Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TANAMAN PADI

Disusun Oleh:
NAMA :SULASTINA
NIM : 2021C1B050
PRODI : TEKNIK PERTANIAN (B)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah SWT. yang memerlukan makan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti yang diketahui saat ini banyak orang yang
mati, karena kelaparan. Kejadian itu sering terjadi, terutama di Indonesia yang disebabkan
karena kemalasan mereka untuk bekerja dan juga kurang pedulinya pemerintah terhadap
rakyat-rakyat kecil.
Manusia memerlukan kebutuhan makanan pokok, yang mana di setiap suatu negara memiliki
makanan pokok yang berbeda-beda. Tetapi yang makanan pokok yang cukup terkenal adalah
beras atau nasi. Dan sebagian besar penduduk Indonesia makanan pokoknya adalah nasi.
Yang mana awalnya nasi atau beras itu berasal suatu tumbuhan padi seperti rumput-
rumputan, yang banyak ditanam dan dibudidayakan di negara kita tercinta yaitu negara
Indonesia.
Sebelum manusia mengenal nasi, terutama di negara Indonesia ini, makanan pokoknya
adalah jagung, ketela, dan sagu. Untuk sagu itu yang paling banyak dibudidayakan di Papua,
karena sagu sebagai makanan pokok orang Papua sampai pada saat ini.
Nasi adalah makanan pokok yang berasal dari padi dan mudah dinikmati oleh siapapun,
bukan hanya nikmat, tetapi nasi mengandung berbagai zat makanan yang dipelukan oleh
tubuh kita, yaitu karbohidrat,protein, lemak, serat kasar, abu, dan vitamin. Sehingga dapat
membuat tubuh atau badan kita sehat. Dan jika ingin lebih nikmat lagi, nasi dapat dicampur
dengan lauk-pauk seperti ikan, daging, tempe, dan sayur- sayuran seperti bayam, wortel, dan
lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang di pertanyakan dalam makalah ini adalah:
1.Sejarah tanaman padi
2 Apa pengertian dari pada padi
3. Apa manfaat dari tanaman padi
4. Jenis-jenis tanaman padi berdasarkan varietasnya

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah budidaya
tanaman pangan,dan agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui tentang tanaman pangan
seperti padi. Dan semoga makalah ini bias menunjang pengertian kita tentang tanaman
pangan yang setiap hari kita konsumsi yaitu padi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek
moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Produksi padi dunia menempati
urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi
merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
Asal-usul budidaya padi diperkirakan berasal dari daerah lembah Sungai Gangga dan Sungai
Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse. Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh
dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara
cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi
merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar
pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau
Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan
adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke
bagian akar.
Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena
berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari
pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi ini tidak dapat
dilanjutkan dan baru kembali pulih sejak tahun 2007.
Bagi kebanyakan rakyat Indonesia “belum makan nasi berarti belum makan”tidak peduli
apakah harga beras murah atau mahal yang penting persediaan beras tetap terjamin. Beras
memang penting bagi sebagian besar bangsa di Asia, terutama Indonesia.
Bahkan di Srilangka, analisa politik selalu mencantumkan beras sebagai salah satu variabel
penting yang mempengaruhi popularitas penguasa. Di Jepang pada akhir PD II, setelah
menyerah pada sekutu, rakyat hampir tidak menyentuh terigu bantuan AS sampai terigu itu
dimodifikasi menjadi mie ramen. Itupun tak bisa menggantikan nasi sebagai makanan pokok
mereka.
Mengapa kita “tergila-gila”pada beras? jawabannya bisa bermacam-macam. Yang jelas asal
mula tanaman padi yang menghasilkan beras itu memang dari Asia. Tepatnya di daerah utara
Benggala, India. Ada juga yang mengatakan padi berasal dari Cina dan dibudidayakan
pertama kali pada masa kekaisaran Shen Nung.
Padi dan saudara-saudaranya, yakni gandum (Triricu sativum), jagung (Zeamays), sorghum
(Andropogon sorghum) adalah keluarga dalam famili graminaceae. Sebenarnya ada satu lagi
saudaranya, yaitu alang-alang (Imperata cylindrica) yang dibiarkan hidup liar bahkan di
basmi habis-habisan.

