Pedoman Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien RSMPI 2022 Edited
Pedoman Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien RSMPI 2022 Edited
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat diartikan kesel
uruhan upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integratif memantau d
an menilai mutu pelayanan dan keselamatan pasien, memecahkan masalah- m
asalah yang ada dan mencari jalan keluarnya, sehingga mutu pelayanan ke
sehatan diharapkan akan lebih baik dan keselamatan pasien terjamin.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pasien dan menjamin kesela
matan pasien, maka rumah sakit menyusun program peningkatan mutu dan ke
selamatan pasien (PMKP) yang menjangkau ke seluruh unit kerja di rumah
s akit. Untuk melaksanakan program tersebut diperlukan koordinasi dan
kom unikasi yang baik antara pimpinan rumah sakit termasuk kepala
bagian pe layanan medis, kepala bidang penunjang medis, pelayanan
keperawatan, ke pala sub bagian umum, program dan keuangan, termasuk
kepala instalasi/u nit pelayanan.
Rumah sakit menetapkan Komite Mutu Rumah Sakit, agar mekanisme koor
dinasi pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapa
BAB II
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien bertujuan
mencipt akan budaya mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien wajib dilaksanaka
n di seluruh unit kerja rumah sakit.
3. Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien merupakan kegiata
n yang komprehensif dan integratif menyangkut struktur, proses,
maup un outcome yang melibatkan seluruh unit kerja di rumah sakit.
4. Pimpinan Rumah sakit berpartisipasi dan mendukung upaya Peningk
atan Mutu dan Keselamatan Pasien.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien meliputi :
1. Pengaturan dasar pemilihan pengukuran indikator prioritas rumah saki
t (IMP-RS), perbaikan termasuk dasar pemilihan indikator mutu nya da
n implementasinya
2. Pengaturan pemilihan indikator mutu prioritas unit (IMP-Unit).
3. Sistem pemantauan (monitoring) tentang pelaksanaan program peningkat
an mutu dan keselamatan pasien yang terkoordinasi, siapa saja yang m
BAB III
A. PENDAHULUAN
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang selanjutnya disingkat
m enjadi PMKP merupakan proses kegiatan yang berkesinambungan (never
endi ng process). Kegiatan PMKP harus dilaksanakan di setiap unit kerja
yang memerlukan mekanisme koordinasi antar unit dan juga antar kepala
unit k erja termasuk dengan komite medis dan komite keperawatan,
sehingga kegi atan PMKP tetap sesuai dengan program PMKP yang sudah
disetujui oleh pe milik atau representasi pemilik. Karena itu Rumah
Sakit Mitra Plumbon I ndramayu menetapkan organisasi yang mengelola
kegiatan PMKP yang dapat b erbentuk Komite atau Tim sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Kegiatan PMKP tidak bisa dipisahkan secara tegas, karena ada kegiat
an yang sering tumpang tindih, oleh karena itu kegiatan peningkatan mut
u dan kegiatan keselamatan pasien sebaiknya dilaksanakan secara terinte
grasi yang dikelola komite/tim dengan sub komite sesuai kebutuhan dan s
esuai dengan peraturan perundang-undangan. Rumah Sakit Mitra Plumbon In
dramayu menetapkan Komite Mutu dengan tiga sub komite. Selain itu Rumah
Sakit Mitra Plumbon Indramayu juga menetapkan penanggung jawab data mut
u (PIC Data Mutu) di setiap unit kerja yang bertugas membantu komite da
n tim dalam pengumpulan dan analisis data.
