Daftar Sanksi PP 34, 35, 36, & 37 Tahun 2021
Daftar Sanksi PP 34, 35, 36, & 37 Tahun 2021
PP No. 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja
NO. PASAL SANKSI ADMINISTRATIF
PASAL 61
(1) Pengusaha yang melanggar Pasal: PP 35 TAHUN 2021
1. Pasal 15 ayat (1): Pengusaha wajib memberikan uang kompensasi kepada pekerja PKWT. TENTANG PKWT, ALIH
2. Pasal 17: Bilamana salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya PKWT, pengusaha wajib memberikan uang DAYA, WAKTU KERJA &
kompensasi. WAKTU ISTIRAHAT, DAN
3. Pasal 21 ayat (1): Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja. PHK
4. Pasal 22: Pengusaha yang mempekerjakan pekerja, wajib memberikan waktu istirahat mingguan kepada pekerja: Pasal 61 :
a) Istirahat mingguan 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu; atau 1. Teguran tertulis
b) Istirahat mingguan 2 hari untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. 2. Pembatasan kegiatan
5. Pasal 29 ayat (1) huruf b: Pengusaha wajib memberikan kesempatan untuk istirahat secukupnya bagi pekerja selama waktu kerja usaha
1. lembur. 3. Penghentian
6. Pasal 29 ayat (1) huruf c: Pengusaha wajib memberikan makanan dan minuman paling sedikit 1.400 kilo kalori, apabila kerja sementara sebagian
lembur dilakukan selama 4 jam atau lebih. atau seluruh alat
7. Pasal 53: Kewajiban bagi pengusaha untuk memberikan bantuan kepada keluarga pekerja yang ditahan oleh pihak yang berwajib produksi; dan
karena diduga melakukan tindak pidaha. Besaran bantuan sesuai ketentuan Pasal 53. 4. Pembekuan kegiatan
8. Pasal 59: Pengusaha mikro dan usaha kecil wajib membayar: usaha.
a) Uang pesangon;
b) Uang penghargaan masa kerja; Pengenaan sanksi
c) Uang penggantian hak; dan/ atau administratif dilakukan
d) Uang pisah secara bertahap.
Bagi pekerja yang mengalami PHK dengan besaran yang ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dan pekerja.
PP No. 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan
NO. PASAL SANKSI ADMINISTRATIF
PP 36 TAHUN 2021
PASAL 79
TENTANG PENGUPAHAN
(1) Pengusaha yang melanggar Pasal:
Pasal 79 :
1. Pasal 9 ayat (1) : Tunjangan hari raya keagamaan wajib diberikan oleh pengusaha kepada pekerja/ buruh.
1. Teguran tertulis
2. Pasal 9 ayat (2) : Tunjangan hari keagamaan wajib dibayarkan paling lama 7 hari sebelum hari raya keagamaan.
2. Pembatasan kegiatan
3. Pasal 13 ayat (2) : Uang servis pada usaha tertentu wajib dibagikan kepada pekerja setelah dikurangi biaya cadangan terhadap
usaha
risiko kehilangan atau kerusakan dan pendayagunaan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
3. Penghentian
4. Pasal 21 ayat (1) : Pengusaha wajib menyusun struktur dan skala upah di perusahaan dengan memperhatikan kemampuan
sementara sebagian
1. perusahaan dan produktivitas.
atau seluruh alat
5. Pasal 53 ayat (2) : Pengusaha wajib memberikan bukti pembayaran upah yang memuat rincian upah yang diterima oleh pekerja/
produksi; dan
buruh pada saat upah dibayarkan.
4. Pembekuan kegiatan
PASAL 83
usaha.
(2) Pengusaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administrative sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 79. >> perusahaan dilarang mengurangi atau menurunkan upah apabila telah memberikan upah lebih tinggi dari UM
Pengenaan sanksi
yang telah ditetapkan.
administratif dilakukan
secara bertahap.
