Anda di halaman 1dari 11

Tindakan Sosial

Tindakan sosial adalah tindakan yang bersifat subjektif dalam segala perilaku manusia. Ciri utama dari perilaku
dalam tindakan sosial adalah pemaknaan yang bersifat subjektif, mampu mempengaruhi orang lain dan
menerima pengaruh dari orang lain12. Tindakan sosial dilakukan sesuai dengan interpretasi individu mengenai
tindakan orang lain dalam suatu keadaan tertentu. Penerapan tindakan sosial selalu dilakukan dengan adanya
individu lain yang terlibat serta adanya kegiatan lain yang terjadi secara bersamaan 1. Tindakan sosial dilakukan
secara sukarela oleh individu sebagai bentuk interpretasi terhadap kenyataan yang terjadi 2.
Jenis-Jenis Tindakan Sosial
Menurut Max Weber, seorang tokoh sosiologi yang mempelopori konsep tindakan sosial, ada empat jenis tindakan
sosial, yaitu:

Jenis
Tindakan Ciri-Ciri Contoh
Sosial

Tindakan Dilakukan dengan pertimbangan logis dan Memilih naik ojek untuk ke
rasional instrumental untuk mencapai tujuan yang kantor agar lebih cepat
bertujuan sudah dipikirkan sebelumnya1 sampai

Tindakan Dilakukan dengan pertimbangan nilai yang Memilih makan dan minum
berorientasi dianggap baik, lumrah, wajar atau benar dalam dengan tangan kanan atau
nilai masyarakat di atas tujuan individual1 dengan sendok

Tindakan Dilakukan berdasarkan keterlibatan emosional Menangis ketika mendengar


afektif yang merupakan reaksi spontan atas apa yang lagu sedih
dialami1

Tindakan Dilakukan berdasarkan kebiasaan atau tradisi Melaksanakan upacara adat


tradisional yang sudah diwariskan secara turun-temurun1 sebelum menanam padi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tindakan Sosial


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tindakan sosial, antara lain:

 Motif. Motif adalah alasan atau dorongan yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan
sosial3. Motif bisa bersifat rasional atau irasional, positif atau negatif, sadar atau tidak sadar.
Contohnya, motif seseorang untuk berdonasi adalah rasa empati, sedangkan motif seseorang untuk
mencuri adalah rasa lapar.
 Tujuan. Tujuan adalah hasil yang diharapkan atau dicita-citakan dari tindakan sosial 3. Tujuan bisa
bersifat jelas atau samar, konkret atau abstrak, realistis atau idealistis. Contohnya, tujuan seseorang
untuk belajar adalah lulus ujian, sedangkan tujuan seseorang untuk beribadah adalah mendekatkan diri
kepada Tuhan.
 Nilai. Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik, benar, penting atau bermanfaat oleh individu atau
kelompok sosial3. Nilai bisa bersumber dari agama, etika, budaya, hukum atau norma. Contohnya,
nilai seseorang untuk menghormati orang tua adalah bersumber dari agama Islam, sedangkan nilai
seseorang untuk menjaga lingkungan adalah bersumber dari etika lingkungan.
 Norma. Norma adalah aturan atau pedoman yang mengatur perilaku anggota masyarakat agar sesuai
dengan nilai-nilai yang berlaku3. Norma bisa bersifat formal atau informal, tertulis atau tidak tertulis,
sanksi positif atau negatif. Contohnya, norma formal tertulis adalah undang-undang, norma informal
tidak tertulis adalah adat istiadat.
Teori-Teori tentang Tindakan Sosial
Beberapa teori tentang tindakan sosial yang dikemukakan oleh para ahli sosiologi adalah:
 Teori Tindakan Sosial Max Weber. Teori ini menekankan pada makna dan pemahaman yang
mendasari tindakan sosial individu atau kelompok1. Teori ini juga membedakan antara tindakan sosial
dengan perilaku sosial. Tindakan sosial adalah perilaku yang dilakukan dengan mempertimbangkan
tindakan orang lain, sedangkan perilaku sosial adalah perilaku yang dilakukan tanpa
mempertimbangkan tindakan orang lain1.
 Teori Tindakan Sosial Emile Durkheim. Teori ini menekankan pada fakta sosial sebagai faktor
yang mempengaruhi tindakan sosial individu atau kelompok 3. Fakta sosial adalah cara bertindak,
berpikir dan merasakan yang bersifat eksternal, umum dan memaksa terhadap individu 3. Contohnya,
bahasa, agama, hukum, moral, adat istiadat.
 Teori Tindakan Sosial Karl Marx. Teori ini menekankan pada struktur ekonomi sebagai faktor yang
mempengaruhi tindakan sosial individu atau kelompok 3. Struktur ekonomi adalah sistem produksi,
distribusi dan konsumsi barang dan jasa yang menentukan hubungan sosial antara kelas-kelas dalam
masyarakat3. Contohnya, kapitalisme, sosialisme, komunisme.
 Teori Tindakan Sosial George Herbert Mead. Teori ini menekankan pada interaksi simbolik
sebagai proses pembentukan tindakan sosial individu atau kelompok 3. Interaksi simbolik adalah
proses komunikasi yang menggunakan simbol-simbol verbal atau nonverbal untuk menyampaikan
makna dan membangun identitas diri3. Contohnya, bahasa, gestur, mimik, ekspresi.
Contoh-Contoh Tindakan Sosial
Beberapa contoh tindakan sosial dalam kehidupan sehari-hari adalah:

