KKA Update
KKA Update
Sejarah
Perusahaan ini didirikan sebagai bagian dari program swasembada kertas kraft yang
merupakan bahan baku kantong semen. Perusahaan ini lalu resmi didirikan pada
tanggal 21 Februari 1983 sebagai sebuah joint venture antara pemerintah
Indonesia, Alas Helau, dan Georgia-Pacific dengan status Penanaman Modal
Asing (PMA). Pada tanggal 19 April 1985, status perusahaan ini diubah
menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), karena Georgia-Pacific
memutuskan untuk tidak lagi memegang saham perusahaan ini. Sebanyak 96,67%
saham perusahaan ini pun dipegang oleh pemerintah Indonesia, sementara sisanya
dipegang oleh Alas Helau.
Pada tahun 1985, perusahaan ini mulai membangun pabrik dengan kapasitas
terpasang sebesar 135.000 ton per tahun di atas lahan seluas 219,2 hektar di
dekat Lhokseumawe, Aceh Utara dengan investasi sebesar US$ 424.650.151.
Pabrik tersebut lalu mulai dioperasikan pada tahun 1989 dan mulai berproduksi
secara komersial pada tahun 1990.
Pada tanggal 7 September 2012, PLN dan perusahaan ini mulai membahas rencana
pengoperasian pembangkit listrik milik perusahaan ini untuk memasok listrik ke
PLN. Pada tanggal 10 September 2012, perusahaan ini pun mengundang PJB
Services untuk membantu perusahaan ini dalam melakukan kajian agar pembangkit
listrik yang dimiliki oleh perusahaan ini dapat dioperasikan secara optimal dan
berkesinambungan. Pada tahun 2014, pembangkit listrik milik perusahaan ini mulai
memasok listrik ke PLN. Dengan dua unit turbin uap, pembangkit listrik milik
perusahaan ini dapat memasok listrik sebesar 20 hingga 24 MW.
Pada tahun 2015 dan 2016, Presiden Joko Widodo yang dulu pernah bekerja di
perusahaan ini mengungkapkan bahwa ia ingin agar perusahaan ini beroperasi
kembali. Ketua Komisi B DPRK Aceh Utara, Fauzi, juga mengatakan bahwa peluang
perusahaan ini untuk beroperasi kembali sangatlah besar. Pada akhir tahun 2015,
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, menandatangani nota kesepahaman dengan
Floresta Pte Ltd asal Singapura untuk menghidupkan kembali perusahaan ini.
Namun, jika pemerintah pusat tidak mengizinkan perusahaan ini dikelola oleh
pemerintah Aceh, maka nota kesepahaman tersebut akan batal dengan
sendirinya. Pada bulan April 2023, pemerintah pusat resmi membubarkan
perusahaan ini.
Aspek Usaha
Sesuai lebih kurang dasar Perseroan, PT KKA berhaluan untuk menerapkan dan
menunjang Pemerintah Indonesia di aspek industri, dengan lapangan usaha industri
kertas dan pulp serta pembinaan untuk mencapai peningkatan pengembangan di
sektor ekonomi lemah. Untuk mencapai tujuan tersebut, PT KKA menjalankan
keaktifan usaha di beberapa aspek.
Produksi
Memproduksi berjenis-jenis kertas dan pulp dengan cara mengolah bahan-bahan
mentah menjadi bahan baku, yang dipergunakan untuk pembuatan pulp dan kertas
Perdagangan
Menyalurkan dan memperdagangkan berbagai hasil produksi serta barang-barang
pelengkap lainnya yang diperlukan untuk menunjang pemasaran hasil produksi
dengan cara-cara tertentu, serta memainkan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang
berkomunikasi dengan usaha Perusahaan.
Pemberian Kelakuan yang berguna
Memberikan kelakuan yang berguna dalam aspek industri kertas dan pulp,
mengadakan penelitian, reparasi dan pemeliharaan, pabrikasi alat-alat produksi
kertas dan pulp.
Usaha Lainnya
Memainkan usaha atau usaha lainnya yang berkaitan dengan hal-hal diatas, yang
mempunyai sarana pelengkap dan penunjang dalam mencapai tujuan Perusahaan.
Sarana Prasarana
Bahan baku
Perusahaan ini dulu menggunakan kayu pinus sebagai bahan baku, karena
karakteristik kayu pinus yang berserat panjang cocok untuk produk yang dihasilkan
oleh perusahaan ini. Ada dua jenis kayu pinus yang digunakan oleh perusahaan ini,
yaitu jenis Merkusi (berasal dari hutan di Aceh dan Sumatera Utara) serta jenis
Radiata (berasal dari Australia dan Selandia Baru). Untuk sekitar 4,2 ton bahan baku
kayu, perusahaan ini dapat menghasilkan 1 ton kertas kraft.
Sejak didirikan, perusahaan ini mendapat pasokan bahan baku dari PT Tusam Hutani
Lestari yang 60% sahamnya dipegang oleh PT Alas Helau, sementara sisanya
dipegang oleh Inhutani berdasarkan kontrak jangka panjang. PT Tusam Hutani
Lestari menguasai Hak Pengusahaan Hutan (HPH) seluas 97.000 hektar di Aceh.
