AJImakro
AJImakro
Bila ditinjau dari sudut fiqh, menurut Qardhawi, bunga bank sama dengan riba yang
hukumnya jelas-jelas haram. Atas pendapat sebagian kalangan yang menghalalkan bunga
komersial (bunga dalam rangka usaha) dan mengharamkan bunga konsumtif (bunga dalam
rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari). Qardhawi menyatakan bahwa baik bunga
komersil dan bunga konsumtif, keduanya haram.
Selain firman Allah dapat pula dijelaskan beberapa Hadis Nabi yang berkaitan dengan
riba, antara lain:
1) Dari Ibnu Abbas dari Nabi Saw, beliau bersabda: jika telah muncul wabah zina dan riba
disuatu negeri, mka berarti mereka telah siap menanti kedatangan azab Allah Swt.
Sedangkan dalam perspektif fiqih Islam praktek semacam itu tidak diperbolehkan (haram)
dengan jelas tanpa pengecualian. Setidaknya pendapat inilah yang lebih masyhur dan
socialte diantara khilafiyah para ulama’ yang mengacu pada konsep fiqih klasik bahwa
“kullu qardlin jarran manfa’atan fahuwa riba”, artinya setiap hutang yang mendatangkan
keuntungan berupa manfa’at adalah riba.
Riba dilarang dalam agama Islam karena tidak sesuai dengan prinsip keadilan dan
keseimbangan. Dimana, terdapat pihak yang menanggung beban lebih berat akibat bunga
(interest) yang diberlakukan, sedangkan di pihak lain mengalami pertambahan keuntungan
yang sangat signifikan. Pada dasarnya, dalam praktek riba tidak ada prinsip keseimbangan
dan tolong menolong antar social.
b. Fiqih Zakat
Zakat secara etimologi (lughat) zakat memiliki beberapa makna, diantaranya adalah
suci, “sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu” (asy-Syams:9).
Selain itu, zakat dapat bermakna tumbuh dan berkah. Secara syar’i zakat adalah sedekah
tertentu yang diwajibkan dalam syariah terhadap harta orang kaya dan diberikan kepada
orang yang berhak menerimanya.
Zakat merupakan pilar penting bagi tata kehidupan socialreligi umat Islam. Dimana si
kaya (yang telah memenuhi syarat) diwajibkan memberikan sebagian harta mereka
(sesuai aturan) untuk diberikan kepada umat yang membutuhkan (8 Ashnaf). Zakat
merupakan pilar agama Islam dalam tata perokonomian umat. Zakat adalah jawaban yang
tepat untuk menghadirkan pendapatan dan kesejahteraan yang merata dalam masyarakat
dan menghapus kesenjangan yang tidak diharapkan oleh sebagian besar orang. Zakat
akan memberikan dampak positif bagi orang yang membutuhkan, setidaknya akan
mengurangi beban mereka, akan tetapi zakat juga memberikan dampak yang positif pula
bagi yang mereka mengeluarkannya.
pengelolaan zakat yang dilakukan secara profesional menekankan adanya
pemberdayaan ekonomi umat agar mereka lebih produktif untuk memenuhi kebutuhan
mereka sendiri. Pengelolaan zakat yang produktif, tidak serta merta memberikan harta
zakat kepada mustahiq untuk dikonsumsi dan jauh dari produktivitas zakat sebelumnya.
Selanjutnya dapat dilihat dampak ekonomis aplikasi zakat, dalam implementasinya zakat
mempunyai zakat dominan dalam kehidupan masyarakat. Diantara dampaknya adalah:
1) Produksi Dengan adanya zakat akan menimbulkan new demander potensial sehingga
akan meningkatkan permintaan secara agregat yang pada akhirnya akan mendorong
produsen untuk meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan.
2) Investasi Dampaknya lain yang dimunculkan dari peningkatan produksi diatas maka
akan mendorong perusahaan (firms) untuk meningkatkan investasi.
3) Lapangan kerja Karena adanya peningkatan investasi mendorong perluasan produksi
yang lebih besar yang pada akhirnya akan membuka kesempatan kerja.
4) Pertumbuhan ekonomi Karena peningkatan konsumsi secara socialte dan
meningkatnya investasi hal itu akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi.