Anda di halaman 1dari 9

Profil Perusahaan

PT KKA didirikan terutama untuk program swasembada pengadaan kertas kantong


semen di dalam negeri. Didirikan pada tanggal 21 februari 1983 sesuai Surat
Persetujuan Presiden Republik Indonesia No. I/PMA/1983 tanggal 12 April 1983.
Pada saat didirikan, PT KKA diputuskan untuk Perusahaan Penanaman Modal Asing
(PMA).

Dalam perkembangannya, pada tanggal 19 April 1985 status PT KKA diubah


menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), yang ditandai dengan keluarnya
kepemilikan Georgia Pacific International Corporation USA.

Pemegang saham terbesar PT KKA dipegang oleh Pemerintah Indonesia, sebesar


96.67%, sedangkan sisanya, sebesar 3.33%, dipegang oleh PT Alas Helau. PT KKA
memiliki pabrik dengan kapasitas terpasang 135.000 ton per tahun yang dibangun di
daerah industri Lhokseumawe, sekitar 30 km dari kota Lhokseumawe, Aceh Utara.

Sejarah
Perusahaan ini didirikan sebagai bagian dari program swasembada kertas kraft yang
merupakan bahan baku kantong semen. Perusahaan ini lalu resmi didirikan pada
tanggal 21 Februari 1983 sebagai sebuah joint venture antara pemerintah
Indonesia, Alas Helau, dan Georgia-Pacific dengan status Penanaman Modal
Asing (PMA). Pada tanggal 19 April 1985, status perusahaan ini diubah
menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), karena Georgia-Pacific
memutuskan untuk tidak lagi memegang saham perusahaan ini. Sebanyak 96,67%
saham perusahaan ini pun dipegang oleh pemerintah Indonesia, sementara sisanya
dipegang oleh Alas Helau.

Pada tahun 1985, perusahaan ini mulai membangun pabrik dengan kapasitas
terpasang sebesar 135.000 ton per tahun di atas lahan seluas 219,2 hektar di
dekat Lhokseumawe, Aceh Utara dengan investasi sebesar US$ 424.650.151.
Pabrik tersebut lalu mulai dioperasikan pada tahun 1989 dan mulai berproduksi
secara komersial pada tahun 1990.

Pada tanggal 31 Desember 2007, perusahaan ini menghentikan kegiatan


produksinya karena ketiadaan bahan baku pinus dan bahan bakar gas dengan
jumlah yang memadai dan harga yang wajar. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki
beban utang dengan jumlah yang sangat besar, sehingga membuat perusahaan ini
kesulitan untuk mengambil pinjaman maupun mencari mitra strategis.

Pada tanggal 29 September 2011, Kementerian BUMN memutuskan bahwa


perusahaan ini akan beroperasi kembali dengan dukungan dana restrukturisasi dan
revitalisasi dari BUMN lain. Keputusan tersebut adalah tindak lanjut dari surat
pernyataan minat yang telah ditandatangani pada tanggal 13 Desember 2010 oleh
lima BUMN, yakni Semen Gresik, Bukit Asam, Perhutani, Perusahaan Pengelola
Aset, dan perusahaan ini.

Pada tanggal 7 September 2012, PLN dan perusahaan ini mulai membahas rencana
pengoperasian pembangkit listrik milik perusahaan ini untuk memasok listrik ke
PLN. Pada tanggal 10 September 2012, perusahaan ini pun mengundang PJB
Services untuk membantu perusahaan ini dalam melakukan kajian agar pembangkit
listrik yang dimiliki oleh perusahaan ini dapat dioperasikan secara optimal dan
berkesinambungan. Pada tahun 2014, pembangkit listrik milik perusahaan ini mulai
memasok listrik ke PLN. Dengan dua unit turbin uap, pembangkit listrik milik
perusahaan ini dapat memasok listrik sebesar 20 hingga 24 MW.

Pada tahun 2015 dan 2016, Presiden Joko Widodo yang dulu pernah bekerja di
perusahaan ini mengungkapkan bahwa ia ingin agar perusahaan ini beroperasi
kembali. Ketua Komisi B DPRK Aceh Utara, Fauzi, juga mengatakan bahwa peluang
perusahaan ini untuk beroperasi kembali sangatlah besar. Pada akhir tahun 2015,
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, menandatangani nota kesepahaman dengan
Floresta Pte Ltd asal Singapura untuk menghidupkan kembali perusahaan ini.
Namun, jika pemerintah pusat tidak mengizinkan perusahaan ini dikelola oleh
pemerintah Aceh, maka nota kesepahaman tersebut akan batal dengan
sendirinya. Pada bulan April 2023, pemerintah pusat resmi membubarkan
perusahaan ini.

