Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MEMBUAT KONSEP PELAKSANAAN ADVOKASI KESEHATAN MELALUI 6


LANGKAH ADVOKASI KESEHATAN (“A” frame dari John Hopkins University)
Untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar promosi kesehatan
Dosen Pengampu Dian Ardyanti M.Kes

Disusun oleh:

1. Rayna Arum Puspitaningtyar ( P07226122058 )


2. Dinda Jihan Trisna Tammu ( P07226122027 )
3. Khairunnisa Aditia Putri (P07226122067 )
4. Destiani Cika Sepang ( P07226122065 )
5. Zakiya Azhar Fahriza ( P07226122014 )
6. Alham Pratama ( P07226122008 )
7. Muhammad Iqbal ( P07226122036 )

POLTEKKES KEMENKES KALTIM

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Membuat Konsep Pelaksanaan Advokasi Kesehatan Melalui 6 Langkah Advokasi Kesehatan
(“A” Frame Dari John Hopkins University)”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar promosi kesehatan
yang dibimbing oleh Ibu Dian Ardyanti M.Kes. selain itu juga agar pembaca dapat mengetahui
bagaimana konsep advokasi melalui 6 langkah advokasi.. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu
Dian Ardyanti M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah ‘’pengantar promosi kesehatan” yang
telah membimbing dan mengajarkan kami, serta pihak-pihak yang bersangkutan yang telah
membantu, sehingga makalah ini bisa terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Adapun
kesalahan dalam penyusunan kata, kalimat ataupun ejaan, berasal dari keterbatasan wawasan dan
pengetahuan serta ketidaksengajaan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan berkah yang melimpah khusunya bagi penulis dan
bagi pembaca pada umumnya, aamiin.
Kalimantan, 29 Maret 2023

Penulis

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 5

2
C. Tujuan .................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 6

A. Pengertian Advokasi kesehatan ............................................................................. 6


B. Sasaran dan Unsur advokasi….. ……………………………...........................7
C. Konsep pelaksanaan advokasi kesehatan melalui 6 langkah advokasi kesehatan 10

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12


BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, advokasi adalah pembelaan, sokongan atau
bantuan. Menurut Webster Encyclopedia advokasi adalah act of pleading for supporting or
recommending active espousal, yang berati tindakan pembelaan, dukungan atau rekomendasi.
Advocation is action in support of a cause or proposal. It can be political, as in lobbying for
specific legislation, or social, as in speaking out on behalf of those without a voice.
Menurut WHO yang dikutip UNFPA dan BKKBN (2002) dalam Maulana (2009)
mengungkapkan advocacy is a combination on individual and social action design to gain political
commitment, policy support, social acceptance and systems support for particular health goal or
programme. Dapat disimpulkan bahwa advokasi adalah kombinasi kegiatan individu dan sosial
yang dirancang untuk memperoleh komitmen politis, dukungan kebijakan, penerimaan sosial dan
sistem yang mendukung tujuan atau program kesehatan tertentu.
Sasaran advokasi kesehatan adalah berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan
dukungan terhadap upaya kesehatan khususnya para pengambil keputusan dan penentu kebijakan
di pemerintahan, lembaga perwakilan rakyat, mitra di kalangan pengusaha/swasta, badan
penyandang dana, media massa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya
masyarakat, tokoh-tokoh berpengaruh dan tenar dan sebagainya. Bukan hanya sekedar berpotensi
mendukung, tetapi juga menentang atau berlawanan atau merugikan kesehatan.

3
Pelaku advokasi adalah siapa saja yang peduli terhadap upaya kesehatan dan memandang
perlu adanya mitra untuk mendukung upaya tersebut. Pelaku advokasi dapat berasal dari kalangan
pemerintah, swasta, perguruan tinggi, organisasi profesi, organisasi berbasis masyarakat/agama,
LSM dan tokoh berpengaruh. Diharapkan mereka memahami permasalahan kesehatan,
mempunyai kemampuan advokasi khususnya melakukan pendekatan persuasif, dapat dipercaya
dan sedapat mungkin dihormati atau setidaknya tidak tercela khususnya di depan kelompok
sasarann
Menurut Wobster Encyclopedia advokasi adalah “act of pleading for supportingor
recommending active espousal” atau tindakan pembelaan , dukungan , ataurekomendasi :
dukungan aktif menurut ahli retorika ( foss and foss , et al : 1980 )Advokasi diartikan sebagai
upaya persuasi yang mencakup kegiatan : penyadaran , rasionalisasi , argumentasi dan
rekomendasi tindak lanjut mengenaisesuatu hal.

