1 PB
1 PB
Judul buku : Young Citizens and Political Participation in a Digital Society, Addressing the
Democratic Disconnect
Penulis : Philippa Collin
Penerbit : Palgrave McMillan
ISBN : 978-1-349-46772-3
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, 2015
Tebal buku : vii + 189 halaman
makna pemuda tidaklah statis, sebagaimana Collin adalah dengan menggambarkan dua
dalam pandangan umum dimana pemuda hal. Pertama, bagaimana ragam mode
adalah “mereka yang berada dalam batas kewarganegaraan dan bentuk-bentuk
usia tertentu”. Makna pemuda menurut identitas politik dalam wacana
Collin, selalu terhubung dengan hal-hal di kepemudaan. Kedua menggambarkan
luar pemuda (struktur sosial, serta proses bagaimana pemuda sendiri
dan konvensi sosial mengenai mengidentifikasi dirinya dalam berhadapan
kepemudaan) selain terhubung dengan cara dengan bentuk institusional dan non
bagaimana pemuda mengidentifikasi diri institusional dari politik, organisasi politik
mereka sendiri. Barangkali, dalam dan aksi politik (43).
terminologi Stuart Hall (2003 hal 25), Masalah cairnya arti pemuda dan
Collin melihat pemuda dalam perspektif warga negara tersebut masih ditambah
konstruksionis, dimana yang memberi dengan peran dimensi lain yakni teknologi
makna pada pemuda adalah sistem bahasa internet atau media digital dalam politik.
yang digunakan oleh aktor sosial untuk Dengan internet, politik kini menjadi
merepresentasikan kepemudaan itu sendiri. semakin termediasi. Mitos bahwa pemuda
Ketika makna pemuda selalu adalah ‘penduduk asli’ internet, membuat
terhubung –atau tergantung, pada hal-hal di media digital harus turut diperbincangkan
luar pemuda, masalah bagi pemuda dalam membahas kepemudaan. Di
dimulai. Hubungan, bagi Collin, berarti Australia dan UK, yang menjadi lokasi
juga pemosisian. Dalam berhubungan penelitian Collin, peran internet sama-sama
dengan struktur sosial, dalam hal ini negara, menjadi perdebatan yang hangat tapi
anak muda biasanya diposisikan sebagai berbeda cara memperlakukannya. Australia
‘yang harus menjadi’ ketimbang ‘hal yang memfokuskan internet pada pemahaman
punya kedirian’ (as becoming rather than kebutuhan warganegara. Tak banyak
being). Pemuda selalu dianggap inisiatif serius menyoal interaksi pembuat
membutuhkan perlindungan dari yang lain kebijakan dan warga negara di Australia.
(hal.6). Sementara itu di Inggris, ada lebih banyak
Partisipasi politik terkait dengan engagement antara pembuat kebijakan
pendidikan kewarganegaraan (citizenship). dengan warga negara, sebab internet/media
Pemuda, karena maknanya yang cair, digital, di Inggris, dipahami sebagai
menurut Collin biasanya diposisikan instrumen peningkatan kualitas komunikasi
sebagai sebuah produk yang ‘dicetak untuk dalam demokrasi (45)
menjadi warganegara yang baik’ ketimbang
‘diperlakukan sebagai warga negara’. Jadi Bersama Mencipta ‘Pemuda’
pemuda selalu diposisikan sebagai orang Kebijakan pemerintah Australia dan
yang mempunyai kewajiban memahami Inggris dalam menata pemuda saling
apa dan mana saja ‘partisipasi yang baik’ berbeda. Perbedaan ini mengakibatkan
untuk negara. pemuda dan perannya dalam negara
Sementara itu, kewarganegaraan (partisipasi) dibayangkan secara berbeda
juga bukanlah realitas yang bermakna dalam kedua pemerintahan negara tersebut.
tunggal, sebagaimana realitas pemuda. Lembaga non pemerintah di kedua negara
Maka, usaha yang paling cocok dalam juga turut serta menyumbang pembayangan
menjelaskan partisipasi pemuda, menurut kepemudaan tersebut. Collin membahasnya
serta komunitas lain. Lebih jauh, situs atau ‘masyarakat berbasis keanggotaan’
akun media sosial pemerintah biasanya (membership-based society) ke
dipandang secara sinis oleh pemuda. Para ‘masyarakat berbasis jaringan’ (network-
pemuda, menurut Collin sadar bahwa based society). Pemerintah biasanya
pemerintah membuat situs atau akun media memaksa pemuda untuk sebagai ‘anggota
sosial untuk meraih anak muda. Namun masyarakat’ yang dibebani tugas tertentu.
mereka berpendapat bahwa mereka Sebagai responsnya, anak muda terus
beranjangsana melalui MySpace dan mencari ruang-ruang dimana mereka dapat
Facebook untuk berhubungan dengan berdialog dan berdiskusi –dan bukan ruang
komunitas mereka, dan bukan untuk yang disediakan pemerintah. Ketika para
berjumpa dengan pemerintah. pemuda mengkomunikasikan gagasannya
Pemuda di Inggris, secara umum dalam ruang yang mereka inginkan, pada
mengira bahwa politisi dan pemerintah dasarnya mereka meminta pemerintah
akan lebih melihat kampanye sosial media untuk mendengar dan memahami
ketimbang protes jalanan. Sementara itu pandangan mereka. Inilah yang dimaksud
anak muda Australia merasa bahwa elit dengan disconnect democracy, dimana ada
politik mengabaikan bentuk komunikasi selalu jarak antara konsep partisipasi yang
dan partisipasi online para pemuda. diinginkan pemerintah dan pemuda.
Komunikasi dan Partisipasi online anak Di bab akhir buku ini, bab 6, Collin
muda tersebut hanya dianggap sebagai juga menyediakan beberapa rekomendasi
‘aktivitas klik’ (Clicktivism) atau aspirasi yang perlu ditempuh untuk mengurang
yang tidak merepresentasikan pemuda demokrasi berjarak tersebut. Misalnya,
keseluruhan. Pada saat yang sama, kerangka kerja kebijakan pemerintah
pemerintah, politisi, partai politik berusaha haruslah lebih komprehensif membuat
menjangkau pemuda dengan internet. pemerintah, otoritas dan masyarakat dapat
Collin melihat hal ini bermakna bahwa memahami dan merespons kebutuhan dan
media digital tidak menyediakan kuasa cara pandang anak muda, dan bukan malah
apapun bagi pemuda untuk mempengaruhi merumuskan apa yang harus dilakukan
institusi dan elit politik (147). pemuda. Ketika bersentuhan dengan
masalah pemuda, kebijakan-kebijakan
Pemuda dan Demokrasi Berjarak partisipasi haruslah memiliki pluralism dan
Sebagaimana dijelaskan multiplisitas termasuk menyediakan tempat
sebelumnya, keinginan pemerintah menata bagi kepemudaan; bersifat ‘fun’ dan
masalah kepemudaan berawal dari hasrat individual, yang ditujukan pada
untuk meningkatkan partisipasi pemuda pengembangan diri dan kondisi sosial yang
dalam demokrasi. Namun, sebagaimana lebih baik.
ditemukan dalam penelitian Collin di Rekomendasi Collin, menurut saya
Australia dan Inggris, usaha itu hanya –sebagaimana rekomendasi pada
memperburuk pemerintah di mata pemuda. umumnya, masih bersifat abstrak. Akan
Kebijakan partisipasi direproduksi tetapi, menurut saya, pembaca di Indonesia
pemerintah sebagai kebijakan yang semestinya tidak terlalu terpikat pada hasil
dipimpin oleh orang dewasa, hierarkis dan penelitian Collin yang sangat terikat
elitis. Ketika menangangi pemuda, konteks lokasi penelitiannya, Inggris dan
pemerintah gagal mengganti perspektif dari Australia. Artinya, hasil penelitian tersebut
Rujukan
Hall, S. (2003). Representation: Cultural
representations and signifying practices.
London: Sage Publications.