Anda di halaman 1dari 16

PENGETAHUAN, MANAJEMEN KOPERASI PESANTREN

MODERN DAN IMPLEMENTASINYA


Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
“Manajemen Koperasi Pondok Pesantren”

Dosen Pengampu:
Aep Tata Suryana, H., Dr., S.H.I., M.M.
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Muhamad Kodarsyah (1212010093)
Muhammad Fikri Syauqi (1212010103)
Muhammad Rifa’i Misbah (1212010107)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023
ABSTRAK
Penelitian ini mengidentifikasi masalah terkait dengan manajemen koperasi di Pondok
Pesantren Modern Al-Aqsa. Masalah tersebut mencakup aspek-aspek seperti transparansi,
efektivitas, pendanaan, dan kontribusi terhadap ekonomi lokal. Manajemen koperasi di Pondok
Pesantren Modern Al-Aqsa mendasarkan prinsip-prinsip agama Islam, keberlanjutan, dan
keunggulan kompetitif untuk mencapai tujuan ekonomi dan pendidikan pesantren. Penelitian
ini mengumpulkan data melalui wawancara dan observasi untuk menganalisis manajemen
koperasi di pesantren. Hasil analisis menunjukkan bahwa manajemen koperasi di Pondok
Pesantren Modern Al-Aqsa memiliki kelebihan dalam transparansi, efektivitas, dan kontribusi
terhadap ekonomi lokal. Namun, masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan, seperti
akses informasi yang bersifat manual. Manajemen yang baik juga penting untuk memastikan
koperasi mematuhi regulasi dan mendapatkan dukungan yang sesuai
BAB 1
Latar Belakang
1.1 Akar Masalah
Koperasi dalam pondok pesantren adalah sebuah entitas yang memiliki peran penting dalam
mendukung perkembangan ekonomi, kesejahteraan anggota, dan pesantren modern. Namun,
dalam implementasinya, koperasi sering menghadapi sejumlah masalah yang perlu dicermati.
Salah satu akar masalah utama adalah kurangnya pemberdayaan ekonomi anggota koperasi. Ini
disebabkan oleh rendahnya kualitas manajemen koperasi, yang mencakup kurangnya
transparansi, kurangnya akuntabilitas, dan kurangnya partisipasi aktif anggota dalam
pengambilan keputusan.
Masalah lain yang dihadapi adalah kurangnya efisiensi operasional. Koperasi sering kali
menghadapi kendala dalam mengelola sumber daya dengan efisien dan dalam meningkatkan
produktivitas. Selain itu, kurangnya pemahaman tentang hukum dan regulasi yang berlaku juga
dapat menghambat perkembangan koperasi.
1.2 Keterkaitan Masalah
Ketidakmampuan untuk mengatasi akar masalah ini berdampak langsung pada perkembangan
pesantren modern dan kesejahteraan anggotanya. Koperasi yang tidak efektif dalam
memberdayakan ekonomi anggota dapat menghambat pertumbuhan ekonomi lokal dan
keberlanjutan pesantren. Kurangnya efisiensi operasional juga dapat menghambat kemampuan
koperasi untuk memberikan layanan yang kompetitif dan terjangkau bagi anggotanya.
Selain itu, kurangnya pemahaman tentang hukum dan regulasi berpotensi menimbulkan
masalah hukum yang dapat merugikan koperasi dan anggotanya. Hal ini dapat merusak citra
dan integritas koperasi di mata masyarakat.
1.3 Urgensi Penelitian
Oleh karena itu, penelitian ini memiliki urgensi yang signifikan. Tujuan utama penelitian ini
adalah untuk mengetahui, memahami, dan menganalisis sumber daya dan solusi yang tepat
dalam mengatasi akar masalah yang dihadapi oleh koperasi pondok pesantren. Melalui
pemahaman yang lebih baik tentang tantangan dan peluang yang dihadapi oleh koperasi,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih mendalam tentang
bagaimana koperasi dapat dikelola dengan lebih efektif dan berkontribusi positif pada
perkembangan pesantren modern dan kesejahteraan anggotanya serta masyarakat sekitar.
Penelitian ini juga memiliki relevansi praktis dengan memberikan panduan praktis bagi
pengelola koperasi dan pihak yang terlibat dalam manajemen koperasi pondok pesantren.
1.4 Batasan Penelitian
Penelitian ini akan berfokus pada analisis akar masalah yang dihadapi oleh koperasi pondok
pesantren dan potensi dampaknya pada pesantren dan anggotanya. Penelitian ini tidak akan
memasukkan analisis teoritis atau regulasi hukum yang mendalam, tetapi akan lebih difokuskan
pada konteks praktis koperasi di pesantren modern.
BAB 2
Kajian Pustaka
2.1 Konsep Manajemen Koperasi Pondok Pesantren
Manajemen koperasi pesantren modern adalah suatu proses yang mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan semua aktivitas yang terkait dengan
pengelolaan sebuah koperasi yang berbasis di pesantren atau lembaga pendidikan Islam. Dalam
konteks ini, implementasi manajemen koperasi pesantren modern memiliki beberapa
komponen utama. Pertama, perlu adanya perencanaan strategis yang memetakan langkah-
langkah jangka panjang untuk mencapai tujuan koperasi pesantren, termasuk pengembangan
usaha dan pelayanan kepada anggota. Selanjutnya, pengorganisasian yang efisien perlu
dibangun, termasuk pengangkatan pengurus dan pengawas koperasi.
Dalam konteks manajemen koperasi pondok pesantren, perlu memahami konsep dasar yang
melandasi operasionalnya. Konsep ini mencakup nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan tujuan yang
diterapkan dalam manajemen koperasi. Nilai-nilai ini mencerminkan esensi dari manajemen
koperasi yang berkualitas, yang mencakup pemberdayaan ekonomi anggota, efisiensi
operasional, partisipasi anggota, dan kepatuhan hukum.
Teori keuangan Islam, seperti prinsip syariah dalam manajemen dana dan investasi, mendukung
nilai-nilai koperasi dalam konteks pesantren modern. Selain itu, ayat Al-Qur'an, seperti yang
tercantum dalam Surat Al-Baqarah (2:275-279), memberikan pedoman tentang transaksi
ekonomi yang adil dan menghindari riba, yang relevan dalam manajemen keuangan koperasi.
Sumber daya, baik dalam bentuk dana, tenaga kerja, maupun infrastruktur, harus dikelola
dengan baik untuk mendukung operasi koperasi. Pengembangan usaha menjadi aspek penting,
di mana koperasi perlu merancang dan mengelola berbagai kegiatan, seperti produksi,
distribusi, atau layanan, sesuai dengan kebutuhan anggota dan visi pesantren. Pemasaran dan
penjualan yang efektif juga diperlukan agar produk atau layanan koperasi dapat dikenal dan
