saksi a charge
dalam Pasal 184 ayat 1 KUHAP tersebut. dan a de charge adalah sama di dalam per-
Dalam hal mendengarkan keterangan saksi sidangan, keterangan antara saksi a charge
di Pengadilan, keterangan saksi a charge dan a de charge dapat membantu hakim
didengarkan terlebih dahulu lalu dilanjutkan dalam menjatuhkan putusan kepada ter-
dengan keterangan saksi a de charge, hal dakwa. Kekuatan pembuktian saksi a de
ini untuk mencari kecocokan dari ketera- charge sama dengan saksi a charge kedu-
ngan saksi tersebut. dukannya sama, karena pada intinya dalam
Syarat agar saksi dapat diajukan se- KUHAP telah diatur bahwa keterangan
bagai saksi a de charge adalah sama halnya saksi merupakan salah satu alat bukti yang
dengan syarat saksi a charge atau yang kuat baik itu saksi a charge maupun saksi a
diajukan oleh JPU. Keterangan seseorang de charge.
dapat menjadi saksi di pengadilan menurut Dalam Pasal 183 KUHAP tersebut
M. Yahya Harahap adalah yang berhubu- dapat terlihat sebelum menjatuhkan putu-
ngan seperti:25 san, hakim harus memperhatikan 2 (dua)
1. Apa-apa yang dilihatnya sendiri. aspek dalam menjatuhkan putusan, yaitu:
2. Apa-apa yang didengarnya sendiri a. Aspek Yuridis
3. Apa-apa yang dialaminya sendiri se- Dalam aspek ini hakim dalam
hubungan dengan perkara yang seda- memutus perkara harus didasarkan alat
ng diperiksa, serta; bukti. Dimana minimal alat bukti yang
4. Menjelaskan dengan terang sumber sah adalah 2 (dua) alat bukti yang sah,
dan alasan pengetahuannya sehubu- alat bukti yang sah ini telah diatur
ngan dengan peristiwadan keadaan macamnya dalam Pasal 184 KUHAP.
yang dilihatnya, didengarnya, atau Jika alat bukti yang sah kurang dari 2
dialaminya. (dua) maka hakim tidak dapat memu-
Menjadi saksi merupakan salah satu tuskan perkara tersebut, dalam KU-
kewajiban warga Negara. Dimana jika di- HAP telah diatur minimal 2 (dua) alat
panggil dengan sah dan patut untuk menjadi bukti yang sah sehingga jika alat bukti
saksi maka orang yang bersangkutan di- yang sah kurang dari 2 (dua) maka
wajibkan untuk hadir dan memberikan ke- hakim tidak dapat memutus perkara
saksian baik saksi a charge maupun saksi a tersebut.
de charge. Kata “sah” dalam dua alat bukti
Saksi a de charge merupakan hak yang sah juga dimakasudkan adalah
yang diberikan kepada terdakwa, terdakwa dalam menghadirkan alat bukti dalam
dapat menghadirkan saksi a de charge persidangan, cara untuk mendapatkan
dalam persidangan TIPIKOR apabila ter- alat bukti tersebut harus sesuai dengan
dakwa merasa bahwa saksi a de charge diatur dalam undang-undang hal ini
tersebut dapat memberi keuntungan kepada sesuai dengan Pasal 28 ayat (1) Und-
terdakwa. Saksi a de charge merupakan ang-undang Nomor 46 Tahun 2009
salah satu bagian yang penting dalam pro- Tentang Pengadilan TIPIKOR:
“Semua alat bukti yang
25
M. Yahya Harahap, 2010, Pembahasan
diajukan di dalam persidangan,
Permasalahan Dan Penerapan KUHAP termasuk alat bukti yang diper-
(Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, oleh dari hasil penyadapan, ha-
dan Peninjauan Kembali),Sinar Grafika, Jakarta, rus diperoleh secara sah berda-
hlm. 183.
37
Lexstricta : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 1 No 1, Agustus 2022, hal. 29-40
38
Saksi A De Charge Dalam Persidangan Tindak Pidana Korupsi Lisa Wahyuni,
Fatria Khairo
39
Lexstricta : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 1 No 1, Agustus 2022, hal. 29-40
yang akan dapat dijadikan dasar bahan per- kan dengan keterangan saksi-saksi lainnya
timbangan hakim dalam menentukan putu- dan juga dihubungkan dengan alat bukti
san kepada terdakwa. lainnya. Keterangan saksi a de charge yang
Dari penjelasan diatas dapat menun- apabila dihubungkan dengan keterangan
jukan bahwa pengaruh saksi a de charge saksi lainnya dan alat-alat bukti lainnya
dalam Persidangan Tipikor hanya dapat saling berhubungan dan menguatkan maka
dinilai oleh hakim sendiri. Dimana saksi a beban pembuktian keterangan saksi a de
de charge dapat mempengaruhi hakim apa- charge adalah sah dan dapat mempengaruhi
bila keterangan yang diberikan oleh saksi a pertimbangan hakim dalam menjatuhkan
de charge adalah benar dengan digabung- putusan kepada terdakwa.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Adami Chazawi, 2006, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, Penerbit P.T. Alumni,
Bandung.
Alfitra, 2011, Hukum Pembuktian Dalam Beracara Pidana, Perdata Dan Korupsi Di
Indonesia, Raih Aksa Sukses, Jakarta.
Andi Hamzah, 2008, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.
Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, MandarMaju, Bandung.
Bambang, Poernomo, 1988, Orientasi Hukum Acara Pidana, Amarta Buku, Yogyakarta.
Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, 2004, Metode Penelitian, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Eddy O.S. Hiariej, 2012, Teori dan Hukum Pembuktian, Penerbit Erlangga, Jakarta.
M. Yahya Harahap, 2010, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP
(Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan
Kembali),Sinar Grafika, Jakarta.
Moch. Faisal Salam,2001, Hukum Acara Pidana dalam Teori dan Praktek, Mandar Maju,
Bandung.
Muhamad Taufik Makarao dan Suhasril, 2004, Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan
Praktek, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Romli Atmasasmita, 2010, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer, Kencana, Jakarta.
Rusli, 2007, Hukum Acara Pidana Kontemporer, Citra Aditya Bakti, Bandung.
Rusli, 2007,Hukum Acara Pidana Kontemporer, Citra Aditya Bakti, Bandung.
Soesilo R, 1982, Hukum Acara Pidana : Prosedur Penyelesaian Perkara Pidana Menurut
KUHAP bagi Penegak Hukum, Penerbit Politeia, Bogor.
Syaiful Bakhri H, 2009, Hukum Pembuktian dalam Praktik Peradilan Pidana, Penerbit
Total Media, Jakarta.
Yahya Harahap, 2007, Pembahasan PermasalahanDan Penerapan KUHAP (Pemeriksaan
Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembal), Sinar Grafika,
Jakarta.
Zulkarnain, 2013, Praktik Peradilan Pidana: Panduan Praktis Memahami Peradilan
Pidana, Setara Press, Malang.
Undang-Undang:
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman
40