Mikrobiologi Pangan
Mikrobiologi Pangan
Disusun Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Semakinberkembangnyailmupengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan
keinginanmanusiasemakinmeningkat, terutamakebutuhandalambidangpangan.
Perubahangayahidupkhususnya pada polamakan yang terjadi pada
sebagianmasyarakatmembuat para
indutripanganberupayauntukmenciptakanberbagaiinovasiprodukpangan,
baikdalambentukmentahmaupunsiapsaji. Namun, saatinibanyakprodukpangan
yang kurangaman dan kuranglayakuntukdikonsumsi, misalnyaprodukpangan yang
mengandungbahanpengawet, bahanpemanisataupunbahantambahan lain yang
berbahayabagikesehatanmanusia. Sehingga, daripolamakan yang salah tersebut,
timbulberbagaimacampenyakitterutamapenyakitpencernaan.
Untukmengatasihalini, dapatdilakukanpengaturanpolamakan yang benar dan
mengonsumsimakanan yang baikuntukpencernaan. Salah satuprodukpangan yang
baikuntukpencernaanadalahprodukprobiotik.
Produkpanganprobiotiktelahdikenalsebagaipanganfungsionalkarenabermanf
aatbagikesehatankhususnya pada saluranpencernaan.
Secaraumumprobiotikmerupakanmikroba yang
memberikankeuntungankesehatanbagiinangnyamelaluiefeknyadalamsaluran
intestinal (Umam, Utami&Widowati, 2012). Salah satuminumanprobotik yang
banyakdikenalsaatiniyaitu yoghurt. Dalampembuatan yoghurt selainditambahkan
BAL probiotiksebagai starter, dapat juga ditambahkandenganprebiotik yang
seringdisebutsebagai yoghurt sinbiotik. Prebiotikmerupakanbahanpangan yang
bermanfaatdalammeningkatkan dan memengaruhibakteriprobiotik. Peran
prebiotikyaitumenstimulasipertumbuhanbakteriprobiotikdenganmemberikansubstr
at yang dapatdicerna oleh bakteritersebutsehinggapopulasinyameningkat (Putri,
Purwijantiningsih, dan Pranata, 2020).
Proses
pembuatannyaproduksinbiotikyaituditambahkankomponenprebiotikkomersilhasile
ktraksiataudapatdenganmenggunakanbahanpangan segar yang
mengandungprebiotiksecaraalamisepertiselulosa, hemiselulosa, lignin, laktulosa
dan darikelompokoligosakarida (Nehemya, Lubis dan Nainggolan, 2017). Salah
satubahan yang mengandungkomponenprebiotikuntukbakteriprobiotikyaitu gula
aren. Gula arenmengandungnutrisiterutama protein, lemak, karbohidrat, kalsium,
fosfor dan zatbesi. Gula arendapatberperansebagaisumbernutrisibagi kultur
probiotik. Pada minumansinbiotik, selainditambhkannutrisiuntukprobiotikdapat
juga ditambkanzatgizi yang
dapatmemperkayanutrisidalamminumansepertipenambahanekstrakbuahnaga.
Albedo buahsemangkaselamainimasihdipandangsebagaibagianbuah yang
tidakdapatdimanfaatkan. Albedo semangkamengandunglikopen yang
termasukkedalamgolonganantioksidan. Selainitu albedo
semangkamengandungasam amino sitrulinsebanyak 2 -20 mg/gr beratkering.
Bagian albedo semangkalebihbanyakmengandungserat, kalium dan gula (Mawarni
dan Fitriyah, 2015). Oleh karenaitu, dalampenelitianinidibuatinovasiminuman
yoghurt sinbiotikdenganpenambahan gula aren dan ekstrak albedo semangka.