Tanaman padi yang kita kenal sekarang ini (Oryza sativa L) konon mempunyai varietas-
varietas padi liar, semisal Oryza L.f. spontanea, Oryza officinalia wall, Oryza perennis, yang
kebetulan tumbuh dikawasan itu. Dari sana padi menyebar keberbagai tempat. Ke timur
sampai di Cina dan Jepang, kebarat sampai di Persia (Iran) dan Mesopotamia (Irak).
2.2 Pengartian

Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia.
Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia.
Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh
daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah.
Sistem penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah secara sempurna
seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak, pembajakan dapat dilakukan
dengan mesin, kerbau atau melalui pencangkulan oleh manusia. Setelah dibajak, tanah
dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa tempat, tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari.
Selanjutnya tanah dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan
ketiga kalinya 3-5 hari menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam dengan cara
pengolahan sawah seperti di atas (yang sering disebut pengolahan tanah sempurna, intensif
atau konvensional) banyak kelemahan yang timbul penggunaan air di sawah amatlah boros.
Padahal ketersediaan air semakin terbatas. Selain itu pembajakan dan pelumpuran tanah yang
biasa dilakukan oleh petani ternyata menyebabkan banyak butir-butir tanah halus dan unsur
hara terbawa air irigasi. Hal ini kurang baik dari segi konservasi lingkungan.
Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air cukup banyak untuk hidupnya. Memang
tanaman ini tergolong semi aquatis yang cocok ditanam di lokasi tergenang. Biasanya padi
ditanam di sawah yang menyediakan kebutuhan air cukup untuk pertumbuhannya. Meskipun
demikian, padi juga dapat diusahakan di lahan kering atau ladang. Istilahnya adalah padi
gogo. Namun kebutuhan airnya harus terpenuhi.

2.3 Manfaat Padi


Pasti semua orang tahu seperti apa padi itu? Padi merupakan tanaman yang banyak ditanam
oleh petani-petani indonesia, khususnya pada musim penghujan. Padi mempunyai nama
ilmiah oriza sativa, dari familly Poaccae (Gramincae).
Selain sebagai makanan pokok sebagianbesar penduduk indonesia, padi memiliki banyak
manfaat lain yang jarang orang mengetahuinya, bahkan tidak mengetahuinya. Dari semua
bagian padi dapat memberikan manfaat-manfaat yang berguna bagi kesehatan. Antara lain:
1. Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:
· lambung dan limpa lemah
· tidak nafsu makan
· gangguan pencernaan
· rasa penuh di dada dan perut
· beri-beri
· tangan dan kaki rasa kesernutan
· baal.
2. Tangkai buah (merang) berkhasiat untuk mengatasi:
· Rambut kotor
· keguguran
3. Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi:
· demam
· diare
· gondongan
· rematik, kesleo
· radang payudara, radang kulit,
· bisul.
4. Akar (No tao ken) berkhasiat untuk mengatasi:
· keringat berlebiban
· berkeringat spontan
· filariasis.
Bagaimana cara menggunakannya? Cara menggunakannya cukup mudah yaitu selaput biji
(bekatul) sebanyak 10 – 15 g atau akar 15 – 20 g direbus, lalu airnya diminum. Untuk
pemakaian luar, beras digiling halus bersama bahan lain, untuk pemakaian setempat. Merang
dibakar, lalu tambahkan air. Campuran ini baik untuk mencuci rambut.
Untuk penyembuhan penyakit-penyakit dengan cara:
Diare
Segenggam beras merah disangrai sampai kuning, lalu digiling halus. Seduh dengan air panas
sambil diaduk merata, sampai menjadi kuah kental. Ramuan yang disebut air tajin ini lalu
ditambah sedikit garam. Setelah dingin siap untuk diminum. Lakukan 2 – 3 kali sehari.
Gondongan
Ambil sekepal nasi panas, urutkan pada bagian pipi yang bengkak.
Rematik
Sediakan beras merah 1 sendok, lempuyang sepanjang 1/2 jari tangan, dan cabai rawit 3
buah. Semua bahan tersebut setelah dicuci bersih lalu ditumbuk sampai menjadi seperti
bubur. Balurkan ke tempat yang sakit.
Mematangkan bisul
Untuk bisul yang besar dan keras dikompres dengan bubur nasi.
Beri-beri
Siapkan bekatul beras merah sebanyak 3 sendok makan lalu seduh dengan 100 cc susu sapi
sambil diaduk merata. Minum selagi hangat. Lakukan 2 kali sehari.
Untuk para wanita yang ingin rambutnya hitam berkilau dapat dilakukan dengan cara:
Sebanyak 2 ikat tangkai buah kering (merang) dimasukkan ke dalam panci atau bejana dari
tanah liat. Kemudian merang dibakar sampai semuanya hangus menjadi abu. Tambahkan 1
liter air, lalu embunkan di udara terbuka semalaman. Ambil air yang bening untuk keramas.
Selesai keramas, bilas dengan air perasan 1 buah jeruk purut yang telah masak dan
diencerkan dengan 2 gelas air. Kemudian rambut dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
Lakukan 3 kali dalam seminggu.
Sifat-sifat kimiawi dan efek farmakologis padi:
· Akar bersifat hangat dan manis
· Selaput biji (kulit ari) bersifat manis, netral, serta masuk meridian limpa dan lambung
· Biji mengandung karbohidrat, dextrin, arabanoxylan, xylan, phytin, glutelin, enzim
(phytase, lypase, diastase), dan vitamin B

