Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DIMENSI ETIKA

Dosen : Ir. Heryaman Artawijaya, M.Si

Disusun oleh :

Nama : Isabel Sabina Augustyn

NPP : 31.1010

Kelas : G1

No Absen : 11

PROGRAM STUDI

TEKNOLOGI REKAYASA INFORMASI PEMERINTAH

FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN

INSTITUT PEMERINTAH DALAM NEGERI

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan
ijin, berkat, serta kasih-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
Administrasi Pemerintahan. Tujuan dari makalah ini adalah untuk
memberikan dan menambah pengetahuan serta wawasan tentang
“DIMENSI ETIKA” baik untuk saya sebagai penulis maupun pembaca.

Makalah Administrasi ini merupakan bentuk Tugas terstruktur Semester 3


pada Mata kuliah Administrasi Pemerintaham Institut Pemerintahan Dalam
Negeri, dalam penyusunan makalah ini masih terdapat berbagai
kekurangan baik dalam hal penulisan maupun isi, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini dan menjadi bahan acuan
bagi saya untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing yang telah


memberikan arahan dan bimbingan kepada saya selama mengikuti
perkuliahan, serta kepada rekan sejawat yang turut memberikan
dukungan.

Jayapura, 5 November 2021

Penulis

Dimensi Etika 2
DAFTAR ISI

JUDULi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang1
1.2. Rumusan Masalah3
1.3. Tujuan3

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Etika4
2.2. Prinsip-Prinsip Etika Administrasi Pemerintahan4
2.3. Dimensi Kualitas Pelayanan Pemerintahan5
2.4. Dimensi Modalitas6
2.5. Dimensi Tindakan Integritas Pemerintahan6
2.6. Penerapan Etika dalam Kehidupan Sehari-hari7

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan8
3.2. Saran8

DAFTAR PUSTAKA9

Dimensi Etika 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Isu tentang etika dalam pelayanan pemerintahan di Indonesia


kurang dibahas secara luas dan tuntas seperti terdapat di negara
maju, meskipun telah disadari bahwa salah satu kelemahan dasar
dalam pelayanan pemerintahan di Indonesia adalah masalah
moralitas. Etika sering dilihat sebagai elemen yang kurang
berkaitan dengan dunia pelayanan pemerintahan. Padahal, dalam
kenyataannya etika merupakan salah satu elemen yang sangat
menentukan kepuasan pemerintahan yang dilayani sekaligus
keberhasilan organisasi pelayanan pemerintahan itu sendiri.
Dewasa ini, etika terus mendapat sorotan dalam beberapa literatur
administrasi pemerintahan (Cooper, 1998; Donahue, 2003;
Berman, 2003). Etika dapat menjadi suatu faktor yang
mensukseskan tetapi juga sebaliknya menjadi pemicu dalam
menggagalkan tujuan kebijakan, struktur organisasi, serta
manajemen pemerintahan. Bila moralitas para penyusun kebijakan
pemerintahan rendah, maka kualitas kebijakan yang dihasilkanpun
sangat rendah. Begitu juga bila struktur organisasi pemerintahan
yang disusun berdasarkan kepentingan-kepentingan tertentu yang
berbeda dengan kepentingan pemerintahan, maka struktur
organisasi tersebut tidak akan efektif. Di dalam proses manajemen
misalnya, kebobrokan moralitas atau etika dari mereka yang
merencanakan, mengimplementasikan, dan memonitor serta
mengevaluasi pelayanan pemerintahan akan sangat berpengaruh
pada hasil akhir. Dengan kata lain, tingkat moralitas atau etika