Konsep advokasi terus berkembang di bidang kesehatan termasuk dalam dunia


keperawatan. Advokasi ini sudah dirintis sejak zaman Florence Nigthtingale, meskipun belum
terkonsep langsung seperti perkembangan advokasi saat ini(Gyamfi & Breya, 2016). Advokasi
pasien merupakan esensi intrinsik dari etika keperawatan professional.Kebutuhan pasien
merupakan kunci advokasi dalam keperawatan. Advokasi menjadi inti dari komitmen profesional
keperawatan terhadap perlindungan hak azazi pasien, perlindungan pasien terhadap bahaya, dan
asuhan keperawatan yang berkualitas (Liske, 2014). Sehingga advokasi menjadi salah satu peran
penting perawat.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalahnya adalah bagaimana cara membuat
konsep pelaksanaan advokasi kesehatan melalui 6 langkah advokasi kesehatan?

3. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui bagaimana konsep pelaksanaan advokasi kesehatan melalui 6 langkah


advokasi kesehatan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Advokasi kesehatan

Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui berrnacam-macam


bentuk komunikasi persuasif (WHO, 1989). Menurut “ Socorro Reyes, Local Legislative
Advocacy, Philippines, 1997 “ Advokasi adalah aksi strategis yang ditujukan untuk menciptakan
kebijakan publik yang bermanfaat bagi masyarakat atau mencegah munculnya kebijakan yang
diperkirakan merugikan masyarakat (The Center For Legislative Development, 2007). Dengan
mengacu pada pengertian di atas, maka advokasi kesehatan adalah suatu rangkaian komunikasi
strategis yang dirancang secara sistematis dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu baik oleh
individu maupun kelompok agar pembuat keputusan mampu membuat suatu kebijakan publik yang
menguntungkan kelompok masyarakat.

Dengan kata lain, advokasi kesehatan yang baik perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :

• Sebagai salah satu bentuk komunikasi strategis.


• Dirancang secara sistematis agar menarik perhatian, membujuk, mempengaruhi,
meyakinkan, menjual ide, dan melobi.
• Dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
• Ditujukan kepada pembuat keputusan agar membuat kebijakan publik yang
menguntungkan bagi keluarga dan masyarakat terutama kelompok masyarakat marjinal.
5
• Dapat memberi dampak pemberdayaan dan penyegaran dalam bidang kesehatan kepada
masyarakat dan berbagai kelompok.
• Menyediakan informasi yang menggambarkan program kesehatan maupun program
lainnya, baik dari segi positif maupun segi negatif, dalam berbagai bentuk penyajian/model.

Pengertian advokasi kesehatan masyarakat, yaitu :

• Upaya sistematis dan terorganisir


• Melancarkan aksi.
• Target terjadinya kebijakan, pelaksanaan dan perubahan perilaku.
• Penggalangan dukungan dan berbagai pihak
• Pencapaian hasil yang optimal dan dilakukan terus menerus.

Tujuan Advokasi
• Umum
Diperolehnya dukungan politis terhadap kebijakan dan implementasi upaya kesehatan
masyarakat dalam mewujudkan Indonesia Sehat 2010.
• Khusus
Diperolehnya persamaan persepsi antara Dinas Kesehatan dengan Eksekutif dan Legislatif.
Diperolehnya opini masyarakat dalam mendukung program.
B. Sasaran dan Unsur Advokasi
Dalam melakukan advokasi, terdapat beberapa unsur yang perlu diketahui diantaranya
yaitu:
• Penetepan tujuan dilakukannya advokasi
• Pemanfaatan data dan riset untuk melakukan advokasi
• Identifikasi khalayak sasaran yang akan diadvokasi
• Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi
• Membangun koalisi
• Membuat presentasi yang bersifat persuasif
• Penggalangan dana untuk advokasi
• Evaluasi terhadap upaya advokasi
Unsur Advokasi
1. Memilih tujuan advokasi

6
Masalah yang diadvokasi mungkin sangat kompleks. Oleh sebab itu agar advokasi berhasil
maka tujuan advokasi harus dipertajam demikian rupa. Tujuan advokasi harus dipersempit
sehingga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti; sungguh masalah ini mengajak
berbagai kelompok bersama-sama membentuk yang kuat? Apakah tujuan mungkin tercapai?
Apakah tujuannya benar-benar menangani masalah itu?
2. Menggunakan Data dan Penelitian untuk Advokasi Data dan penelitian merupakan hal yang
sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat ketika memilih masalah yang akan dia
dvokasi, mengidentifikasi cara memecahkan tassaya masalah tersebut, dan menentukan tujuan
yang realistis. Data yang sah, lengkap dan akurat juga dapat menjadi argumentasi yang kuat.
Dengan data dapatkah kita mencapai tujuan dengan realistis? Data apa yang bisa digunakan
untuk mendukung suatu argumentasi?
3. memar Sasaran Advokasi
Jika masalah dan tujuan telah ditetapkan, maka kegiatan advokasi harus diarahkan kepada
orang-orang yang memiliki otoritas untukmengambil keputusan misalnya staf, pimpinan, orang
tua, media, dan masyarakat. Siapa para pengambil keputusan yang dapat membuat tujuan
umum kita menjadi kenyataan? Siapa dan apa yang mempengaruhi para pengambil keputusan
ini?
4. Memproduksi dan Menyampaikan Pesan Advokasi advokasi Sasaran yang berbeda-beda
memberikan respon terhadap pesan yang berbeda pula. Misalnya, seorang Menteri Sosial
mungkin akan bertindak ketika yang disajikan dat A detail tentang angka lanjut usia di suatu
daerah. Pesan apakah yang Perlu sampai kepada sasaran advokasi pilihan demi kepentingan
suatu kegiatan advokasi?
C. Konsep pelaksanaan advokasi kesehatan melalui 6 langkah advokasi kesehatan
1. Analisis Adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui berbagai macam bentuk
komunikasi atau penetapan sebuah gerakan yang ditentukan oleh pihak yang berwenang untuk
membimbing atau mengendalikan perilaku lembaga, masyarakat dan individu. Langkah awal untuk
advokasi yang efektif
• Adanya ketersediaan informasi yang akurat dan pemahaman mendalam mengenai
permasalahan yang ada.
• Pemahaman seputar masyarakat yg terlibat.
• kebijakan serta keberadaannya;organisasi-organisai dan jalur-jalur pembuat
keputusan
Contoh
• Masalah apa?

7
• Kebijakan yang berhubungan & penerapannya?
• Perubahan kebijakan seperti apa yang dibutuhkan?
• Siapa stakeholder yang berhubungan dengan perubahan kebijakan yang
diinginkan?
• Siapa pengambil keputusan kunci? Dll
2. Strategi, Tahapan strategi dibangun berdasarkan tahapan analisis yang mengarahkan,
merencanakan dan memfokuskan upaya pada tujuankhusus, serta menetapkan pada jalur yang jelas
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan.

• Bentuk kelompok kerja untuk mengembangkan strategi dan rencana kegiatan.


• Identifikasi kelompok sasaran utama dan sekunder (kelompok pro, tidak
memihak dan saingan/lawan)
• Kembangkan tujuan yang SMART (Spesific, Measurable, Appropriate,
Realistic, Timebound Posisikan issue yang ditawarkan kepada pengambil
keputusan sbg sesuatu yang unik dan menguntungkan
• Ikuti model perubahan kebijakan yang sesuai
• Identifikasi sumberdaya(bangun kemitraan)
• Sesuaikan posisi untuk mencapai konsensus
3. Mobilisasi
• Pembentukan koalisi memperkuat advokasi
• Peristiwa, kegiatan, pesan harus sesuai dengan tujuan, kelompok sasaran,
kemitraan dan sumber-sumber yang ada
• Dampak positif bagi pembuat kebijakan; partisipasi penuh dari anggt koalisi
dan memperkecil reaksi oposisi Kembangkan rencana kerja yang sesuai
• Delegasikan tanggung jawb kepada anggota koalisi untuk memonitor setiap
peristiwa
• Buat jaringan kerja
• Organisasikan pelatihan dan praktek advokasi
• Idenifikasi , uji dan gabungkan semua data yang mendukung
• Sajikan info yang singkat, dramatis dan mudah diingat
• Tentukan secara jelas aksi yang akan diadakan dan pentingnya rekomendasi
tersebut
• Rencanakan dan organisir liputan media
• Secara terus menerus dukung masyarakat lapisan terbawah
4. Aksi