1.2 Rumusanmasalah
1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Yoghurt
Yoghurt merupakan salah satu produk susu fermentasi yang telah
lamadikenal dan mempunyai rasa asam yang spesifik. Yoghurt dapat dibuat
darisusu yang telah dihomogenisasi, susu berkadar lemak rendah atau susu
skimdengan penambahan susu bubuk. Pembuatan yoghurt meliputi
pemenasan,pendinginan dan fermentasi dimana pembuatanya mengalami proses
yanghigienis Abubakar et al.,( 1998) dalam prasetyo (2010).Yoghurt mempunyai
nilai gizi yang tinggi dari pada susu segar sebagaibahan dasar dalam pembuatan
yoghurt, terutama karena meningkatnya totalpadatan sehingga kandungan zat-zat
gizi lainya meningkat, selain itu yoghurtsesuai bagi penderita Lactose Intolerance
atau yang tidak toleran terhadaplaktosa (Wahyudi, 2006).
Gambar 1 : Yoghurt
Sumber: www.Cosmos.com
bukanlemak(b/
b)
4. Protein(b/b) % Min2,7 Min2,7
5. Kadar Abu % Maks1,0 Maks1,0
(b/b)
6. Keasaman(dihi % 0,5-2,0 0,5-2,0
tungsebagaiasa
m
laktat)(b/b)
7 Cemaran
Logam
7.1 Timbal mg/kg Maks0,3 Maks0,3
7.2 Tembaga mg/kg Maks20,0 Maks20,0
7.3 Timah mg/kg Maks40,0 Maks40,0
7.4 Raksa mg/kg Maks0,03 Maks0,03
8. Arsen mg/kg Maks0,1 Maks0,1
9. Cemaran
mikroba
9.1 Bakterico APM/ Maks10 Maks10
liform gataukol
oni/
g
9.2 Salmonella - Negatif/25g Negatif/25g
9.3 Listeria - Negatif/25g Negatif/25g
monocytogene
s
10. Jumlahb Koloni/g 107 -
aktteri
starter*
Sesuaidenganpasal2istilahdandefinisi
Sumber: Standar Nasional Indonesia Yoghurt 01-2981-2009 (2009)
2.2 Bakteri AsamLaktat
Bakteri Asam Laktat adalah bakteri yang menghasilkan sejumlah besar
asam laktat sebagai hasil akhir dari metabolisme gula (karbohidrat). Asam laktat
yang dihasilkan dengan cara tersebut akan menurunkan nilai PH dari lingkungan
pertumbuhannya dan menimbulkan rasa asam. Ini juga menghambat pertumbuhan
dari beberapa jenis mikroorganisme salah satunya bakteri lactobacillus (Buckle,
2010).
Lactobacillus bulgaricus salah satu dari beberapa bakteri yang
digunakanuntuk memproduksi yoghurt. Pertama di identifikasi tahun 1905 oleh
doktorasal Bulgarian bernama Stamen Grogorov.Secara morfologis
Lactobacillusbulgaricus termasuk gram positif, bakteri ini merupakan bakteri non
motuledan tidak berbentuk. Bakteri ini mempunyai kebutuhan nutrisi yang
komplek,termasuk di dalamnya ketersediaan untuk memfermentasi beberapa jenis
gulatermasuk laktosa. Bakteri ini juga merupakan bakteri tahan asam, yang
tahanterhadap pH rendah (sekitar 5,4-4,6) agar tumbuh efektifBalows dan Trupen,
(1991) dalam prasetyo (2010).
Saatdikombinasikanbersamadalam yoghurt,
keduabakteritersebutsalingmenstimulasisatusama lain, L. bulgaricus yang
bersifatproteolitikmeningkatkanpertumbuhanS.
thermophillusdenganmembentukpeptida dan asam amino (yang dimaksudadalah
valine sebagaikandunganasam amino). S.
thermophillusmeningkatkanpertumbuhanL. bulgaricusdenganmengubahasam
format menjadiasampiruvat pada suasanaanaerob dan denganproduksi CO2
dalamjumlah yang tinggi. Berdasarkanhasilkerja yang
salingmenstimulasitersebutselamafermentasi,
asamlaktatdiproduksilebihcepatdibandingkandenganasamlaktat yang dihasilkan
starter tunggal.