2.4 Jenis – Jenis Tanaman Padi Berdasarkan Varietasnya


Tanaman padi dapat dibedakan berdasarkan varietasnya. Varietas tanaman padi ini banyak
sekali. Dan hampir setiap tahun muncul dengan sifat genetik yang lebih baik. Secara umum,
tanaman padi dibedakan dalam 3 jenis “varietas”,
1. Varietas Padi Hibrida
Arti mudahnya bisa dikatakan varietas padi sekali tanam, hasilnya akan maksimal bila sekali
ditanam. Tetapi bila keturunannya (benih) ditanam kembali maka hasilnya akan berkurang
jauh. Memang varietas ini dibuat atau direkayasa oleh pemiliknya untuk sekali tanam saja.
Tujuannya agar petani membeli kembali. Harga benih hibrida sangat mahal, bisa mencapai 40
ribu-60 ribu per kilo.
Contohnya: Intani 1 dan 2, PP1, H1, Bernas Prima, Rokan, SL 8 dan 11 SHS, Segera Anak,
SEMBADA B3, B5, B8 DAN B9, Hipa4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7, Hipa 8, Hipa 9,
Hipa 10, Hipa 11, Long Ping (pusaka 1 dan 2), Adirasa-1, Adirasa-64, Hibrindo R-1,
Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5, MIKI-1,2,3, SL 8 SHS, SL 11 HSS, Maro dll.
Varietas padi hibrida ada juga yang dilepas pemerintah. Tapi ada juga (boleh dikatakan
banyak) yang didatangkan (import) dari negara lain.
2. Varietas Padi Unggul
Arti mudahnya varietas ini bisa berkali-kali ditanam dengan perlakuan yang baik. Hasil dari
panen varietas ini bisa dijadikan benih kembali. Ada petani yang saya temui bisa menanam
sampai 10 kali lebih dengan hasil yang hampir sama. Varietas padi unggul adalah varietas
yang telah di lepas oleh pemerintah dengan SK Menteri Pertanian. Varietas ini telah melewati
berbagai uji coba. Harga benih verietas ini murah, harganya bisa mencapai 5 ribu- 10 ribu per
kilo.
Contoh dari varietas ini yang banyak di tanam petani adalah
CIHERANG (bisa mencapai 47 % dari total varietas yang ditanam), IR-64, Mekongga,
Cimelati, Cibogo, Cisadane, Situ Patenggang, Cigeulis, Ciliwung, Cimelati, Membramo,
Sintanur, Jati luhur, Fatmawati, Situbagendit, dll.
Sejak tahun 2008, penamaan padi berubah. Untuk padi sawah dinamakan Inpari (Inbrid Padi
Irigasi). Misalnya: Inpari 1-10, Inpari 11, Inpari 12 dan Inpari 13, dll. Sedangkan daripihak
BATAN telah mengeluarkan padi varietas : Cilosari, Diahsuci, Bestari, Inpari Sidenuk,
Pandan Putri dll.
Pada tahun 2010/2011 untuk varietas Inpari, INPARI 13 lah yang banyak banyak ditanam
petani. Pemerintah ingin agar INPARI 13 menggeser varietas ciherang yang paling banyak
ditanam petani.
Untuk tahun 2011 juga, BB Padi telah mengeluarkan varietas terbaru dengan keunggulan
yang lebih beragam seperti : Inpari 14 Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan,
Inpari 17, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, inpari 21, dll. Untuk tahun 2012 : telah dilepas
beberapa varietas padi, antara lain: inpari 22-29.
Untuk Padi Rawa ( Inpara ) juga banyak dilepas pemerintah. Contohnya: Inpara 1-8, dll.
Demikian pula untuk padi gogo (inpago). Contohnya: Inpago 1-5, dll
3. Varietas Padi Lokal
Varietas padi lokal adalah varietas padi yang sudah lama beradaptasi di daerah tertentu.
Sehingga varietas ini mempunyai karakteristik spesifik lokasi di daerah tsb. Setiap varietas
mempunyai keunggulan dan kelemahan. Demikian juga untuk varietas lokal tsb. Contoh
varietas lokal: varietas kebo, dharma ayu, pemuda idaman, (Indramayu), Gropak, Ketan
tawon, Gundelan, dll ( Malang), Merong ( pasuruan ), Simenep , Srimulih, Andel Jaran,
Ketan Lusi, Ekor Kuda, hingga Gropak ( Kulon Progo-Jogja), dll.
Dalam tulisan “Benih Padi Lokal Harus Didukung Pemerintah” yang ditulis oleh Lukas Adi
Prasetya dan Idha Saraswati diberitakan ketika Festival Benih Padi 2009 yang dilangsungkan
Jumat dan Sabtu di Ganjuran, Bambanglipuro, Bantul, ini, benih-benih padi varietas lokal
dikenalkan.
“Yang ini adalah varietas Srimulih. Berasnya mirip IR 64, baik bentuk maupun rasanya.
Kelebihan Srimulih adalah, jika menyantap, awet kenyangnya. Beras IR, nggak bisa awet
kenyangnya. Tanaman padi Srimulih juga nggak manja,” ujar Hendrastuti yang juga sebagai
Koordinator Umum Jaringan Petani Kulon Progo ini.