digunakan oleh masyarakat.
Manajemen keuangan yang bijak adalah hal krusial dalam menjaga keberlanjutan koperasi
pesantren. Ini mencakup perencanaan anggaran, akuntansi yang tepat, dan pengendalian biaya
yang efisien. Pengawasan dan evaluasi berkala terhadap kinerja koperasi, melalui analisis
laporan keuangan dan pencapaian tujuan, juga menjadi bagian integral dari proses manajemen.
Selain itu, pelatihan dan pengembangan keterampilan anggota dan karyawan koperasi perlu
diberikan untuk meningkatkan kapasitas mereka.
Kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku untuk koperasi, termasuk perizinan dan
perpajakan, adalah aspek lain yang tak boleh diabaikan. Terakhir, koperasi pesantren modern
dapat memperkuat dirinya melalui pembangunan kemitraan dengan pihak-pihak terkait, seperti
lembaga pendidikan lainnya, pemerintah, dan masyarakat. Semua langkah ini harus dilakukan
dengan memegang prinsip-prinsip keadilan, partisipasi anggota, dan berkelanjutan ekonomi,
sambil mendukung pengembangan pesantren sebagai pusat pendidikan Islam yang berdaya
saing.
Koperasi pesantren modern di pesantren modern harus memiliki beberapa komponen utama
agar dapat beroperasi dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal kepada
anggotanya. Berikut adalah komponen-komponen yang harus dimiliki oleh koperasi pesantren
modern:
• Visi dan Misi: Koperasi harus memiliki visi dan misi yang jelas yang mencerminkan
tujuan dan nilai-nilai pesantren modern serta arah yang ingin dicapai oleh koperasi.
• Struktur Organisasi: Membentuk struktur organisasi yang terorganisir dengan baik,
termasuk pengangkatan pengurus, pengawas, dan komite-komite yang diperlukan untuk
mengelola koperasi.
• Anggota: Memiliki anggota yang aktif dan berpartisipasi dalam koperasi. Anggota
adalah pemilik dan pemegang suara dalam pengambilan keputusan.
• Modal: Memiliki modal yang cukup untuk mendukung operasi koperasi dan
pengembangan usaha, baik dari sumbangan anggota maupun sumber-sumber lainnya.
• Produk atau Layanan: Menyediakan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan
anggota dan pasar, dan berkualitas tinggi.
• Keuangan dan Akuntansi: Menerapkan manajemen keuangan yang baik, termasuk
perencanaan anggaran, pencatatan akuntansi yang akurat, dan pelaporan keuangan yang
transparan.
• Pemasaran dan Promosi: Memiliki strategi pemasaran yang efektif untuk memasarkan
produk atau layanan koperasi kepada anggota dan masyarakat luas.
• Partisipasi Anggota: Mendorong partisipasi aktif anggota dalam pengambilan
keputusan dan kegiatan koperasi, serta menjalankan prinsip demokrasi dalam proses
pengambilan keputusan.
• Pendidikan dan Pelatihan: Memberikan edukasi dan pelatihan kepada anggota untuk
meningkatkan pemahaman mereka tentang koperasi, manajemen keuangan, dan
pengembangan ekonomi.
• Pengawasan dan Pengendalian: Menerapkan pengawasan yang ketat terhadap operasi
koperasi untuk mencegah penyalahgunaan dan memastikan keberlanjutan.
• Kepatuhan Hukum: Mematuhi semua peraturan dan hukum yang berlaku dalam
operasinya, termasuk perizinan dan perpajakan.
• Kemitraan dan Jaringan: Membangun kemitraan dengan pihak-pihak terkait, seperti
lembaga pendidikan, pemerintah, atau lembaga keuangan.
• Kesadaran Etika: Menanamkan nilai-nilai etika dalam setiap aspek pengelolaan
koperasi untuk menjaga integritas dan kepercayaan anggota dan masyarakat.
• Penggunaan Teknologi: Memanfaatkan teknologi dan sistem informasi yang sesuai
untuk mendukung operasi koperasi yang lebih efisien.
• Kebijakan dan Prosedur: Memiliki kebijakan dan prosedur yang tertulis dan diterapkan
dengan baik untuk mengatur operasi koperasi.
• Sosial dan Lingkungan: Mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari
aktivitas koperasi dan berusaha untuk berkontribusi pada keberlanjutan dan
kesejahteraan masyarakat sekitar.
Semua komponen ini bekerja bersama-sama untuk membentuk koperasi pesantren modern yang
kuat dan berkelanjutan. Dengan pengelolaan yang baik dan komitmen anggota yang tinggi,
koperasi dapat menjadi alat yang efektif dalam mendukung kesejahteraan ekonomi dan sosial
anggotanya serta masyarakat pesantren modern secara keseluruhan.
2.2 Dampak Manajemen Koperasi Pondok Pesantren
Penting untuk mengidentifikasi dampak yang dihasilkan oleh manajemen koperasi pada
perkembangan pesantren modern dan kesejahteraan anggotanya serta masyarakat sekitar.
Dampak ini mencakup pertumbuhan ekonomi lokal, pemberdayaan anggota, peningkatan
kualitas layanan pesantren, dan kontribusi terhadap pembangunan sosial dan ekonomi di
lingkungan sekitar.
Manajemen koperasi memiliki dampak signifikan pada pondok pesantren. Pertama, dengan
pendekatan manajemen yang baik, pesantren dapat mengembangkan usaha ekonomi produktif
melalui koperasi, meningkatkan pendapatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat
pesantren. Kedua, manajemen keuangan yang efisien dari koperasi dapat mendukung
pendanaan infrastruktur, pendidikan, dan program sosial pesantren. Ketiga, koperasi
memberikan peluang pendidikan dan pelatihan bagi anggotanya, termasuk masyarakat
pesantren, yang dapat meningkatkan keterampilan dan kualifikasi pekerjaan. Keempat, nilai-
nilai koperasi seperti kerja sama dan solidaritas sosial sejalan dengan budaya pesantren,
memperkuat persatuan sosial. Terakhir, koperasi pertanian atau konsumen dapat membantu
menyediakan kebutuhan pangan dan pokok dengan harga yang terjangkau. Namun, kesuksesan
dampak ini bergantung pada manajemen koperasi yang baik dan sejalan dengan nilai-nilai
agama serta budaya pesantren, yang harus dijaga dengan cermat untuk mendukung
pembangunan ekonomi dan sosial pesantren serta masyarakatnya.
Sebuah hadis riwayat Ahmad dan Tirmidzi, "Barang siapa yang membantu saudaranya, maka
Allah akan membantunya," menyoroti pentingnya kontribusi positif koperasi terhadap
masyarakat yang lebih luas. Ayat Al-Qur'an, seperti Surat Al-Hasyr (59:7), juga mengingatkan
tentang kepentingan berbagi sumber daya untuk kesejahteraan bersama.