Aspek Usaha
Sesuai lebih kurang dasar Perseroan, PT KKA berhaluan untuk menerapkan dan
menunjang Pemerintah Indonesia di aspek industri, dengan lapangan usaha industri
kertas dan pulp serta pembinaan untuk mencapai peningkatan pengembangan di
sektor ekonomi lemah. Untuk mencapai tujuan tersebut, PT KKA menjalankan
keaktifan usaha di beberapa aspek.

Produksi
Memproduksi berjenis-jenis kertas dan pulp dengan cara mengolah bahan-bahan
mentah menjadi bahan baku, yang dipergunakan untuk pembuatan pulp dan kertas

Perdagangan
Menyalurkan dan memperdagangkan berbagai hasil produksi serta barang-barang
pelengkap lainnya yang diperlukan untuk menunjang pemasaran hasil produksi
dengan cara-cara tertentu, serta memainkan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang
berkomunikasi dengan usaha Perusahaan.
Pemberian Kelakuan yang berguna
Memberikan kelakuan yang berguna dalam aspek industri kertas dan pulp,
mengadakan penelitian, reparasi dan pemeliharaan, pabrikasi alat-alat produksi
kertas dan pulp.

Usaha Lainnya
Memainkan usaha atau usaha lainnya yang berkaitan dengan hal-hal diatas, yang
mempunyai sarana pelengkap dan penunjang dalam mencapai tujuan Perusahaan.

Sarana Prasarana
Bahan baku
Perusahaan ini dulu menggunakan kayu pinus sebagai bahan baku, karena
karakteristik kayu pinus yang berserat panjang cocok untuk produk yang dihasilkan
oleh perusahaan ini. Ada dua jenis kayu pinus yang digunakan oleh perusahaan ini,
yaitu jenis Merkusi (berasal dari hutan di Aceh dan Sumatera Utara) serta jenis
Radiata (berasal dari Australia dan Selandia Baru). Untuk sekitar 4,2 ton bahan baku
kayu, perusahaan ini dapat menghasilkan 1 ton kertas kraft.

Sejak didirikan, perusahaan ini mendapat pasokan bahan baku dari PT Tusam Hutani
Lestari yang 60% sahamnya dipegang oleh PT Alas Helau, sementara sisanya
dipegang oleh Inhutani berdasarkan kontrak jangka panjang. PT Tusam Hutani
Lestari menguasai Hak Pengusahaan Hutan (HPH) seluas 97.000 hektar di Aceh.
Perusahaan ini memperkirakan bahwa kebutuhan bahan baku kayu sebesar
400.000 ton per tahun dapat dipenuhi dengan asumsi bahwa setiap hektar lahan
dapat menghasilkan sekitar 200 ton kayu per hektar. Pasokan bahan baku kayu dari
PT Tusam Hutani Lestari ke perusahaan ini kemudian mengalami gangguan seiring
dengan berbagai permasalahan yang dihadapi terutama berkaitan dengan izin
tebang menyusul dikeluarkannya Moratorium Logging di Aceh pada bulan Juni 2007,
tingginya jumlah pungutan tidak resmi, dan krisis finansial Asia 1997.
Mesin pemroses
Mesin-mesin yang dulu digunakan oleh perusahaan ini untuk memproduksi kertas
kantong semen dan sejenisnya menggunakan sistem produksi satu lini, dengan
kapasitas Jumbo Roll 280 dan maksimum dipotong menjadi 7 ukuran Shipping Roll.

Kebutuhan air
Kebutuhan air untuk kegiatan pabrik dan sarana penunjang lainnya dulu mencapai
430 liter per detik. Air diambil dari Danau Laut Tawar yang mengalir melalui Krueng
Peusangan. Di pinggir Krueng Peusangan, dibangun tempat pengambilan dan
penampungan air serta pengendapan lumpur, untuk selanjutnya air diproses di unit
pengolahan air. Air yang sudah diolah kemudian dialirkan melalui pipa ke pabrik.

Penanggulangan limbah
Sejak awal, perusahaan ini telah mengantisipasi masalah pencemaran terhadap
lingkungan pabrik dengan mempersiapkan sarana penanggulangan limbah yang
meliputi:

 Sarana penanggulangan limbah gas dan debu


1. Blow gas treatment di unit pulping
2. Electro Static Dust Precipitator pada Recovery Boiler
3. Wet Scrubber di Recausticizing Unit

 Sarana penanggulangan limbah padat


1. Bark Boiler untuk pembakaran kulit kayu
2. Lime Kiln untuk pengolahan lumpur kapur
3. Penyediaan area penimbunan tanah (land fill)

 Saran penanggulangan limbah cair


1. Unit pengolahan limbah untuk penurunan COD, BOD dan SS limbah cair dari
proses produksi sebelum dialirkan ke laut
Hasil Produksi
Produk yang dulu dihasilkan oleh perusahaan ini adalah kertas kantong semen jenis
Multiwall Regular (MWR) dan Multiwall Extensible (MWX). MWX memiliki kekuatan
tarik (stretch) yang lebih baik, sementara MWR memiliki ketahanan sobek yang lebih
kuat. MWX cocok untuk kantong semen dengan model lem (paste), sedangkan
MWR cocok untuk model jahit. Spesifikasi gramatur kertas yang sudah diproduksi
adalah 70,75 dan 80 gsm (gram per square meter).

Selain kantong semen, perusahaan ini dulu juga dapat memproduksi Kraft Liner
Board (kertas pelapis kardus) dengan gramatur di bawah 160 gsm. Kertas siap jual
dikemas dalam bentuk gulungan/roll dengan diameter gulungan antara 40-45 inci
dan diameter inti sebesar 3 inci. Masing-masing gulungan memiliki berat antara
680–750 kg. Ukuran standar untuk lebar gulungan kertas adalah 40 inci. Sebagian
besar hasil produksi perusahaan ini dulu adalah untuk memenuhi permintaan
pelanggan dalam negeri, sedangkan sisanya untuk diekspor.

Berjeda Beroperasi
Sejak tanggal 31 Desember 2007 mencapai saat ini, PT Kertas Kraft Aceh
membubarkan produksinya disebabkan ketiadaan perolehan bahan baku dan gas.
Secara umum permasalahan PT KKA dibagi dalam dua aspek yaitu, Aspek Operasi
dan Aspek Keuangan Aspek Operasi. PT KKA mengalami ketidakpastian pasokan
bahan baku kayu pinus dalam banyak yang memadai pada harga yang wajar dan
pasokan sumber bahan bakar dengan harga yang wajar. Dari anggota Aspek
keuangan, PT KKA memiliki beban hutang dengan banyak yang sangat akbar
terutama hutang kepada kreditur.Hal ini mengakibatkan kondisi keuangan
perusahaan menjadi kurang adun, terutama apabila PT KKA akan memainkan
pinjaman kepada bank lain ataupun mencari mitra strategis untuk memainkan
penanaman investasi di perusahaan.

Peyelamatan Perusahaan
Letter Of Intens Dengan Empat Perusahaan Plat Merah

Pada tanggal 29 September 2011 disiapkan rapat oleh KeDeputian Restrukturisasi


dan perencanaan strategis BUMN dengan perkara penyelamatan PT KKA. Dari hasil
rapat tersebut diputuskan bahwa pengoperasian kembali PT KKA akan ditempuh
dengan sinergi BUMN dengan dukungan dana Restrukturisasi dan Revitalisasi.
Untuk tindak lanjut Pernyataan Minat Bersama (Letter Of Intens) yang telah
ditandatangani pada 13 Desember 2010 oleh lima BUMN yang terdiri atas PT
Semen Gresik, PT Bukit Asam, Perum Perhutani, PT Perusahaan Pengelolaan Aset
dan PT KKA.

Kerja Sama Operasi (KSO) Dengan PLN

Rapat koordinasi yang disiapkan di Kementerian BUMN, tanggal 07 September


2012, membahas tentang rencana pengoperasian pembangkit listrik di KKA dalam
rangka program KSO selang KKA dengan PLN. Dengan pertimbangan kondisi dan
kemampuan KKA dalam mempersiapkan sarana prasarana pembangkit listrik yang
dapat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam MoU KKA-PLN dan
dengan pertimbangan kemampuan serta pengalaman PT Pembangkitan Jawa Bali
Services "PJBS" yang mempunyai keahlian dibidang pelayanan kelakuan yang
berguna teknik ketenagalistrikan pembangkit tenaga listrik yang merupakan anak
perusahaan dari PT Pembangkitan Jawa Bali (anak perusahaan PLN), KKA pada
tanggal 10 September 2012 mengundang PJBS untuk membantu KKA dalam
memainkan persiapan teknis berupa pengkajian supaya sarana prasarana yang
dimiliki KKA dapat dioperasikan secara optimal dan berkesinambungan. Hasil
pengkajian dan evaluasi secara menyeluruh telah dibahas bersama selang KKA dan
PJBS, dan untuk tindak lanjutnya disepakati bahwa PJBS akan menyampaikan
proposal tentang rencana pengoperasian sarana prasarana pembangkit listrik yang
dimiliki KKA dengan skema KSO. Kemajuan KSO pada penghabisan Desember
2012 sudah menyelesaikan konsep KSO listrik KKA-PJBS yang sudah siap untuk
ditandatangi.