8
• Mempertahankan kekompakan kegiatan aksi dan semua mitra
• Pengulangan pesan dan penggunaan alat bantu yang kredibel dapat mempertahankan
perhatian terhadap issue yg ada
• Bersikap fleksibel terhadap oposisi Laksanakan kegiatan sesuai jadwal
• Tentukan kiat agar koalisi dapat informasi tentang kegiatan aksi
• Jangan takut terhadap kontroversi
• Pertahankan komitmen pembuat kebijakan
• Catat semua keberhasilan dan kegagalan
• Monitor opini publik dan publikasikan
• semua perubahan yang positif
• Berikan penghargaan thd pembuat kebijakan dan para mitra koalisi
5. Evaluasi
• Usaha advokasi harus dievaluasi secara seksama
• Perlu ada monitor secara rutin dan obyektif terhadap apa yang telah dilakukan dan apa yang
masih dikerjakan
• Usaha advokasi harus dievaluasi secara seksama
• Perlu ada monitor secara rutin dan obyektif terhadap apa yang telah dilakukan dan apa yang
masih dikerjakan
• Tentukan indikator (indikator perantara dan proses)
• Evaluasi peserta
• Pendokumentasian perubahan yang terjadi berasaskan SMART
• Identifikasi faktor kunci
• Dokumentasi perubahan yang tidak direncanakan
• Sosialisasikan hasil yang telah dicapai
6. Kesinambungan
• Advokasi adalah proses yang berlangsung terus menerus
• Kesinambungan memperjelas tujuan jangka panjang, mempertahankan fungsi koalisi dan
menyesuaikan data argumentasi seiring perubahan yang terjadi
• Evaluasi situasi yang dihasilkan
• Lakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan jika perubahan yang diinginkan
terjadi
• Tinjau kembali strategi & kegiatan yang ada
• jika perubahan kebijakan yang diinginkan tidak terjadi Lakukan dengan tekun

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Advokasi kesehatan adalah suatu rangkaian komunikasi strategis yang dirancang
secara sistematis dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu baik oleh individu maupun
kelompok agar pembuat keputusan mampu membuat suatu kebijakan publik yang
menguntungkan kelompok masyarakat.
Tujuannya adalah Diperolehnya dukungan politis terhadap kebijakan dan
implementasi upaya kesehatan masyarakat dalam mewujudkan Indonesia Sehat 2010.
Diperolehnya persamaan persepsi antara Dinas Kesehatan dengan Eksekutif dan Legislatif.
Diperolehnya opini masyarakat dalam mendukung program.
Unsur yang perlu diketahui diantaranya yaitu Penetepan tujuan dilakukannya
advokasi, Pemanfaatan data dan riset untuk melakukan advokasi, Identifikasi khalayak
sasaran yang akan diadvokasi, Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi,
Membangun koalisi, Membuat presentasi yang bersifat persuasive, Penggalangan dana
untuk advokasi, Evaluasi terhadap upaya advokasi
Konsep pelaksanaan advokasi kesehatan melalui 6 langlah yaitu analisis, strategi,
mobilisasi, aksi, evaluasi, dan kesinambungan. Konsep advokasi terus berkembang di
bidang kesehatan termasuk dalam dunia keperawatan. Advokasi ini sudah dirintis sejak
zaman Florence Nigthtingale, meskipun belum terkonsep langsung seperti perkembangan
advokasi saat ini(Gyamfi & Breya, 2016). Advokasi pasien merupakan esensi intrinsik dari
etika keperawatan professional.Kebutuhan pasien merupakan kunci advokasi dalam
keperawatan. Advokasi menjadi inti dari komitmen profesional keperawatan terhadap
perlindungan hak azazi pasien, perlindungan pasien terhadap bahaya, dan asuhan
keperawatan yang berkualitas (Liske, 2014). Sehingga advokasi menjadi salah satu peran
penting perawat.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, makalah ini masih perlu perbaikan dan penyempurnaan melalui kritik dan saran dari
pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca dan kita semua.
10
DAFTAR PUSTAKA

John Hopkins University, 2008. Model A for Advocacy. (JHU)

Sharma, Situ R (Tanpa tahun), An Introduction to Advocacy. Training Guide. Support for
Analysis and Research in Africa (SARA), Health and Human Resources Analysis in
Africa (HHRAA), USAID, Africa Bureau, Office of Sustainable Development.

Depkes RI, 2013.Modul Materi Advokasi Sanitasi total berbasis masyarakat,Ditjen PPM dan PL:
Jakarta.

Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif, Teori Dan Aplikasi.

11

Anda mungkin juga menyukai