2.3 Kualitas Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Koperasi


Koperasi dalam pondok pesantren adalah sebuah entitas yang penting dalam mendukung
perekonomian anggota, perkembangan pesantren, dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Konsep kualitas dalam manajemen koperasi pondok pesantren mencakup prinsip-prinsip seperti
pemberdayaan ekonomi anggota, pengembangan produk atau layanan berkualitas, serta
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan koperasi.
Selain itu, kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan koperasi juga
memiliki peran penting. Sumber daya manusia yang berkualitas memiliki dampak langsung
pada implementasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip dalam manajemen koperasi serta menciptakan
dampak positif pada pesantren dan anggotanya.
Konsep sumber daya manusia dalam manajemen, seperti teori manajemen sumber daya
manusia, mengenai pelatihan, pengembangan, dan pengelolaan staf koperasi yang efektif,
relevan dalam konteks ini. Selain itu, regulasi tentang hak dan kewajiban tenaga kerja, seperti
dalam UU Tenaga Kerja, harus diikuti dengan cermat dalam manajemen koperasi.
Efisiensi operasional juga menjadi fokus untuk mengelola sumber daya dengan bijak dan
meningkatkan produktivitas. Partisipasi aktif anggota dalam pengambilan keputusan dan
kegiatan koperasi adalah kunci untuk mencapai tujuan koperasi dengan baik. Koperasi juga
harus mematuhi hukum dan regulasi yang berlaku serta menjaga kepuasan anggota dengan
layanan yang diberikan.
Dalam implementasi peranan koperasi pondok pesantren, langkah pertama adalah mendirikan
koperasi dengan anggota yang bersedia untuk berpartisipasi dan berinvestasi. Pengelolaan
operasi sehari-hari harus diberikan kepada pengurus yang terpilih secara demokratis yang akan
mengelola produksi, distribusi, dan layanan kepada anggota. Pengembangan koperasi harus
menjadi fokus melalui rencana bisnis yang jelas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam semua langkah ini, koperasi harus mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku serta
melakukan evaluasi dan pengawasan berkala untuk memastikan pencapaian tujuan dan
mengidentifikasi area perbaikan.
Dengan implementasi peranan koperasi yang baik dan menjalankan konsep kualitas dalam
manajemen mereka, koperasi dapat menjadi pilar yang kuat dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi, pendidikan Islam, dan kesejahteraan anggotanya serta masyarakat sekitar pesantren.

