Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS BERTAHANYA PRAKTIK PERNIKAHAN DINI DI


PEDUKUHAN JALAWASTU DESA CISEUREUH KECAMATAN
KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Program Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Syari’ah

Di Susun Oleh:

MUHAMMAD NUR RIYADI (30501900045)

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYYAH

JURUSAN SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2022

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki seorang

perempuan sebagaimana suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. 1Nikah

menurut bahasa berarti penyatuan, selain itu juga nikah diartikan dengan akad

atau hubungan badan, 2Akad yang di maksud di sini adalah akad yang sah secara

agama dan hukum di antara calon suami dengan calon istri. Akad atau perjanjian

ini merupakan salah satu dari tiga perjanjian istimewa yang termaktub dalam Al-

Quran. dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 21 yang menunjukkan bahwa sebuah

pernikahan adalah sebuah perjanjian (yang kuat) 3Hal ini dibuktikan dengan

terdapat tiga jenis perjanjian yang serupa dengan pernikahan di dalam Al-Quran.

Dalam menjelaskannya pernikahan harus dijaga dengan sebaik mungkin,

tujuannya agar keistimewaan yang terdapat dalam sebuah pernikahan itu dapat

menjadikan sebuah keluarga sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh pasangan

suami istri.4 Peraturan pernikahan di Indonesia dalam Undang-Undang No. 16

Tahun 2019 memberi syarat yaitu calon istri haruslah berusia 19 tahun dan calon

suami berusia 19 tahun. Usia tersebut merupakan batasan minimal jika

1
‘UU No . 1 Tahun 1977 Tentang Perkawinan , Pasal 1 .1977.
2
Muhammad Aqsho, ‘Keharmonisan Dalam Keluarga Dan Pengaruhnya Terhadap Pengamalan
Agama’, Jurnal Almufida, II.1 (2017), 36–51.
3
Deztiana Putri Nasution, ‘Analisis Faktor-Faktor Keharmonisan Hubungan Keluarga’, 2020, 152–
58.
4
Khoiruddin Nasution, ‘Hukum Perkawinan 1, (YOGYAkarta:ACAdeMIA & TAZZAFA,2005),Hlm.25.’
perempuan dan laki-laki hendak menikah. Selain dalam kompilasi hukum islam

dinyatakan sebagi berikut:

‟Untuk Kemaslahatan keluarga dan rumah tangga, perkawinan hanya boleh

dilakukan calon mempelai yang telah mencapai usia yang ditetapkan dalam pasal

7 Undang-Undang No. 19 tahun 2019 yakni calon suami sekurang-kurangnya

berusia 19 tahun dan calon istri sekurang-kurangnya berusia 16 tahun. ‟hal ini

sebagai penguat adanya aturan minimal usia calon mempelai melangsungkan

pernikahan. Selain itu apabila calon mempelai belum berusia 21 tahun sesuai

dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2019, maka calon mempelai harus

mendapat izin lebih dahulu dari orang tua atau wali.”5

Kemudian pernikahan dapat dilangsungkan jika sudah mendapatkan izin

tersebut. Pernikahan yang dilangsungkan sesuai dengan aturan Undang-Undang

pernikahan dapat dilangsungkan dengan segera. Artin ya. Calon mempelai

sudah memenuhi standar usia untuk menikah, maka pernikahan tersebut dapat

langsung didaftarkan ke Kantor Urusan Agama sesuai Prosedurnya, hal ini akan

berbeda jika calon mempelai berusia kurang dari usia standar yang sudah ditur

dalam Undang-Undang pernikahan.yaitu yang usia 19 tahun untuk perempuan dan

usia 19 tahun untuk laki-laki. Bagi calon mempelai yang melakukan

penyimpangan seperti ini, maka harus mengajukan dispensasi nikah terlebih

dahulu ke pengadilan atau pejabat lain yang diminta oleh orang tua pihak calon

mempelai, baik laki-laki maupun perempuan.6.