 Mengucapkan salam. Tindakan ini merupakan contoh tindakan berorientasi nilai yang bersumber
dari agama Islam. Tindakan ini dilakukan untuk menyampaikan rasa hormat, kasih sayang dan doa
kepada orang lain.
 Mengikuti arus lalu lintas. Tindakan ini merupakan contoh tindakan rasional bertujuan yang
didasarkan pada pertimbangan logis dan instrumental. Tindakan ini dilakukan untuk mencapai tujuan
yang sudah dipikirkan sebelumnya, yaitu sampai ke tempat tujuan dengan aman dan tertib.
 Menyanyikan lagu kebangsaan. Tindakan ini merupakan contoh tindakan tradisional yang
didasarkan pada kebiasaan atau tradisi yang sudah diwariskan secara turun-temurun. Tindakan ini
dilakukan untuk menunjukkan rasa cinta tanah air dan menghormati simbol negara.
 Membantu korban bencana. Tindakan ini merupakan contoh tindakan afektif yang didasarkan pada
keterlibatan emosional yang merupakan reaksi spontan atas apa yang dialami. Tindakan ini dilakukan
untuk menunjukkan rasa empati, simpati dan solidaritas kepada sesama manusia yang sedang
mengalami kesulitan.
Bentuk-Bentuk Tindakan Sosial
Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu:

 Tindakan sosial positif. Tindakan ini adalah tindakan yang memberikan dampak positif bagi individu
atau kelompok yang melakukan maupun yang menerima tindakan tersebut 1. Tindakan ini dilakukan
dengan niat baik, tanpa pamrih, dan sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku. Contohnya, memberikan
sumbangan kepada yayasan sosial, mengajar anak-anak jalanan, membantu tetangga yang sakit.
 Tindakan sosial negatif. Tindakan ini adalah tindakan yang memberikan dampak negatif bagi
individu atau kelompok yang melakukan maupun yang menerima tindakan tersebut 1. Tindakan ini
dilakukan dengan niat buruk, egois, dan bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku. Contohnya,
mencuri barang milik orang lain, menyebarkan fitnah atau hoax, melakukan kekerasan atau intimidasi.
 Tindakan sosial individual. Tindakan ini adalah tindakan yang dilakukan oleh individu secara
sendiri-sendiri tanpa melibatkan individu lain 1. Tindakan ini dilakukan berdasarkan kepentingan atau
kebutuhan pribadi individu tersebut. Contohnya, membaca buku, bermain game, menulis diary.
 Tindakan sosial kolektif. Tindakan ini adalah tindakan yang dilakukan oleh individu secara bersama-
sama dengan melibatkan individu lain 1. Tindakan ini dilakukan berdasarkan kesepakatan atau
kerjasama antara individu-individu tersebut. Contohnya, mengadakan demo, membentuk komunitas,
melakukan gotong royong.
Ciri-Ciri Tindakan Sosial
Terdapat beberapa ciri-ciri yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi tindakan sosial, antara lain:
 Memiliki makna subjektif. Makna subjektif adalah makna yang diberikan oleh individu atau
kelompok terhadap tindakan sosial yang dilakukan atau diterima 2. Makna subjektif dapat berbeda-
beda tergantung pada latar belakang, pengalaman, pengetahuan dan pandangan hidup individu atau
kelompok tersebut2. Contohnya, mengucapkan terima kasih dapat memiliki makna subjektif sebagai
rasa hormat, rasa bersyukur, rasa malu atau rasa tidak puas.
 Mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain. Pengaruh adalah daya atau kemampuan untuk
memengaruhi perilaku atau sikap orang lain 2. Tindakan sosial dapat memengaruhi dan dipengaruhi
oleh orang lain secara langsung maupun tidak langsung 2. Contohnya, menonton film dapat
memengaruhi dan dipengaruhi oleh rekomendasi teman, ulasan kritikus, rating penonton atau iklan
media.
 Dilakukan secara sukarela. Sukarela adalah bersedia melakukan sesuatu tanpa paksaan atau tekanan
dari pihak lain2. Tindakan sosial dilakukan secara sukarela oleh individu atau kelompok sebagai
bentuk interpretasi terhadap kenyataan yang terjadi 2. Contohnya, berpartisipasi dalam pemilu
dilakukan secara sukarela oleh individu atau kelompok sebagai bentuk interpretasi terhadap kenyataan
politik yang terjadi.
 Dilakukan dalam konteks tertentu. Konteks adalah situasi atau kondisi yang menyertai suatu
peristiwa atau perbuatan2. Tindakan sosial dilakukan dalam konteks tertentu yang meliputi waktu,
tempat, suasana dan pelaku2. Konteks dapat mempengaruhi makna dan pengaruh tindakan sosial
tersebut2. Contohnya, menyapa orang asing di jalan dapat memiliki makna dan pengaruh yang
berbeda tergantung pada konteks waktu, tempat, suasana dan pelaku yang terlibat.
Interaksi sosial
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik dalam bentuk aksi saling mempengaruhi antara satu individu dan yang
lain, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok 1. Interaksi sosial merupakan salah satu wujud dan
sifat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan orang lain 2.
Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Ahli
Beberapa ahli sosiologi memberikan pengertian interaksi sosial dari berbagai sudut pandang, antara lain:

