Anda di halaman 1dari 17

KONEKSI ANTAR MATERI

PENGUKURAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Guru Pembimbing:
Dadan Rohaendi, S.Pd.

DISUSUN OLEH:

Nama : Ariq Aziz Syamsi


Kelas : X-7
NISN : 3099832975

MATA PELAJARAN IPA – FISIKA


SMA AL MA’SOEM BANDUNG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Koneksi Antar Materi tentang “Pengukuran Dalam Kehidupan
Sehari-hari” ini.

Koneksi Antar Materi ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki Koneksi Antar Materi ini.

Akhir kata, saya berharap semoga Koneksi Antar Materi tentang “Pengukuran
Dalam Kehidupan Sehari-hari” ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Jatinangor, September 2023


SMA Al Ma’soem

Ariq Aziz Syamsi


Penulis

1 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................1

DAFTAR ISI ...........................................................................................................2

ABSTRAK ..............................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................4


A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................4
C. Tujuan .............................................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................................5


A. Teori Dasar Pengukuran .................................................................................5
B. Cara Kerja Alat Ukur......................................................................................6
C. Penerapan Pengukuran Dalam Kehidupan Sehari-hari ................................12

BAB III. PENUTUPAN .........................................................................................1


A. Kesimpulan .....................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................1

2 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran


ABSTRAK

Pengukuran adalah adalah kegiatan membandingkan nilai besaran yang diukur


dengan besaran lain yang sejenis yang telah ditetapkan sebagai satuan.
Pengukuran tidak akan pernah sempurna karena alat-alat ukur selalu memiliki
keterbatasan. Ketidaksempurnaan yang melekat pada semua pengukuran ini akan
menghasilkan suatu ketidakpastian (uncertainty) dalam pengukuran. Ketika
mengukur suatu besaran sebuah benda, tidaklah mungkin kita memperoleh hasil
dengan tepat dan akurat, tetapi selalu ada ketidakpastiannya, yang dinotasikan
dengan ΔX. Pada hasilnya pengukuran suatu besaran fisis dilaporkan dalam
bentuk X = X ± ΔX, dengan X adalah nilai yan diukur. Ketidakpastian ΔX yang
dimaksud adalah ketidakpastian mutlak yand didefinisikan sebagai beda antara
nilai benar dan nilai yang dibaca oleh alat ukur. Ketidakpastian (mutlak) ΔX
dinyatakan dengan suatu bilangan tetap. Selain itu ada juga ketidakpastian relatif
yang biasanya dinyakan dalam persen. Ketidakpastian relatif didefinisikan sebagai
persentase dari ketidakpastian, yaitu rasio antara ketidakpastian mutlak dan nilai
ΔX
hasil pengukuran dikali 100%. Ketidakpastian relatif = × 100%. Untuk
x

menentukan nilai benar dan ketidakpastiannya, itu semua tergantung apakah kita
melakukan pengukuran tunggal atau melakukan pengukuran berulang (min. 5 kali
atau lebih). Pada Koneksi Antar Materi ini kita akan membahasa tentang
Pengukuran panjang menggunakan beberapa alat-alat ukur, yaitu Penggaris
(mistar), Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup.

Kata Kunci : Pengukuran, Alat Ukur

3 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari pengukuran sangat penting untuk
mengukur jarak, mengukur suhu, mengukur kecepatan, mengukur waktu dan
lain sebegainya. Setiap hari kita telah menemukan alat-alat pengukuran,
misalnya Penggaris, Mikrometer Sekrup, Jangka Sorong, Meteran, dan lain
sebagainya. Defini “Pengukuran” sendiri adalah kegiatan membandingkan nilai
besaran yang diukur dengan besaran lain yang sejenis yang telah ditetapkan
sebagai satuan.