5
Jurnal Hukum, UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal 7 Ayat 1, 2019.
6
UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 7 ayat 2
Penyimpangan dalam pernikahan yang dimaksud bisa disebut dengan

pernikahan dini. Pernikahan dini sendiri dapat dibedakan dalam 2 golongan,

pernikahan dini yang pertama, yakni pernikahan bagi calon mempelai yang

berusia 21 tahun ke bawah. Sedangkan pernikahan dini yang kedua bermakna

pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang berusia di bawah 19 tahun bagi

laki-laki dan 19 tahun bagi perempuan. Pernikahan dini yang kedua ini sering

dikenal dengan istilah nikah dibawah umur.7 Cita-cita dalam keluarga yang

harmonis merupakan impian umum dari semua pasangan suami istri,bahwa

manusia ditetapkan dengan kemudahan untuk mencapai kedamaian, sehingga

merasa nyaman dalam hidupnya, kenyamanan tersebut salah satunya didapatkan

saat seseorang sudah menikah, seseorang yang menikah dapat menjadikan dirinya

tenang apabila dilaksanakan sesuai tuntunan yang ada dalam kehidupan rumah

tangganya8.

Keharmonisan rumah tangga bisa menjadi sebuah keluarga yang nyaman

untuk mereka bertempat tinggal, berbagi, berkeluh kesah, serta berbahagia

bersama seluruh anggota keluarga. Niat dan komitmen menjadikan keluarga yang

harmonis merupakan sebuah kewajiban, niat, nyaman, serta mendapatkan

keberkahan pernikahan, terdapat terkabul . Bila ada upaya yang dilakukan

keluarga tersebut, sinta adela seorang psikolog menyampaikan tiga hal pendukung

7
W Hamidah and A Junitasari, ‘Penyuluhan Dampak Pernikahan Dini Terhadap Psikologi,
Kesehatan, Dan Keharmonisan Rumah Tangga Di Kampung Cipete’, Proceedings Uin Sunan …,
14.November (2021).
8
Hasan Basri, keluarga sakinah;Tinjauan psikologi dan agama (Yogyakarta:Pustaka
pelajar,2004),hlm.6.6
pasangan suami istri untuk menciptakan keluarga setelah pernikahan, yaitu

kedewasaan,komitmen, dan kesiapan mental para calon mempelai.9

Dari beberapa penjelasan diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang

tradisi perkawinan dini di suku adat Jalawastu Desa Cisereuh Ketanggungan

Brebes. Jalawastu merupakan sebuah nama kampung adat di selatan Kabupaten

Brebes.10 Tepatnya di Desa Cisereuh Kecamatan Ketanggungan Kabupaten

Brebes. Tradisi perkawinan dini di Kampung Budaya Jalawastu masih dihiasi

dengan peraturan adat yang ketat. Dimana setiap perempuan yang masih belia

atau belum sampai batas umur yang sudah ditentukan oleh undang undang, harus

sudah dipinang oleh seorang laki laki untuk selanjutnya di jadikan istri. Hal ini

sudah menjadi fenomena yang lumrah karena peraturan adat yang berlaku disana.

Dan aturan adat ini tidak boleh dilanggar oleh setiap warganya. Selain

tradisi perkawinan dini yang masih berlaku, Kampung Budaya jalawastu juga

mempunyai kekayaan alam yang masih terjaga dengan indah, Kampung Budaya

jalawastu juga masih melestarikan budaya yang hampir punah. Kampung Budaya

Jalawastu juga sudah memperoleh pengakuan oleh Bupati Brebes dengan

ditetapkannya perda (peraturan daerah) No.1 Tahun 2015 sebagai cagar budaya

yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Brebes. 11 Disamping itu,suku adat

jalawastu juga disebut sebagai Baduy nya Jawa Tengah.