Nama Ahli Pengertian Interaksi Sosial

George Homans Interaksi sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang
menjadi pendorong individu lain untuk bertingkah laku3

Kieran Bonner Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih yang
saling mempengaruhi4

JL Gillin dan JP Interaksi sosial adalah hubungan antara dua atau lebih individu yang saling
Gillin berhubungan secara dinamis4

Soerjono Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang
Soekanto saling mempengaruhi perilaku masing-masing4

Bimo Walgito Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu atau kelompok
yang memberikan pengaruh terhadap individu atau kelompok lain2

Murdiyatmo dan Interaksi sosial adalah hubungan yang dibangun seseorang dengan orang lain
Handayani yang dalam proses kehidupan tersebut terbangun struktur sosial2

Ciri-ciri Interaksi Sosial


Interaksi sosial memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:

 Melibatkan dua pihak atau lebih


 Ada kontak sosial dan komunikasi
 Ada aksi dan reaksi
 Ada pengaruh timbal balik
 Ada tujuan bersama
 Ada norma dan nilai yang dijunjung
Syarat Interaksi Sosial
Interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi 4.
Kontak Sosial
Kontak sosial adalah adanya hubungan aksi dan reaksi antara individu atau kelompok. Kontak sosial dapat terjadi
secara langsung (primer) atau tidak langsung (sekunder). Kontak sosial primer misalnya bertemu muka, bersalaman,
berpelukan. Kontak sosial sekunder misalnya melalui telepon, surat, media sosial.
Komunikasi
Komunikasi adalah kegiatan memahami pesan orang lain dan memberikan reaksi atas pesan tersebut. Komunikasi
dapat dilakukan secara verbal (lisan atau tulisan) atau nonverbal (gerak tubuh, ekspresi wajah, simbol). Komunikasi
merupakan sarana untuk menyampaikan informasi, gagasan, perasaan, dan sikap.
Jenis dan Contoh Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan subjek yang terlibat, yaitu:
Interaksi Sosial Individu dengan Individu
Interaksi ini terjadi antara dua orang individu secara langsung. Contohnya:

 Percakapan antara guru dan murid


 Wawancara antara pewawancara dan narasumber
 Perdebatan antara dua kandidat pemilu
Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok
Interaksi ini terjadi antara seorang individu dengan sekelompok orang. Contohnya:

 Presentasi seorang mahasiswa di depan kelas


 Pidato seorang pemimpin di depan rakyat
 Penampilan seorang penyanyi di depan penonton
Interaksi Sosial Kelompok dengan Kelompok
Interaksi ini terjadi antara dua kelompok atau lebih. Contohnya:

 Pertandingan sepak bola antara dua tim


 Kerjasama antara dua negara
 Perang antara dua kelompok bersenjata
Pola Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat memiliki pola yang berbeda-beda, tergantung pada situasi dan kondisi yang terjadi. Beberapa
pola interaksi sosial yang umum adalah:

 Interaksi sosial asosiatif, yaitu interaksi yang bersifat positif dan mengarah pada kerjasama,
akomodasi, toleransi, akulturasi, atau asimilasi.
 Interaksi sosial disosiatif, yaitu interaksi yang bersifat negatif dan mengarah pada persaingan,
kontravensi, pertentangan, atau konflik.
 Interaksi sosial campuran, yaitu interaksi yang mengandung unsur asosiatif dan disosiatif secara
bersamaan.
Faktor-Faktor Terbentuknya Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat terbentuk karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain:
Imitasi
Imitasi adalah meniru perilaku orang lain. Imitasi dapat memicu interaksi sosial karena adanya rasa kagum, hormat,
atau ingin menyenangkan orang lain.
Sugesti
Sugesti adalah pengaruh pikiran atau perasaan orang lain terhadap diri sendiri. Sugesti dapat memicu interaksi sosial
karena adanya rasa percaya, takut, atau tergantung pada orang lain.
Simpati
Simpati adalah perasaan tertarik atau menyukai orang lain. Simpati dapat memicu interaksi sosial karena adanya rasa
senang, peduli, atau ingin membantu orang lain.
Identifikasi
Identifikasi adalah proses menyerap atau menjiwai ciri-ciri orang lain. Identifikasi dapat memicu interaksi sosial
karena adanya rasa keterikatan, kebanggaan, atau ingin menyamai orang lain.
Empati
Empati adalah kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain. Empati dapat memicu interaksi sosial
karena adanya rasa pengertian, simpati, atau solidaritas dengan orang lain.
Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat memiliki bentuk yang berbeda-beda, tergantung pada tujuan dan hasil yang dicapai. Beberapa
bentuk interaksi sosial yang umum adalah:
Interaksi Sosial Asosiatif (Positif)
Interaksi ini mengarah pada suatu kerjasama, kesepakatan, atau penyesuaian antara individu atau kelompok.
Beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif adalah:
Kerjasama
Kerjasama adalah bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama
dengan cara saling membantu dan menguntungkan. Contohnya:

 Gotong royong membersihkan lingkungan


 Relawan membantu korban bencana
 Koperasi mengelola usaha bersama
Akomodasi
Akomodasi adalah bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk mengatasi konflik atau
pertentangan dengan cara mencari titik temu atau kesepakatan. Contohnya:

 Ajudikasi, yaitu penyelesaian konflik melalui pengadilan


 Arbitrase, yaitu penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang netral dan berwenang
 Kompromi, yaitu penyelesaian konflik melalui saling mengalah dan memberi konsesi
 Konsiliasi, yaitu penyelesaian konflik melalui perantara yang bersahabat dan menengahi
 Mediasi, yaitu penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang netral dan membantu mencari solusi
 Stalemate, yaitu penyelesaian konflik melalui penghentian sementara pertikaian karena kedua belah
pihak sama kuat.
Toleransi
Toleransi adalah bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk menerima perbedaan
pendapat, sikap, perilaku, atau kepercayaan dengan cara saling menghormati dan tidak memaksakan kehendak.
Contohnya:

 Menghargai kepercayaan orang lain yang berbeda agama


 Menghormati hak asasi manusia yang berbeda ras atau etnis
 Mengakui keberagaman budaya yang berbeda adat atau tradisi
Akulturasi
Akulturasi adalah bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk menyesuaikan diri dengan
budaya yang berbeda dengan cara saling meminjam dan mengadopsi unsur-unsur budaya. Contohnya:

 Masyarakat Indonesia mengadopsi bahasa, agama, dan teknologi dari bangsa asing
 Masyarakat Jawa mengadopsi seni tari, musik, dan pakaian dari budaya Hindu-Buddha
 Masyarakat Amerika mengadopsi makanan, olahraga, dan musik dari budaya Afrika
Asimilasi
Asimilasi adalah bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk menyatukan diri dengan
budaya yang berbeda dengan cara menyerap dan menghilangkan perbedaan-perbedaan budaya. Contohnya:

 Masyarakat Tionghoa di Indonesia menyesuaikan diri dengan budaya lokal dan menghilangkan ciri-
ciri khas Tionghoa
 Masyarakat Indian di Amerika menyesuaikan diri dengan budaya Barat dan menghilangkan ciri-ciri
khas Indian
 Masyarakat Papua di Jawa menyesuaikan diri dengan budaya Jawa dan menghilangkan ciri-ciri khas
Papua
Interaksi Sosial Disosiatif (Negatif)
Interaksi ini mengarah pada suatu persaingan, pertentangan, atau konflik antara individu atau kelompok. Beberapa
bentuk interaksi sosial disosiatif adalah:
Persaingan (Kompetisi)
Persaingan adalah bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama
dengan cara saling bersaing dan mengalahkan. Contohnya:

 Siswa bersaing untuk mendapatkan nilai tertinggi


 Partai politik bersaing untuk memenangkan pemilu
 Perusahaan bersaing untuk mendapatkan pasar
Kontravensi
Kontravensi adalah bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk melanggar norma atau
aturan yang berlaku dengan cara saling menentang dan melawan. Contohnya:

 Demonstran melanggar ketertiban umum


 Pelajar melanggar tata tertib sekolah
 Pencuri melanggar hukum
Pertentangan
Pertentangan adalah bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk menyatakan
ketidaksetujuan atau ketidakpuasan terhadap suatu hal dengan cara saling berdebat dan membantah. Contohnya:

 Suami istri bertengkar karena masalah rumah tangga


 Mahasiswa berdiskusi karena perbedaan pendapat
 Wartawan bertanya karena kekurangan informasi
Konflik
Konflik adalah bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk menyelesaikan perselisihan
atau masalah dengan cara saling menyerang dan merusak. Contohnya:

 Perang antara dua negara karena sengketa wilayah


 Kerusuhan antara dua kelompok karena isu agama
 Pembunuhan antara dua orang karena dendam.
Identitas Sosial
Identitas sosial adalah bagian dari konsep diri seseorang yang berasal dari pengetahuan mereka tentang
keanggotaan dalam suatu kelompok sosial bersamaan dengan signifikansi nilai dan emosional dari
keanggotaan tersebut12. Identitas sosial berkaitan dengan keterlibatan, rasa peduli, dan juga rasa bangga dari
keanggotaan dalam suatu kelompok tertentu 12. Identitas sosial merupakan cara seseorang mempresentasikan dirinya
kepada orang lain dengan menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol yang mencerminkan kelompok sosial yang
diterimanya3.
Fungsi Identitas Sosial
Identitas sosial memiliki beberapa fungsi, antara lain:

 Membantu seseorang menemukan jati diri dan rasa percaya diri yang lebih tinggi, efisien, dan efektif 3.
 Membantu seseorang mengenali dirinya dari mana ia berasal melalui cara berpikir dan bertindak 3.
 Membantu seseorang mendapatkan pengakuan (recognition) dari pihak lain (the others) sehingga
nantinya mereka akan mendapatkan suatu persamaan sosial (social equality) 3.
 Membantu seseorang membedakan dirinya dengan orang lain dilihat dari ciri-ciri sosial seperti
kebiasaan berpakaian, gaya bahasa, kebiasaan mengisi waktu luang, komunitas yang dibentuk,
kebiasaan berbelanja dan sebagainya2.
Dimensi Identitas Sosial
Identitas sosial memiliki tiga dimensi utama, yaitu:

 Kognitif: Merupakan pengetahuan seseorang tentang keanggotaannya dalam suatu kelompok sosial
dan kategorisasi dirinya sebagai anggota kelompok tersebut4.
 Evaluatif: Merupakan penilaian seseorang terhadap kelompoknya sendiri dan kelompok lain yang
berhubungan dengan harga diri dan kepuasan4.
 Emosional: Merupakan perasaan seseorang terhadap kelompoknya sendiri dan kelompok lain yang
berhubungan dengan keterikatan, loyalitas, dan solidaritas4.
Komponen Identitas Sosial
Identitas sosial memiliki empat komponen utama, yaitu:

