Naskah Drama Cerita Rakyat
Naskah Drama Cerita Rakyat
Narasi:
Pada zaman dahulu kala, tepatnya di wilayah Sumatera Selatan, terdapat Putri
Kemarau. Nama asli putri tersebut adalah Putri Jelitani. Dia disebut Putri
Kemarau karena lahir pada musim kemarau. Sayangnya, ibundanya sudah
meninggal dunia, sehingga dia menjadi putri semata wayang sang Raja.
Raja tersebut adalah raja yang bijaksana. Negeri yang dipimpinnya begitu
tentram dan makmur. Namun, pada suatu ketika, negeri tersebut dilanda
musim kemarau yang begitu panjang.
Rakyat 2 : Ya, negara ini tampak begitu menyedihkan. Ada banyak rakyat
yang mengeluhkan tentang musim kemarau ini. Mereka kekurangan air.
Rakyat 1 : Tidakkah kau berpikir, sebaiknya kita menghadap raja saja, agar
beliau menangani masalah ini?
Rakyat 3 : Ya, aku ikut. Sawahku juga kering akibat musim kemarau ini.
Raja : Baiklah, sebenarnya saya juga memikirkan masalah kemarau ini. Siang
ini, saya sudah mengundang para peramal untuk berkumpul di istana, dengan
tujuan untuk menemukan jalan keluar atas masalah ini.
Rakyat 3 : Baiklah Baginda, kami akan menunggu kabar baik dari Paduka.
Kalau begitu, kami mohon diri (memberi hormat dan keluar dari istana)
(Pada siang harinya, para peramal yang telah diundang oleh raja datang ke
istana).
Raja : Saya mengundang kalian dengan tujuan untuk mencari jalan keluar atas
masalah kekeringan yang terjadi sekarang ini.
Peramal 2 : Beribu maaf Baginda, kami tidak dapat menemukan solusi atas
masalah ini.
Raja : Lalu siapakah yang bisa mengatasi masalah ini? (Raja tampak bersedih)
Alangkah kasihannya rakyat di negeriku. Mereka begitu menderita.
(Para peramal meninggalkan kerajaan. Sementara itu, raja dan para pengawal
berkumpul di ruang pertemuan)
Raja : Aku merasa begitu bersalah kepada rakyatku. Aku tidak mampu
mengatasi penderitaan mereka.
Pengawal : Ampun Baginda, saya telah mendengar kabar tentang seorang
peramal yang amat sakti. Peramal itu berada di desa yang jauh dari kerajaan
ini dan sangat terpencil.
Raja : Benarkah? Aku harap dia dapat memberikanku solusi. Segera siapkan
kereta. Aku akan menuju ke desa itu.
(Raja segera bersiap-siap untuk menemui peramal yang dimaksud. Setelah itu,
seluruh keluarga kerajaan berkumpul)
Raja : Duhai anakku, ayah akan menemui seorang peramal yang ada di desa
yang jauh dari kerajaan ini. Selama kepergian ayah, ayah percayakan kerajaan
ini kepadamu.
Raja : Ah, maaf telah mengganggu waktu Anda (kemudian masuk ke dalam
rumah sang peramal).
Peramal : (Mulai meramal dan terdiam sejenak) Baginda, ada petunjuk yang
akan membawa masalah tersebut keluar dari negeri paduka. Petunjuk tersebut
akan segera muncul melalui mimpi sang putri.
Raja : Baiklah Tuan Peramal. Aku akan menanyakannya kepada putriku.
Terima kasih telah membantuku.
Raja : Wahai anakku, ayah sudah bertemu dengan peramal yang ayah
ceritakan tempo hari. Dia mengatakan bahwa petunjuk tentang jalan keluar
atas masalah negeri ini akan datang dalam mimpimu. Tidakkah kau bermimpi
mengenai hal tersebut?
Putri : Mohon maaf ayah, aku belum mengalami mimpi tersebut. Akan tetapi,
alangkah baiknya jika masalah kekeringan ini kita serahkan saja kepada
Tuhan?
Raja : Benarlah perkataanmu wahai Putriku. Maafkan ayah. Ayah sudah sadar
dengan apa yang seharusnya ayah lakukan.