9
Nailul Falah, Ririn Dewanti, and Dian Samudra, ‘Kebahagiaan Pernikahan Pada Istri Di Dusun X
Kecamatan Tulangan Sidoarjo’, 2018, 13–18.
10
Arsip pemerintah kabupaten brebes, Th. 2017
11
Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Brebes, No.1, Tahun 2015
Di Kampung Budaya jalawastu hampir seluruh masyarakat adatnya masih

mempercayai adanya kekuatan dari roh leluhurnya. Bahkan Kampung Budaya

jalawastu sampai sekarang masih berpegang teguh pada nilai nilai budayanya

yang seakan sudah mendarah daging. Disamping budaya yang masih tegak

berdiri, Kampung Budaya jalawastu juga sudah mulai membuka diri dari

kehidupan luar. Ada beberapa warisan adat yang sudah mulai pudar dan hilang

seiring dengan perkembangan zaman. Dan ada juga warisan adat yang sampai saat

ini masih dijalankan diantaranya yaitu perkawinan dini di suku adat Jalawastu.12

Peneliti tertarik dengan fenomena Keharmonisan pada pasangan rumah

tangga yang dibawah umur di masyarakat Kampung Budaya jalawastu.

Disamping itu dengan beberapa aturan aturan yang masih erat kaitannya dengan

adat istiadat setempat. Letak geografis Kampung Budaya jalawastu yang berada di

atas bukit dan akses jalan yang belum memadai, menjadikan suku ini tidak banyak

diketahui masyarakat umum. Pada pemaparan di atas, peneliti berusaha mencari

dan menggali data dan informasi lebih jauh yang akan dijadikan dalam bentuk

skripsi dengan judul ” ANALISIS BERTAHANYA PRAKTIK

PERNIKAHAN DINI DI PEDUKUHAN JALAWASTU DESA CISEUREUH

KECAMATAN KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES “

1.2 RUMUSAN MASALAH

12
Muhammad Dzakkii, (Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Pembagian Harta Waris Di
Pedukuhan Jalawastu Desa Ciseureuh Kecamatan Ketanggungan
Brebes) ADHKI: Journal of Islamic Family Law, Volume 2, Nomor 1, Juni 2020
1. Mengapa tradisi pernikahan dini pada masyarakat adat Jalawastu

dapat berlangsung hingga saat ini ?

2. Bagaimana pandangan KUA setempat terhadap tradisi pernikahan

dini tersebut ?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Sebagai konsekuensi dari permasalahan pokok, maka tujuan

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui tradisi pernikahan dini pada masyarakat adat

Jalawastu dapat berlangsung hingga saat ini ?

b. Untuk mengetahui pandangan KUA setempat terhadap tradisi

pernikahan dini tersebut ?

2. Manfaat Penelitan

Dalam penelitian ini diharapkan memberi manfaat, baik bagi penulis

maupun bagi pihak pembaca. skripsi ini atau bagi pihak lainnya.

Adapun manfaat penulis ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat untuk

memberikan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan

bidang hukum islam.


b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat manfaat bagi peguruan

tinggi khususnya Universitas Islam Sultan Agung. Pemikiran

dalam rangka pengkajian ilmu hukum (yang ditulis dalam

bentuk skrispsi) keharmonisan rumah tangga.

2. Manfaat praktis

a. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan

pembahasan untuk memberikan informasi khususnya pada

pihak-pihak yang akan melakukan perkawinan.

b. Hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi pemikiran

bagi Universitas Islam Sultan Agung Semarang

1.4 TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah :

1. Noer Ubaedilla (2019) Bertahannya Praktik Pernikahan Dini Di Desa

Mangguan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Berdasarkan hasil

penelitian setiap faktor yang ada pada pernikahan dini merupakan hasil

olah berpikir terhadap proses sosial, pengalaman sosial, serta masalah

sosial yang terjadi dan dialami oleh aktor pernikahan dini. Terdapat

tiga faktor yang menyebabkan pernikahan dini di Desa Mangguan

masih tetap dijalankan, yaitu faktor tradisi turun temurun dimana

pernikahan dini telah menjadi kebiasaan masyarakat sekitar sejak

zaman nenek moyang, sehingga masyarakat akan mencemooh

perempuan yang tidak menikah secepatnya. Hubungan antara


penelitian ini dengan penelitian yang akan ditulis oleh peneliti adalah

sama-sama membahas tentang bertahanya tardisi pernikahan.