Hubungan kerja :
⮚ Internal
Pihak yang berhubungan Tujuan Interaksi
✔ Seluruh Instalasi di Rumah S ✔ Identfikasi masalah
akit Mitra Plumbon Indramayu ✔ Pemantauan indikator mutu dan p
✔ Jajaran Manajemen elaksanaan standar asuhan
✔ Komite/ SMF/dan Tim lainnya d pasie n
⮚ Eksternal
Pihak yang berhubungan Tujuan Interaksi
✔ Badan sertifikasi, misal KARS ✔ Penilaian akreditasi rumah
✔ Komite Nasional sakit
Keselamat an Pasien ✔ Pelaporan Insiden Keselama
tan Pasien
Fungsi :
a. penyusunan kebijakan, pedoman, dan program kerja
terkait keselamatan pasien Rumah Sakit;
b. pemberian masukan dan pertimbangan kepada Direktu
r Rumah Sakit dalam rangka pengambilan kebijakan
keselamatan pasien;
c. pemantauan dan memandu penerapan keselamatan pasi
en di unit kerja;
d. motivasi, edukasi, konsu
ltasi, pemantauan dan penilaian tentan
g penerapan program keselamatan pasien
;
e. pencatatan, analisis, dan
Fungsi :
a. penyusunan kebijakan, pedoman
dan program kerja terkait m
anajemen risiko Rumah Sakit;
b. pemberian masukan dan pertimbangan kepada
Direktur Rumah Sakit terkait manajemen ris
iko di Rumah Sakit Mitra Plumbon Indramayu
;
c. pemantauan dan memandu penerapan manajemen
risiko di unit kerja;
d. pemberian usulan atas profil risiko dan re
ncana penanganannya;
e. pelaksanaan dan pelaporan rencana penangan
an risiko sesuai lingkup tugasnya;
Uraian Tugas :
a. Sebagai motor penggerak penyusun program M
anajemen Risiko Rumah Sakit
b. Membuat daftar risiko rumah sakit berdasar
kan daftar risiko unit-unit di rumah sakit
c. Membuat profil risiko dan rencana penangan
an
d. Membuat pemantauan terhadap rencana penang
anan dan melaporkan kepada direktur dan re
presentatif pemilik/dewan pengawas setiap
3 (tiga) bulan
e. Menyusun Program manajemen risiko tingkat
rumah sakit untuk ditetapkan Direktur
f. Memandu pemilihan minimal satu analisis se
cara proaktif proses berisiko tinggi yang
diprioritaskan untuk dilakukan analisis FM
EA setiap tahun.
g. Terlibat secara penuh dalam kegiatan dikla
Wewenang :
a. Mengelola Sub Komite Manajemen Risiko
b. Melaksanakan manajemen risiko di
seluruh unit kerja rumah sakit.
c. Memberikan masukan dan rekomendas
i kepada Direktur berkaitan denga
n tugas kegiatan manajemen resiko
.
Tanggung Jawab :
a. Terlaksananya program manajemen Risiko.
b. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasaran
a manajemen Risiko.
c. Terpenuhinya prosedur-prosedur pelaksanaan
manajemen risiko.
d. Terkendalinya kondisi-kondisi yang berpote
nsi membahayakan keselamatan pasien serta
mendukung pelaksanaan manajemen risiko di
rumah sakit.
e. Terjaganya komitmen karyawan terh
adap manajemen risiko di rumah sa
kit.
f. Terjaganya komitmen organisasi te
rhadap kinerja di rumah sakit
Uraian Tugas :
a. Membuat agenda surat masuk dan surat kelua
r.
b. Mengecek judul dokumen yang masuk di Dafta
r Inventarisasi Dokumen.
c. Menginput dokumen dalam Daftar Inventarisa
si Dokumen.
d. Membantu meminta laporan kepada unit kerja
terkait untuk diinput.
e. Menyiapkan undangan, tempat, daftar hadir,
konsumsi, dan materi (jika diperlukan) unt
uk keperluan rapat atau pertemuan yang ter
kait dengan Komite Mutu
f. Mengorganisir kebutuhan logistik.
g. Melakukan komunikasi internal dan eksterna
l kepada unit kerja di lingkungan Rumah Sa
kit Mitra Plumbon Indramayu dan pihak luar
melalui surat tertulis, email, dan telepon
.
h. Membantu berkoordinasi dalam kegiatan inte
rnal dan eksternal.
i. Menjadi notulen setiap kegiatan pertemuan
mutu di lingkungan RS.
elalui SISMADAK
G. HUBUNGAN KERJA
1. Komite Medis, Unit Rekam Medis, SMF
a. Penyediaan Rekam Medik pasien untuk audit klinis.
b. Pembahasan Laporan Insiden Keselamatan Pasien yang berhubungan
dengan insiden kasus medis.
c. Pembahasan hasil audit klinis KSM / SMF terkait untuk di
analis is dan tindak lanjut temuan.