 Kesadaran diri: Merupakan kemampuan seseorang untuk menyadari dirinya sebagai individu yang
unik dan berbeda dengan orang lain4.
 Kesadaran kelompok: Merupakan kemampuan seseorang untuk menyadari dirinya sebagai bagian
dari suatu kelompok sosial yang memiliki ciri-ciri tertentu 4.
 Keterkaitan: Merupakan hubungan antara individu dengan anggota kelompoknya yang didasarkan
pada kesamaan tujuan, nilai-nilai, norma-norma, dan kepentingan4.
 Keterbedaan: Merupakan perbedaan antara individu atau kelompok dengan individu atau kelompok
lain yang didasarkan pada perbandingan atau kontras4.
Teori Identitas Sosial
Teori identitas sosial adalah teori yang menjelaskan bagaimana identitas sosial seseorang terbentuk dan
mempengaruhi perilaku sosialnya. Teori ini dikembangkan oleh Henri Tajfel dan John Turner pada tahun 1970-an.
Teori ini mengemukakan beberapa hal penting, antara lain:

 Identitas sosial seseorang dipengaruhi oleh kategorisasi diri dalam kelompok-kelompok sosial
tertentu.
 Identitas sosial seseorang dipengaruhi oleh identifikasi diri dengan kelompok-kelompok sosial
tertentu yang memberikan rasa kebersamaan dan keterlibatan.
 Identitas sosial seseorang dipengaruhi oleh perbandingan diri dengan kelompok-kelompok sosial lain
yang memberikan rasa positif dan negatif terhadap diri sendiri dan kelompoknya.
 Identitas sosial seseorang mempengaruhi perilaku sosialnya dalam hal kerjasama, kompetisi, konflik,
diskriminasi, dan stereotip.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Identitas Sosial
Identitas sosial seseorang tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan melalui suatu proses yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi identitas sosial dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
 Faktor internal: Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti faktor genetik,
konsep diri, minat, bakat, dan kepribadian.
 Faktor eksternal: Merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang, seperti faktor lingkungan
sosial, budaya, pengalaman hidup, pengaruh teman sebaya, hubungan persahabatan, dan tekanan
teman sebaya.
Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi identitas sosial antara lain:

 Faktor genetik: Merupakan faktor yang diturunkan dari orang tua atau leluhur seseorang, seperti
jenis kelamin, ras, warna kulit, bentuk tubuh, dan sebagainya. Faktor genetik dapat mempengaruhi
identitas sosial seseorang dalam hal ketergantungan pada kelompok-kelompok sosial tertentu yang
memiliki ciri-ciri fisik yang sama atau mirip.
 Konsep diri: Merupakan gambaran atau pandangan seseorang tentang dirinya sendiri, baik secara
fisik, mental, emosional, maupun sosial. Konsep diri dapat mempengaruhi identitas sosial seseorang
dalam hal penilaian terhadap dirinya sendiri dan kelompoknya, serta perbandingan dirinya dengan
orang lain atau kelompok lain.
 Minat: Merupakan kecenderungan atau ketertarikan seseorang terhadap sesuatu hal atau aktivitas
tertentu. Minat dapat mempengaruhi identitas sosial seseorang dalam hal pemilihan atau partisipasi
dalam kelompok-kelompok sosial tertentu yang sesuai dengan minatnya.
 Bakat: Merupakan kemampuan atau potensi seseorang dalam bidang tertentu yang bersifat alami atau
bawaan. Bakat dapat mempengaruhi identitas sosial seseorang dalam hal pengembangan atau
pengungkapan diri dalam kelompok-kelompok sosial tertentu yang mendukung bakatnya.
 Kepribadian: Merupakan keseluruhan ciri-ciri atau sifat-sifat seseorang yang membedakannya
dengan orang lain. Kepribadian dapat mempengaruhi identitas sosial seseorang dalam hal perilaku
atau sikap dalam berinteraksi dengan anggota kelompoknya atau kelompok lain.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi identitas sosial antara lain:

 Lingkungan sosial: Merupakan kondisi atau situasi tempat seseorang berada dan berinteraksi dengan
orang lain. Lingkungan sosial dapat mempengaruhi identitas sosial seseorang dalam hal penyesuaian
atau adaptasi dengan norma-norma, nilai-nilai, aturan-aturan, dan budaya yang berlaku di lingkungan
tersebut.
 Budaya: Merupakan keseluruhan pola hidup atau cara bertindak yang dianut dan dipraktikkan oleh
suatu masyarakat atau kelompok tertentu. Budaya dapat mempengaruhi identitas sosial seseorang
dalam hal pemahaman atau penghargaan terhadap keunikan atau keberagaman yang ada di
masyarakat atau kelompok tersebut.
 Pengalaman hidup: Merupakan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang dialami oleh
seseorang sepanjang hidupnya. Pengalaman hidup dapat mempengaruhi identitas sosial seseorang
dalam hal pembelajaran atau penguatan terhadap dirinya sendiri dan kelompoknya, serta perubahan
atau perkembangan diri seiring dengan waktu.
 Pengaruh teman sebaya: Merupakan pengaruh atau dorongan yang datang dari orang-orang yang
sebaya atau seumur dengan seseorang. Pengaruh teman sebaya dapat mempengaruhi identitas sosial
seseorang dalam hal pemilihan atau pergaulan dengan kelompok-kelompok sosial tertentu yang sesuai
dengan keinginan atau harapan teman-temannya.
 Hubungan persahabatan: Merupakan hubungan yang didasarkan pada rasa saling menghormati,
menghargai, mendukung, dan menyayangi antara seseorang dengan orang lain. Hubungan
persahabatan dapat mempengaruhi identitas sosial seseorang dalam hal pembentukan atau
pemeliharaan ikatan yang kuat dengan anggota kelompoknya atau kelompok lain.
 Tekanan teman sebaya: Merupakan tekanan atau paksaan yang datang dari orang-orang yang sebaya
atau seumur dengan seseorang untuk melakukan sesuatu hal atau aktivitas tertentu. Tekanan teman
sebaya dapat mempengaruhi identitas sosial seseorang dalam hal penurutan atau penolakan terhadap
tuntutan atau permintaan teman-temannya.
Dampak Identitas Sosial Terhadap Perilaku
Identitas sosial tidak hanya mempengaruhi cara seseorang memandang dirinya sendiri dan kelompoknya, tetapi juga
mempengaruhi cara seseorang berperilaku terhadap anggota kelompoknya atau kelompok lain. Identitas sosial dapat
memiliki dampak positif maupun negatif terhadap perilaku, tergantung pada situasi dan konteksnya. Beberapa
dampak identitas sosial terhadap perilaku antara lain:

 Kerjasama: Merupakan perilaku yang menunjukkan sikap saling membantu, mendukung, dan
bekerja sama dengan anggota kelompoknya atau kelompok lain untuk mencapai tujuan bersama.
Kerjasama dapat dipengaruhi oleh identitas sosial dalam hal keterikatan, loyalitas, dan solidaritas
yang dirasakan oleh seseorang terhadap kelompoknya atau kelompok lain.
 Kompetisi: Merupakan perilaku yang menunjukkan sikap saling bersaing, menantang, dan berusaha
mengungguli anggota kelompoknya atau kelompok lain untuk mencapai tujuan pribadi atau
kelompok. Kompetisi dapat dipengaruhi oleh identitas sosial dalam hal perbandingan, penilaian, dan
keinginan untuk mempertahankan atau meningkatkan status sosial yang dimiliki oleh seseorang atau
kelompoknya.
 Konflik: Merupakan perilaku yang menunjukkan sikap saling bertentangan, berlawanan, dan
berkonfrontasi dengan anggota kelompoknya atau kelompok lain karena adanya perbedaan atau
ketidaksesuaian tujuan, nilai-nilai, kepentingan, atau pandangan. Konflik dapat dipengaruhi oleh
identitas sosial dalam hal perasaan ancaman, ketidakadilan, atau ketidakpuasan yang dirasakan oleh
seseorang atau kelompoknya terhadap kelompok lain.
 Diskriminasi: Merupakan perilaku yang menunjukkan sikap tidak adil, tidak setara, atau tidak
menghormati anggota kelompok lain karena adanya perbedaan atau ketimpangan status sosial.
Diskriminasi dapat dipengaruhi oleh identitas sosial dalam hal stereotip, prasangka, atau sikap negatif
yang dimiliki oleh seseorang atau kelompoknya terhadap kelompok lain.
 Stereotip: Merupakan perilaku yang menunjukkan sikap menyederhanakan, menggeneralisasi, atau
memberi label kepada anggota kelompok lain berdasarkan ciri-ciri tertentu tanpa mempertimbangkan
variasi individual. Stereotip dapat dipengaruhi oleh identitas sosial dalam hal kategorisasi sosial yang
dilakukan oleh seseorang untuk membedakan dirinya dengan orang lain atau kelompok lain.

Anda mungkin juga menyukai