2.4 Peran Regulasi dan Rekognisi dalam Manajemen Koperasi


Dalam manajemen koperasi, peran regulasi dan rekognisi dari otoritas yang berwenang sangat
penting. Regulasi mencakup kerangka hukum yang mengatur operasi koperasi, termasuk
perizinan dan perpajakan. Rekognisi mencakup pengakuan dan legitimasi koperasi dalam
lingkungan pesantren dan masyarakat lebih luas. Di samping itu, mekanisme yang efektif untuk
mengelola koperasi dan mematuhi regulasi juga merupakan faktor kunci dalam kesuksesan
manajemen koperasi.
Regulasi yang mengatur koperasi di Indonesia, seperti UU Koperasi, mencerminkan komitmen
negara terhadap pengembangan koperasi yang sehat dan berkelanjutan. Prinsip-prinsip dalam
regulasi ini sejalan dengan nilai-nilai koperasi.
Regulasi dan pengakuan memiliki peran integral dalam manajemen koperasi. Regulasi
menciptakan landasan hukum yang mengatur operasi dan kepemilikan koperasi, memastikan
perlindungan anggota, mendorong transparansi, serta meningkatkan akuntabilitas manajemen.
Sementara itu, pengakuan resmi dari pemerintah atau lembaga keuangan memberikan
legitimasi pada koperasi, memfasilitasi akses ke pendanaan eksternal, dan membangun
kepercayaan dari berbagai pemangku kepentingan. Dengan mematuhi regulasi yang berlaku
dan mencari pengakuan yang tepat, manajemen koperasi dapat memastikan operasi yang
berkelanjutan, menjaga kepentingan anggota, dan memperoleh dukungan luas dalam
masyarakat.

2.5 Teori dan Filosofi dalam Manajemen Koperasi


Manajemen koperasi pondok pesantren juga dapat dipahami melalui teori dan filosofi yang
mendasarinya. Teori-teori ekonomi, manajemen, dan sosial dapat memberikan pandangan
tentang prinsip-prinsip manajemen koperasi. Sementara itu, filosofi pondok pesantren dan nilai-
nilai Islam dapat membentuk landasan moral dan etika yang mendalam bagi manajemen
koperasi.
Pemahaman tentang teori manajemen, seperti teori partisipatif atau teori manajemen konflik,
dapat membantu dalam merancang struktur organisasi koperasi yang efektif. Di samping itu,
prinsip-prinsip filosofis dalam Islam, seperti ukhuwah (persaudaraan) dan tasharruf
(penggunaan yang bijak) atas sumber daya, relevan dalam manajemen koperasi berlandaskan
nilai-nilai agama.
Filosofi koperasi menjadi fondasi utama bagi manajemen koperasi. Koperasi didasarkan pada
prinsip-prinsip seperti keanggotaan sukarela, pengendalian demokratis, partisipasi aktif
anggota, otonomi, pendidikan, dan kerja sama antarkoperasi. Ini adalah prinsip-prinsip yang
harus tercermin dalam setiap aspek manajemen koperasi.
Teori ekonomi koperasi menjadi landasan dalam mengelola sumber daya dan alokasi laba.
Prinsip-prinsip seperti pembagian sisa hasil usaha (SHU) harus didasarkan pada teori ekonomi
yang kuat untuk memastikan koperasi mencapai efisiensi ekonomi.
Teori keagenan juga memiliki peran penting dalam manajemen koperasi. Koperasi menghadapi
tantangan agen-prinsipal di mana anggota adalah prinsipal dan manajemen adalah agen. Oleh
karena itu, diperlukan mekanisme pengawasan dan insentif yang tepat untuk memastikan
manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan anggota.
Teori organisasi membantu dalam memahami bagaimana struktur organisasi dan manajemen
koperasi harus dibentuk untuk mencapai tujuan mereka. Struktur hierarki atau partisipatif akan
bergantung pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi yang dipegang oleh anggota.
Dalam konteks lingkungan dan sosial, filosofi koperasi juga dapat dihubungkan dengan teori
pembangunan berkelanjutan. Koperasi dapat berperan dalam pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan, mencerminkan komitmen terhadap nilai-nilai sosial dan
lingkungan yang lebih luas sesuai dengan filosofi koperasi. Dengan mengintegrasikan semua
elemen ini, manajemen koperasi dapat mencapai kesuksesan jangka panjang yang sejalan
dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi.
Terakhir, dalam mengelola koperasi nilai-nilai agama memainkan peran penting dalam
memberikan dasar moral dan etika yang kuat. Filosofi koperasi yang didasarkan pada prinsip-
prinsip keanggotaan sukarela, pengendalian demokratis, partisipasi aktif anggota, otonomi,
pendidikan, dan kerja sama antarkoperasi sejalan dengan nilai-nilai agama seperti keadilan
sosial, tolong-menolong, dan tanggung jawab sosial. Manajemen koperasi, dengan
berlandaskan pada nilai-nilai agama, dapat menciptakan struktur organisasi yang adil,
mengelola sumber daya dengan kebijaksanaan, dan memastikan alokasi laba yang berkeadilan.
Dengan cara ini, manajemen koperasi mengintegrasikan aspek-aspek teori dan filosofi dengan
nilai-nilai agama, menciptakan koperasi yang berorientasi pada tujuan sosial dan lingkungan
serta mencerminkan komitmen yang dalam terhadap prinsip-prinsip moral dan etika.
BAB 3
Metodologi Penelitian
3.1 Metode Deskripsi
Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif untuk mengungkap dan menganalisis akar
masalah dalam manajemen koperasi pondok pesantren modern. Metode deskriptif akan
digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi eksisting, nilai-nilai, dan
prinsip-prinsip yang diterapkan dalam manajemen koperasi pesantren, serta dampaknya
terhadap pesantren modern dan anggotanya.

3.2 Pendekatan Kuantitatif


Dalam menggali data, penelitian ini akan menerapkan pendekatan kuantitatif untuk
mengumpulkan informasi yang dapat diukur dan dianalisis secara statistik. Survei akan
digunakan untuk mengumpulkan data dari anggota koperasi dan pengelola pesantren yang akan
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang aspek-aspek tertentu dalam manajemen
koperasi. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan alat statistik untuk
mengidentifikasi pola-pola dan hubungan yang relevan.

3.3 Studi Riset


Penelitian ini akan dilakukan sebagai studi riset yang komprehensif. Studi ini akan melibatkan
pengumpulan data primer melalui wawancara dan survei, serta pengumpulan data sekunder dari
literatur terkait, regulasi, dan dokumen-dokumen terkait koperasi pesantren.

3.4 Penjelajah dengan Akar Masalah


Dalam proses penjelajahan akar masalah, penelitian ini akan menggunakan pendekatan yang
sistematis untuk mengidentifikasi akar masalah yang dihadapi oleh manajemen koperasi
pondok pesantren modern. Langkah-langkah penjelajahan ini akan mencakup:
• Identifikasi akar masalah melalui literatur terkait, regulasi, dan kerangka kerja
manajemen koperasi.
• Pengumpulan data primer melalui wawancara dengan anggota koperasi, pengelola
pesantren, dan pihak terkait.
• Analisis data untuk mengidentifikasi pola-pola dan faktor-faktor yang mempengaruhi
akar masalah.
• Validasi hasil penelitian melalui pembandingan dengan temuan-temuan dalam literatur
dan pemahaman tentang prinsip-prinsip manajemen koperasi yang berkualitas.
Metodologi ini akan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang akar masalah dalam
manajemen koperasi pesantren modern dan memungkinkan untuk mengusulkan solusi yang
relevan dan berkelanjutan.
BAB 4
Hasil penelitian & Pembahasan
4.1 Deskripsi Data
Profil Pondok Pesantren Modern Al-Aqsa