KETENTUAN SANKSI ADMINISTRATIF UU 13 TAHUN 2003 DIUBAH, DIHAPUS & DITAMBAHKAN SEBAGIAN OLEH UU 11 TAHUN 2020 (PASAL 190; 1 PASAL)
NO. PASAL SANKSI ADMINISTRATIF
PASAL 190 DIUBAH OLEH PASAL 81 (POIN 67) PP 35 TAHUN 2021
(1) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya mengenakan sanksi administraatif atas pelanggaran ketentuan- TENTANG PKWT, ALIH
ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal:
DAYA, WAKTU KERJA &
1. Pasal 5 : Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan.
1 WAKTU ISTIRAHAT, DAN
2. Pasal 6 : Setiap pekerja berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha.
PHK
3. Pasal 14 ayat (1) : Lembaga pelatihan kerja swasta wajib memenuhi Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah/
Kota.
Pasal 61 :
4. Pasal 15 : Penyelenggara pelatihan kerja wajib memenuhi persyaratan: 1) tersedianya tenaga kepelatihan; 2) adanya kurikulum yang 5. Teguran tertulis
sesuai dengan tingkat pelatihan; 3) tersedianya sarana dan prasarana pelatihan kerja; dan tersedianya dana bagi kelangsungan 6. Pembatasan kegiatan
kegiatan penyelenggaraan pelatihan kerja. usaha
5. Pasal 25 : Permagangan yang dilakukan di luar wilayah Indonesia wajib mendapat izin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. 7. Penghentian
6. Pasal 37 ayat (2): Lembaga penempatan kerja swasta dalam melaksanakan penempatan tenaga kerja wajib memenuhi Perizinan sementara sebagian
Berusaha yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat. atau seluruh alat
7. Pasal 38 ayat (2) : Lembaga penempatan tenaga kerja swasta hanya dapat memungut biaya penempatan tenaga kerja dari pengguna produksi; dan
tenaga kerja dan dari tenaga kerja golongan dan jabatan tertentu (golongan dan jabatan tertentu ditetapkan dengan Keputusan 8. Pembekuan kegiatan
Menteri). usaha.
8. Pasal 42 ayat (1): Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan TKA wajib memiliki rencana penggunaan TKA yang disahkan oleh
Pengenaan sanksi
Pemerintah Pusat (RPTKA).
administratif dilakukan
9. Pasal 47 ayat (1) : Pemberi kerja wajib membayar kompensasi atas setiap TKA yang dipekerjakannya.
secara bertahap.
10. Pasal 61A: Dalam hal PKWT berakhir sebagaimana diatur dalam Pasal 61 hurf b (berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja) & c
(selesainya suatu pekerjaan tertentu), maka pengusaha wajib memberikan uang kompensasi sesuai masa kerja pekerja di perusahaan
yang bersangkutan.
11. Pasal 66 ayat (4) : Perusahan alih daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk badan hukum dan wajib memenuhi
perizinan berusaha yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
12. Pasal 87: Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.
13. Pasal 92: Pengusaha wajib menyusun struktur dan skala upah di perusahaaan dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan
produktivitas.
14. Pasal 106 : Setiap perusahaan yang mempekerjakan 50 (lima puluh) orang pekerja atau lebih wajib membentuk LKS Bipartit.
15. Pasal 126 ayat (3) : Pengusaha harus mencetak dan membagikan naskah perjanjian kerja bersama kepada setiap pekerja/ buruh
atas biaya perusahaan.
16. Pasal 160 ayat (1) : Dalam hal pekerja ditahan pihak berwajib karena diduga melakukan tindak pidana, pengusaha tidak wajib
membayar upah, tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga pekerja yang menjadi tanggungannya sesuai ketentuan.
17. Pasal 160 ayat (2) : Bantuan tersebut diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak hari pertama pekerja ditahan oleh
pihak berwajib.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.