Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

“Wawasan Kebangsaan dalam aspek


kebudayaan bangsa”

Dosen Pengampu : Aditya Arief Primanto S.H.M.H

DISUSUN OLEH ;

FAATHIR ALFATH

22110049
TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALAHAYATI

2022-2023
KATA PENGHANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul WAWASAN
KEBANGSAAN DALAM ASPEK KEBUDAYAAN BANGSA tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan di Universitas Malahayati. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca .

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen


mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Wasalamualaikum wr.wb

Bandar Lampung

i
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 2
1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................... 2,3
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 4
2.1 PERMASALAHAN ................................................................................ 4
2.2 WAYANG KULIT .............................................................................. 4,5
2.3 REOG PONOROGO .............................................................................. 5
2.4 BATIK.................................................................................................. 5,6
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 7
3.1 KESIMPULAN ....................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 8

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Wawasan kebangsaan lahir seiring dengan perjuangan bangsa Indonesia
ketika membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan oleh bangsa asing.
Konsep kebangsaan sudah menjadi dasar berdirinya bangsa Indonesia dan
dijadikan sebagai ideologi nasional yang tertuang dalam Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Persatuan dan kesatuan menjadi
tujuan utama yang ingin dibangun di dalam konsep kebangsaan
Sebagai warga negara Indonesia, sudah sepatutnya wawasan kebangsaan
dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat agar dapat mendayagunakan aspek
geografis negara, sosial budaya, ekonomi, politik, serta pertahanan dan
keamanan untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
segala bentuk gangguan yang berasal dari dalam maupun luar.
Wawasan kebangsaan mengenai budaya dan adat istiadat yang dimiliki
Indonesia sangat penting untuk dipahami dan dijunjung tinggi oleh warga
negaranya. wawasan kebangsaan dalam aspek kebudayaan bangsa melibatkan
pemahaman dan penghargaan terhadap nilai-nilai, tradisi, sejarah, seni, dan
warisan budaya yang dimiliki oleh suatu bangsa. Wawasan kebangsaan
merupakan kesadaran kolektif yang diharapkan dapat memperkuat identitas
bangsa, memupuk rasa persatuan, dan mempromosikan keberagaman dalam
masyarakat. Aspek kebudayaan bangsa mencakup berbagai elemen, seperti
bahasa, agama, adat istiadat, seni, arsitektur, makanan, pakaian tradisional,
musik, tarian, dan permainan tradisional.
Dan keterlibatan masyarakat Indonesia akan sangat berperan dalam
2
memperkuat identitas dan kemandirian bangsa dalam menghadapi ancaman
dari luar serta meningkatkan eksistensi kebudayaan yang dimiliki agar tidak
mudah diakui dan diambil oleh negara lain.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan
Beberapa kebudayaan Indonesia yang pernah diklaim oleh negara lain
menjadi permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Warisan kebudayaan
turun temurun yang dengan mudahnya diklaim oleh negara lain dapat memicu
perpecahan dan merusak hubungan baik yang telah terjalin antara dua negara.
Masalah budaya yang mudah di klaim oleh negara lain ada seperti Wayang Kulit,
Batik, dan Reog Ponorogo.

2.2 Wayang Kulit


Wayang kulit adalah seni pertunjukan tradisional yang sangat populer di
Indonesia dan merupakan salah satu bentuk teater tradisional yang paling tua. Kata,
“wayang” itu sendiri berasal dari kata Ma Hyang yang artinya “menuju kepada roh
dewa, atau keilahian”. Dalam sejarah dan mitologi, seni pertunjukan wayang kulit
merupakan sisa-sisa upacara keagamaan orang Jawa zaman kuno.
Pertunjukan wayang kulit menjadi sebuah hiburan dengan alur cerita yang
mengandung unsur-unsur tragedi, komedi,dan tragikomedi. Namun, wayang bukan
hanya pagelaran yang bersifat menghibur, tetapi juga sarat akan nilai-nilai falsafah
hidup. Awalnya wayang digunakan sebagai upacara keagamaan oleh orang Jawa,
sampai pada akhirnya Islam oleh para walisanga menggubahnya dengan tujuan
digunakan sebagai media dakwah Islam. Keberlangsungan tradisi pewayangan di
Indonesia mendapat perhatian dari PBB sehingga PBB mengeluarkan pengakuan
bahwa wayang adalah karya agung dunia.

4
Meskipun Indonesia dianggap sebagai negara asal usul wayang kulit, ada
kemungkinan bahwa budaya ini telah tersebar ke negara lain dan diadopsi sebagai
bagian dari warisan budaya mereka juga. Namun, penting untuk diingat bahwa
meskipun ada penyebaran budaya, asal usul dan akar budaya wayang kulit tetap
berada di Indonesia. Wayang kulit memiliki sejarah panjang dan merupakan bagian
integral dari tradisi dan kebudayaan Indonesia. Pengakuan resmi tentang asal usul
dan keaslian wayang kulit telah diberikan oleh UNESCO, dengan mengakui
Wayang sebagai Karya Agung Warisan Lisan dan Takbenda Manusia pada tahun
2003.

2.3 Reog Ponorogo


Reog Ponorogo adalah seni tradisional yang berasal dari Ponorogo, Jawa
Timur, Indonesia. Seni Reog Ponorogo melibatkan pertunjukan tari dengan kostum
yang megah dan topeng hewan mythological seperti singa atau macan. Seni ini
memiliki nilai historis, budaya, dan spiritual yang sangat kuat di masyarakat Jawa
Timur.
Seperti halnya dengan seni budaya lainnya, kemungkinan adanya penyebaran
atau pengaruh Reog Ponorogo di negara lain memang mungkin terjadi. Seni dan
budaya seringkali mengalami perubahan dan adaptasi saat menyebar ke wilayah
baru. Namun, perlu diakui bahwa asal usul dan akar budaya Reog Ponorogo tetap
berada di Ponorogo, Jawa Timur.

2.4 Batik
Batik merupakan titik-titik yang dilukiskan pada media kain lebar dan
membentuk motif yang unik dan berbeda-beda antara satu dan yang lainnya. Batik
merupakan warisan budaya Indonesia yang sangat terkenal dan telah ada dari
5
zaman Majapahit. Di setiap daerah batik memiliki ciri khas masing-masing yang
sangat dipengaruhi oleh alam lingkungan, tradisi masyarakat, budaya daerah, dan
lapisan sosial masyarakatnya (Aryunda, 1996:25).
Batik memiliki sejarah yang panjang di Indonesia dan diakui secara resmi oleh
UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Manusia pada tahun 2009. Namun,
batik masih sering diklaim oleh negara lain karena negara lain juga memproduksi
kain bermotif mirip batik. Sebagai salah satu bentuk masalah yang ada, pada tahun
2018, Miss Grand International 2017 dari Malaysia, Debra Jeanne Poh
mengunggah foto di media sosial dengan mengenakan pakaian batik motif parang.
Salah satu warga asal Malaysia ikut berkomentar dengan mengatakan motif batik
tersebut adalah milik Malaysia. Padahal motif parang menyimbolkan kesenian dari
keluarga Keraton Solo dan Yogyakarta.

Dalam situasi di mana budaya atau seni tradisional diklaim oleh negara lain,
penting untuk menjaga dan mempertahankan keaslian dan keunikan budaya
tersebut. Langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi warisan budaya
seperti wayang kulit termasuk pelaksanaan perlindungan hukum, kampanye
kesadaran publik, pendidikan, dan kerjasama internasional untuk mempromosikan
pemahaman dan penghargaan terhadap budaya asli serta pencegahan pembajakan
atau pengambilan budaya tanpa izin yang melanggar hak kekayaan intelektual.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.

Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap beberapa budaya baru tumbuh


ketika terjadi kasus pengakuan hak milik oleh negara lain. Hal ini diduga karena
generasi muda di Indonesia kurang bangga dan peduli untuk melestarikan budaya
yang dimiliki saat ini. Terjadinya pergeseran atau perubahan budaya ini umumnya
terjadi akibat adanya perubahan pada lingkungan masyarakat serta pengaruh dari
kebudayaan lain, yaitu masuknya nilai-nilai baru budaya dari luar (asing) akibat
globalisasi. Sejauh ini, negara yang sering mengaku memiliki beberapa budaya
Indonesia adalah Malaysia. Jika dilihat dari kondisi geografi dan sejarah, kedua
negara ini memang memiliki kesamaan sehingga sangat memungkinkan untuk
berbagi kebudayaan.
Dan beberapa contoh kasus klaim negara lain atas kebudayaan Indonesia adalah
klaim atas wayang kulit, batik, reog ponorogo, dan lain lain. Penerapan wawasan
kebangsaan dalam menjaga kebudayaan Indonesia adalah dengan menerapkan
karakter toleransi sebagai wujud kesadaran multikulturalisme yang ada di
Indonesia yang juga diwujudkan dalam pelestarian langsung budaya-budaya dari
berbagai pelosok Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA

Muslimah (Editor). “Hari Batik Nasional - Ini Alasan UNESCO Mengakui Batik
Sebagai Milik Indonesia, Bukan
Malaysia”.http://jateng.tribunnews.com/2018/10/02/hari-batik-nasional-ini-
al asan-unesco-mengakui-batik-sebagai-milik-indonesia-bukan-
malaysia?page= 3. Diakses Senin, 1 Mei 2019. Pk. 21.11.

Julaeha, E. (2008). Kekayaan Budaya Indonesia yang Diakui Internasional.


Diakses Mei 2019, dari:
https://www.kompasiana.com/ehajulaeha/5bc99658ab12ae77970c1bb2/keka
y aan-budaya-indonesia-yang-diakui-internasional?page=all

Anonim. “Kekayaan Budaya Indonesia dan Klaim Negara Lain”.


http://www.pusakaindonesia.org/kekayaan-budaya-indonesia-dan-klaim-
nega ra-lain/. Diakses Senin, 1 Mei 2019 pk. 20.59.

Suhady, I dan A. M. Sinaga. 2006. Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Negara


Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia

Hadi, K. (2009). Selain Tari Pendet, Ada Klaim Wayang Kulit di Iklan Enigmatic
Malaysia. Diakses Mei 2019, dari:
https://www.kompasiana.com/orangdesa/54fee632a33311672250f835/selain
t ari-pendet-ada-klaim-wayang-kulit-di-iklan-enigmaticmalaysia

Anda mungkin juga menyukai