Makalah Padi Sulastina
Makalah Padi Sulastina
TANAMAN PADI
Disusun Oleh:
NAMA :SULASTINA
NIM : 2021C1B050
PRODI : TEKNIK PERTANIAN (B)
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah budidaya
tanaman pangan,dan agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui tentang tanaman pangan
seperti padi. Dan semoga makalah ini bias menunjang pengertian kita tentang tanaman
pangan yang setiap hari kita konsumsi yaitu padi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek
moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Produksi padi dunia menempati
urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi
merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
Asal-usul budidaya padi diperkirakan berasal dari daerah lembah Sungai Gangga dan Sungai
Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse. Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh
dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara
cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi
merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar
pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau
Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan
adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke
bagian akar.
Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena
berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari
pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi ini tidak dapat
dilanjutkan dan baru kembali pulih sejak tahun 2007.
Bagi kebanyakan rakyat Indonesia “belum makan nasi berarti belum makan”tidak peduli
apakah harga beras murah atau mahal yang penting persediaan beras tetap terjamin. Beras
memang penting bagi sebagian besar bangsa di Asia, terutama Indonesia.
Bahkan di Srilangka, analisa politik selalu mencantumkan beras sebagai salah satu variabel
penting yang mempengaruhi popularitas penguasa. Di Jepang pada akhir PD II, setelah
menyerah pada sekutu, rakyat hampir tidak menyentuh terigu bantuan AS sampai terigu itu
dimodifikasi menjadi mie ramen. Itupun tak bisa menggantikan nasi sebagai makanan pokok
mereka.
Mengapa kita “tergila-gila”pada beras? jawabannya bisa bermacam-macam. Yang jelas asal
mula tanaman padi yang menghasilkan beras itu memang dari Asia. Tepatnya di daerah utara
Benggala, India. Ada juga yang mengatakan padi berasal dari Cina dan dibudidayakan
pertama kali pada masa kekaisaran Shen Nung.
Padi dan saudara-saudaranya, yakni gandum (Triricu sativum), jagung (Zeamays), sorghum
(Andropogon sorghum) adalah keluarga dalam famili graminaceae. Sebenarnya ada satu lagi
saudaranya, yaitu alang-alang (Imperata cylindrica) yang dibiarkan hidup liar bahkan di
basmi habis-habisan.
Tanaman padi yang kita kenal sekarang ini (Oryza sativa L) konon mempunyai varietas-
varietas padi liar, semisal Oryza L.f. spontanea, Oryza officinalia wall, Oryza perennis, yang
kebetulan tumbuh dikawasan itu. Dari sana padi menyebar keberbagai tempat. Ke timur
sampai di Cina dan Jepang, kebarat sampai di Persia (Iran) dan Mesopotamia (Irak).
2.2 Pengartian
Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia.
Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia.
Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh
daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah.
Sistem penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah secara sempurna
seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak, pembajakan dapat dilakukan
dengan mesin, kerbau atau melalui pencangkulan oleh manusia. Setelah dibajak, tanah
dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa tempat, tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari.
Selanjutnya tanah dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan
ketiga kalinya 3-5 hari menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam dengan cara
pengolahan sawah seperti di atas (yang sering disebut pengolahan tanah sempurna, intensif
atau konvensional) banyak kelemahan yang timbul penggunaan air di sawah amatlah boros.
Padahal ketersediaan air semakin terbatas. Selain itu pembajakan dan pelumpuran tanah yang
biasa dilakukan oleh petani ternyata menyebabkan banyak butir-butir tanah halus dan unsur
hara terbawa air irigasi. Hal ini kurang baik dari segi konservasi lingkungan.
Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air cukup banyak untuk hidupnya. Memang
tanaman ini tergolong semi aquatis yang cocok ditanam di lokasi tergenang. Biasanya padi
ditanam di sawah yang menyediakan kebutuhan air cukup untuk pertumbuhannya. Meskipun
demikian, padi juga dapat diusahakan di lahan kering atau ladang. Istilahnya adalah padi
gogo. Namun kebutuhan airnya harus terpenuhi.
1. Pembersihan
Sebelum tanah sawa dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu dari jerami-jerami atau
rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu tempat atau dijadikan kompos. Sebaiknya
jangan dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan menghilangkan zat nitrogen yang sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman.
2.Pencangkulan
Sawah yang akan dicangkul harus digenagi air terlebih dahulu agar tanah menjjadi lunak dan
rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan
perbaikan pematang-pematang yang bocor.
3 Pembajakan
Sebelum pembajakan, sawah sawah harus digenangi air lebih dahulu. Pembajakan dimulai
dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan
adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan membenamkan bahan-bahan organis
seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai
pembajakan sawah digenagi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan sisa-
sisa tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan tanah.
4 Penggaruan
Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi. Sehingga cukup hanyya untuk
membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan berrulang-ulang
sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air ke bawah.
Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenagi air lagi selama 7-10 hari, selang
beberapa hari diadakan pembajakan yyang kedua. Tujusnnya yaitu: meratakan tanah,
meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar menjadi lebih sempurna.
3. PENANAMAN
A. Pemilihan Bibit
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di pesemaian. Bibit yang
akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7
helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan
memudahkan pencabutan.
Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan
kita, usahakan batangnya jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain:
· Umurnya tidak lebih dari 40 hari
· Tingginya kurang lebih dari 40 hari
· Tingginya kurang lebih 25 cm
· Berdaun 5-7 helai
· Batangnya besar dan kuat
· Bebas dari hama dan penyakit
Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk memudahkan
pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam, jangan sampai bermalam.
Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan jjarak 20
x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan
memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan
secara merata.
Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2
atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan
sampai miring.
Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit yang ditanam
terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya sedikit.
Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah reba atau hanyut oleh aliran
air. Dengan demiikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam maupun terlalu
dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.
4 PEMELIHARAAN
A. Pengairan
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Masalah pengairan bagi
tanaman padi sawah merupakan salah satu factor penting yang harus mendapat perhatian
penuh demi mendapat hasil panen yang akan datang.
Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah air yang berasal dari sungai,
sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk
menambah kesuburan tanah dan tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk
pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran.
Memasukan air kedalam sawah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran sekunder.
Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih
dahulu air pada saluran sekunder.
Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula
lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus.
Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna
bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat
luru, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan.
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur dengan cara
sebagai berikut:
Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.
Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.
Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat
ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak bersama-
sama.
B Penyiangan dan Penyulaman
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera diganti (disulam).
Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila penggantian bibit baru jangan sampai
lewat 10 hhari sesudah tanam.
Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput liar yang
tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil zat-zat makanan
yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali yang pertama setelah padi
berumur 3 minggu dan yang kedua setelah padi berumur 6 minggu.
C. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang dibutuhkan
oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi, pupuk yang digunakan antara lain:
1. Pupuk alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat
digunakan pupuk-pupuk alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos.
Banyyaknya kira-kira 10 ton / ha.
2. Pupuk buatan diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun
manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:
· ZA/Urea : menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat
tumbuhnya tanaman, dan menambah besarnya gabah.
· DS/TS : mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan
buah, mempercepat panen.
· ZK : memberikan ketahanan tanaman terhadap hama / penyakit, dan mempercepat
pembuatan zat pati.
5. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
A. Hama putih (Nymphula depunctalis).
Gejala
menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat
menggulung daun padi.
Pengendalian
· pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami,
menggugurkan tabung daun
· menggunakan BVR atau Pestona.
B. Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala
daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat,
pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
Pengendalian
BVR atau Pestona.
C. Wereng
Penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung
putih (Sogatella furcifera)
Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus.
Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar,
tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.
Pengendalian
· bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR-
64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba,
kepinding dan kumbang lebah penyemprotan BVR.
D.Walang sangit (Leptocoriza acuta). Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala
buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada
daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian
· bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur,
melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba
· penyemprotan BVR atau PESTONA.
E. Kepik hijau (Nezara viridula). Menyerang batang dan buah padi.
Gejala
Pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas
isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Pengendalian
Mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atauPESTONA.
F.Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata),
kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens).
Menyerang batang dan pelepah daun.
Gejala
Pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan
seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada
tanaman bunting (pengisian biji) disebut "beluk".
Pengendalian
· menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah
selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami.
· menggunakan BVR atau PESTONA.
G.Hama tikus (Rattus argentiventer). Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah.
Gejala
Adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak
tidak ada tanaman.
Pengendalian
Pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular
dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).
H.Burung. Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.
Pengendalian
Mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
I.Penyakit Bercak daun coklat.
Penyebab
Jamur Helmintosporium oryzae.
Gejala
Menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji
berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk
dan kecambah mati.
Pengendalian
Merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan
penyakit ini.
J.Penyakit Blast.
Penyebab
Jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai.
Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan
makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa.
Ø Pengendalian
· membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri
IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan
bulir
· pemberian GLIO di awal tanam.
K.Busuk pelepah daun.
Penyebab
Jamur Rhizoctonia sp.
Gejala
Menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan.
Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun.
Pengendalian
· menanam padi tahan penyakit
· pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan.
L.Penyakit Fusarium.
Penyebab
Jamur Fusarium moniliforme.
Gejala
menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk.
Pengendalian
merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIOdi lahan
M.Penyakit kresek/hawar daun.
Penyebab
Bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae)
Gejala
Menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh
dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati.
Pengendalian
· menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara,
menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan
· pengendalian diawal dengan GLIO.
N.Penyakit kerdil.
Penyebab
Virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens.
Gejala
Menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-
kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil.
Pengendalian
Sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada
mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA.
O.Penyakit tungro.
Penyebab
Virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps.
Gejala
Menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning
hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak
berisi.
Pengendalian
menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan
mengendalikan vektor virus dengan BVR.
2.6 Pemanenan
Bagi petani panen padi merupakan soal yang paling dinanti-nanti. Panen merupakan saat
petani merasakan keberhasilan dari jerih payah menanam dan merawat tanaman.
a. Saat panen
Padi perlu dipanen pada saat yang tepat untuk mencegah kemungkinan mendapatkan gabah
berkualitas rendah yang masih banyak mengandung butir hijau dan butir kapur. Padi yang
dipanen mudah jika digiling akan menghasilkan beras pecah. Saat panen padi dapat
dipengaruhi oleh musim tanam. Pemeliharaan tanaman dan pertumbuhan, serta tergantung
pula pada jenisnya. Secara umum padi dipanen saat berumur 80-110 hari apabila tanaman
padi menunjukkan ciri-ciri berikut berarti tanaman sudah siap dipanen:
Bulir-bulir padi dan daun bendera sudah menguning.
Tangkai menunduk karena sarat menanggung butir-butir padi atau gabah yang bertambah
berat.
Butir padi bila ditekan terasa keras dan berisi, jiak dikupas tidak berwarna kehijauan atau
putih agak lembek seperti kapur.
b. Cara panen
Alat panen yang tepat penting agar panen menjadi mudah dilakukan biasanya padi dipanen
dengan ani-ani atau sabit.
Ani-ani umumnya digunakan untuk memanen jenis padi yang sulit rontok sehingga dipanen
beserta tangkainya, contohnya jenis padi bulu. Namun, alat ini tidak cocok digunakan untuk
penanaman padi sawah.
Sabit digunakan untuk memanen padi yang mudah rontok, misalnya padi coreh. Namun,
karena alat ini dapat memungut hasil lebih cepat serta lebih gampang memotong batang padi
maka alat ini kini lebih banyak digunakan untuk panen.
c. Perontokan
Perontokan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin perintih tresher, atau menggunakan
perontok kaki pedal tresher. Selain itu perontokkan secara sederhana dapat dilakukan dengan
memukulkan batangan padi ke kayu atau “kotak gebuk” dimana sebelumnya dihamparkan
plastik untuk menampung butir padi yang berhamburan.
d. Pengeringan
Tujuan utama pengeringan ialah untuk menurunkan kadar air gabah dapat tahan lama
disimpan. Selain itu gabah yang masih basah sulit diproses menjadi beras dengan baik.
Bulir- bulir gabah daapt dijemur dengan cara dihamparkan di atas lantai semen yang bersih
dapat pula dihamparkan di atas plastik. Dalam cuaca panas, sinar matahari mampu
mengeringkan gabah dalam waktu 2-3 hari.
e. Pemisahan kulit gabah
Tahap terakhir usaha bertanam padi ialah menghasilkan beras yang dapat ditanak menjadi
nasi sebagai makanan pokok.
Mula-mula gabah yang sudah dikeringkan perlu dipisahkan dengan gabah hampa atau
kotoran yang mungkin terbawa selama perontokan atau pengeringan, caranya dapat dengan
ditampi.
Pemisahan kulit gabah dapat dilakukan dengan huller atau mesin, cara ini praktis dan cepat.
Namun untuk daerah yang tidak memiliki huller, pemisahan dapat dilakukan dengan
penumbuhan padi menggunakan alu dan lumpang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia.
Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia.
Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh
daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah.
Selain sebagai makanan pokok sebagianbesar penduduk indonesia, padi memiliki banyak
manfaat lain yang jarang orang mengetahuinya, bahkan tidak mengetahuinya. Dari semua
bagian padi dapat memberikan manfaat-manfaat yang berguna bagi kesehatan. Antara lain:
1. Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:
· lambung dan limpa lemah
· tidak nafsu makan
2. Tangkai buah (merang) berkhasiat untuk mengatasi:
· Rambut kotor
· keguguran
3. Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi:
· demam
· diare
4. Akar (No tao ken) berkhasiat untuk mengatasi:
· keringat berlebiban
· berkeringat spontan
· filariasis.
3.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini dan
penulis sangat membutuhkan saran dan kritik dari semua elemen terutama pada pembaca dan
peneliti demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
AAK, Budidaya Tanaman Padi, Aksi Agraris Kanisius, Yayasan Kanisius Yogyakarta, 1973.
Arifin, Bustanul. 1997. “Penurunan Konstribusi Sektor Pertanian”. Bisnis Indonesia, 25
Maret 1997.
Arifin, M, Penggunaan Virus (NPV) dalam penanganan OPT dan Implementasinya di
Lapangan. Makalah Balitbio, Pertemuan Koordinasi Penanganan OPT dan Perumusan
Komponen PHT Spesifik Lokasi tanggal. 3 - 5 Agustus 1997.
Arifin, M, Pemanfaatan Sl-NPV sebagai Agensia Pengendalian Hayati Ulat Grayak Pda
Kedelai, Dalam Makalah Pelatihan Pemanfaatan dan Pengelolaan Agens Hayati
http://id.wikipedia.org