2.3 Fermentasi
Fermentasi adalah perubahan komposisi kimia bahan pangan yang
disebabkan oeh enzim, baik yang dihasilkan oleh mikroorganisme maupun oleh
bahan pangan trrsebut (Buckle et al.,2010). Dalam fermentasi terjadi aktivitas
katabolik (memecah) Komponen komplek menjadi zat-zat yang lebih sederhana
(Triyono,2010).Dijelaskanlebihlanjut proses
untukmengubahsuatubahanmenjadiproduk yang bermanfaatbagimanusia,
hinggasaatini proses fermentasitelahmengalamiperbaikan-perbaikandarisegi
proses sehinggadihasilkanprodukfermentasi yang lebihbaik.
Fermentasidarisudutpandangbiokimiadapatdiartikansebagaisuatu proses
pemecahanbahanorganikuntukmenghasilkanenergi yang
berlangsungdalamkondisitanpaoksigen. Dari sudutpandangindustri,
fermentasidiartikansebagaiperubahanbahandasarmenjadiproduk yang
diinginkandenganmenggunakan masa selmikrobia (Widodo, 2012).
Fermentasi susu menjadi yoghurt dilakukan dengan bantuan bakteri
Streptocoocus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus.Aktifitas bakteri
Tersebut akan mengubah laktosa menjadi asam laktat sehingga akan merubah rasa
Pada yoghurt.Yoghurt yang baik mempunyai konsentrasi asam laktat 0,85-0,95 %.
Sedangkan derajat keasaman (pH) yang sebaiknya dicapai sekitar 4,4 – 4,5.
(Wibawa, 2009).Keasaman yang tinggiatau pH yang rendah pada susu
menunjukkanbahwatelahbanyaklaktosa yang diubahmenjadiasamlaktat Tinggi
rendahnyakadarasamlaktatdalamproduk susu fermentasidipengaruhi oleh
kemampuan starter dalammembentukasamlaktat yang digunakanatauditentukan
oleh jumlah dan jenis starter yang digunakan( Fatmawati et al, 2013 ).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitianinitelahdilaksanakan pada bulanjuni 2023 di
LaboratoriumJurusanIlmu dan TeknologiPanganFakultasPertanian Universitas
Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang diperlukandalampenelitianinimeliputi: Kompor, wadah, pisau,
blender, pengaduk dan kainsaring Adapun alatanalisis yang digunakanantara
lain: Timbangananalitik, auto clave,cawanporselin, cawanpetri,hot plate,
laminar air flow, incubator, pipet 1 ml, 5 ml dan 10 ml.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakandalampenelitianinimeliputi: yoghurt plain,
aquades, Gula, Susu Skim dan Buah Naga sedangkanbahananalisis yang
digunakanantara lain: MRSA (Man Rogosa Sharpe Agar),etanol dan DPPH
3.3 RancanganPenelitian
Rancangan yang
digunakandalampenelitianiniadalahRancanganAcakLengkap (RAL)
dengansatufaktoryaknipenambahankonsentrasiekstrakBuah Naga. Terdapat 3 kali
perlakukan dan satukontrolsetiapperlakuandiulangsebanyak 3 kali.
Tabel 3. RancanganPenelitian
Tabel 4. FormulasiPerlakuan
Konsentrasi
No. Formulasi
A1 A2 A3 A4
1 EkstrakBuah Naga 0% 3% 5% 7%
2 Gula 3g 3g 3g 3g
3 Yoghurt plain 3g 3g 3g 3g
100m
4 Susu skim 100ml 100ml 100ml
l
3.4 RancanganPercobaan
Pengadukan
Inokulasi
Yoghurt Plain 3gram
Penyimpanan ±4oC
Diuji:
Yoghurt EkstrakBuah Naga BakteriAsamLaktat
(BAL)
antioksidan
N=Total Bakteri
∑c=JumlahBakteri
n1=PengenceranPertama yang dapatdihitung
n2=Pengenceranberikutnya yang dapatdihitung
𝑑=FaktorPengenceran
3.5.2 Antioksidan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 BAL (Bakteri Asam Laktat)
Mutu minuman sinbiotik juga ditentukan oleh jumlah bakteri asam laktat
yang terdapat pada minuman yoghurt (Agustine et al., 2018). Hasil dari penelitian
bakteri asam laktat terhadap yoghurt dengan konsentrasi ekstrak buah naga dapat
dilihat pada gambar berikut.
3.5E+08. 2.9E+08.
3.0E+08.
2.5E+08. 2.1E+08.
2.0E+08.
1.5E+08.
1.0E+08.
5.0E+07.
0.0E+00.
0% 3% 5% 7%
Konsentrasi Ekstrak Buah Naga
120.00 105.28
100.00 90.94
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
0% 3% 5% 7%
Konsentrasi Ekstrak Buah Naga
Farikha, I. N., C. Anam dan E. Widowati. 2013. Pengaruh jenis dan konsentrasi
bahan penstabil alami terhadap karakteristik fisikokimia sari buah naga
merah (Hylocereus polyrhizus) selama penyimpanan. J. Teknosains Pangan.
2 (1) : 30-38.
Molyneux, P. 2004. The Use of the Stable Free Radical Diphenylpicryl- hydrazyl
(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin Journal
Science Technology, 26(2): 211-219
Sinaga, A. A., Luliana, S., & Fahrurroji, A. (2015). Losio Antioksidan Buah Naga
Merah (Hylocereus polyrhizusBritton and Rose). Pharmaceutical Sciences
and Research, 2(1), 2.
Absorban
Blanko % IC 50
PPM si Rata-
Inhibisi (ppm)
rata
0,871 5 0,105 87,98 R 0,9086
0,871 6 0,106 87,79 A 89,27
0,871 7 0,108 87,60 160,32 B -0,2449
0,871 8 0,109 87,49 8 X 87,55
0,40627
0,871 9 0,114 86,91 SD 7
0,46402
RSD 8
ULANGAN
Kosentas
RABS
i (PPM) 1 2 3 PPM %
Inhibisi
A1 5 0,103 0,106 0,105 0,105 5 87,98
6 0,106 0,107 0,106 0,106 6 87,79
7 0,107 0,108 0,109 0,108 7 87,60
8 0,109 0,109 0,109 0,109 8 87,49
9 0,114 0,115 0,113 0,114 9 86,91
% Inhibisi
88.20
88.00
87.80 f(x) = − 0.244929200153061 x + 89.269039418293
R² = 0.908606921029283
87.60
87.40 % Inhibisi
Axis Title
87.20
Linear (% Inhibisi )
87.00
86.80 Linear (% Inhibisi )
86.60
86.40
86.20
4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5
Axis Title
2. A1 (3% konsentrasi ekstrak buah naga)
ULANGAN
Kosentas
RABS PPM %inhibisi
i (PPM)
87,8300
1 2 3
5 8
87,6004
5 0,105 0,107 0,106
A2 0,106 6 6
87,4091
6 0,108 0,108 0,108
0,108 7 1
7 0,109 0,11 0,11 0,110 8 86,9116
86,6054
8 0,115 0,114 0,113
0,114 9 3
9 0,116 0,118 0,116 0,117
%inhibisi
88
f(x) = − 0.313815537696151 x + 89.4680443934176
87.5 R² = 0.972800925925919
87 %inhibisi
Axis Title
Linear (%inhibisi)
86.5
Linear (%inhibisi)
86
85.5
4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5
Axis Title
3. A2 (5% konsentrasi ekstrak buah naga)
%inhibisi
88.000
87.500 f(x) = − 0.375047837734421 x + 89.4833524684272
87.000 R² = 0.997093023255817
%inhibisi
Axis Title
ULANGAN
Kosentas
RABS PPM %inhibisi
i (PPM)
87,1412
1 2 3
5 2
86,7585
5 0,113 0,112 0,111
A4 0,112 6 2
86,2992
6 0,115 0,116 0,115
0,115 7 7
7 0,119 0,119 0,12 0,119 8 85,8783
85,4190
8 0,122 0,124 0,123
0,123 9 6
9 0,128 0,126 0,127 0,127
%inhibisi
87.5
87 f(x) = − 0.43245311902033 x + 89.3264446995793
86.5 R² = 0.999139280125204
%inhibisi
Axis Title
86
Linear (%inhibisi)
85.5 Linear (%inhibisi)
85
84.5
4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5
Axis Title