Perusahaan ini memperkirakan bahwa kebutuhan bahan baku kayu sebesar
400.000 ton per tahun dapat dipenuhi dengan asumsi bahwa setiap hektar lahan
dapat menghasilkan sekitar 200 ton kayu per hektar. Pasokan bahan baku kayu dari
PT Tusam Hutani Lestari ke perusahaan ini kemudian mengalami gangguan seiring
dengan berbagai permasalahan yang dihadapi terutama berkaitan dengan izin
tebang menyusul dikeluarkannya Moratorium Logging di Aceh pada bulan Juni 2007,
tingginya jumlah pungutan tidak resmi, dan krisis finansial Asia 1997.
Mesin pemroses
Mesin-mesin yang dulu digunakan oleh perusahaan ini untuk memproduksi kertas
kantong semen dan sejenisnya menggunakan sistem produksi satu lini, dengan
kapasitas Jumbo Roll 280 dan maksimum dipotong menjadi 7 ukuran Shipping Roll.
Kebutuhan air
Kebutuhan air untuk kegiatan pabrik dan sarana penunjang lainnya dulu mencapai
430 liter per detik. Air diambil dari Danau Laut Tawar yang mengalir melalui Krueng
Peusangan. Di pinggir Krueng Peusangan, dibangun tempat pengambilan dan
penampungan air serta pengendapan lumpur, untuk selanjutnya air diproses di unit
pengolahan air. Air yang sudah diolah kemudian dialirkan melalui pipa ke pabrik.
Penanggulangan limbah
Sejak awal, perusahaan ini telah mengantisipasi masalah pencemaran terhadap
lingkungan pabrik dengan mempersiapkan sarana penanggulangan limbah yang
meliputi:
Selain kantong semen, perusahaan ini dulu juga dapat memproduksi Kraft Liner
Board (kertas pelapis kardus) dengan gramatur di bawah 160 gsm. Kertas siap jual
dikemas dalam bentuk gulungan/roll dengan diameter gulungan antara 40-45 inci
dan diameter inti sebesar 3 inci. Masing-masing gulungan memiliki berat antara
680–750 kg. Ukuran standar untuk lebar gulungan kertas adalah 40 inci. Sebagian
besar hasil produksi perusahaan ini dulu adalah untuk memenuhi permintaan
pelanggan dalam negeri, sedangkan sisanya untuk diekspor.
Berjeda Beroperasi
Sejak tanggal 31 Desember 2007 mencapai saat ini, PT Kertas Kraft Aceh
membubarkan produksinya disebabkan ketiadaan perolehan bahan baku dan gas.
Secara umum permasalahan PT KKA dibagi dalam dua aspek yaitu, Aspek Operasi
dan Aspek Keuangan Aspek Operasi. PT KKA mengalami ketidakpastian pasokan
bahan baku kayu pinus dalam banyak yang memadai pada harga yang wajar dan
pasokan sumber bahan bakar dengan harga yang wajar. Dari anggota Aspek
keuangan, PT KKA memiliki beban hutang dengan banyak yang sangat akbar
terutama hutang kepada kreditur.Hal ini mengakibatkan kondisi keuangan
perusahaan menjadi kurang adun, terutama apabila PT KKA akan memainkan
pinjaman kepada bank lain ataupun mencari mitra strategis untuk memainkan
penanaman investasi di perusahaan.
Peyelamatan Perusahaan
Letter Of Intens Dengan Empat Perusahaan Plat Merah
Komplek Perumahan
PT KKA juga memiliki sebuah komplek perumahan yang posisinya di dalam pabrik.
Perumahan ini dikhususkan untuk tempat tinggal karyawan tetap maupun karyawan
selalu berubahnya. Didalam komplek perumahan tersebut benar 350 unit rumah,
serta beberapa sarana prasarana penunjang, seperti TK Permata Hati, SD Pinus,
Mesjid Al-Mizan, Klinik KKA, Supermarket, Lapangan Sepakbola dan
Dormitory/Wisma. Karena banyak warganya yang sudah pindah, kini banyak rumah
di komplek ini yang sudah kumuh karena sudah tidak terawat. Disamping itu, benar
beberapa pagar pembatas selang Komplek KKA dengan sekeliling yang terkait luar
yang sudah roboh. Hal ini mengakibatkan, benar beberapa aset perusahaan yang
hilang.
Struktur modal merupakan sumber pendanaan perusahaan yang terdiri dari hutang
jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri yang dimiliki oleh
perusahaan. Struktur modal merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam
posisi keuangan perusahaan.
Liabilitas 1.440.000.000.000
Karena PT KKI dinilai tidak dapat dipertahankan lagi maka secara resmi pada
4 April 2023 ditutup/dibubarkan oleh Pemerintah, pembubaran berdasarkan pada
hasil kajian yang memperhatikan aspek kinerja perusahaan, pasar, agilitas
menghadapi disrupsi pasar, dan kemampuan melanjutkan kegiatan usaha.
Penyelesaian pembubaran Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kertas Kraft Aceh
termasuk likuidasi dilaksanakan paling lambat 5 tahun terhitung sejak tanggal
pengundangan Peraturan Pemerintah ini. Kemudian semua kekayaan sisa hasil
likuidasi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kertas Kraft Aceh akan disetorkan ke
Kas Negara.
PT Kertas Kraft Aceh sendiri berhenti beroperasi sejak 2008 karena
kehabisan bahan baku. Perusahaan ini pun sempat masuk daftar 'BUMN hantu' alis
perusahaan yang lama tidak beroperasi.