(Malam pun tiba. Sang putri tertidur di kamar pribadinya. Saat tidurnya itu,
putri bermimpi bertemu dengan ibunya).
Ibu : Wahai putriku, apa yang tengah dialami oleh negeri ini akan segera
berakhir, apabila ada seorang gadis yang bersedia berkorban dan mau
menceburkan dirinya ke laut.
(Putri segera terbangun dari tidurnya. Raja juga masuk ke dalam kamar Putri
Kemarau untuk menenangkannya).
Putri : Ayah, aku mendapatkan mimpi. Dalam mimpi tersebut aku bertemu
dengan ibunda. Ibunda mengatakan bahwa kesulitan yang tengah dialami oleh
negeri ini akan segera berakhir apabila ada seorang hadis yang bersedia
berkorban dan mau menceburkan dirinya ke laut.
Raja : Bila memang begitu, mari kita berikan pengumuman kepada rakyat
tentang hal ini. Ayah juga akan mengadakan sayembara untuk menemukan
gadis yang rela berkorban untuk kerajaan ini.
Raja : Wahai rakyatku, adakah dari kalian yang bersedia mengajukan diri
untuk melaksanakan amanah ini?
(Suasana pun hening).
Putri : Mohon maaf ayah, saya rela mengorbankan diri demi kemakmuran
seluruh rakyat yang ada di negeri ini (sembari berdiri).
Putri : Tidak, ayah. Sebaiknya saya menjadi korban demi rakyat. Mungkin saja
ini adalah takdir saya.
Raja : (Sedih) Baiklah, Putriku. Kalau begitu tekadmu, maka nanti malam kita
akan menuju ke tepi laut.
(Malam pun datang dan raja, putri serta rakyat sudah berada di tepi laut yang
curam).
Putri : Iya ayah, tolong ikhlaskan kepergianku dan maafkan juga kesalahanku.
(Berjalan menuju tebing dan menerjunkan diri ke laut).
Raja sangat bersuka cita, dan rombongan itu pun kembali ke istana. Masalah
sudah terselesaikan dan beberapa tahun kemudian, Putri Kemarau menjadi
ratu menggantikan ayahnya. Ia memerintah dengan bijaksana, sehingga
rakyatnya bisa hidup dengan tentram dan makmur.
Naskah Cerita Roro Jonggrang
Adegan 1
Bandung Bondowoso
Roro Jonggrang
Bandung Bondowoso
Roro Jonggrang
Kau telah memisahkanku dengan ayah yang paling aku sayangi. Kau juga telah
membawa banyak kematian dan kerusakan pada negeriku.
Bandung Bondowoso
Soal ayahmu. Aku bisa saja melepaskannya kapan saja. Asalkan kamu mau
menjadi istriku. Aku akan melepaskan ayahmu.
Roro Jonggrang
Sementara untuk keluarga dari para prajurit yang gugur. Aku akan
memberikan santunan. Bagaimana? Sudah puas? Tetapi aku akan melakukan
semuanya asalkan kau menjadi pendamping hidupku.
Roro Jonggrang
Aku bukan tipe orang yang mudah menerima janji-janji palsu, Pangeran. Bagi
orang-orang dengan kuasa seperti kalian. Tidak menepati janji merupakan
sesuatu yang sangat mudah dan bahkan sudah menjadi kebiasaan.
Bandung Bondowoso
Baiklah jika itu kemauanmu. Asalkan kamu tahu, Jonggrang. Tidak semua
lelaki penguasa itu pendusta. Aku akan membuktikan kepadamu bahwa aku
adalah orang yang ucapannya dapat dipercaya.
Roro Jonggrang
Buktikan dahulu, Pangeran. Aku baru percaya setelah melihat dengan mataku
sendiri. Sebab, kalau hanya asal bicara semua orang mampu melakukannya.
Bandung Bondowoso
Baiklah. Sekarang aku undur diri dahulu. Setelah aku membuktikan semua
janji-janjiku. Aku akan datang lagi untuk melamarmu.
Bandung Bondowoso
Jonggrang, aku sudah memenuhi janjiku padamu. Sekarang aku minta kau
mau untuk menjadi istriku.
Roro Jonggrang
Masih ada satu yang kamu lewatkan Pangeran. Justru yang kamu lewatkan
adalah sesuatu yang sangat vital bagi negeri kami.
Bandung Bondowoso
Roro Jonggrang
Kamu dan pasukanmu telah merusak tanggul-tanggul air di negeri kami. Tidak
tahukah kamu betapa penting keberadaan tanggul-tanggul itu bagi negeri
kami?
Bandung Bondowoso
Oh, soal itu ternyata. Maafkan aku Jonggrang. Aku berjanji akan segera
memperbaikinya.
Roro Jonggrang
Roro Jonggrang
Bandung Bondowoso
Roro Jonggrang
Kamu memang telah memperbaiki jalanan dan bangunan yang rusak. Namun,
keberadaan tanggul-tanggul itu jauh lebih utama dari jalanan dan bangunan.
Bandung Bondowoso
Roro Jonggrang
Benar, tetapi kamu harus kamu ingat. Bahwa tanggul-tanggul itulah yang sejak
lama menjaga keselamatan dan kesejahteraan warga di negeri kami.
Bandung Bondowoso
Tetapi kamu tidak perlu khawatir, Pangeran. Sebab, berkat gotong royong yang
dilandasi perasaan yang sama yakni rasa sama-sama memiliki. Warga kami
telah bekerja sama untuk memperbaikinya.
Bandung Bondowoso
Roro Jonggrang
Memang tidak, tetapi ada bayaran yang harus kau berikan kepadaku apabila
kau memang serius menjadikan istri.
Bandung Bondowoso
Roro Jonggrang
Jangan sombong dulu, Pangeran. Aku ada syarat yang harus kau wujudkan
apabila kamu benar-benar hendak menikahiku.
Bandung Bondowoso
Roro Jonggrang
Apabila kamu hendak menjadikan istri. Kamu harus mampu membuat seribu
candi dalam waktu semalam tanpa bantuan siapapun.
Bandung Bondowoso
Baiklah aku akan membuatkanmu seribu candi dalam waktu satu malam.
Tetapi, aku baru bisa melaksanakannya saat bulan purnama tiba.
Roro Jonggrang
Adegan 3
Roro Jonggrang
Bandung Bondowoso
Dia pasti tidak tahu bahwa bagi orang yang berilmu bala sewu sepertiku
sungguh sangat mudah membangun seribu candi dalam waktu semalam.
Roro Jonggrang
Adegan 4
Bandung Bondowoso
Apa? Bagaimana bisa? Bukankah waktu pagi masih sangat lama. Sementara
candi yang kubangun hanya kurang satu
Roro Jonggrang
Apakah kamu tidak ingat, bahwa dalam syarat yang aku ajukan. Aku
menginginkanmu membangunnya sendiri tanpa bantuan siapapun.
Bandung Bondowoso
Bukankah kamu lihat sendiri di sini tidak ada siapa-siapa selain aku? Jangan
mengada-ada Jonggrang.
Roro Jonggrang
Kamu pikir aku bodoh? Bukankah kamu tadi meminta pertolongan kepada
bangsa lelembut. Tidak tahukah kamu bahwa meminta bantuan kepada
lelmbut merupakan sesuatu yang dialang dalam agama apapun?
Bandung Bondowoso
Roro Jonggrang
Ya, karena kamu gagal memenuhi syarat uang kupinta. Maka kau tidak bisa
kujadikan suami.
Bandung Bondowoso
Dasar wanita licik. Jonggrang, hatimu benar-benar keras seperti batu. Jika
candi yang kubuatkan untukmu masih kau anggap kurang. Maka engkau
sendiri yang akan menjadi pelengkapnya.
Usai berkata demikian, tiba-tiba tubuh Roro Jonggrang mengeras menjadi batu.
Dan dari sekelilingnya muncullah candi yang amat indah.
Naskah Cerita Rakyat Lutung Kasarung
Narator: “Alkisah, ada sebuah kerajaan di Pulau Jawa. Kerajaan itu dipimpin
oleh seorang raja yang bernama Prabu Tapa Agung yang mempunyai dua
orang putri yang bernama Purbararang dan Purbasari. Pada suatu hari, karena
Prabu Tapa Agung sudah tua, ia menunjuk Purbasari putri bungsunya sebagai
penggantinya.”
Prabu Tapa Agung: “Aku sudah tua saatnya aku turun tahta. Aku akan
menunjukmu, Purbasari sebagai penggantiku.”
Purbararang: “(Tertawa).”
Purbararang: “Orang yang terkutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang
ratu!.”
Prabu Tapa Agung: “Betul putriku, pengawal cepat usir Purbasari dari istana!.”
Purbasari: “Ayah, jangan usir aku, aku juga tidak tahu apa yang terjadi
padaku. (menangis).”
Prabu Tapa Agung: “Berhenti menangis putriku, pengawal cepat seret dia!.”
Narator: “Purbasari pun tinggal sendirian di hutan. Suatu hari, ketika Purbasari
duduk di depan gubuknya, dia melihat seekor lutung yang muncul dari semak-
semak.”
Purbasari: “(Ketakutan). Siapa kamu?.”
Purbasari: “Wahh……. Apa yang terjadi padaku….. aku kembali seperti semula.
Lutung terima kasih.”
Purbararang: “Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu ketampanan
tunangan kita, ini tunanganku!. (Menarik tangan tunangannya).”
Indrajaya: “(Tertawa).”
Lutung Kasarung: “Ya putri, aku sebenarnya seorang pangeran, tetapi aku
telah disihir oleh nenek sihir menjadi Lutung. Hanya cinta sejatilah yang dapat
menghilangkan kutukannya.”
Sangkuriang
Dayang Sumbi
Tentu saja boleh, Tuan. Namaku adalah Sumbi. Kalau tuan sendiri, siapa?
Sangkuriang
Sebuah nama yang indah. Sangat cocok dengan paras nona yang jelita.
Namaku adalah Sangkuriang.
Dayang Sumbi
Ah, tuan ini bisa saja. Saya hanya perempuan kampung biasa, Tuan. Di luar
sana tentu banyak perempuan yang jauh lebih cantik dari hamba.
Sangkuriang
Jangan merendah begitu, Nona. Kecantikan nona sungguh luar biasa. Sejauh
pengembaraan yang telah kulalui. Nonalah yang tercantik. Kalau boleh tahu
nona tinggal di mana?
Dayang Sumbi
Dayang Sumbi
Sangkuriang
Dayang Sumbi
Sangkuriang
Sumbi, aku betul-betul jatuh cinta kepadamu. Bolehkah aku memintamu untuk
menjadi istriku?
Dayang Sumbi
Jangan terburu-buru, tuan. Kita baru saja kenal. Bukankah lebih baik kita
mengenal dulu pribadi masing-masing. Supaya dikemudian hari pernikahan
yang kita bangun hancur di tengah jalan.
Sangkuriang
Bukankah perkenalan itu akan semakin indah apabila kita telah terikat dengan
sebuah ikatan pernikahan yang sah?
Dayang Sumbi
Sangkuriang
Baiklah, jika itu yang kamu inginkan. Aku dengan senang hati akan menunggu
jawabanmu.
Dayang Sumbi
(Dayang Sumbi yang saat itu mengelus kepala Sangkuriang kaget saat tahu
ada suatu bekas luka di kepala kekasihnya) Tuan, di kepalamu ada sebuah
bekas luka. Bolehkah aku tahu ini bekas luka apa?
Sangkuriang
Dayang Sumbi
(Dayang Sumbi segera teringat dengan anaknya yang telah diusirnya dahulu)
Tuan, bolehkah aku memberikan jawaban yang kau pinta sekarang?
Sangkuriang
Tentu saja boleh. Justru aku akan semakin senang karena aku tidak perlu
menunggu seminggu untuk mendengar jawabanmu.
Dayang Sumbi
Sangkuriang
(Kaget, terkejut, dan agak marah) kenapa? Kenapa Sumbi? Apakah kamu tidak
mencintaiku.
Dayang Sumbi
Aku mencintaimu. Tetapi aku tidak bisa menjadi istrimu.
Sangkuriang
Kenapa? Bukankah cinta adalah syarat utama dalam pernikahan. Jika kamu
mencintaiku. Kenapa kamu tidak menikah denganku?