2.5 TEKNIS BUDIDAYA


1. Pembibitan
Ada beberapa tahapan untuk menanam padi maupun budidaya padi, langkah-langkanh
tersebut perlu kita lakukan untuk mendapat hasil yang maksimal. Sebelum ditanam, tanaman
padi harus disemaikan lebih dahulu. Pesemaian itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan
baik, maksudnya agar diperoleh bibit yang baik, sehingga pertumbuhannya akan baik pula.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian sebagai berikut:
A. Memilih Tempat Pesemaian
Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh
bibit yang baik.
Tananya harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.
Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar matahari
dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.
Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak
membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air
untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian tidak
berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat biaya atau
tenaga pengangkutannya.
B. Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian
Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penanaman. Karena
adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan ppadi kering, maka tanah pesemaian juga dapat
dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering.
· Pesemaian Basah
Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur. Rumput-
rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibeersihkan lebih dulu. Kemudian sawah
digenangi air, maksud digenagi air ini agar tanag menjadi klunak, rumpput-rumputan yang
akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam serngga yang dapat merusak bibit mmati
pula.
Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalau dibajak/digaru dua kali atau tanah
menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki
pematang. Sebagai ukuran dsar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari
araeal sawa yang akan ditanamai. Jadi apabila sawwah yang akan ditanami seluas 1Ha, maka
luas pesemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji yang
dibutuhkan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m², atau sebanyak kurang lebih 40 kg.
· Pesemaian Kering
Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Rumpu-rumput dan
sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Tanah dibolak-balik dengan
bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi
gembur.
Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun ukuran
bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm.
Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm sebagai selokan yang dapat
digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan, penyemprotan hama,
penyiangan, dan pencabutan bibit.
C. Penaburan Biji
Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam dalam air. Biji-biji yang
bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji
yang terapaung bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga
agar cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian bijhi diambil dari
rendaman lalu di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan
selama 8 jam.
Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat
pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu
jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-
kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih
tidak merata.raan
D. Pemeliharaan Pesemaian
· Pengairan
Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam, baru
dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar tidak berkelompok-kelompok
sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu
dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan mempercepat pertumbuhaan.
Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air dimasukan dalam
selokan antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air
dan benih akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar,
penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak
ditumbuhi rumput, perlu digenagi aiar. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput,
maka penggenangan air hanya kalau memerlukan saja.
· Pengobatan
Untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian perlu disemprot dengan
Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan sesudah pesemaian berumur 17 hari.
2. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah disiapkan sejak dua bulan penanaman.
Pelaksanaanya dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan cara tradisional dan
cara modern.
· Pengolahan tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan tanah sawa dengan
alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuaya dilakukan oleh nusia
atau dibantu ooleh binatang misalnya, kerbau dan sapi.
· Pengolahan tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahaan tanah sawa yang
dilaukan dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat pengolahan tanah yang serba dapat kerja
sendiri.

1. Pembersihan
Sebelum tanah sawa dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu dari jerami-jerami atau
rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu tempat atau dijadikan kompos. Sebaiknya
jangan dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan menghilangkan zat nitrogen yang sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman.
2.Pencangkulan
Sawah yang akan dicangkul harus digenagi air terlebih dahulu agar tanah menjjadi lunak dan
rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan
perbaikan pematang-pematang yang bocor.
3 Pembajakan
Sebelum pembajakan, sawah sawah harus digenangi air lebih dahulu. Pembajakan dimulai
dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan
adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan membenamkan bahan-bahan organis
seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai
pembajakan sawah digenagi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan sisa-
sisa tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan tanah.
4 Penggaruan
Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi. Sehingga cukup hanyya untuk
membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan berrulang-ulang
sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air ke bawah.
Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenagi air lagi selama 7-10 hari, selang
beberapa hari diadakan pembajakan yyang kedua. Tujusnnya yaitu: meratakan tanah,
meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar menjadi lebih sempurna.

3. PENANAMAN
A. Pemilihan Bibit
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di pesemaian. Bibit yang
akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7
helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan
memudahkan pencabutan.
Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan
kita, usahakan batangnya jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain:
· Umurnya tidak lebih dari 40 hari
· Tingginya kurang lebih dari 40 hari
· Tingginya kurang lebih 25 cm
· Berdaun 5-7 helai
· Batangnya besar dan kuat
· Bebas dari hama dan penyakit
Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk memudahkan
pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam, jangan sampai bermalam.
Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan jjarak 20
x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan
memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan
secara merata.
Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2
atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan
sampai miring.
Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit yang ditanam
terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya sedikit.
Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah reba atau hanyut oleh aliran
air. Dengan demiikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam maupun terlalu
dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.

4 PEMELIHARAAN
A. Pengairan
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Masalah pengairan bagi
tanaman padi sawah merupakan salah satu factor penting yang harus mendapat perhatian
penuh demi mendapat hasil panen yang akan datang.
Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah air yang berasal dari sungai,
sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk
menambah kesuburan tanah dan tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk
pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran.
Memasukan air kedalam sawah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran sekunder.
Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih
dahulu air pada saluran sekunder.
Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula
lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus.
Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna
bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat
luru, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan.
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur dengan cara
sebagai berikut:
Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.
Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.
Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat
ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak bersama-
sama.
B Penyiangan dan Penyulaman
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera diganti (disulam).
Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila penggantian bibit baru jangan sampai
lewat 10 hhari sesudah tanam.
Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput liar yang
tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil zat-zat makanan
yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali yang pertama setelah padi
berumur 3 minggu dan yang kedua setelah padi berumur 6 minggu.

C. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang dibutuhkan
oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi, pupuk yang digunakan antara lain:
1. Pupuk alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat
digunakan pupuk-pupuk alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos.
Banyyaknya kira-kira 10 ton / ha.
2. Pupuk buatan diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun
manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:
· ZA/Urea : menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat
tumbuhnya tanaman, dan menambah besarnya gabah.
· DS/TS : mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan
buah, mempercepat panen.
· ZK : memberikan ketahanan tanaman terhadap hama / penyakit, dan mempercepat
pembuatan zat pati.
5. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
A. Hama putih (Nymphula depunctalis).
Gejala
menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat
menggulung daun padi.
Pengendalian
· pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami,
menggugurkan tabung daun
· menggunakan BVR atau Pestona.
B. Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala
daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat,
pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
Pengendalian
BVR atau Pestona.
C. Wereng
Penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung
putih (Sogatella furcifera)
Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus.
Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar,
tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.
Pengendalian
· bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR-
64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba,
kepinding dan kumbang lebah penyemprotan BVR.
D.Walang sangit (Leptocoriza acuta). Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala
buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada
daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian
· bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur,
melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba
· penyemprotan BVR atau PESTONA.
E. Kepik hijau (Nezara viridula). Menyerang batang dan buah padi.
Gejala
Pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas
isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Pengendalian
Mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atauPESTONA.
F.Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata),
kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens).
Menyerang batang dan pelepah daun.
Gejala
Pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan
seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada
tanaman bunting (pengisian biji) disebut "beluk".
Pengendalian
· menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah
selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami.
· menggunakan BVR atau PESTONA.
G.Hama tikus (Rattus argentiventer). Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah.
Gejala
Adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak
tidak ada tanaman.
Pengendalian
Pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular
dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).
H.Burung. Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.
Pengendalian
Mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
I.Penyakit Bercak daun coklat.
Penyebab
Jamur Helmintosporium oryzae.
Gejala
Menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji
berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk
dan kecambah mati.
Pengendalian
Merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan
penyakit ini.
J.Penyakit Blast.
Penyebab
Jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai.
Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan
makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa.
Ø Pengendalian
· membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri
IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan
bulir
· pemberian GLIO di awal tanam.
K.Busuk pelepah daun.
Penyebab
Jamur Rhizoctonia sp.
Gejala
Menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan.
Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun.
Pengendalian
· menanam padi tahan penyakit
· pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan.
L.Penyakit Fusarium.
Penyebab
Jamur Fusarium moniliforme.
Gejala
menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk.
Pengendalian
merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIOdi lahan
M.Penyakit kresek/hawar daun.
Penyebab
Bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae)
Gejala
Menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh
dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati.
Pengendalian
· menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara,
menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan
· pengendalian diawal dengan GLIO.
N.Penyakit kerdil.
Penyebab
Virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens.
Gejala
Menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-
kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil.
Pengendalian
Sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada
mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA.
O.Penyakit tungro.
Penyebab
Virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps.
Gejala
Menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning
hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak
berisi.
Pengendalian
menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan
mengendalikan vektor virus dengan BVR.

2.6 Pemanenan
Bagi petani panen padi merupakan soal yang paling dinanti-nanti. Panen merupakan saat
petani merasakan keberhasilan dari jerih payah menanam dan merawat tanaman.
a. Saat panen
Padi perlu dipanen pada saat yang tepat untuk mencegah kemungkinan mendapatkan gabah
berkualitas rendah yang masih banyak mengandung butir hijau dan butir kapur. Padi yang
dipanen mudah jika digiling akan menghasilkan beras pecah. Saat panen padi dapat
dipengaruhi oleh musim tanam. Pemeliharaan tanaman dan pertumbuhan, serta tergantung
pula pada jenisnya. Secara umum padi dipanen saat berumur 80-110 hari apabila tanaman
padi menunjukkan ciri-ciri berikut berarti tanaman sudah siap dipanen:
Bulir-bulir padi dan daun bendera sudah menguning.
Tangkai menunduk karena sarat menanggung butir-butir padi atau gabah yang bertambah
berat.
Butir padi bila ditekan terasa keras dan berisi, jiak dikupas tidak berwarna kehijauan atau
putih agak lembek seperti kapur.
b. Cara panen
Alat panen yang tepat penting agar panen menjadi mudah dilakukan biasanya padi dipanen
dengan ani-ani atau sabit.
Ani-ani umumnya digunakan untuk memanen jenis padi yang sulit rontok sehingga dipanen
beserta tangkainya, contohnya jenis padi bulu. Namun, alat ini tidak cocok digunakan untuk
penanaman padi sawah.
Sabit digunakan untuk memanen padi yang mudah rontok, misalnya padi coreh. Namun,
karena alat ini dapat memungut hasil lebih cepat serta lebih gampang memotong batang padi
maka alat ini kini lebih banyak digunakan untuk panen.
c. Perontokan
Perontokan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin perintih tresher, atau menggunakan
perontok kaki pedal tresher. Selain itu perontokkan secara sederhana dapat dilakukan dengan
memukulkan batangan padi ke kayu atau “kotak gebuk” dimana sebelumnya dihamparkan
plastik untuk menampung butir padi yang berhamburan.
d. Pengeringan
Tujuan utama pengeringan ialah untuk menurunkan kadar air gabah dapat tahan lama
disimpan. Selain itu gabah yang masih basah sulit diproses menjadi beras dengan baik.
Bulir- bulir gabah daapt dijemur dengan cara dihamparkan di atas lantai semen yang bersih
dapat pula dihamparkan di atas plastik. Dalam cuaca panas, sinar matahari mampu
mengeringkan gabah dalam waktu 2-3 hari.
e. Pemisahan kulit gabah
Tahap terakhir usaha bertanam padi ialah menghasilkan beras yang dapat ditanak menjadi
nasi sebagai makanan pokok.
Mula-mula gabah yang sudah dikeringkan perlu dipisahkan dengan gabah hampa atau
kotoran yang mungkin terbawa selama perontokan atau pengeringan, caranya dapat dengan
ditampi.
Pemisahan kulit gabah dapat dilakukan dengan huller atau mesin, cara ini praktis dan cepat.
Namun untuk daerah yang tidak memiliki huller, pemisahan dapat dilakukan dengan
penumbuhan padi menggunakan alu dan lumpang.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia.
Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia.
Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh
daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah.
Selain sebagai makanan pokok sebagianbesar penduduk indonesia, padi memiliki banyak
manfaat lain yang jarang orang mengetahuinya, bahkan tidak mengetahuinya. Dari semua
bagian padi dapat memberikan manfaat-manfaat yang berguna bagi kesehatan. Antara lain:
1. Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:
· lambung dan limpa lemah
· tidak nafsu makan
2. Tangkai buah (merang) berkhasiat untuk mengatasi:
· Rambut kotor
· keguguran
3. Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi:
· demam
· diare
4. Akar (No tao ken) berkhasiat untuk mengatasi:
· keringat berlebiban
· berkeringat spontan
· filariasis.
3.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini dan
penulis sangat membutuhkan saran dan kritik dari semua elemen terutama pada pembaca dan
peneliti demi kesempurnaan makalah ini

DAFTAR PUSTAKA
AAK, Budidaya Tanaman Padi, Aksi Agraris Kanisius, Yayasan Kanisius Yogyakarta, 1973.
Arifin, Bustanul. 1997. “Penurunan Konstribusi Sektor Pertanian”. Bisnis Indonesia, 25
Maret 1997.
Arifin, M, Penggunaan Virus (NPV) dalam penanganan OPT dan Implementasinya di
Lapangan. Makalah Balitbio, Pertemuan Koordinasi Penanganan OPT dan Perumusan
Komponen PHT Spesifik Lokasi tanggal. 3 - 5 Agustus 1997.
Arifin, M, Pemanfaatan Sl-NPV sebagai Agensia Pengendalian Hayati Ulat Grayak Pda
Kedelai, Dalam Makalah Pelatihan Pemanfaatan dan Pengelolaan Agens Hayati
http://id.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai