Anda di halaman 1dari 6

 Holy Rafika TINJAUAN BUKU

Universitas Islam Indonesia

Partisipasi Pemuda Dalam Masyarakat Digital

Judul buku : Young Citizens and Political Participation in a Digital Society, Addressing the
Democratic Disconnect
Penulis : Philippa Collin
Penerbit : Palgrave McMillan
ISBN : 978-1-349-46772-3
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, 2015
Tebal buku : vii + 189 halaman

Buku Young Citiizens and Political Cairnya Makna Pemuda


Participation in a Digital Society Buku ini dibuka dengan asumsi
dipublikasikan Philippa Collin pada 2015. bahwa dunia sedang menghadapi krisis
Buku ini bercerita mengenai bagaimana demokrasi. Berkurangnya keanggotaan
hubungan antara kebijakan pemerintah, politik dan turunnya jumlah pemilih dalam
partisipasi politik anak muda dan media pemilihan umum di banyak Negara adalah
digital. Dalam buku ini, Collin berusaha gejala umum krisis demokrasi tersebut.
membandingkan partisipasi anak muda di Sejumlah riset, menurut Philippa Collin,
Australia dan Inggris. Ia melakukan studi pada akhirnya menunjuk partisipasi anak
kasus pada anak muda, staf dan pelaksana muda sebagai penyumbang krisis
pada NGO yang menangani anak muda demokrasi ini. Dengan kata lain, anak muda
dengan durasi yang lumayan panjang, dianggap malas berpolitik.
antara tahun 2007 hingga 2013. Pemerintah di negara-negara Eropa,
Yang menarik, Collin tidak hanya Amerika dan Australia, kemudian berusaha
berusaha menceritakan bagaimana mempromosikan partisipasi politik di
partisipasi politik pemuda, melainkan juga kalangan pemuda dalam dua decade
menunjukkan bagaimana kebijakan negara terakhir (hal.2). Selain krisis demokrasi,
pada dasarnya mendefinisikan kepemudaan pendekatan pembangunan dan juga gerakan
itu sendiri. Kebijakan negara juga turut hak anak yang sekarang juga dinilai Collin,
menentukan pada bagaimana cara anak turut serta membicarakan kepemudaan.
muda berpartisipasi dalam politik. Upaya Oleh karenanya, Collin tidak hanya
negara, dalam hal ini Australia dan Inggris, membicarakan bagaimana negara
mengelola anak-anak muda, menurut Collin mendefinisikan pemuda, tetapi juga
malahan memperburuk disconnect menyentuh bagaimana wacana dari
democracy atau demokrasi berjarak, organisasi Gerakan Masyarakat Sipil
dimana artikulasi politik dalam keseharian (NGO) turut menentukan pengertian dari
anak-anak muda mudah diabaikan dan pemuda.
sama sekali tak masuk hitungan. Dari perspektif ini, Collin melihat

260 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Holy Rafika, Tinjauan Buku : Partisipasi Pemuda dalam Masyarakat Digital

makna pemuda tidaklah statis, sebagaimana Collin adalah dengan menggambarkan dua
dalam pandangan umum dimana pemuda hal. Pertama, bagaimana ragam mode
adalah “mereka yang berada dalam batas kewarganegaraan dan bentuk-bentuk
usia tertentu”. Makna pemuda menurut identitas politik dalam wacana
Collin, selalu terhubung dengan hal-hal di kepemudaan. Kedua menggambarkan
luar pemuda (struktur sosial, serta proses bagaimana pemuda sendiri
dan konvensi sosial mengenai mengidentifikasi dirinya dalam berhadapan
kepemudaan) selain terhubung dengan cara dengan bentuk institusional dan non
bagaimana pemuda mengidentifikasi diri institusional dari politik, organisasi politik
mereka sendiri. Barangkali, dalam dan aksi politik (43).
terminologi Stuart Hall (2003 hal 25), Masalah cairnya arti pemuda dan
Collin melihat pemuda dalam perspektif warga negara tersebut masih ditambah
konstruksionis, dimana yang memberi dengan peran dimensi lain yakni teknologi
makna pada pemuda adalah sistem bahasa internet atau media digital dalam politik.
yang digunakan oleh aktor sosial untuk Dengan internet, politik kini menjadi
merepresentasikan kepemudaan itu sendiri. semakin termediasi. Mitos bahwa pemuda
Ketika makna pemuda selalu adalah ‘penduduk asli’ internet, membuat
terhubung –atau tergantung, pada hal-hal di media digital harus turut diperbincangkan
luar pemuda, masalah bagi pemuda dalam membahas kepemudaan. Di
dimulai. Hubungan, bagi Collin, berarti Australia dan UK, yang menjadi lokasi
juga pemosisian. Dalam berhubungan penelitian Collin, peran internet sama-sama
dengan struktur sosial, dalam hal ini negara, menjadi perdebatan yang hangat tapi
anak muda biasanya diposisikan sebagai berbeda cara memperlakukannya. Australia
‘yang harus menjadi’ ketimbang ‘hal yang memfokuskan internet pada pemahaman
punya kedirian’ (as becoming rather than kebutuhan warganegara. Tak banyak
being). Pemuda selalu dianggap inisiatif serius menyoal interaksi pembuat
membutuhkan perlindungan dari yang lain kebijakan dan warga negara di Australia.
(hal.6). Sementara itu di Inggris, ada lebih banyak
Partisipasi politik terkait dengan engagement antara pembuat kebijakan
pendidikan kewarganegaraan (citizenship). dengan warga negara, sebab internet/media
Pemuda, karena maknanya yang cair, digital, di Inggris, dipahami sebagai
menurut Collin biasanya diposisikan instrumen peningkatan kualitas komunikasi
sebagai sebuah produk yang ‘dicetak untuk dalam demokrasi (45)
menjadi warganegara yang baik’ ketimbang
‘diperlakukan sebagai warga negara’. Jadi Bersama Mencipta ‘Pemuda’
pemuda selalu diposisikan sebagai orang Kebijakan pemerintah Australia dan
yang mempunyai kewajiban memahami Inggris dalam menata pemuda saling
apa dan mana saja ‘partisipasi yang baik’ berbeda. Perbedaan ini mengakibatkan
untuk negara. pemuda dan perannya dalam negara
Sementara itu, kewarganegaraan (partisipasi) dibayangkan secara berbeda
juga bukanlah realitas yang bermakna dalam kedua pemerintahan negara tersebut.
tunggal, sebagaimana realitas pemuda. Lembaga non pemerintah di kedua negara
Maka, usaha yang paling cocok dalam juga turut serta menyumbang pembayangan
menjelaskan partisipasi pemuda, menurut kepemudaan tersebut. Collin membahasnya

261 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Holy Rafika, Tinjauan Buku : Partisipasi Pemuda dalam Masyarakat Digital

di bab 2 dan 3 buku ini. masyarakat. Oleh karenanya partisipasi


Narasi kepemudaan dalam selalu menjadi topik kepemudaan. Di
pemerintah Australia setidaknya Inggris, pemuda didefinisikan secara garis
dipengaruhi oleh tiga hal. Pertama wacana besar dengan usia, yakni usia 14 hingga 19
pemuda sebagai ‘kelompok kepentingan tahun. Menurut teks Departemen
khusus’; kedua, area kebijakan umum Pendidikan dan Keahlian Inggris pada
(pendidikan, kesehatan dan infrastruktur); tahun 2006, pemuda didefinisikan sebagai
ketiga, sistem pemerintahan federal (hal 45- seorang yang mempunyai potensi,
46). Pemerintah nasional Australia sendiri menginginkan ‘pemberdayaan’ dan
mendefinisikan pemuda sebagai tahap keterlibatan. Pemuda, di Inggris, secara
transisi antara anak-anak dengan dewasa teratur dirujuk sebagai anggota komunitas
(hal 49). Pada tahun 2000-an, pemerintah yang berharga yang menguntungkan
Liberal Australia merilis kebijakan berjudul komunitas masyarakat, ketika mereka
“Footprint to the Future” yang diberdayakan, merasa didukung dan
menghubungkan pemuda dengan dipercaya untuk membuat keputusan (hal.
‘kemandirian’ (independence). 61)
Independensi sendiri dikonseptualisasi Sebab pemerintah Inggris
sebagai “sebuah gradasi, kapasitas yang menganggap pemuda sebagai bagian dari
secara bertahap meningkat untuk men- komunitas, pemuda dianggap sebagai
judgement dan membuat pilihan” (-50). stakeholder yang harus terlibat dalam
Kemajuan pemuda didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan. Partisipasi
kesuksesan menjadi dewasa. pemuda dalam konteks ini dibentuk sebagai
Menurut Collin, kepemudaan di mekanisme untuk pengembangan sosial
Australia, di level nasional, dipahami anak muda untuk bertanggung jawab dan
sebagai kepemudaan yang individualistik. berperan aktif dalam pengambilan
Keragaman dibingkai sebagai hambatan keputusan dan kepemimpinan dalam
bagi partisipasi. Oleh karena itu, dalam komunitas mereka.
rangka meningkatkan partisipasi pemuda, Kebijakan pemerintah ini, menurut
faktor seperti gender, status ‘penduduk asli’ Collin memberi konteks pada bagaimana
(indigenous), diabilitas, pekerjaan, cara kerja NGO atau organisasi dalam
pendidikan, pendapatan keluarga dan komunitas menginterpretasi pemuda (70).
kesejahteraan berusaha diidentifikasi. Di Australia, Collin meneliti dua buat
Faktor-faktor itu dianggap berpengaruh organisasi komunitas yakni Reachout.com
dalam kesuksesan pemuda. Anak muda milik Inspire Foundation dan Foundation
yang diidentifikasi berada ‘dalam resiko’ for Young Australian (FYA). Sementara di
tidak sukses dalam menjadi dewasa Inggris, Collin meneliti British Youth
disodori ‘program kepemimpinan’ oleh Council dan UK Youth. Menurut Collin,
pemerintah, dan bukan program yang umumnya organisasi ini memposisikan diri
berurusan dengan pengambilan keputusan mereka sebagai lembaga masyarakat sipil
(hal. 52). yang bekerja untuk kepentingan anak muda
Sementara itu di Inggris, pemuda yang, dalam banyak ruang publik dan
sudah menjadi topik pemerintahan proses politik, dipinggirkan (93). Mereka
semenjak tahun 1960an. Inggris cenderung melawan wacana dominan
meletakkan pemuda sebagai bagian dari pemerintah dalam bidang kepemudaan.

262 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Holy Rafika, Tinjauan Buku : Partisipasi Pemuda dalam Masyarakat Digital

Dengan demikian, makna pemuda berkenaan dengan sebuah proyek tertentu


versi pemerintah dan lembaga masyarakat (111).
sipil berbeda dan saling berkontestasi. Studi partisipasi seringkali
Masalahnya kemudian bagaimana pemuda menganggap pencarian informasi sebagai
memposisikan diri sekaligus membangun bentuk minimal dari partisipasi. Menurut
identitasnya dalam partisipasi politik? Collin, ketika pemuda memposisikan
partisipasi politik sebagai hal yang lebih
Pemuda dan Digitalisasi Politik personal, maka fungsi pencarian informasi
Menurut Collin pemuda di Australia dengan internet menjadi bentuk partisipasi
dan Inggris selalu berpikir partisipasi dalam yang lebih elaboratif ketimbang yang lain.
konteks ‘isu’ ketimbang institusi atau Pencarian informasi dengan menggunakan
prosesnya. Maksudnya, para pemuda media digital, adalah proses pemuda
berpartisipasi hanya dalam isu yang mempelajari isu dan peluang, cara pemuda
menjadi pilihan mereka ketimbang menghubungkan diri dengan jaringan lain,
berpartisipasi sebagai bagian dari negara membangun ketertarikan dan hubungan
(menjadi warga negara). Para pemuda ini dengan isu.
memilih berpartisipasi pada hal yang lebih Partisipasi menurut Stevie, seorang
personal dengan struktur yang non- narasumber Collin di Australia yang
hierarkis. Mereka merasa lebih bebas dan berusia 22 tahun, salah satunya adalah turut
dengan demikian dapat mengintegrasikan serta mengetahui isu kesehatan jiwa. Stevie
tindakan partisipasi dengan gaya hidup mengetahui isu ini melalui situs ReachOut.
mereka. Dari situs ini, Stevie kemudian dapat
Jadi, bagi para pemuda ini, tujuan terhubung kepada sumber informasi lain
personal adalah ‘tindakan politis’. Tujuan dan organisasi lain (hal. 137). Hal ini berarti
personal selalu tergambar dalam cara pencarian informasi membantu pemuda
bagaimana pemuda mengkonseptualisasi untuk mengatasi hambatan partisipasi.
partisipasi. Pada faktanya, menurut Collin, Ragam isu yang menarik seorang pemuda,
anak muda mungkin dapat termotivasi merefleksikan keragaman media internet
dengan beragam tujuan yang dibingkai yang ia gunakan untuk mencari informasi.
dengan fokus tindakan pada isu yang Termasuk dalam hal ini adalah keragaman
khusus; jumpa dengan orang baru, situs, platform, alat (devices) dan perilaku
meluaskan hubungan dan mencari dari pencarian informasi dan peluang
pengalaman untuk masa depan (125) partisipasi melalui tindakan.
Yang absen dari pembicaraan Uniknya, para pemuda lebih sering
mengenai partisipasi politik adalah rujukan menggunakan mesin pencari (Google),
ideologis atau filosofis. Menurut Collin, situs berita, situs dengan informasi spesifik
dalam wawancara yang ia lakukan pada (palang merah), situs kebudayaan (band,
sejumlah narasumber pemuda di Australia komunitas), dan social media (Myspace,
dan Inggris, hanya sedikit dari pemuda Facebook, Twitter) ketimbang situs resmi
yang mampu membedakan antara kandidat, pemerintah. Sementara situs-situs milik
ideologi dan platform politik. Jikapun organisasi masyarakat sipil tidak digunakan
mereka membicarakan politik, maka apa para pemuda untuk mendefinisikan isu
yang mereka bicarakan merujuk pada tetapi hanya alat untuk menghubungkan diri
konteks sebuah isu, atau seringkali malah mereka dengan organisasi lain, kampanye,

263 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Holy Rafika, Tinjauan Buku : Partisipasi Pemuda dalam Masyarakat Digital

serta komunitas lain. Lebih jauh, situs atau ‘masyarakat berbasis keanggotaan’
akun media sosial pemerintah biasanya (membership-based society) ke
dipandang secara sinis oleh pemuda. Para ‘masyarakat berbasis jaringan’ (network-
pemuda, menurut Collin sadar bahwa based society). Pemerintah biasanya
pemerintah membuat situs atau akun media memaksa pemuda untuk sebagai ‘anggota
sosial untuk meraih anak muda. Namun masyarakat’ yang dibebani tugas tertentu.
mereka berpendapat bahwa mereka Sebagai responsnya, anak muda terus
beranjangsana melalui MySpace dan mencari ruang-ruang dimana mereka dapat
Facebook untuk berhubungan dengan berdialog dan berdiskusi –dan bukan ruang
komunitas mereka, dan bukan untuk yang disediakan pemerintah. Ketika para
berjumpa dengan pemerintah. pemuda mengkomunikasikan gagasannya
Pemuda di Inggris, secara umum dalam ruang yang mereka inginkan, pada
mengira bahwa politisi dan pemerintah dasarnya mereka meminta pemerintah
akan lebih melihat kampanye sosial media untuk mendengar dan memahami
ketimbang protes jalanan. Sementara itu pandangan mereka. Inilah yang dimaksud
anak muda Australia merasa bahwa elit dengan disconnect democracy, dimana ada
politik mengabaikan bentuk komunikasi selalu jarak antara konsep partisipasi yang
dan partisipasi online para pemuda. diinginkan pemerintah dan pemuda.
Komunikasi dan Partisipasi online anak Di bab akhir buku ini, bab 6, Collin
muda tersebut hanya dianggap sebagai juga menyediakan beberapa rekomendasi
‘aktivitas klik’ (Clicktivism) atau aspirasi yang perlu ditempuh untuk mengurang
yang tidak merepresentasikan pemuda demokrasi berjarak tersebut. Misalnya,
keseluruhan. Pada saat yang sama, kerangka kerja kebijakan pemerintah
pemerintah, politisi, partai politik berusaha haruslah lebih komprehensif membuat
menjangkau pemuda dengan internet. pemerintah, otoritas dan masyarakat dapat
Collin melihat hal ini bermakna bahwa memahami dan merespons kebutuhan dan
media digital tidak menyediakan kuasa cara pandang anak muda, dan bukan malah
apapun bagi pemuda untuk mempengaruhi merumuskan apa yang harus dilakukan
institusi dan elit politik (147). pemuda. Ketika bersentuhan dengan
masalah pemuda, kebijakan-kebijakan
Pemuda dan Demokrasi Berjarak partisipasi haruslah memiliki pluralism dan
Sebagaimana dijelaskan multiplisitas termasuk menyediakan tempat
sebelumnya, keinginan pemerintah menata bagi kepemudaan; bersifat ‘fun’ dan
masalah kepemudaan berawal dari hasrat individual, yang ditujukan pada
untuk meningkatkan partisipasi pemuda pengembangan diri dan kondisi sosial yang
dalam demokrasi. Namun, sebagaimana lebih baik.
ditemukan dalam penelitian Collin di Rekomendasi Collin, menurut saya
Australia dan Inggris, usaha itu hanya –sebagaimana rekomendasi pada
memperburuk pemerintah di mata pemuda. umumnya, masih bersifat abstrak. Akan
Kebijakan partisipasi direproduksi tetapi, menurut saya, pembaca di Indonesia
pemerintah sebagai kebijakan yang semestinya tidak terlalu terpikat pada hasil
dipimpin oleh orang dewasa, hierarkis dan penelitian Collin yang sangat terikat
elitis. Ketika menangangi pemuda, konteks lokasi penelitiannya, Inggris dan
pemerintah gagal mengganti perspektif dari Australia. Artinya, hasil penelitian tersebut

264 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Holy Rafika, Tinjauan Buku : Partisipasi Pemuda dalam Masyarakat Digital

bisa jadi berbeda dengan ruang Indonesia.


Pembaca Indonesia semestinya terpikat
pada kerangka kerja riset kepemudaan yang
dilakukan Collin. Collin menelusur tiga
aktor penting dalam mendefinisikan
kepemudaan (pemerintah, lembaga
publik/lembaga masyarakat sipil, serta
pemuda itu sendiri) serta pada bagaimana
media digital digunakan dalam hubungan
ketiga aktor tersebut.
Siapa tahu, setelah membaca buku
ini, seseorang tertarik mencoba mencari
tahu bagaimana posisi pemuda dalam
pernyataan Panji Pragiwaksono , seorang
selebritis Indonesia yang belakangan
senang bicara soal kepemudaan, bahwa
“...Hanya ada dua anak muda di dunia.
Mereka yang menuntut perubahan. Mereka
yang menciptakan perubahan...”. Apakah
pernyataan itu innocent, atau berusaha
mengarahkan pemuda menjadi ‘warga
negara yang baik’? []

Rujukan
Hall, S. (2003). Representation: Cultural
representations and signifying practices.
London: Sage Publications.

265 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015

Anda mungkin juga menyukai