Perbedaannya antara penelitian ini dengan penelitian yang akan ditulis

oleh peneliti adalah objek penelitian, subjek penelitian dan fokus

pembahasan penelitian ini.13

2. Jusuf A Lakoro (2018) Praktik Perkawinan Dibawah Umur Dan

Terhadap Rumah Tangga Di Kabupaten Boalemo. Berdasarkan hasil

penelitian, ditemukan realitas yang terjadi dalam praktik perkawinan

diibawah umur antara lain bentuk perkawinan dibawah umur yang

cukup beragam antara lain; dilaksanakan berdasarkan hasil dispensasi

nikah, rendahnya usia perkawinan, perkawinan dengan salah satu

pasangan yang lebih tua, perkawinan hamil diluar nikah, perkawinan

tanpa restu orang tua dan perkawinan tidak tercatat. Persamaan antara

penelitian ini dengan penelitian yang akan ditulis oleh peneliti adalah

sama-sama membahas tentang Pernikahan dini. Perbedaannya

penelitian yang akan ditulis oleh peneliti adalah objek penelitian,

subjek penelitian dan fokus pembahasan penelitian ini.14

3. Suyono (2018) Kredibilitas Pemuka Pendapat Dalam Tradisi

Pernikahan Di Bawah Umur (Pernikahan Dini)Di Madura.

Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan pengamatan peneliti,

fenomena pernikahan dini dini sampai sekarang masih terus terjadi

karena beberapa faktor: pertama, karena rendahnya pendidikan


13
Program Studi Sosiologi and others, ‘Mangguan , Kabupaten Pasuruan , Jawa Timur’, 2019.
14
Jurnal Hukum, ‘Perkawinan Di Bawah Umur Dalam Keharmonisan Rumah Tangga JURNAL
(Hukum Keluarga Islam)’, 1, 2022, 40–48.
sehingga pondok pesantren masih menjadi alternatif favorit orang tua

dalam mencari wadah pendidikan terhadap anak. Kedua, Peran pemuka

pendapat (tokoh adat) termasuk Pemuka pendapat yang masih

mempertahankan tradisi kuno di tengahtengah arus modernisasi yang

terus berkembang. Ketiga, Tingkat kemiskinan yang belum banyak

tersentuh oleh kebijakan pemerintah dengan program pemberdayaan

masyarakat terutama dalam hal pengentasan kemiskinan dan buta

aksara. Keempat, akses media komunikasi dan informasi belum secara

merata menyentuh unsur basis masyarakat golongan bawah (grass

root). Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan

ditulis oleh peneliti adalah sama-sama membahas tentang Pernikahan

dini. Perbedaannya penelitian yang akan ditulis oleh peneliti adalah

objek penelitian, subjek penelitian dan fokus pembahasan penelitian

ini.15

1.5 METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Dalam Skripsi ini peneliti menyusun meggunakan jenis Flied

Research (penelitian lapangan) yaitu suatu penelitian yang sumber data

utamanya diperoleh dengan cara melakukan penelitian secara langsung di

lapangan, tepatnya di Pedukuhan Jalawastu Desa Cisereh Kecamatan

Ketanggungan Kabupaten Brebes


15
Suyono Suyono, ‘Kredibilitas Pemuka Pendapat Dalam Tradisi Pernikahan Di Bawah Umur
(Pernikahan Dini) Di Madura’, Mediakom, 1.2 (2018), 192–211
<https://doi.org/10.32528/mdk.v1i2.1578>.
2. Sumber Data

Berdasarkan pada permasalahan yang sudah dipaparkan diatas, maka

penulis memerlukan beberapa jenis data guna untuk dijadikan sebagai rujukan

atau sumber penelitian. Berikut beberapa sumber data yang diperlukan :

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang paling utama atau pokok.

Sumber data ini langsung diperoleh dari narasumber yakni tokoh adat,

pegawai KUA dan masyarakat Kampung Budaya Jalawastu Desa

Cisereuh Ketanggungan Brebes untuk mengetahui lebih dalam terkait

dengan judul penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah jenis sumber data yang digunakan sebagai

penunjang atau pelengkap hasil penelitian. Data ini di butuhkan oleh

penulis guna melengkapi hasil penelitian. Sumber data ini diperoleh

dari hasil pencarian baik berupa buku,jurnal,maupun dokumen yang

masih ada keterkaitan dengan masalah keharmonisan pada pasangan

dibawah umur .