PROGRAM
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Program PMKP ini mempunyai kegiatan dengan spektrum yang sangat luas p
ada rumah sakit, termasuk kerangka untuk meningkatkan kegiatan dan menurunk
an risiko yang terkait dengan munculnya variasi (ketidakseragaman) dalam pr
oses pelayanan. Program ini dapat terintegrasi dengan program pengukuran ya
ng sudah dilaksanakan, seperti hal-hal yang terkait dengan kejadian yang ti
dak diantisipasi (manajemen risiko) dan pemanfaatan sumberdaya (manajemen u
tilisasi). Program PMKP meliputi:
1. Peningkatan mutu pelayanan klinis prioritas rumah sakit yang meliputi
penetapan IMP-RS
2. Peningkatan mutu unit dengan pemilihan dan penetapan IMP-Unit
3. Monitoring peningkatan mutu pelayanan yang di kontrakan
4. Pengumpulan data, analisis, pelaporan dan feedback data INM, IMP-RS d
an IMP-Unit.
5. Pemilihan evaluasi prioritas kepatuhan terhadap standar pelayanan ked
okteran di rumah sakit dan evaluasi kepatuhan lima standar per tahun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejalan dengan visi misi Rumah Sakit Paru Mitra Plumbon Indramayu
untuk menjadi pusat pelayanan dalam upaya kesehatan paru dan pernafasan
dengan layanan unggulan pelayanan onkologi paru pada tahun 2026, telah
ditetapka n kebijakan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah
Sakit. Rumah Sa kit Paru Mitra Plumbon Indramayu mempunyai kewajiban
memberi pelayanan ke sehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan
efektif dengan menguta makan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan Rumah Sakit.
Seiring dengan perkembangan Rumah Sakit Paru Mitra Plumbon Indramayu,
m aka peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien juga dituntut
untu k selalu diupayakan. Upaya tersebut dilakukan melalui pembangunan
sarana, prasarana, pengadaan peralatan dan ketenagaan serta perangkat
lunak lainn ya, sejalan dengan pembangunan rumah sakit pada umumnya.
Namun demikian, disadari pula masih banyak kendala yang dihadapi,
terutama yang berkaitan dengan standar kebutuhan dan tuntutan sistem
pelayanan yang masih belum s elaras dengan perkembangan IPTEK kedokteran
yang semakin pesat, system pe
METODE
Gambar 2.3
Bobot = 50 Bobot = 20
N B S N B S N B S
Problem 1
Problem 2
Problem 3
dst
Tabel 3.1
Rumah Sakit wajib memenuhi indikator wajib nasional, selain itu rumah
sakit juga menetapkan indikator prioritas. Indikator yang telah dipilih o
leh rumah sakit digunakan untuk mengukur area prioritas pelayanan.
C. INDIKATOR MUTU PRIORITAS RUMAH SAKIT (IMP-RS)
Karena adanya keterbatasan staf dan sumber daya, tidak semua proses
di Rumah Sakit dapat diukur dan diperbaiki pada saat yang bersamaan. Oleh
kar ena itu, tanggung jawab utama Direktur adalah secara kolaboratif
menetapka n prioritas pengukuran dan perbaikan di seluruh area Rumah
Sakit. Priorita s ini meliputi upaya pengukuran dan perbaikan yang
mempengaruhi atau mence rminkan kegiatan yang terdapat di berbagai unit
pelayanan dalam rangka ken dali mutu, dapat juga berdasarkan pengembangan
dari core bisnis RS atau un ggulan Rumah Sakit, bisa juga dalam rangka
kendali biaya.
a. Judul indikator.
b. Dasar pemikiran.
c. Dimensi mutu.
d. Tujuan.
e. Definisi operasional.
f. Jenis indikator.
g. Satuan pengukuran.
h. Numerator (pembilang).
i. Denominator (penyebut).
j. Target.
k. Kriteria inklusi dan eksklusi.
l. Formula.
m. Metode pengumpulan data.
n. Sumber data.
i. Instrumen pengambilan data.
o. Populasi/sampel (besar sampel dan cara pengambilan
2. sampel).
a. Periode pengumpulan data.
b. Periode analisis dan pelaporan data.
c. Penyajian data.
d. Penanggung jawab.
A. PENDAHULUAN
Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan m
utu dan keselamatan pasien untuk mendukung asuhan pasien dan manajemen ru
mah sakit lebih baik.
Dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien, pengumpulan d
ata merupakan bagian penting dari penilaian kinerja untuk mendukung asuha
n pasien dan manajemen yang lebih baik.
Profil rumah sakit dapat dilihat dari data yang terkumpul. Kumpulan
d ata ini perlu dianalisis dan dibandingkan dengan rumah sakit lain yang
s ejenis. Jadi, pengumpulan data merupakan bagian penting dari kegiatan
men ingkatkan perbaikan kinerja. Pengumpulan data dari manajemen risiko,
mana jemen sistem utilitas, pencegahan dan pengendalian infeksi, dapat
membant u rumah sakit memahami kinerja rumah sakit saat ini, apa yang
masih menja di masalah dan perlu dilakukan perbaikan.
Bank data dari luar juga berharga untuk memonitor praktik profesiona
l. Dengan berpartisipasi menggunakan bank data dari luar, rumah sakit dap
at membandingkan dirinya sendiri dengan rumah sakit lain yang sama tingka
tannya, di tingkat lokal, nasional dan internasional. Perbandingan adalah
alat efektif untuk menemukan langkah langkah perbaikan dan mencatat tingk
at kinerjanya. Jaringan pelayanan kesehatan dan mereka yang membayar untu
k pelayanan kesehatan sering membutuhkan informasi ini.
Bank data dari luar banyak bentuknya mulai bank data asuransi sampai
perkumpulan profesional dan bisa juga indikator-indikator mutu yang diwaj
ibkan oleh pemerintah. Sesuai peraturan perundangan mungkin ada RS yang d
Definisi Operasional
Definisi Numerator
Definisi Denumerator
Sumber Data
Metode Validasi
Hasil Validasi
Hasil Analisa
Kesimpulan
E. BENCHMARK DATA
Pengertian benchmark data indikator mutu adalah cara untuk mengetahui
pengukuran hasil kinerja mutu dengan membandingkan suatu hasil analisa da
ta mutu yang dibuat oleh satuan kerja/ institusi dengan hasil analisa dat
a indikator mutu yang sama yang dilakukan satuan kerja atau institusi lai
nnya.
1. Benchmark data eksternal adalah membandingkan hasil
anali sis data indikator mutu RS Mitra Plumbon Indramayu
dengan h asil analisa data indikator mutu dari RS lain yang
setara d
A. SUPERVISI
Supervisi adalah kegiatan melakukan pengawasan dengan mengacu pada
reg ulasi yang sudah ditetapkan ke unit pelayanan atau unit kerja.
Kegiatan s upervisi pengumpulan data bertujuan melakukan pengawasan agar
data indika tor mutu tersebut dapat terkumpul tepat waktu.
1. Sensus harian indikator mutu diisi melalui program / sistem
si smadak di masing-masing unit / instalasi. Sensus indikator
mutu ini terhubung dan terekam langsung di database Komite
Mutu seba gai administrator.
2. Seluruh data indikator mutu yang masuk di cek kelengkapan
pengi siannya dan dilakukan verifikasi oleh PIC Mutu dan
kepala unit.
3. Data yang masuk direkap dan diolah sehingga dapat diperoleh
nil ai prosentase yang dapat dibandingkan dengan nilai standar
indi kator mutu.
4. Validasi data dilakukan terhadap indikator area klinis, dengan
menggunakan form yang telah ditentukan
5. Hasil analisa indikator mutu unit dan rencana tindak lanjutnya
dilaporkan dalam laporan bulanan unit kepada direktur rumah
sak it melalui Kepala Bidang atau Kepala Bagian.
6. Indikator mutu yang memiliki perbedaan nilai dengan standar
ind ikator mutu dilakukan evaluasi oleh Komite Mutu untuk
kemudian dibahas rencana tindak lanjutnya.
B. MONITORING
BAB I
PENDAHULUAN
perawatan pasien;
k. Semua kematian ibu intrapartum (terkait dengan proses persalina
n); atau
l. Morbiditas ibu derajat berat (terutama tidak berhubungan dengan
perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi lain yang menda
sari) terjadi pada pasien dan menyebabkan cedera permanen atau
c edera sementara derajat berat.
Definisi kejadian sentinel meliputi poin a) hingga o) di ata dan dapa
t meliputi kejadian-kejadian lainnya yang menyebabkan kematian, ceder
a permanen atau cedera berat yang bersifat sementara/reversibel Tidak
semua kesalahan menyebabkan kejadian sentinel, dan tidak semua kejadi
an sentinel terjadi akibat adanya suatu kesalahan. Mengidentifikasi s
uatu insiden sebagai kejadian sentinel tidak mengindikasikan adanya t
anggungan hukum.
Warna “bands” adalah hasil pertemuan antara nilai dampak yang diurut
k ebawah dan nilai probabilitas yang akan diurut kesamping kanan. Warna
in i akan menentukan Investigasi yang akan dilakukan (Tabel 4).
● Bands BIRU dan HIJAU : Investigasi sederhana
● Bands KUNING dan MERAH : Investigasi Komprehensif / RCA
A. PENDAHULUAN
1. Laporan insiden dan hasil Investigasi baik investigasi komprehensif
(RCA) maupun investigasi sederhana (simple RCA) harus dilakukan untu
k setidaknya hal-hal berikut ini:
a. Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi, jdih.kemkes.go.i
d
b. Semua kejadian serius akibat reaksi obat (adverse drug reaction)
yang serius sesuai yang ditetapkan olehrumah sakit
c. Semua kesalahan pengobatan (medication error) yang signifikan se
suai yang ditetapkan oleh rumah sakit
d. Semua perbedaan besar antara diagnosis pra- dan diagnosis pascao
perasi; misalnya diagnosis praoperasi adalah obstruksi saluran p
encernaan dan diagnosis pascaoperasi adalah ruptur aneurisme aor
ta abdominalis (AAA) Kejadian tidsk diharapkan atau pola kejadia
n tidak diharapkan selama sedasi prosedural tanpa memandang cara
pemberian
e. Kejadian tidak diharapkan atau pola kejadian tidak diharapkan se
lama anestesi tanpa memandang cara pemberian
f. Kejadian tidak diharapkan yang berkaitan dengan identifikasi pas
ien
g. Kejadian-kejadian lain, misalnya infeksi yang berkaitan dengan p
erawatan kesehatan atau wabah penyakit menular
2. Investigasi Sederhana
Kepala Unit
A. DATA PASIEN
Data pasien : Nama, No.RM dan Nomor Ruangan hanya diisi di for
m laporan internal
B. RINCIAN KEJADIAN
1. Tanggal dan waktu insiden
● Diisi tanggal dan waktu saat insiden (KTD /KNC) terjadi.
● Buat prosedur pelaporan agar tanggal dan waktu insiden tidak
l upa: insiden harus dilaporkan paling lambat 2x24 jam atau
pad a akhir jam kerja/ shift.
2. Insiden
No INDIKATOR JENIS
1 Insiden kesalahan identifikasi kegawatdaruratan KTC/ KTD
No INDIKATOR JENIS
1 Insiden pasien jatuh KTD
INSTALASI INTENSIF
No INDIKATOR JENIS
1 Insiden pasien jatuh KTD
No INDIKATOR JENIS
1 Insiden kesalahan identifikasi pasien KTC/KTD
No INDIKATOR JENIS
1 Insiden kejadian kesalahan pemakaian alat pemeriksaan KTC/KTD
No INDIKATOR JENIS
1 Insiden pasien jatuh KTD
2 Reaksi alergi obat KTD
INSTALASI FARMASI
No INDIKATOR JENIS
1 Insiden kesalahan pembacaan resep KNC/KTD
No INDIKATOR JENIS
1 Insiden kesalahan posisi pemeriksaan KTC/KTD
2 Insiden kesalahan memberikan hasil pemeriksaan KTC/KTD
No INDIKATOR JENIS
1 Insiden kesalahan jenis diet KTC/KTD
No INDIKATOR JENIS
1 Insiden kesalahan penyediaan sampel KTD
No INDIKATOR JENIS
Tulisan tangan yang tidak terbaca pada rekam m KPC
1
edis
2 Rekam medis hilang KPC
● Mengidentifikasi risiko
● Menganalisis risiko
NO Pernyataan 1 2 3 4 5 9
NO Pernyataan 1 2 3 4 5 9
BAGIAN C : KOMUNIKASI
Seberapa sering hal-hal berikut terjadi di unit kerja Anda?
1 : Tidak Pernah
2 : Jarang
3 : Kadang-kadang
NO Pernyataan 1 2 3 4 5 9
NO Pernyataan 1 2 3 4 5 9
1 Sangat Buruk
2 Buruk
3 Baik
4 Sangat Baik
5 Baik Sekali
NO Pernyataan 1 2 3 4 5 9
6. Usia : Tahun
Komentar Anda
Silakan berikan komentar Anda mengenai pasien safety, kesalahan atau pelap
oran kejadian di Rumah Sakit Mitra Plumbon Indramayu yang dapat mempengaru
hi keselamatan pasien.
Tanggal : _ _/_ /_
Pukul : ___________WIB
2. Jenis Kelamin:
a. Laki-laki b. Perempuan
3. Usia : Tahun
4. Alamat :
5. Pekerjaan :
a. PNS b. Swasta c. Wiraswasta d. ….……
…
1. Bagaimana pendapat saud Tidak sesuai Kurang sesua Sesuai Sangat sesu
ara tentang kesesuaian i ai
p ersyaratan pelayanan
de ngan jenis pelayanan
2. Bagaimana pendapat Saud Tidak mudah Kurang mudah Mudah Sangat muda
ara tentang kemudahan p h
rosedur pelayanan
3. Bagaimana pendapat Saud Tidak cepat Kurang cepat Cepat Sangat cepa
ara tentang kecepatan w t
aktu dalam memberikan p
elayanan
4. Bagaimana pendapat Saud Tidak sopan da Kurang sopan Sopan dan ra Sangat sopa
ara perilaku petugas da n tidak ramah dan kurang r mah n dan sanga
lam pelayanan terkait k amah t ramah
esopanan dan keramahan
5. Bagaimana pendapat Saud Tidak sesuai Kurang sesua Sesuai Sangat sesu
ara tentang kesesuaian i ai
p elayanan antara yang
te rcantum di standar
dan p
6. Bagaimana pendapat Saud Tidak kompeten Kurang kompe Kompeten Sangat komp
ara tentang kompetensi ten eten
/ kemampuan petugas
dalam pelayanan
7. Bagaimana pendapat Saud Sangat tidak se Tidak sesuai Sesuai Sangat sesu
ara tentang kesesuaian suai ai
b iaya pelayanan dengan
k ualitas pelayanan
yang d iterima
10. Bagaimana pendapat Saud Kotor Kurang bersi Bersih Sangat bers
ara mengenai kebersihan h ih
lingkungan RS Mitra Plu
mbon Indramayu
Total Nilai :
BAB I
PENDAHULUAN
1. Risiko Klinis :
A. PENGERTIAN
Risk Register / daftar risiko adalah bagian dari proses pencatatan
bag aimana rumah sakit akan mengelola risiko di area kerja. Setiap
risiko yang diidentifikasi harus dicatat dalam daftar yang
merangkum :
1. Deskripsi risiko
1. Pasien.
2. Staf medis,
1 Akses Pasien :
1. Proses pemulangan pasien lama
2. Pasien pulang paksa
3. Kegagalan merujuk pasien
4. Ketidaktersedianya tempat tidur
5. Proses trensfer pasien yang tidak baik
2 Kecelakaan :
1. Tersengat listrik
2. Terpapar dengan bahan berbahaya
3. Tertimpa benda jatuh
4. Tersiram air panas
5 Kejadian infeksi
1. Kegagalan / kontaminsai alat medis
2. Infeksi operasi
3. Needlestick injury
4. Kesalahan pembuangan limbah medis
5. Infeksi nosokomial
7 Obat :
1. Penulisan resep yang tidak baik
2. Riwayat alergi obat tidak teridentifikasi
3. Kesalahan dosis obat
4. Obat rusak/ expired
5. Kesalahan identifikasi pasien dalam pemberian obat
6. Kegagalan memonitor efek samping obat
8 Keamanan
1. Pencurian
2. Pasien hilang
3. Lingkungan yang tidak aman
Gambar Controllability
Langkah-langkah HFMEA
a. Tetapkan topik HFMEA dan bentuk tim
Bertujuan untuk memilih topik HFMEA dan memilih ti
m pelaksana untuk topik tersebut. Topik HFMEA dapa
A. PENCATATAN
Pencatatan manajemen risiko menggunakan risk register (daftar risiko)
.
B. PELAPORAN
Alur Pelaporan Risiko yang telah diidentifikasi oleh
unit/bagian/insta lasi disusun dalam sebuah register unit yang
selanjutnya dilaporkan ke komite mutu. Setiap unit menunjuk satu
orang penanggung jawab manajem en risiko. Tugas dari penanggung
jawab manajemen risiko adalah:
1. Mengidentifikasi risiko unit
2. Meminta pendapat dari seluruh staf unit tersebut dalam
identifik asi risiko
3. Membuat register risiko·
4. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan kepala unit
5. Meminta verifikasi risiko unit kepada kepala unit
6. Mengumpulkan register risiko dan meminta verifikasi unit ke
komi te mutu
7. Mengikuti rapat terkait dengan manajemen risiko
2. Teknik reduksi
Mengendalikan risiko dengan pencegahan dan pengurangan terhadap
kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan risiko dengan
cara:
● Melakukan perbaikan proses dan sistem melalui penyusunan
R CA atau FMEA
● Mengurangi keparahan jika kerugian itu memang terjadi
deng an cara pengalihan risiko melalui kerjasama dengan
asurans i
3. Menerima risiko (risk acceptance)
Rumah sakit mentolerir terjadinya risiko untuk mencegah
tergangg unya kegiatan operasional dengan mengalokasikan dana
untuk menan ggulanginya.
Alur pelaporan manajemen risiko ini berlaku sama untuk seluruh
u nit/bagian/instalasi di RS Mitra Plumbon Indramayu Penanggung
ja wab pengelolaan manajemen risiko di Komite Mutu adalah sub
Komit e Manajemen Risiko dan mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebaga i berikut:
● Menerima secara proaktif laporan manajemen risiko tiap
uni t
● Melakukan verifikasi manajemen risiko tiap unit
● Menyusun register risiko rumah sakit