Dimensi Etika 4
para pemberi pelayanan pemerintahan akan mempengaruhi
pencapaian hasil.
Seperti kita ketahui bahwa etika berkenaan dengan disiplin ilmu
yang mempelajari nilai-nilai yang dianut oleh manusia beserta
pembenarannya dan dalam hal ini etika merupakan salah satu
cabang filsafat yang mempelajari nilai-nilai baik dan buruk bagi
manusia. Etika juga lebih banyak dikaitkan dengan prinsip-prinsip
moral yang menjadi landasan bertindak seseorang yang
mempunyai profesi tertentu atau dengan kata lain etika berbicara
mengenai nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur
tingkah laku manusia baik sebagai individu maupun sebagai
mahluk bermasyarakat.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa etika dan moral
merupakan suatu perpaduan dari dua kata atau istilah yang
senafas dan sejiwa, berkaitan dengan hak dan kewajiban moral
(akhlak) tentang hal baik dan buruk sehingga terbentuk kualitas
mental yang menjadikan seseorang tetap berani, bersemangat,
bergairah, berdisiplin, dan memegang norma-norma kebenaran
dalam menjalankan peranannya dalam menetapkan standar
kepatutan dalam masyarakat, serta memberikan kontrol bagi
pergaulan dalam masyarakat. Namun bahasan kita kali ini adalah
terkait dengan etika pelayanan pemerintahan sebagai suatu
pondasi peningkatan kualitas pelayanan pemerintahan di
Indonesia. Dalam pelayanan pemerintahan, perbuatan melanggar
moral atau etika sulit ditelusuri dan dipersoalkan karena adanya
kebiasaan masyarakat kita melarang orang ”membuka rahasia”
atau mengancam mereka yang mengadu. Sementara itu kita
menghadapi tantangan ke depan semakin berat karena standard
penilaian etika terus berubah sesuai dengan perkembangan
paradigmanya. Dan secara substantif, kita juga tidak mudah
mencapai kedewasaan dan otonomi beretika karena penuh

Dimensi Etika 5
dengan dilema. Karena itu, dapat dipastikan bahwa pelanggaran
moral atau etika dalam pelayanan pemerintahan di Indonesia akan
terus meningkat.

1.2. Rumusan Masalah


Untuk lebih mudah memahami makalah ini maka dirumuskan
masalah sebagai berikut.
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan etika?
1.2.2. Apa prinsip-prinsip etika administrasi pemerintahan?
1.2.3. Apa saja yang termasuk dalam dimensi etika pemerintahan?

1.3. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar kita mengetahui tentang:
1.3.1. Pengertian etika
1.3.2. Prinsip-prinsip etika administrasi pemerintahan
1.3.3. Dimensi etika pemerintahan

Dimensi Etika 6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Etika


Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/ buruk, benar/salah
yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau
benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk
melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam
kaitannya dengan pelayanan pemerintahan, etika pemerintahan
adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan pemerintahan dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan pemerintahan. Integritas pemerintahan
menuntut para pemimpin dan pejabat pemerintahan untuk memiliki
komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara
penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan
kebijaksanaan di dalam pelayanan pemerintahan. Adapun
pengertian kode etik adalah Kode Etik adalah aturan-aturan yang
mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuan - ketentuan tertulis.

2.2. Prinsip-Prinsip Etika Administrasi Pemerintahan


2.2.1. Prinsip Demokrasi
Pilar utama prinsip demokrasi adalah asas kedaulatan rakyat.
Asas kedaulatan rakyatmensyaratk bahwa rakyatlah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan negara,
rakyat yang menentukan pula bagaimana berbuatnya. Pada
tataran makro, sistem pemerintahan demokratis suatu negara
dapat di golongkan ke dalam tiga macam bentuk yakni:
1. Sistem parlementer.
2. Sistem pemisahan kekuasaan.
3. Sistem referendum.
2.2.2. Keadilan Sosial dan Pemerintahan
Persoalan keadilan sosial dan pemerataan sering kali muncul
sebagai akibat darikurang meratanya distribusi hasil-hasil
pembangunan. Oleh sebab itu, salah satu asas umum
pemerintahan dan administrasi pembangunan yang perlu

Dimensi Etika 7
mendapat perhatian lebih besar sekarang ini adalah yang
menyangkut keadilan dan pemerataan. Kedua konsep ini juga
merupakan landasan pokok bagi etika pembangunan.
2.2.3. Mengusahakan Kesejahteraan Umum
Setiap pejabat pemerintah harus memiliki komitmen dan untuk
peningkatan kesejahteraan dan bukan semata mata karena
diberi amanat atau dibayar oleh Negara melainkan karena
mempunyai perhatian yang tulus terhadap kesejahteraan
warga negara pada umumnya. peningkatan kesejahteraan
umum bukan hanya dimaksudkan untuk meningkatkan taraf
hidup dan kebutuhan-kebutuhan dasar tetapi juga untuk
meningkatkan kapasitas individual supaya rakyat dapat
berpartisipasi lebih aktif dalam pembangunan.
2.2.4. Mewujudkan Negara Hukum
Di dalam Pembukaan maupun pasal-pasal batang tubuh
Undang-Undang Dasar 1945 memang tidak disebutkan secara
eksplisit bahwa Indonesia adalah Negara Hukum. Akan tetapi
sesungguhnya gagasan utama dan aturan aturan dasar yang
melandasi terbentuknya republik ini adalah sesuai dengan cita-
cita Negara Hukum. dalam penjelasan mengenai sistem
pemerintahan negara telah di tegaskan:
1. Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum Negara
Indonesia berdasar atas hukum, tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka.
2. Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasar atas sistem
konstitusi, tidak tersirat absolutisme.

Dalam prinsipnya ada tiga dimensi etika pemerintahan:

2.3. Dimensi Kualitas Pelayanan Pemerintahan


Etika pemerintahan menekankan pada aspek nilai dan norma serta
prinsip moral, sehingga etika pemerintahan membentuk integritas
pelayanan pemerintahan. Etika pemerintahan membutuhkan lebih
dari sekedar kompetensi teknis karena harus mampu
mengidentifikasi isu dan konsep etika yang unik dalam pelayanan
pemerintahan. Akibatnya, etika sosial memandu analisis sosial
budaya dan politik (polsobud) dalam pencarian sistematis bentuk-
bentuk pelayanan pemerintahan, dengan mempertimbangkan
interaksi antara nilai-nilai masyarakat dan yang didukung oleh
lembaga pemerintahan.

Dimensi Etika 8
2.4. Dimensi Modalitas
Peningkatan integritas pemerintahan pada pejabat pemerintahan
dan politisi harus memerlukan peningkatan akuntabilitas dan
transparansi yang didukung oleh modalitas etika pemerintahan.
Akuntabilitas berarti bahwa pemerintah harus mengambil tanggung
jawab moral, hukum dan politik atas kebijakan dan tindakan
mereka terhadap rakyatnya. Pada prinsipnya ada tiga aspek dalam
akuntabilitas:
2.4.1. Penekanan pada Akuntabilitas Pemerintah Akuntabilitas
melalui Transparansi Pemerintah atau Akses Informasi Bagi
Pemangku Kepentingan Non-Pemerintah.
2.4.2. Pemahaman tentang Akuntabilitas, Tanggung Jawab dan
Tanggung Jawab dengan fokus pada aspek hukum,
kompensasi dan organisasi.
2.4.3. Lebih ditekankan pada hak warga negara untuk terlibat dan
mengubah kebijakan pemerintahan sehingga tanggung jawab
dapat disamakan dengan transparansi.

Transparansi berarti bahwa instansi pemerintah dapat dimintai


pertanggungjawaban atas tindakan mereka dengan menyediakan
dan memposting informasi atau laporan pemerintahan yang relevan
kepada pihak eksternal atau badan independen (legislator, auditor,
pemerintah).

2.5. Dimensi Tindakan Integritas Pemerintahan


Integritas pemerintahan dalam arti sempit untuk mencegah korupsi
atau penipuan. Secara garis besar, itu adalah perilaku yang
konsisten dengan nilai, tujuan, dan janji untuk memecahkan dilema
moral yang tercermin dalam kesederhanaan hidup. Integritas
pemerintahan juga mengacu pada kualitas seorang pegawai
negeri yang konsisten dengan nilai, standar, dan norma moral
masyarakat. Integritas pemerintahan juga merupakan itikad baik
PNS yang didukung oleh institusi sosial seperti hukum, etika
sosial, adat istiadat dan sistem pengawasan.

Dimensi Etika 9
2.6. Penerapan Etika dalam Kehidupan Sehari-hari
Etika dalam kehidupan sehari-hari seorang praja IPDN tentunya
harus selalu dipraktikan karena seorang praja IPDN adalah kader
yang akan memimpin bangsa Indonesia. Etika yang harus
dipraktikan seorang praja IPDN adalah etika berbicara, etika
berjalan, hingga etika makan. Etika berbicara seorang praja adalah
mengucapkan salam sebelum berbicara, menggunakan bahasa
yang sopan dan santun saat berbicara, dan tidak menggunakan
nada atau suara yang keras atau tidak sopan apabila berbicara
kepada pimpinan. Etika berjalan seorang praja adalah berjalan
dengan badan yang tegap dan melakukan PPM (penghormatan)
pada orang yang lebih tua yang ditemui pada saat berjalan, tidak
memainkan telepon genggam pada saat berjalan, dan berjalan
sesuai tata aturan yang berlaku dalam PETADUPRA. Etika makan
seorang praja adalah makan dengan badan yang tegap, tidak
berbicara pada saat makan, dan melakukan makan sesuai dengan
tata aturan yang berlaku. Etika ini adalah langkah pertama bagi
seorang praja agar hidup disiplin dan dapat menjadi seseorang
yang dapat diteladani atau dicontoh. Praja IPDN harus
mempraktikan etika ini dalam kehidupan sehari-hari mereka agar
pada saat mereka telah menjadi pemimpin bangsa ini, maka
anggota dalam organisasi atau lembaga yang mereka pimpin
dapat mencontohi sikap dan perilaku serta etika mereka.

Dimensi Etika 10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Etika adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan pemerintahan dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan pemerintahan. Asas-asas umum
birokrasi Pemerintahan yang baik mengandung beberapa prinsip
yaitu: Prinsip Demokrasi, Keadilan Sosial dan Pemerataan,
Mengusahakan Kesejahteraan Umum, Mewujudkan Negara
Hukum, Dinamika dan Efisiensi. Tiga dimensi Etika Pemerintahan
adalah Kualitas Pelayanan Pemerintahan, Modalitas, dan
Tindakan Integritas Pemerintahan. Etika pemerintahan
menekankan pada aspek nilai dan norma serta prinsip moral,
sehingga etika pemerintahan membentuk integritas pelayanan
pemerintahan. Peningkatan integritas pemerintahan pada pejabat
pemerintahan dan politisi harus memerlukan peningkatan
akuntabilitas dan transparansi yang didukung oleh modalitas etika
pemerintahan. Integritas pemerintahan mengacu pada kualitas
seorang pegawai negeri yang konsisten dengan nilai, standar, dan
norma moral masyarakat.

3.2. Saran
3.2.1. Diperlukan kesadaran dan etika baik dari pribadi masing-
masing dalam menjalankan tugas guna terciptanya
pemerintahan yang bersih.
3.2.2. Perlunya pemahaman nilai-nilai etika.
3.2.3. Perlunya enanaman prinsip-prinsip etika sistem
administrasi Negara.
3.2.4. Perlunya sosialisasi kode etik terhadap setiap pegawai untuk
meminimkan penyimpangan.
3.2.5. Perlunya sanksi tegas terhadap orang yang melanggar kode
etik tersebut.

Dimensi Etika 11
DAFTAR PUSTAKA
http://bpsdm.jatimprov.go.id/assets/images/1576209582_RIngkasan%20E
tika%20Publik%20.pdf

https://www.academia.edu/23211146/MAKALAH_ETIKA_SISTEM_ADMIN
ISTRASI_NEGARA_Universitas_Teuku_Umar

https://2frameit.blogspot.com/2011/12/dimensi-etika-enam-dimensi-
strategis.html

Dimensi Etika 12

Anda mungkin juga menyukai