Contohnya kita mengukur sebuah pensil menggunakan Penggaris


(Mistar) dengan satuan sentimeter (cm) sebagai standar. Kemudian contoh
lainnya kita mengukur berat dari sejumlah batu menggunakan neraca tiga
lengan dengan satuannya yaitu gram (g) sebagai standar. Kemudian contohnya
mengukur selang waktu lari 100 m ataupun 50 m dalam kompetisi lari, kita
dapat menggunakan stopwatch dengan satuan sekon (s) sebagai standar.
Kemudian contoh terakhir kita mengukur suhu tubuh menggunakan
termometer dengan satuan derajat celcius sebagai standar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana saja cara mengukur benda dengan tepat dan akurat
dengan alat-alat ukur seperti Jangka Sorong dan Mikrometer
Sekrup?
2. Kenapa terjadi perbedaan hasil pada alat ukur yang berbeda?
3. Bagaimana upaya mengatasi kesalahan dalam pengukuran
menggunakan alat ukur?
4. Bagaimana cara kerja alat ukur panjang, seperti penggaris (mistar),
jangka sorong, dan mikrometer sekrup?
5. Bagaimana cara menerapkan pengukuran dalam kehidupan sehari-
hari?

4 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran


C. Tujuan
1. Mengetahui cara mengukur benda dengan tepat dan akurat
menggunakan alat-alat ukur.
2. Mengetahui penyebab terjadinya perbedaan hasil pada alat ukur
yang berbeda-beda.
3. Mengetahui cara mengatasi kesalahan dalam pengukuran
menggunakan alat ukur.
4. Mengetahui cara kerja alat ukur, seperti penggaris (mistar), jangka
sorong, dan mikrometer sekrup.
5. Mengetahui cara menerapkan pengukuran dalam kehidupan sehari-
hari.

5 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran


BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Dasar Pengukuran


Pengukuran adalah adalah kegiatan membandingkan nilai besaran yang
diukur dengan besaran lain yang sejenis yang telah ditetapkan sebagai satuan.
Pengukuran tidak akan pernah sempurna karena alat-alat ukur selalu memiliki
keterbatasan. Ketidaksempurnaan yang melekat pada semua pengukuran ini
akan menghasilkan suatu ketidakpastian (uncertainty) dalam pengukuran.

Ketika mengukur suatu besaran sebuah benda, tidaklah mungkin kita


memperoleh hasil dengan tepat dan akurat, tetapi selalu ada
ketidakpastiannya, yang dinotasikan dengan ΔX. Pada hasilnya pengukuran
suatu besaran fisis dilaporkan dalam bentuk X = X ± ΔX, dengan X adalah
nilai yang diukur. Ketidakpastian ΔX yang dimaksud adalah ketidakpastian
mutlak yand didefinisikan sebagai beda antara nilai benar dan nilai yang
dibaca oleh alat ukur. Ketidakpastian (mutlak) ΔX dinyatakan dengan suatu
bilangan tetap. Selain itu ada juga ketidakpastian relatif yang biasanya
dinyakan dalam persen. Ketidakpastian relatif didefinisikan sebagai
persentase dari ketidakpastian, yaitu rasio antara ketidakpastian mutlak dan
ΔX
nilai hasil pengukuran dikali 100%. Ketidakpastian relatif = × 100%.
X

Untuk menentukan nilai benar dan ketidakpastiannya, itu semua tergantung


apakah kita melakukan pengukuran tunggal atau melakukan pengukuran
berulang (min. 5 kali atau lebih).

Pengukuran telah mengalami perkembangan dalam segi alat-alat, mulai


dari ditemukannya penggaris (mistar), Mikrometer Sekrup, Jangka Sorong
dan lain sebagainya. Definisi dari Penggaris (mistar) adalah alat pengukur dan
alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus, penggaris sendiri
menggunakan dua skala, yaitu skala sentimeter (cm) dan skala milimeter
(mm).

6 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran


Kemudian, definisi dari Jangka Sorong adalah alat ukur yang
ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian,
bagian diam dan bagian bergerak. Jangka Sorong memiliki bagian utama
yang disebut rahang tetap dimana terdapat skala utama dan rahang geser
dimana terdapat skala nonius atau vernier. Nonius yang panjangnya 9 mm
dibagi atas 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala utama
adalah 0,1 mm. Nilai 0,1 mm merupakan batas ketelitian Jangka Sorong.

Kemudian, definisi dari Mikrometer Sekrup adalah alat yang digunakan


untuk mengukur benda-benda berukuran kecil/tipis, atau yang berbentuk pelat
dengan tingkat presisi yang cukup tinggi. Mikrometer sekrup memiliki
ketelitian 0,01 mm.

B. Cara Kerja Alat Ukur


Cara kerja alat ukur dapat dilakukan dengan mudah, penjelasan pertama
ada cara kerja alat ukur penggaris (mistar), mungkin semua orang sudah tau
cara menggunakan penggaris (mistar), bahkan penggunaan penggaris ini
sudah dilakukan mulai kita saat masih kecil, misalnya untuk menggambar
garis lurus. Penggaris (mistar) memiliki dua skala yaitu skala sentimeter (cm)
dan skala milimeter (mm).

Cara penggunaan penggaris cukup mudah, sebelum itu kita harus


mencari benda yang akan kita ukur, misalkan kita menggunakan sebuah
pensil untuk menghitung panjangnya. Pertama, letakkan tanda nol di ujung
penggaris (mistar) tepat di ujung pensil yang akan diukur. Kemudian, kita
pindah ke sisi berlawanan dari pensil yang akan kita ukur. Untuk menentukan
panjang dari pensil tersebut, kita gunakan aturan metrik atau aturan desimal.
Garis tanda yang paling besar pada penggaris dibaca sebagai 1 cm. Jika kita
menggunakan skala sentimeter (cm) cara penulisan angkanya, misalkan
panjang dari pensil tersebut dalam skala sentimeter (cm) adalah 8 cm, maka
penulisan panjang pensil dalam skala milimeter (mm) adalah 80 mm.
Penggunaan penggaris (mistar) ini sangatlah mudah, namun penggunaan

7 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran


penggaris (mistar) ini kurang akurat jika kita ingin menghitung sebuah objek
secara akurat.

Kemudian, ada cara kerja alat ukur Jangka Sorong. Jangka Sorong
memiliki dua skala yang disebut dengan skala nonius dan skala vernier. Skala
vernier atau skala nonius adalah bantuan penglihatan yang memungkinkan
pengguna untuk mengukur lebih tepat daripada yang bisa dilakukan tanpa
bantuan saat membaca skala pengukuran lurus atau sirkular yang terbagi rata.
Cara menggunakan Jangka Sorong bisa dibilang mudah, karena setelah kita
menemukan skala nonius dan skala vernier dari benda yang kita ukur,
setelahnya kita hanya memasukkan angka yang didapat tadi ke dalam rumus.
Hasil pengukuran = skala utama + (skala nonius × 0,01) cm.

Cara menghitungnya cukup mudah, hal pertama yang harus dilakukan


adalah menemukan objek yang akan diukur, kita ambil conoth kita mengukur
panjang pensil secara akurat. Kemudian, cara mengukurnya adalah pertama
Buka rahang geser jangka sorong ke arah kiri sampai benar-benar rapat,
supaya mendapat hasil pengukuran akurat. Pastikan rahang tertutupnya
menunjukkan angka nol. Kendurkan sekrup pada baut pengunci dan tarik
rahang geser ke arah kanan. Kemudian letakkan pensil di antara kedua
rahang, kemudian tarik rahang geser ke arah kiri untuk menjepit benda. Lalu
putar sekrup pengunci sampai berbunyi klik. Setelah itu, perhatikan baik-baik
garis yang terhimpit antara skala utama dan skala nonius. Pastikan
menemukan angka yang menyambung lurus dengan garis skala nonius.
Misalnya pada pensil, skala utamanya di angka 3,1 cm dan skala nonius yang
garisnya lurus dengan skala utama menunjukkan angka 0,06 cm.
Maka, kamu tinggal menjumlahkan skala utama dan skala nonius, supaya
mendapat hasil diameter benda. Cara perhitungannya adalah 3,1 cm (skala
utama) + 0,06 cm (skala nonius) = 3,16 cm (dan ini adalah hasil diameter
bendanya yaitu garis tengah pensil).

8 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran


Alat ukur yang terakhir ada Mikrometer Sekrup, Mikrometer sekrup
adalah sebuah alat ukur yang sangat berguna ketika mengukur sebuah barang.
Sebab, alat ini dapat mengukur benda hingga ketelitian mencapai 0,01
milimeter. Jaid, bisa dikatakan bahwa alat ukur ini sangat akurat, namun
kekurangannya adalah alat ukur ini hanya teruntuk benda kecil, layaknya
seperti kelereng. Pengukuran menggunakan mikrometer sekrup ini bisa
dikatan mudah.

Cara menggunakan Mikrometer Sekrup, yang pertama adalah


tempatkan dan tekan mikrometer di antara landasan dan gelendong, tekan
mikrometer dengan memutar bidal secukupnya. Jika, batang penyetel
mikrometer sedikit terjepit, tarik landasan dan spindel ke belakang melawan
batang penyetel dengan memutar ratchet hingga spindel berhenti bergerak.
Jika, perbedaan antara angka 0 dan garis tengah pada skala tetap pada skala
putar tidak melebihi 0,02 mm, putar selongsong dengan kunci penyesuaian
hingga garis tengah dan angka 0 sejajar dengan 0 pada skala putar. Jika
perbedaan antara nol dan garis tengah skala lebih dari 0,02 mm, lepaskan
tombol jepret, tahan selongsong dan putar bidal dengan tombol penyesuaian
hingga skala putar membaca angka 0 pada garis tengah, skala , layar akan
tetap sejajar saat gagang jepret dipasang kembali.

Namun dari ketiga alat ukur ini, ketika kita mengukur suatu benda
maka hasil yang diperoleh maka akan berbeda-beda pula. Contohnya ketika
kita melakukan pengukuran kepada sebuah baterai, misalkan di penggaris
panjangnya adalah 3,5 cm, maka ketika diukur oleh jangka sorong dan
mikrometer sekrup akan berbeda pula hasilnya, misalkan di jangka sorong
panjangnya adalah 3,476 cm dan di mikrometer sekrup panjangya adalah
3,634 cm.

Perbedaan hasil pengukuran yang diperoleh dari penggaris, mikrometer


sekrup, dan jangka sorong dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut
adalah beberapa faktor yang dapat memengaruhi perbedaan tersebut:

9 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran


1. Akurasi Alat Pengukur
a. Penggaris memiliki akurasi terbatas dan biasanya hanya dapat
mengukur dengan ketelitian hingga sekitar 1 mm atau lebih buruk
tergantung pada jenisnya.
b. Mikrometer sekrup jauh lebih akurat dibandingkan dengan penggaris
karena dapat mengukur dengan ketelitian hingga beberapa mikrometer
(0,001 mm).
c. Jangka sorong adalah alat yang sangat akurat dan mampu mengukur
dengan ketelitian hingga beberapa mikrometer atau bahkan lebih baik.

2. Human Error
a. Pengukuran dengan penggaris sering kali melibatkan mata manusia
untuk membaca skala yang tercetak pada penggaris. Kesalahan
manusia dalam membaca atau menempatkan penggaris dapat
memengaruhi hasil pengukuran.
b. Mikrometer Sekrup dan Jangka Sorong memiliki skala yang lebih
mudah dibaca, yang mengurangi kesalahan manusia dalam pembacaan.

3. Ketelitian Alat
a. Penggaris biasanya digunakan untuk pengukuran kasar atau perkiraan
karena akurasinya yang terbatas.
b. Mikrometer Sekrup dan Jangka Sorong dirancang untuk pengukuran
yang lebih akurat dan diterapkan dalam situasi di mana ketelitian yang
tinggi diperlukan.

4. Penggunaan yang Benar


Penggunaan yang benar dari alat pengukur juga sangat penting.
Kesalahan dalam menempatkan alat pengukur pada objek yang akan
diukur atau kesalahan dalam mengukur dapat menghasilkan perbedaan
hasil.

10 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran


5. Ketelitian Skala
Perbedaan dalam ketelitian skala pada alat pengukur dapat
memengaruhi hasil pengukuran. Mikrometer sekrup dan jangka sorong
biasanya memiliki skala yang lebih halus daripada penggaris.

Dengan memperhitungkan semua faktor ini, penting untuk memilih alat


pengukur yang sesuai dengan tingkat ketelitian yang dibutuhkan dalam
pengukuran Anda. Mikrometer sekrup dan jangka sorong umumnya lebih
disukai untuk pengukuran yang membutuhkan ketelitian tinggi, sedangkan
penggaris lebih cocok untuk pengukuran kasar atau perkiraan. Selain itu,
pelatihan dan penggunaan alat yang benar juga penting untuk mengurangi
kesalahan pengukuran.

Mengatasi kesalahan dalam pengukuran menggunakan alat ukur


merupakan langkah penting untuk memastikan akurasi dan ketelitian data
yang diperoleh. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi atau menghindari kesalahan dalam pengukuran.
1. Pelatihan dan Keterampilan Pengguna
Pastikan bahwa pengguna alat ukur telah menerima pelatihan yang
memadai dalam penggunaan alat tersebut. Mereka harus memahami cara
mengoperasikan alat dengan benar dan mengikuti prosedur pengukuran
yang ditetapkan.

2. Kalibrasi Alat
Alat ukur perlu dikalibrasi secara teratur sesuai dengan pedoman
produsen atau standar kalibrasi yang berlaku. Kalibrasi adalah proses
untuk memverifikasi dan menyesuaikan ulang alat agar sesuai dengan nilai
yang diketahui (standar) atau kembali ke kondisi awal yang benar.

3. Pengecekan Kondisi Alat


Pastikan alat ukur dalam kondisi yang baik dan tidak rusak.
Pemeriksaan rutin atas keausan, kerusakan fisik, atau penyimpangan

11 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran


lainnya penting untuk memastikan alat ukur bekerja dengan baik dan
benar.

4. Penggunaan Alat yang Tepat


Pastikan bahwa alat ukur yang digunakan sesuai dengan tujuan
pengukuran. Pilih alat yang memiliki tingkat akurasi yang sesuai dengan
tingkat ketelitian yang dibutuhkan.

5. Pemilihan Unit yang Tepat


Pilih unit pengukuran yang sesuai dengan objek yang diukur. Misalnya,
pastikan Anda menggunakan unit meter jika Anda mengukur panjang
dalam meter, bukan dalam sentimeter atau milimeter.

6. Pengukuran Berulang
Untuk mengurangi kesalahan acak, lakukan pengukuran berulang.
Ambil beberapa pembacaan dan hitung rata-rata hasilnya. Ini akan
membantu mengurangi kesalahan karena ketidakpastian dalam pembacaan.

7. Penggunaan Perlengkapan Tambahan


Penggunaan perlengkapan tambahan seperti pembesar, pencahayaan
yang baik, atau perangkat penunjang lainnya dapat membantu
meningkatkan ketelitian pengukuran.

8. Perhatikan Faktor Lingkungan


Kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan tekanan udara dapat
memengaruhi hasil pengukuran. Pastikan lingkungan tetap stabil selama
pengukuran yang kritis.

9. Validasi Hasil
Selalu periksa hasil pengukuran untuk kesalahan yang mungkin.
Bandingkan hasil dengan standar atau nilai yang diketahui jika mungkin.
Jika hasilnya mencurigakan, lakukan pengukuran ulang.

12 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran


10. Catat Data dengan Benar
Pastikan data pengukuran dicatat dengan akurat. Kesalahan penulisan
atau pembacaan dapat menghasilkan data yang salah.

11. Pengendalian Kesalahan Sistematis


Jika mungkin, identifikasi dan atasi kesalahan sistematis yang mungkin
terjadi dalam alat ukur atau metode pengukuran. Kesalahan sistematis
adalah kesalahan yang terjadi secara konsisten pada setiap pengukuran.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini dan menjaga standar tinggi


dalam praktik pengukuran, kita dapat mengurangi kesalahan dan memastikan
bahwa data yang diperoleh lebih akurat dan dapat diandalkan.

C. Penerapan Pengukuran Dalam Kehidupan Sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari pengukuran sangatlah penting bagi umat
manusia. Pengukuran membantu umat manusia untuk menghitung panjang,
lebar, tinggi maupun diameter suatu lingkaran dan lain sebagainya.
Pengukuran juga dipakai dibeberapa pekerjaan, misalnya Arsitek. Arsitek
menggunakan penggaris (mistar) untuk menggambar dan menentukan
panjang, lebar dan tinggi bangunan yang digambarnya dan dilanjutkan
dengan pembangunan bangunan dari hasil yang di gambar tadi. Banyak sekali
penggunaan Pengukuran dalam kehidupan sehari-hari.

Pengukuran sendiri dalam kehidupan saya sanagt berguna untuk


mengukur suatu benda, misalkan ada praktikum dengan judul pengukuran dan
kita harus menggunakan alat ukur seperti, penggaris (mistar), jangka sorong
dan mikrometer sekrup. Apabila kita mengetahui teknik untuk memakai alat
ukur tersebut, maka akan mudah untuk menyelesaikannya dengan cepat dan
tepat. Pengalaman saya setelah mengikuti pembelajaran dari Pak Dadan,
sebelum saya mengetahui teknik memakai alat-alat ukur tersebut saya merasa
bingung dengan teorinya karena saya tidak dapat paham jika tidak praktek

13 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran


langsung. Namun setelah melakukan praktikum pengukuran saya dapat
memahami bagaimana caranya mengukur dengan jangka sorong dan
mikrometer sekrup.

BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Pengukuran sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Adanya
pengukuran, kita dapat mengetahui ukuran sebuah benda, mengukur suhu
badan, mengukur kecepatan, mengukur waktu dan lain sebagainya. Seiring
dengan perkembangan zaman, pengukuran semakin lama semakin canggih,
mulai dari yang awalnya penggaris (mistar) sekarang sudah muncul Jangka
Sorong, Mikrometer Sekrup, Meteran, dan lain sebagainya. Bahkan pada saat
ini, ada pengukuran yang hanya menggunakan kamera saja dengan
menggunakan kamera yang canggih, ukuran sebuah benda dapat diketahui
dengan mudah dan akurat. Tak hanya itu kegunaan pengukuran juga dipakai
di beberapa pekerjaan, seperti arsitek dan lain sebagainya. Terkadang saat kita
mengukur pasti ada saja kesalahan yang terjadi, maka dari itu lebih baik jika
mengukur sebanyak 5 kali atau lebih atau mungkin memeriksa alat ukur
tersebut. Semoga kedepannya alat-alat ukur semakin canggih dan dapat lebih
membantu umat manusia.

14 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran


DAFTAR PUSTAKA

Marthen, K., Adrian, P. (2022). IPA – FISIKA untuk Siswa SMA – MA Kelas
10. Bandung: Yrama Widya.

Wikipedia. (2011). Pengukuran. Diakses pada 2 September 2023 melalui


https://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran.

WikiHow. (2020). Cara Menggunakan Sebuah Penggaris. Diakses pada 2


September 2023 melalui https://id.wikihow.com/Menggunakan-Sebuah-
Penggaris.

Kamal N. (2022). Alat Ukur Jangka Sorong: Pengertian, Fungsi, Jenis, Dan
Cara Menggunakannya. Diakses pada 2 September 2023 melalui
https://www.gramedia.com/literasi/alat-ukur-jangka-sorong/.

Dwi L. F. (2023). Cara Menghitung Skala Nonius Jangka Sorong dan Contoh
Soalnya. Diakses pada 2 September 2023 melalui
https://katadata.co.id/agung/lifestyle/64938a7b3e9d6/cara-menghitung-
skala-nonius-jangka-sorong-dan-contoh-soalnya.

CNN IDN. (2023). Alat Ukur Jangka Sorong: Pengertian, Fungsi, dan Cara
Menggunakannya. Diakses pada 2 September 2023 melalui
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230207144047-569-
909966/alat-ukur-jangka-sorong-pengertian-fungsi-dan-cara-
menggunakannya.

Ilham F. (2023). Mikrometer Sekrup: Fungsi, Cara Membacanya, dan Contoh


Soal. Diakses pada 2 September 2023 melalui
https://www.detik.com/bali/berita/d-6605095/mikrometer-sekrup-
fungsi-cara-membacanya-dan-contoh-soal.

15 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran


Silmi N. U. (2021). Mikrometer Sekrup: Definisi, Bagian, Jenis, dan Prinsip
Kerjanya. Diakses pada 2 September 2023 melalui
https://www.kompas.com/skola/read/2021/09/03/130000969/mikromete
r-sekrup--definisi-bagian-jenis-dan-prinsip-
kerjanya?page=all#:~:text=Prinsip%20kerja%20mikrometer%20sekrup
&text=Benda%20ditaruh%20di%20antara%20poros,satu%20millimeter
%20gerakan%20poros%20geser.

Kamal N. (2022). Mikrometer Sekrup: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Cara


Penggunaannya. Diakses pada 2 September 2023 melalui
https://www.gramedia.com/literasi/mikrometer-sekrup/.

AkuPintar. (2023). Materi Fisika – Pengukuran Kelas 10 MIA. Diakses pada


1 September 2023 melalui https://akupintar.id/belajar/-
/online/materi/10mia/fisika/pengukuran/436436#:~:text=Dalam%20Fisi
ka%2C%20Pengukuran%20didefinisikan%20sebagai,yang%20telah%2
0ditetapkan%20sebagai%20satuan.

16 Koneksi Antar Materi Tentang Pengukuran

Anda mungkin juga menyukai