Pondok Modern Al-Aqsha berlokasi di jalan Raya Jatinangor kelurahan Cibeusi Jatinangor
Kabupaten Sumedang. Meskipun secara demografi letak PM Al-Aqsha ini berada di wilayah
Kabupaten Sumedang, namun PM Al-Aqsha ini pada hakekatnya berada di sekitar kawasan
pendidikan Jatinangor, sekitar ± 1 Km dari Cileunyi Kabupaten Bandung atau pertengahan
antara Cileunyi dan Jatinangor. Tepatnya, Lokasi Pondok Modern AlAqsha berada di ujung
barat Kabupaten Sumedang, yaitu di wilayah perbatasan antara Kabupaten Sumedang dengan
Kabupaten Bandung. Pondok Modern Al-Aqsha didirikan pada tanggal 21 Rajab 1414 H atau
2 Februari 1994 M. yang operasionalnya dimulai pada tahun pelajaran 1994/1995. Secara
kelembagaan, Pondok Modern Al-Aqsha berada di dalam sebuah Yayasan Pendidikan Modern
Al-Aqsha yang didirikan pada tahun yang sama. Kemudian secara yuridis Yayasan ini
dilegalkan pada tanggal 27 Agustus 1996 dengan akta notaris No. 10 Tahun 1996 oleh notaris
Anita Sukarna Takariawan, SH. Sesuai dengan akta notaris tersebut, badan pendiri Yayasan Al-
Aqsha ini adalah KH. Hasan Abdullah Muhyi, Bapak Abo Hidayat, dan Bapak Dr. K.H.
Mukhlis Aliyudin M.Ag.
Peneliti mendapatkan data dan informasi lain yang didapat melalui metode penelitian berupa
wawancara dan observasi. Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dengan
maksud tertentu melalui bentuk tanya jawab lisan secara langsung. Dalam hal ini peneliti
melakukan wawancara secara langsung dengan ibu Dewi Fauziyah, S.Sos, kemudian peneliti
juga menggunakan metode observasi. Observasi yang dilakukan peneliti ialah meninjau
aktivitas santri dan pegawai/karyawan di dalam lingkungan pesantren (Pondok Modern Al-
Aqsha)
4.2 Tata Kelola manajemen koprasi Di Pondok Modern Al-Aqsha
Yayasan Pondok Modern Al-Aqsha merupakan salah satu Yayasan pendidikan yang terletak di
daerah Jatinangor yang menyediakan fasilitas Pendidikan baik formal maupun non-formal.
Pendidikan formal yang terdapat didalamnya adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga
Sekolah Menengah Atas (SMA). Santri yang bersekolah di SMP maupun SMA wajib mondok
atau tinggal di asrama yang telah disediakan oleh pihak pondok pesantren.
Melihat dari segi tatakelola koperasinya, pondok pesantren Al-Aqsha ini cukup baik. Dilihat
dari aspek transparansi, Pondok Modern Al-Aqsha dari segi kejelasan informasi sudah baik,
tetapi ada beberapa aspek yang unik terkait dengan lingkungan dan kegiatan di pondok
pesantren, Begitu juga dengan akses informasi yang bersifat manual, Pondok Modern Al-Aqsha
menyediakan Jenis Usaha,Struktur Organisasi,Tujuan Koperasi,Pengelolaan
Keuangan,Pendidikan dan Pelatihan,Pengawasan Internal,Aspek Agama,Pengembangan
Ekonomi Lokal. karena karakteristik pengguna layanan sangat beravariasi.
Dari aspek efektivitas dan efsiensi, Pondok Modern Al-Aqsha sudah baik. Terdapat dua
indikator dalam mengukur efektivitas dan efisiensi, yaitu dalam setiap melaksanakan pekerjaan
sudah berdasarkan standar operasional prosedur dan analisis jabatan.Implementasi dari efektif
dan efisien tersebut yaitu, dalam bekerja pegawai sudah memiliki standar operasional prosedur
yang dijadikan sebagai pedoman dalam bekerja, serta penempatan posisi pegawai sudah
berdasarkan mekanisme analisis jabatan yang sesuai dengan tingkat pendidikan. Tingkat
pendidikan dan pengalaman kerja sangat membantu dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang
diberikan dan dalam mengasilkan kinerja sesuai dengan standar sebagai acuan yang telah
ditetapkan Kopontren ini dikelola oleh santri di bawah kontrol Pimpinan Pondok Modern
dengan sistem open manajemen. Bersamaan dengan gerakan pemberdayaan ekonomi
kerakyatan
Dari aspek Pengelolaan Keuangan Manajemen keuangan yang cermat dan transparan sangat
penting dalam manajemen koperasi di pondok pesantren modern al -Aqsa ini karna Ini termasuk
pencatatan transaksi, audit, dan penyusunan laporan keuangan dan ini masuk dalam
Administrasi pondok
Dari aspek Pendanaan Koperasi di pondok pesantren modern al aqsao ini dapat mendapatkan
dana dari simpanan anggota, investasi, atau pendapatan dari usaha yang dijalankan. Pendanaan
ini kemudian digunakan untuk menjalankan operasi koperasi dan memenuhi tujuan koperasi
pondok al aqsa
Dari aspek Jenis Usaha Koperasi di pondok pesantren modern al aqsa ini dapat menjalankan
berbagai jenis usaha yang mendukung tujuan pesantren, seperti penjualan buku-buku agama,
pakaian seragam pesantren, makanan, atau bahkan proyek lain nya (dari pondok untuk pondok)
Dari segi aspek Keanggotaan Anggota koperasi biasanya terdiri dari siswa pesantren, guru, dan
staf pesantren, serta mungkin orang tua atau pendukung pesantren. Keanggotaan dapat terbuka
atau tertutup, tergantung pada kebijakan koperasi
Dari segi aspek Pendidikan dan Pelatihan Koperasi di pondok pesantren modrn al aqsa ini dapat
menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan bagi anggotanya, terutama terkait dengan
manajemen keuangan, kewirausahaan, atau aspek-aspek agama.seperti ada khursus,ekstra,dan
pramuka
Dari segi Aspek Agama Koperasi di pondok pesantren modern al aqsa ini dapat
mengintegrasikan nilai-nilai dan ajaran agama dalam operasinya, dengan menawarkan produk
atau layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam, seperti bazis (badan
zakat,infaq,shodaqoh)
Dari aspek Pengembangan Ekonomi Lokal Koperasi di pondok pesantren modern ini dapat
berperan dalam pengembangan ekonomi lokal dengan mempekerjakan penduduk setempat dan
berkontribusi pada perekonomian di sekitarnya.( Seperti satpam,loundry bahkan koprasi pelajar
santri )
Penting untuk diingat bahwa manajemen koperasi di pondok pesantren dapat bervariasi dari
satu pesantren ke pesantren lainnya tergantung pada tujuan, ukuran, dan kebijakan Penting
untuk diingat bahwa manajemen koperasi di pondok pesantren dapat bervariasi dari satu
pesantren ke pesantren lainnya tergantung pada tujuan, ukuran, dan kebijakan