Dayang Sumbi
Sangkuriang
Apa buktinya kalau tidak semua cinta berakhir dengan pernikahan. Coba kamu
katakan padaku?
Dayang Sumbi
Sangkuriang
Dayang Sumbi
Sadarlah, anakku. Aku ini ibumu. Nama lengkapku adalah Dayang Sumbi.
Sangkuriang
Dayang Sumbi
Ada rahasia dariku yang tidak kamu ketahui. Aku pernah meminum air
kehidupan yang mana efeknya adalah membuatku awet muda.
Sangkuriang
Jangan berdusta, memangnya aku anak kecil yang percaya dengan khayalan
seperti itu.
Dayang Sumbi
Aku berkata sesungguhnya, anakku. Sadarlah, anakku. Aku ini ibumu. Aku
adalah wanita yang telah melahirkanmu.
Sangkuriang
Jangan berbohong lagi. Aku sudah jatuh cinta padamu. Jadi mau tidak mau
kamu harus menjadi istriku.
Dayang Sumbi
Sangkuriang
Jika dengan memenuhi persyaratan itu aku dapat memiliki cintamu. Maka
dengan senang hati aku akan melakukannya.
Dayang Sumbi
Sangkuriang
Baiklah. Aku janji. Jika aku tidak mampu mewujudkan keinginanmu. Aku tidak
akan menampakkan batang hidungku di hadapanmu. Katakan padaku, apa
yang kamu inginkan?
Dayang Sumbi
Aku ingin kamu membuatkanku sebuah telaga yang indah dalam waktu
semalam. Selain itu kamu juga harus membuatku sebuah perahu besar yang
nantinya kita pakai untuk berlayar bersama.
Sangkuriang
Dayang Sumbi
Bukankah kamu sendiri yang mengatakan apapun syarat yang aku pinta.
Kamu akan mengabulkannya. Jadi, bagaimana jika kamu tak sanggup. Berarti
hubungan kita berakhir sampai di sini.
Sangkuriang
Tunggu. Biarkan aku mencobanya. Tetapi, kamu harus berjanji. Apabila syarat
yang kamu ajukan tadi berhasil aku penuhi. Maka kamu harus menjadi istriku.
Dayang Sumbi
Aku berjanji. Aku akan bersedia menikah denganmu apabila syarat yang aku
ajukan dapat kamu penuhi seorang diri.
Dayang Sumbi
Aku yakin Sangkuriang tidak akan mampu memenuhi syarat yang aku ajukan.
Rasanya mustahil ada manusia yang sanggup membuat telaga dan perahu
dalam waktu semalam.
Sangkuriang
Dayang Sumbi
Tetapi perasaanku kok tidak enak. Aku harus melihat sejauh mana usaha yang
dilakukan Sangkuriang.
Dayang Sumbi
Kenapa bisa secepat ini? Manusia macam apa sebenarnya Sangkuriang ini? Ia
betul-betul sakti.
Tapi, ah di sana ya, di sana. Aku melihat banyak makhluk halus yang ikut
campur dalam pembangunan ini.
Dia sudah tidak jujur dan ini dapat dijadikan senjata untuk menggagalkan
usaha Sangkuriang untuk mendapatkanku.
Sangkuriang
Dayang Sumbi
Sangkuriang
Kenapa? Esok telaga dan kapal ini akan jadi. Kenapa kamu membatalkan
perjanjian kita?
Dayang Sumbi
Sangkuriang
Aku membuatnya sendirian. Apakah kamu tidak melihat di sini tidak ada orang
lain selain kamu dan aku?
Dayang Sumbi
Jangan berdusta. Aku sudah tahu semuanya. Kamu membuat semua ini dengan
bantuan makhluk halus. Itu artinya kamu telah berbuat curang dan telah
mengingkari perjanjian yang kita buat.
Sangkuriang
Tapi…taapi…..
Dayang Sumbi
Tidak ada alasan lagi. Sebab, kamu berbuat suatu kecurangan. Maka perjanjian
yang kita buat telah batal. Dan semenjak saat ini kamu tidak boleh lagi
menampakkan diri di hadapanku.
Sangkuriang