3. Subyek dan Objek

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek yaitu Masyarakat di

Kampung Budaya Jalawastu yang sudah menikah dan berumah tangga

dibawah umur. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah bertahanya tradisi

pernikahan dibawah umur dikampung Budaya Jalawastu.

4. Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian adalah berupa

observasi, dokumentasi, dan wawancara. Berdasarkan data-data yang di dapat

dari hasil obeservasi maupun wawancara, selanjutnya akan di analisis terlebih

dahulu sebelum dijadikan laporan.

a. Observasi

Observasi yang digunakan adalah metode partisipan. Observasi partisipan

yaitu metode pendekatan untuk megambil data dengan melalui pengamatan

individu untuk mengetahui secara detail kehidupan sosial. Dan langsung ikut

berbaur serta merasakan aktifitas sosial dari objek pengamatan.16

b. Wawancara

Dalam peneltian ini, penulis menggunakan metode wawancara informal.

Wawancara informal yaitu suatu proses wawancara antara pewawancara dengan

narasumber dengan tidak menyusun pertanyaan terlebih dahulu. Jadi lebih bersifal

santai dan fleksibel dengan tetap menggali secara mendalam terhadap

permasalahan yang akan di masyarakat,tokoh adat, dan juga orang yang pernah

melakukan menikah dibawah umur di Kampung Budaya Jalawastu Cisereuh,

Ketanggungan, Brebes

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi yakni metode pengumpulan data dengan cara mencari

dokumen yang berhubungan dengan penelitian. Baik berupa tulisan (hardcopy),

maupun dalam bentuk elektronik (softcopy) atau dalam bentuk lainnya. Dalam
16
Didik Ahmad Supadie, bimbingan penulisan ilmiah buku pintar menulis skripsi, (Semarang:
Unissula press, Cetakan kedua,2017) h.107
penelitian ini penulis memperoleh sumber data beserta dokumen yang di peroleh

langsung dari arsip desa, kepala desa, ketua adat, sesepuh desa, beserta seluruh

masyarakat yang telah bersedia dimintai dokumentasi. Berdasarkan ketiga metode

pengumpulan data diatas, penulis selanjutnya akan menyimpulkan permasalahan

yang di peroleh untuk selanjutnya dijadikan penelitian yang bisa Dipertanggung

jawabkan

1.6 PENEGASAN ISTILAH

Pernikahan Dini adalah pernikahan dini (early married) adalah

pernikahan yang dilakukan oleh pasangan atau salah satu pasangan yang

masih dikategorikan anak-anak atau remaja yang berusia dibawah 19 tahun.

Pernikahan dini merupakan sebuah perkawinan dibawah umur yang target

persiapannya belum dikatakan maksimal, persiapan fisik, persiapan mental,

juga persiapan materi.

Rumah Tangga

Rumah Tangga Biasa (Ordinary Household) adalah seorang atau

sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus,

dan biasanya tinggal bersama dan makan dari satu dapur. Yang dimaksud dengan

makan dari satu dapur adalah mengurus kebutuhan sehari-hari bersama menjadi

satu. Ada bermacam-macam bentuk rumah tangga biasa, di antaranya, orang yang

tinggal bersama isteri dan anaknya; orang yang menyewa kamar atau sebagian
bangunan sensus dan mengurus makannya sendiri; keluarga yang tinggal terpisah

di dua bangunan sensus, tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan

sensus tersebut masih dalam satu segmen, rumah tangga yang menerima

pondokan dengan makan (indekos) yang pemondoknya kurang dari 10 orang;

pengurus asrama, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan dan sejenisnya yang

tinggal sendiri maupun bersama anak, isteri serta anggota rumah tangga lainnya,

makan dari satu dapur yang terpisah dari lembaga yang diurusnya; masing-

masing orang yang bersama-sama menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus

tetapi mengurus makannya sendiri-sendiri.

1.7 RANCANGAN SISTEMATIKA PENELITIAN

Untuk memberikan pemahaman secara luas,runtut, dan terperinci dan

juga agar mudah dipahami oleh orang lain, maka penulis menjadikan

gambaran ke dalam satu kesatuan yang utuh. Maka dari itu, penulis membagi

susunan menjadi lima bab, dan dari masing-masing bab tersebut terdapat sub

bab. Berikut rincian sistematika penulisannya. Pada bagian awal terdiri dari

judul penelitian, kemudian selanjutnya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah,identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian, jenis, sumber data, subjek dan objek penelitian, sistematika

penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI

Di dalam bab ini dijelaskan kajian teoritis berkaitan dengan Pengertian

Pernikahan dini. Dasar hukum, Rukun syarat, Tujuan Pernikahan, Hikmah

pernikahan, Definisi pernikahan di bawah umur menurut (Undang-Undang

perkawinan No.16 Tahun 2019). Konsep Nikah dan pernikahan di bawah

umur menurut Tinjauan Hukum Islam..

BAB III KONDISI SOSIAL MASYARAKAT KAMPUNG BUDAYA

JALAWASTU

Pada bab ini penulis sedikit mendiskripsikan terkait dengan kondisi

sosial masyarakat suku adat Jalawastu Cisereuh, Ketanggungan, Brebes secara

umum yang berisi tentang: Sejarah adat,letak geografis,agama,jumlah

penduduk,strata sosial,kebudayaan dan adat, juga peraturan adat yang berlaku

di sana.

BAB IV

Pada bab ini penulis akan memaparkan faktor-faktor terjadinya pernikahan

dini, dampak sosial dari pernikahan dini, dan pandangan masyarakat di suku adat

jalawastu.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan,kritik,saran,dan kata penutup

pada hasil penelitian yang telah diselesaikan.

1.8 Daftar Pustaka


Aqsho, Muhammad, ‘Keharmonisan Dalam Keluarga Dan Pengaruhnya Terhadap

Pengamalan Agama’, Jurnal Almufida, II.1 (2017), 36–51

Falah, Nailul, Ririn Dewanti, and Dian Samudra, ‘Kebahagiaan Pernikahan Pada

Istri Di Dusun X Kecamatan Tulangan Sidoarjo’, 2018, 13–18

Hamidah, W, and A Junitasari, ‘Penyuluhan Dampak Pernikahan Dini Terhadap

Psikologi, Kesehatan, Dan Keharmonisan Rumah Tangga Di Kampung

Cipete’, Proceedings Uin Sunan …, 14.November (2021)

<https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/proceedings/article/view/

350%0Ahttps://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/proceedings/article/

download/350/306>

Hukum, Jurnal, ‘Perkawinan Di Bawah Umur Dalam Keharmonisan Rumah

Tangga JURNAL HUKUM AL FUADIY (Hukum Keluarga Islam)’, 1,

2022, 40–48

———, UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal 7 Ayat 1, 2019

Khoiruddin Nasution, ‘Hukum Perkawinan 1, (YOGYAkarta:ACAdeMIA &

TAZZAFA,2005),Hlm.25.’

Nasution, Deztiana Putri, ‘Analisis Faktor-Faktor Keharmonisan Hubungan

Keluarga’, 2020, 152–58

Sosiologi, Program Studi, Fakultas Ilmu, Sosial Dan, Ilmu Politik, Universitas

Islam, and Negeri Syarif, ‘Mangguan , Kabupaten Pasuruan , Jawa Timur’,

2019
Suyono, Suyono, ‘Kredibilitas Pemuka Pendapat Dalam Tradisi Pernikahan Di

Bawah Umur (Pernikahan Dini) Di Madura’, Mediakom, 1.2 (2018), 192–

211 <https://doi.org/10.32528/mdk.v1i2.1578>

‘UU No . 1 Tahun 1977 Tentang Perkawinan , Pasal 1 .’, 1, 1977, 1977

Anda mungkin juga menyukai