4.3 Dampak manajemen koprasi pondok pesantren di Al-Aqsa


Manajemen koperasi di Pondok Pesantren modern Al- Aqsa dapat memiliki dampak yang
signifikan pada berbagai aspek kehidupan pesantren dan komunitas sekitarnya. Berikut
beberapa dampak dari manajemen koperasi di Pondok Pesantren Al-Aqsa ini. Pemberdayaan
Ekonomi Pesantren Manajemen koperasi di Pondok Pesantren modern Al-Aqsa dapat
memberdayakan ekonomi pesantren dengan menjalankan berbagai usaha ekonomi yang
menghasilkan pendapatan. Pendapatan ini dapat digunakan untuk mendukung operasional
pesantren, pembangunan infrastruktur, dan program pendidikan. Pendanaan Pendidikan
Pendapatan dari koperasi dapat digunakan untuk mendukung program pendidikan di Pondok
Pesantren modern Al-Aqsa seperti pembangunan sekolah, perpustakaan, dan pengadaan buku-
buku pendidikan.
Pendidikan Kewirausahaan Koperasi di Pondok Pesantren modern Al-Aqsa dapat memberikan
pelatihan dan pendidikan kewirausahaan kepada anggotanya. Hal ini dapat membantu anggota
koperasi mengembangkan keterampilan berwirausaha dan memulai usaha mereka sendiri di
masa depan. Pendidikan Keuangan Koperasi dapat memberikan pendidikan keuangan kepada
anggotanya, membantu mereka mengelola keuangan pribadi dengan bijak, dan memahami
konsep-konsep ekonomi yang penting. Kemandirian Keuangan Pesantren Manajemen koperasi
yang efisien dapat membantu Pondok Pesantren modern Al-Aqsa menjadi lebih mandiri secara
finansial, mengurangi ketergantungan pada sumber pendanaan eksternal.
Penting untuk dicatat bahwa dampak dari manajemen koperasi di Pondok Pesantren modern
Al-Aqsa dapat bervariasi tergantung pada jenis usaha yang dijalankan oleh koperasi, tingkat
partisipasi anggota, dan efisiensi dalam pengelolaan. Namun, secara umum, koperasi dapat
menjadi alat yang kuat untuk mencapai tujuan ekonomi dan pendidikan dalam konteks pondok
pesantren.
4.4 Kualitas sumber daya manusia dalam manajemen koprasi pondok pesantren Al-Aqsa
Kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam manajemen koperasi Pondok Pesantren modern
Al-Aqsa sangat penting karena pondok ini memainkan peran kunci dalam operasional dan
kesuksesan koperasi. Pendidikan dan Keterampilan Kualitas SDM dapat ditingkatkan melalui
pendidikan formal dan pelatihan khusus dalam manajemen koperasi, manajemen keuangan, dan
keterampilan yang relevan. Pendidikan agama juga menjadi aspek penting karena Pondok
Pesantren modren Al-Aqsa adalah lembaga pendidikan agama. Anggota manajemen koperasi
yang memiliki pemahaman mendalam tentang ajaran agama dapat memastikan bahwa operasi
koperasi sesuai dengan nilai-nilai pesantren. Pengalaman Pengalaman dalam manajemen
koperasi atau bidang terkait juga merupakan faktor penting. Anggota manajemen yang
memiliki pengalaman sebelumnya dalam mengelola koperasi atau bisnis dapat membawa
pengetahuan dan wawasan yang berharga untuk mengatasi tantangan operasional pondok ini
Kemampuan Komunikasi Kemampuan komunikasi yang baik sangat penting dalam manajemen
koperasi. SDM yang efektif dalam berkomunikasi dapat memfasilitasi kolaborasi yang baik
antara anggota koperasi, staf, dan pihak eksternal. Komitmen terhadap Nilai-nilai Pesantren
Pondok Pesantren modern Al-Aqsa memiliki nilai-nilai agama dan budaya yang khas. Kualitas
SDM di manajemen koperasi dapat dinilai dari sejauh mana mereka berkomitmen untuk
mematuhi dan mempromosikan nilai-nilai tersebut dalam operasi koperasi. Kemampuan
Inovasi SDM yang memiliki kemampuan untuk berpikir kreatif dan inovatif dapat membantu
koperasi mengidentifikasi peluang baru dan menciptakan solusi yang lebih efisien dalam
operasi dalam koprasi pondok
Pondok Pesantren modern Al-Aqsa sering kali menanamkan pendidikan agama dan nilai-nilai
moral dalam pendidikan mereka, yang juga menciptakan SDM yang memiliki pemahaman
mendalam tentang nilai-nilai etis dan sosial yang diperlukan dalam manajemen koperasi. Oleh
karena itu, kualitas SDM dalam manajemen koperasi Pondok Pesantren modern Al-Aqsa harus
mencerminkan komitmen terhadap nilai-nilai agama, integritas, dan kualitas kerja yang tinggi.

4.5 Peran regulasi dan rekognisi dalam manajemen koprasi


Dalam manajemen koperasi Pondok Pesantren modern atau jenis organisasi lainnya, peran
regulasi dan rekognisi sangat penting untuk memastikan kelancaran operasi dan keberhasilan
organisasi
Regulasi (Peraturan dan Perundang-undangan)
a. Pengaturan Hukum Membantu koperasi Pondok Pesantren modern Al-Aqsa dalam mematuhi
semua hukum dan peraturan yang berlaku terkait dengan koperasi, seperti peraturan perpajakan,
peraturan koperasi, dan hukum ketenagakerjaan.
b. Keamanan Hukum Menjamin perlindungan hukum bagi anggota, pemimpin, dan aset
koperasi agar terhindar dari masalah hukum yang dapat merugikan organisasi. c. Pengaturan
Keuangan Membantu dalam mengatur dan memantau keuangan koperasi agar sesuai dengan
aturan dan regulasi perpajakan.
Rekognisi (Pengakuan dan Dukungan)
a. Kepercayaan Publik Rekognisi dari pihak eksternal, seperti pemerintah, bank, dan
masyarakat, dapat meningkatkan kepercayaan terhadap koperasi Pondok Pesantren modern Al-
Aqsa , yang dapat membantu dalam mendapatkan dukungan finansial dan mitra bisnis.
b. Akses ke Sumber Daya Pengakuan oleh pihak eksternal dapat memberikan akses lebih besar
ke sumber daya, seperti pinjaman bank, hibah, atau bantuan pemerintah, yang dapat digunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangan koperasi.
c. Legitimasi Organisasi: Rekognisi oleh pemerintah dan lembaga-lembaga resmi lainnya dapat
memberikan legitimasi dan status legal kepada koperasi Pondok Pesantren modern Al-Aqsa,
yang penting dalam menjalankan operasional dan usahanya.
Regulasi dan rekognisi harus selalu diikuti dengan baik dan dipatuhi oleh koperasi Pondok
Pesantren modern Al-Aqsa. Penyelenggaraan manajemen yang baik juga sangat penting untuk
memastikan bahwa peraturan dan dukungan yang diterima benar-benar mendukung tujuan dan
keberlanjutan koperasi
Teori dan filosofi dalam manajemen koprasi pondok pesantren modern Al-Aqsa sebagai
Pondok Pesantren modern Al-Aqsa, sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengelola
berbagai kegiatan, termasuk koperasi, dapat mendasarkan manajemen koperasinya pada
berbagai teori dan filosofi manajemen koprasi.
Teori Kepemimpinan Transformasional Teori ini menekankan peran pemimpin dalam
menginspirasi dan mengubah anggota koperasi untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Pemimpin di Pondok Pesantren modern Al-Aqsa dapat menerapkan pendekatan ini untuk
memotivasi anggota koperasi dan memperkuat nilai-nilai agama dan pendidikan.
Teori Keberlanjutan Manajemen koperasi Pondok Pesantren modern Al Aqsa juga dapat fokus
pada keberlanjutan, yaitu menjaga koperasi agar berkelanjutan dalam jangka panjang, baik dari
segi finansial maupun sosial.
Teori Keunggulan Kompetitif Dalam konteks manajemen koperasi yang di terapkan di pondok
modern Al-Aqsa ini mungkin menghadapi persaingan dengan koperasi lain atau bisnis lain,
konsep keunggulan kompetitif dapat digunakan untuk mengidentifikasi keunggulan unik dan
mempertahankan posisi.
Filosofi Keadilan Sosial: Filosofi ini dapat menjadi landasan manajemen koperasi dengan
memastikan distribusi manfaat dan sumber daya yang adil kepada semua anggota, sejalan
dengan prinsip-prinsip keadilan sosial dalam Islam.
Filosofi Pengabdian: Masyarakat Sebagai lembaga keagamaan, Pondok Pesantren modern al-
aqsa ini mungkin mendasarkan manajemen koperasinya pada filosofi pengabdian kepada
masyarakat dengan memberikan layanan atau dukungan kepada komunitas lokal atau proyek
kemanusiaan.
Filosofi Pendidikan Islam Manajemen koperasi Pondok Pesantren modern dapat mencerminkan
prinsip-prinsip pendidikan Islam, seperti pembelajaran sepanjang hayat, pengembangan
karakter, dan pengembangan potensi individu. Teori dan filosofi manajemen yang akan
diterapkan dalam koperasi Pondok Pesantren modern al-aqsa ini sangat bergantung pada tujuan,
nilai-nilai, dan kebijakan organisasi
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa manajemen koperasi di Pondok Pesantren
Modern Al-Aqsa memiliki potensi besar dalam memberdayakan ekonomi pesantren dan
kontribusi terhadap pendidikan. Namun, ada beberapa area yang perlu diperbaiki, seperti
penggunaan teknologi informasi untuk akses informasi yang lebih efisien. Prinsip-prinsip
agama Islam, keberlanjutan, dan keunggulan kompetitif menjadi dasar yang kuat dalam
manajemen koperasi ini. Dukungan regulasi dan pengakuan eksternal juga penting untuk
kelancaran operasional koperasi ini dan pertumbuhan organisasi. Penelitian ini menunjukkan
pentingnya pengembangan sumber daya manusia yang memiliki pemahaman mendalam
tentang manajemen koperasi dan nilai-nilai agama. Dengan langkah-langkah perbaikan yang
tepat, manajemen koperasi di Pondok Pesantren Modern Al-Aqsa memiliki potensi untuk
memberikan dampak positif yang lebih besar pada pesantren dan komunitas sekitarnya.
REFERENSI

Afif, Kepala sekolah SMA PLUS AL-AQSHA

Dewi F, Kabag TU SMA PLUS AL-AQSHA

Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, LC.5.2.WK.W.PSPS Dokumen Prestasi Siswa SMP Plus
Al-Aqsha (Sumedang, 2023)

Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Dokumen 1 Sekolah Menengah Pertama Plus AlAqsha
Sumedang (Sumedang, 2023)

Kepala Sekolah, CL.2.KS.W.PM. Wawancara Terstruktur Data Kelembagaan Sekolah


(Sumedang, 2023)

Muri Yusuf. 2014. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian. Gabungan”. Jakarta:
prenadamedia group. Affifudin & Hamdani. 2012

Nurmianto, E. (2004). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya.

Prabu, M. A. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai