Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN NABIRE

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP TOPO
Jalan Trans Ilaga KM. 32 Topo
Telp. ………. E-mail …….

PANDUAN PENGELOLAAN SEDIAAN OBAT


UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP TOPO

I. DEFINISI

Pelayanan Kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem


pelayanan kesehatan di Puskesmas yang merupakan unit pelaksana
tehnis Dinas Kesehatan. Dengan makin kompleknya upaya pelayanan
kesehatan, khususnya masalah terapi obat, telah menuntut kita
untuk memberikan perhatian dalam pengelolaan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan yang dapat menunjang pelayanan kesehatan
secara optimal.

Agar mampu menyediakan sediaan farmasi dan perbekalan


kesehatan yang bermutu perlu pedoman dalam pengelolaan
perbekalan farmasi dan perbekalan kesehatan. Dengan adanya
pedoman yang jelas dalam pengelolaan farmasi, pengelola obat akan
mampu memilih, merencanakan, menerima, menyimpan,
mendistribusikan dan mengadministrasikan pengelolaan farmasi
sesuai dengan standar yang ditetapkan.

II. RUANG LINGKUP

Hal-hal yang diatur dalam pedoman pengelolaan obat dan


bahan medis
habis pakai meliputi :
1. Pemilihan
2. Perencanaan
3. Permintaan/Pengadaan
4. Penerimaan
5. Penyimpanan
6. Pendistribusian
III. TATA LAKSANA

Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu


siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan,
permintaan/pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta
evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
A. Pemilihan
1. Pemilihan obat-obat yang dipakai berdasarkan Daftar Obat
Esensial dan Formularium Nasional untuk Puskesmas yang
berlaku.
2. Bila mana diperlukan obat di luar Daftar Obat Esensial
Puskesmas, maka dilakukan pemilihan obat berdasarkan
kebutuhan
B. .Perencanaan
1. Perencanaan tahunan dibuat satu tahun sekali
2. Untuk melakukan permintaan, maka perencanaan sediaan obat
dan bahan medis habis pakai dilakukan setiap dua bulan sekali
sesuai dengan kebutuhan.
3. Perencanaan dengan menggunakan metode Pareto, analisa VEN
serta metode konsumsi
4. Dasar perencanaan obat dan bahan medis habis pakai adalah :
a. Pemakaian/penggunaan obat dan bahan medis habis pakai
bulan yang lalu baik pemakaian Puskesmas Induk,
Puskesmas Pembantu, ruang rawat inap, UGD dan bagian
lain yang menggunakan obat dan bahan medis habis pakai.
b. Safety stock (Dibuat 40 hari kerja)
c. Stok Optimal
Dihitung dari Safety stock ditambahkan rata-rata pemakaian
per hari (data bulan sebelumnya) dikalikan hari kerja bulan
yang akan datang. Untuk mempermudah stok optimal
diperhitungkan dari pemakaian rata-rata per hari (bulan
sebelumnya) dikalikan 60.
d. Kebutuhan
Stok Optimal dikurangi sisa stok
e. Analisa Pareto
mempertimbangkan obat obat yang paling banyak
dibutuhkan dipelayanan dasar sehingga jangan sampai
kosong
f. Analisa VEN ( Vital, Essensial dan Non Essensial)
Obat obat vital obat yang berhubungan dengan nyawa (obat
emergensi) walaupun jarang digunakan tapi harus ada.
Kemudian obat essensial yaitu obat yang digunakan dalam
pengobatan dasar harus direncanakan sesuai kebutuhan dan
yang terakhir adalah obat Non Essensial yaitu obat
penunjang seperti Vitamin, Jika dana masih ada bias
direncanakan.
C. Pengadaan/Permintaan
1. Permintaan dilakukan setiap dua bulan sekali sesuai dengan
perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai.
2. Permintaan dilakukan bersama dengan pelaporan pemakaian
obat dan bahan medis habis pakai bulan lalu.
3. Permintaan dan pelaporan ditujukan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten
4. Pelaporan dan permintaan menggunakan format LPLPO
(Laporan Pemakaian dan Laporan Permintaan Obat).
5. Bila mana dibutuhkan obat dan bahan medis habis pakai di luar
perencanaan (karena pemakaian yang banyak, tidak sesuai
dengan prediksi), maka dilakukan permintaan ke Dinas
Kesehatan sesuai dengan kebutuhan saat itu.
6. Pada saat kondisi tertentu (misalnya menjelang liburan, akhir
tahun) permintaan disesuaikan dengan kondisi, untuk
mengantisipasi kekosongan obat dan bahan medis habis pakai.
D. Penerimaan
1. Obat dan bahan medis habis pakai yang diminta kepada Dinas
Kesehatan dikirim ke Puskesmas tiap 2 bulan sekali
2. Untuk selanjutnya obat dan bahan medis habis pakai yang
diterima oleh penanggung jawab dikroscek dengan SBBK (Surat
bukti barang keluar) jika sudah sesuai disimpan dalam gudang
obat puskesmas.
E. Penyimpanan
1. Tata Ruang pendukung
Secara garis besar gudang obat puskesmas hanya satu ruang
tetapi penyimpanan terbagi atas :
a. Lemari khusus injeksi dan obat-obat antibiotika
b. Lemari untuk obat-obat dalam bentuk strip, gigi, salep dan
obat mata
c. Rak khusus bahan medis habis pakai
d. Rak khusus obat dalam kemasan kaleng dan sirup.
e. Obat-obat infus diletakan diatas palet.
2. Cara Penataan
Penataan obat dan bahan medis habis pakai harus mendukung
system FIFO dan FEFO dan sifat fisiko-kimianya serta bentuk
sediaannya. Masing-masing tempat diatur berdasarkan alfabetis
3. Ruang Penyimpanan Harus memenuhi Syarat
a. Memenuhi syrat suhu
1) Suhu kamar (15ºC – 25ºC)
Sebagian barang perbekalan farmasi disimpan pada suhu
kamar (cairan, tablet, capsul, injeksi, alat kesehatan dll).
2) Untuk mencapai suhu 15ºC – 25ºC diperlukan AC, tetapi
di gudang obat belum tersedia, sehingga disiasati dengan
menyimpan obat-obat pada tempat yang tidak kena
langsung oleh sinar matahari.
3) Suhu dingin barang-barang seperti suppositorian harus
disimpan pada suhu dingin dalam almari pendingin (2ºC –
8ºC).
b. Memenuhi syarat kelembaban
Ruang penyimpanan harus cukup kering dengan tingkat
kelembaban 45 – 75%.
c. Memenuhi syarat pencahayaan
Ruang penyimpanan harus cukup oleh pencahayaan lampu,
tetapi harus terhindar cahaya matahari secara langsung
F. Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan pendistribusian sediaan obat dan
bahan medis habis pakai dari gudang obat puskesmas ke semua
bagian, meliputi :
1. Ruang Farmasi
Distribusi dilakukan berdasarkan LPLPO Ruang Farmasi,
sehubungan dengan ruang penyimpanan ruang farmasi tidak
mencukupi, maka distribusi dilakukan sesuai dengan kapasitas
ruang farmasi
2. Puskesmas Pembantu
Distribusi dilakukan berdasarkan LPLPO masing-masing
Puskesmas Pembantu dan didistribusikan maksimal satu
minggu setelah LPLPO diserahkan
3. Rawat Inap
Untuk obat-obat dalam bentuk injeksi dan cairan (infus) serta
bahan medis habis pakai di rawat inap langsung diambilkan ke
ruang farmasi karna pelayanan farmasi sudah 24 jam
4. IGD
Sediaan farmasi dibuat stok tetap yang setiap hari dikontrol
untuk mengisi obat yang sudah digunakan.
5. Kamar bersalin
Distribusi dilakukan berdasarkan LPLPO Kamar Bersalin dan
didistribusikan maksimal satu minggu setelah LPLPO di
serahkan.
6. Poli-poli untuk bahan medis habis pakai (BP, KIA, Gigi, Laborat
dll)

IV. DOKUMENTASI
1. Form Monitoring dan Evaluasi ketersediaan Obat
2. Bukti Perencanaan Obat
3. Form Penerimaaan Obat
4. Form Pengadaaan/Permintaan Obat
5. Form Distribusi
6. SOP Penerimaan Obat
7. SOP Pengadaan Obat
8. SOP Penyimpanan Obat
9. SOP Pendistribusian Obat

Kepala
UPTD Puskesmas Rawat Inap Topo

Yuliana Makai
NIP : 19870707200801203

Anda mungkin juga menyukai