Komplek Perumahan

PT KKA juga memiliki sebuah komplek perumahan yang posisinya di dalam pabrik.
Perumahan ini dikhususkan untuk tempat tinggal karyawan tetap maupun karyawan
selalu berubahnya. Didalam komplek perumahan tersebut benar 350 unit rumah,
serta beberapa sarana prasarana penunjang, seperti TK Permata Hati, SD Pinus,
Mesjid Al-Mizan, Klinik KKA, Supermarket, Lapangan Sepakbola dan
Dormitory/Wisma. Karena banyak warganya yang sudah pindah, kini banyak rumah
di komplek ini yang sudah kumuh karena sudah tidak terawat. Disamping itu, benar
beberapa pagar pembatas selang Komplek KKA dengan sekeliling yang terkait luar
yang sudah roboh. Hal ini mengakibatkan, benar beberapa aset perusahaan yang
hilang.

Struktur Permodalan PT KKA

Struktur modal merupakan sumber pendanaan perusahaan yang terdiri dari hutang
jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri yang dimiliki oleh
perusahaan. Struktur modal merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam
posisi keuangan perusahaan.

Pemegang saham terbesar PT KKA dipegang oleh Pemerintah Indonesia,


sebesar 96.67%, sedangkan sisanya, sebesar 3.33%, dipegang oleh PT Alas Helau.
PT KKA memiliki pabrik dengan kapasitas terpasang 135.000 ton per tahun yang
dibangun di daerah industri Lhokseumawe, sekitar 30 km dari kota Lhokseumawe,
Aceh Utara.

Awalnya PT. KKA menjalani sejumlah program penyehatan oleh PT


Perusahaan Pengelola Aset (PPA). PPA diberikan dana talangan sebesar Rp51,34
miliar dan pinjaman dana restrukturisasi Rp141,61 miliar. Dalam rangka memperkuat
struktur permodalan dipandang perlu melakukan penambahan penyertaan modal
Negara RI ke dalam modal saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kertas Kraft
Aceh. Penambahan tersebut berasal dari APBN Tahun anggaran 2006 sebagaimana
telah ditetapkan dalam UU No 14 tahun 2006 tentang perubahan atas UU No 13
tahun 2005 tentang APBN TA 2006 berdasarkan pertimbangan tersebut perlu
menetapkan peraturan pemerintah.

Dalam rangka menutup kerugian sebesar Rp354 miliar akibat operasional


yang terhenti, KKA pernah menjalankan bisnis pembangkit listrik. Pada 2015, total
aset perusahaan tersisa Rp669 miliar, dengan total liabilitas hingga dua kali lipat dari
total asetnya, yakni sebanyak Rp1,44 triliun.

Rincian Nilai rupiah

Aktiva (Aset 2015) 669.000.000.000

Liabilitas 1.440.000.000.000

Kerugian / Loss 354.000.000.000

Karena PT KKI dinilai tidak dapat dipertahankan lagi maka secara resmi pada
4 April 2023 ditutup/dibubarkan oleh Pemerintah, pembubaran berdasarkan pada
hasil kajian yang memperhatikan aspek kinerja perusahaan, pasar, agilitas
menghadapi disrupsi pasar, dan kemampuan melanjutkan kegiatan usaha.
Penyelesaian pembubaran Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kertas Kraft Aceh
termasuk likuidasi dilaksanakan paling lambat 5 tahun terhitung sejak tanggal
pengundangan Peraturan Pemerintah ini. Kemudian semua kekayaan sisa hasil
likuidasi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kertas Kraft Aceh akan disetorkan ke
Kas Negara.
PT Kertas Kraft Aceh sendiri berhenti beroperasi sejak 2008 karena
kehabisan bahan baku. Perusahaan ini pun sempat masuk daftar 'BUMN hantu' alis
perusahaan yang lama tidak beroperasi.

Anda mungkin juga menyukai