Anda di halaman 1dari 18

Probabilitas Bayes

Probabilitas Bayes merupakan salah satu cara yang baik untuk mengatasi

ketidakpastian data dengan menggunakan Formula Bayes yang dinyatakan dengan rumus

sebagai berikut:

p(B∨A )× p (A )
p( A∨B)= (2.1)
p (B)

dengan :

p(A|B) : probabilitas A dan B terjadi bersama-sama

p(B|A) : probabilitas B dan A terjadi bersama-sama.

p(A) : probabilitas kejadian A

p(B) : probabilitas kejadian B

Teori Bayes sudah dikenal dalam bidang kedokteran tetapi teori ini lebih banyak

diterapkan dalam logika kedokteran modern. Teori ini lebih banyak diterapkan pada hal-hal

yang berkenaan dengan probabilitas serta kemungkinan dari penyakit dan gejala-gejala yang

berkaitan.

Teorema Bayes

Teorema Bayes merupakan metode yang baik di dalam mesin pembelajaran

berdasarkan data Training, dengan menggunakan probabilitas bersyarat sebagai dasarnya.

Metode Bayes juga merupakan suatu metode untuk menghasilkan estimasi parameter dengan

menggabungkan informasi dari sampel dan informasi lain yang telah tersedia sebelumnya.

Keunggulan utama dalam penggunaan metode Bayes adalah penyederhanaan dari cara klasik

yang penuh dengan integral untuk memperoleh model marginal. Adapun bentuk dari

Teorema Bayes untuk Evidence tunggal E dan hipotesis ganda H1,H2,H3,........ Hn.

p ( H i|E ) x p (H i)
p ( H i|E ) = n
(2.2)
∑ p (E∨H k ) x p(H k )
k=1
Keterangan :

p(Hi|E) = Probabilitas hiposesis Hi jika diberikan Evidence E

P(E|Hi) = Probabilitas munculnya Evidence E, jika diketahui hipotesis Hi benar

P(Hi) = Probabilitas hipotesis Hi (menurut hasil sebelumnya) tanpa memandang Evidence

apapun.

n = Jumlah hipotesis yang mungkin.

Adapun bentuk dari Teorema Bayes untuk I ganda E1,E2,E3,........ En dan hipotesis

ganda H1,H2,H3,........ Hn adalah sebagai berikut :

p ( E1|H 1 ) x p ( E 2|H 2) x … … . xp (En ∨H n) (2.3)


p ( H i|E1 , E 2 , E3 … . Ei )= n

∑ p(E 1∨H k ) x … … x p ( Em|H k ) xp ( H k )


k=1

Adapun algoritma dari penyelsaian dari metode Teorema Bayes yaitu sebagai berikut :

1. Langkah pertama : mendefinisikan terlebih dahulu nilai probabilitas dari tiap evidence

untuk tiap hipotesis berdasarkan data sampel yang ada menggunakan rumus probabilitas

Bayes.

P(B ∩ A)
P( A∨B)=
P( B)
2. Langkah kedua : menjumlahkan nilai probilitas dari tiap evidence untuk masing-masing

hipotesis berdasarkan data sampel baru.


n

∑ k=1=G1+ …+Gn
Gn

3. Langkah ketiga : mencari nilai probabilitas hipotesis H tanpa memandang evidence

apapun bagi masing-masing hipotesis menggunakan rumus :

P(E∨H i)
p(H i )= n

∑❑
k−n
4. Langkah keempat : mencari nilai probabilitas hipotesis menandang evidence dengan cara

mengalikan nilai probabilitas evidence awal dengan nilai probabilitas hipotesis tanpa

memandang evidence dan menjumlahkan hasil perkalian bagi masing-masing hipotesis

menggunakan rumus :
n

∑ ❑=P ( H 1 )∗P (E∨H 1 )+…+ P ( Hi )∗P (E∨ H i)


k−n

5. Langkah kelima : mencari nilai P(H i|E) atau probabilitas hipotesis H i benar jika diberikan

evidence E dengan menggunakan rumus :

P ( Hi )∗P( E∨H i )
p(Hi|Ei) = n

∑❑
k −n

6. Langkah keenam : mencari nilai kesimpulan dari Teorema Bayes dengan cara mengalikan

nilai probabilitas evidence awal atau P(E|Hi) dengan nilai hipotesis Hi benar jika diberiakn

evidence E atau P(Hi|E) dan menjumlahkan hasil perkalian menggunakan rumus :


n

∑ Bayes=¿
k =1

Contoh Kasus Teorema Bayes

“Sistem Pakar Mendiagnosa Kerusakan Dinamo Start Mobil Menggunakan Metode

Teorema Bayes Studi Kasus Pada Lubis Dinamo Medan”

a. Jenis kerusakan

Jenis kerusakan yang sering terjadi pada dinamo stater mobil antara lain dapat dilihat

dari tabel yang telah dibuat berdasarkan data dari administrator (mekanik) pada Lubis

Dinamo.
Tabel 3.1. Tabel Data Kerusakan

NO NAMA KERUSAKAN GEJALA

Stater Berat pada saat mobil akan di hidupkan


Stater tidak bersuara sama sekali pada saat mobil di
start.
Bila mobil di start berbunyi tek...tek... tek... dan
berhenti secara tiba-tiba.
1 Kerusakan pada Brush Lampu mobil terang jika dihidupkan, klakson pada
mobil kuat saat dibunyikan dan pada saat di stater
terasa berat dan lambat.
Pada saat kunci kontak posisi ON lampu dasboard
dan Speedometer hidup terang, tetapi pada saat di
startlampu menjadi redup dan dinamo start tidak
bersuara
Pada saat mobil akan di start stater tidak bereaksi
sama sekali.
Skring mobil selalu mengalami kerusakan pada
bagian bawah setir mobil
Kerusakan pada Spul
2 Kerusakan yang terjadi pada skring berulang-ulang.
Dinamo (Yoke)
Stater Berat pada saat mobil akan di hidupkan
Kepala baterai mengeluarkan percikan api saat
pemasangan kembali setelah diganti dengan skring
baru pada mobil.
Stater berat pada saat mobil akan dihidupkan
Stater tidak bersuara sama sekali pada saat mobil di
start
Kerusakan Pada Angker Pada saat digunakan stater dalam keadaan baik dan
3
Dinamo (Commutator) terkadang berat
Kepala baterai mengeluarkan percikan api saat
pemasangan kembali setelah diganti dengan skring
baru pada mobil
Bila mobil di start berbunyi tek...tek... tek... dan
berhenti secara tiba-tiba
Stater tidak bersuara sama sekali pada saat mobil di
start
Kerusakan Pada Switch
4 Pada saat distater berbunyi tek... tek... tek.. dan
Stater (Selenoid Switch)
dihentakan pada bagian switch stater menggunakan
martil, switch berfungsi kembali
Kabel pada spul dinamo mengeluarkan percikan api
pada saat dihubungkan ke switch stater
(Bengkel Lubis Dinamo)

b. Pengelompokkan Gejala Kerusakan Beserta Solusi


Dari data yang didapat dengan melakukan analisa permasalahan yang ada maka di

bawah ini dibuat sebuah pengelompokan gejala kerusakan menjadi sebuah tabel dan

diberikan kode pada tiap-tiap gejala dan solusi dari kerusakan dinamo stater.

Tabel 3.2 Tabel Kode Gejala, Kode Kerusakan Dan Solusi

NO GEJALA Gn Solusi
Stater Berat pada saat mobil akan di Solusi bagi dinamo stater mobil yang
G1
hidupkan mengalami kerusakan pada Brush
Stater tidak bersuara sama sekali adalah membongkar bagian dinamo
G2
pada saat mobil di start. stater khusunya Brush. Komponen
Bila mobil di start berbunyi ini tidak dapat diperbaiki dan hanya
tek...tek... tek... dan berhenti secara G3 dapat diganti dengan Brush yang
tiba-tiba. baru. Gunakan Cool Brush asli atau
Lampu mobil terang jika standart tipe mobil yang anda
K0001 gunakan.
dihidupkan, klakson pada mobil
G4
kuat saat dibunyikan dan pada saat
di stater terasa berat dan lambat.
Pada saat kunci kontak posisi ON
lampu dasboard dan Speedometer
hidup terang, tetapi pada saat di G5
startlampu menjadi redup dan
dinamo start tidak bersuara
Pada saat mobil akan di start stater G6 Solusi bagi dinamo stater mobil yang
tidak bereaksi sama sekali. mengalami kerusakan pada spul
dinamo adalah membongkar bagian
dinamo stater khusunya spul dinamo.
Komponen ini dapat diperbaiki
dengan cara menggulung kembali
spul dinamo, gunakan kawat
K0002 tembaga asli berdiameter 0,3 mm
dan perbanyak jumlah lilitan
gulungan, berikan serlak pada
gulungan yang telah diperbaiki lebih
banyak dari gulungan awal.
Mengganti spul dinamo baru sesuai
dengan tipe mobil yang anda
gunakan.
Tabel 3.2 Tabel Kode Gejala, Kode Kerusakan Dan Solusi (Lanjutan)

Stater berat pada saat mobil akan Solusi bagi dinamo stater mobil yang
G1
dihidupkan mengalami kerusakan pada angker
Stater tidak bersuara sama sekali dinamo adalah membongkar bagian
G2
pada saat mobil di start dinamo stater khusunya angker
Kelistrikan pada mobil bermasalah dinamo. Komponen ini dapat
apabila skring diganti dengan skring G9 diperbaiki dengan cara menggulung
baru pada mobil. kembali angker dinamo, gunakan
K0003 Skring mobil selalu mengalami kawat tembaga standart sesuai
kerusakan pada bagian bawah setir dengan jenis angker, periksa
mobil diameter kolektor apabila telah
mengalami cacat pada diameter
G10 maka disarankan untuk mengganti
kolektor pada angker atau mengganti
angker dinamo baru komplit sesuai
dengan merk mobil anda.
Bila mobil di start berbunyi Solusi bagi dinamo stater mobil yang
tek...tek... tek... dan berhenti secara G3 mengalami kerusakan pada Switch
tiba-tiba Stater adalah membongkar bagian
Stater tidak bersuara sama sekali dinamo stater khusunya Switch
G2
pada saat mobil di start Stater. Komponen ini dapat
Pada saat distart berbunyi tek... diperbaiki dengan cara menggulung
tek... tek.. dan setelah ditunggu kembali Switch Stater , gunakan
K0004 G11 kawat tembaga berdiameter 0,8 mm,
beberapa saat, switch berfungsi
kembali periksa batangan kuningan diatas
Kelistrikan pada dasboard mobil piston switch, jika tidak dapat
terkadang baik terkadang tidak terhubung untuk mengantarkan arus
menyala sama sekali ke terminal baut switch + dan –
G12
maka balik posisi batangan kuningan
pada swtich atau mengganti Switch
Stater baru.
(Bengkel Lubis Dinamo)

3.1.1 Proses Probabilitas Bayes

Analisis kebutuhan proses pada data diagnosa kerusakan yang telah dipilih akan

diproses dengan menggunakan probabilitas bayes. Data pengetahuan diambil dari data

sampel yang digunakan sebagai nilai dari tiap gejala kerusakan bagi masing jenis

kerusakan.data dimulai dari November 2015 hingga Juli 2016 Data dihitung dengan

menggunakan rumus probabilitas bayes. Dibawah ini adalah data sampel yang diambil dari

bengkel lubis dinamo :


Tabel 3.3 Data Riwayat Kerusakan Mobil Pelanggan

N GEJALA
KODE TYPE TAHUN
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 K0001 Totoya 2003 * * * * * * *
2 K0001 Totoya 2010 * * * * * * * *
3 K0001 Marcedes 2000 * * * * *
4 K0001 Mitsubishi 1998 * * * * *
5 K0001 Totoya 1995 * * * * * *
6 K0001 Jaguar 2003 * * * * * * *
7 K0001 Totoya 2007 * * * * *
8 K0001 Totoya 2010 * * * * * *
9 K0001 Totoya 1997 * * * * *
10 K0001 Totoya 2011 * * * * *
11 K0001 Totoya 2000 * * * * *
12 K0001 Hyundai 2003 * * * * *
13 K0001 Totoya 2010 * * * * * *
14 K0001 Totoya 2000 * * * * * *
15 K0001 Marcedes 1998 * * * * * *
16 K0001 Jaguar 1995 * * * * * *
17 K0001 Hyundai 2003 * * * *
18 K0001 Mitsubishi 2007 * * * * * * *
19 K0001 Mitsubishi 2010 * * * * *
20 K0001 Honda 1997 * * * * *
21 K0001 Honda 2011 * * * * * * *
22 K0001 Honda 2000 * * * * * *
23 K0001 Honda 1997 * * * *
24 K0001 Honda 2011 * * * * * * *
25 K0001 Honda 2000 * * * * *
26 K0002 Daihatsu 2009 * * * * * * *
27 K0002 Honda 2003 * * * * * *
28 K0002 Honda 2010 * * * * *
29 K0002 Daihatsu 2000 * * * * *
30 K0002 Daihatsu 1998 * *
31 K0002 Marcedes 1995 * * * * * * *
32 K0002 Jaguar 2003 * * *
33 K0002 Hyundai 2007 * * * * * *
34 K0002 Honda 2010 * * * *
35 K0002 Mitsubishi 1997 * * * *
36 K0002 Honda 2011 * * * * *
37 K0002 Mitsubishi 2003 * * * *
38 K0002 Mitsubishi 2007 * * * * *
39 K0002 Honda 2010 * * * * *
40 K0002 Honda 1997 * * * * * *
41 K0002 Mitsubishi 2011 * * * * * *
42 K0002 Mitsubishi 2000 * * * * *
43 K0002 Mitsubishi 2009 * * * * * *
44 K0002 Marcedes 2003 * * * * * *
45 K0002 Jaguar 2010 * * * * * *
46 K0003 Hyundai 2000 * * * * *
47 K0003 Mitsubishi 1998 * * * * * *
48 K0003 Mitsubishi 1995 * * * * * *
49 K0003 Totoya 2003 * * * *
50 K0003 Daihatsu 2007 * * * * *
51 K0003 Marcedes 2010 * * * *
52 K0003 Jaguar 1997 * * * * *
53 K0003 Hyundai 2011 * * * * *
54 K0003 Daihatsu 2000 * * * * *
55 K0003 Daihatsu 2010 * * * * * *
56 K0003 Daihatsu 1997 * * *
57 K0003 Mitsubishi 2011 * * * * *
58 K0003 Daihatsu 2000 * * * * *
59 K0003 Hyundai 2009 * * * * *
60 K0003 Daihatsu 2003 * * * * *
61 K0003 Daihatsu 2007 * * * *
62 K0003 Hyundai 2010 * * * * * *
63 K0003 Daihatsu 1997 * * * *
64 K0003 Hyundai 2003 * * * * *
65 K0003 Marcedes 2007 * * * *
66 K0004 Jaguar 2010 * * * * *
67 K0004 Hyundai 2003 * * * *
68 K0004 Totoya 2007 * * * *
69 K0004 Mitsubishi 2010 * * *
70 K0004 Totoya 1997 * * * *
71 K0004 Totoya 2011 * * * *
72 K0004 Jaguar 2000 * * * * *
73 K0004 Honda 2009 * * * *
74 K0004 Totoya 2003 * * * *
75 K0004 Honda 2007 * * * * *
76 K0004 Totoya 2010 * * * * * *
77 K0004 Honda 1997 * * * *
78 K0004 Honda 2007 * * * * *
79 K0004 Totoya 2010 * * * *
80 K0004 Totoya 1997 * * * *
81 K0004 Totoya 2011 * * *
82 K0004 Honda 2000 * * * *
83 K0004 Honda 2009 * * * *
84 K0004 Totoya 2003 * * * *
85 K0004 Honda 2007 * * * *
(Bengkel Lubis Dinamo)

Tanda bintang (*) merupakan gejala kerusakan yang dialami oleh mobil. Dari data

diatas maka dikelompokan untuk tiap jenis kerusakan dimana

1. K0001 = Kerusakan pada Brush

2. K0002 = Kerusakan pada Spul Dinamo (Yoke)

3. K0003 = Kerusakan Pada Angker Dinamo (Commutator)

4. K0004 = Kerusakan Pada Switch Stater (Selenoid Switch)

Selanjutnya berdasarkan dari data sampel diatas pada tabel 3.3 maka dibuat nilai

probabilitas untuk masing-masing gejala pada tiap-tiap jenis kerusakan. Menggunakan rumus

probabilitas bayes.

p(B∨A )× p (A )
p( A∨B)=
p (B)

1. K0001 = Kerusakan Pada Brush

Dari tabel 3.2 diambil data gejala untuk tiap kerusakan brush maka :

P( B ∩ A)
p( A∨B)=
P(B)

P( Keruskan pada brush ∩G i)


p(Gejalai∨Kerusakan pada brush)=
P( Kerusakan pada brush)

23
G1 = = 0.92
25

20
G2 = = 0.80
25

22
G3 = = 0.88
25

24
G4 = = 0.96
25

22
G5 = = 0.88
25
2. K0002 = Kerusakan Pada Spul Dinamo (Yoke)

Dari tabel 3.2 diambil data gejala untuk tiap kerusakan pada spul dinamo maka :

P( B ∩ A)
p( A∨B)=
P(B)

p(Gejalai∨Kerusakan pada spul dinamo (Yoke))=P ( Keruskan pada spul dinamo(Yoke))∩G i ¿


P (Kerusa

13
G1 = = 0.65
20

18
G6 = = 0.80
20

16
G7 = = 0.75
20

16
G8 = = 0.80
20

19
G9 = = 0.95
20

3. K0003 = Kerusakan Pada Angker Dinamo (Commutator)

Dari tabel 3.2 diambil data gejala untuk tiap kerusakan angker dinamo (Commucator)

maka :

P( B ∩ A)
p( A∨B)=
P(B)

p(Gejalai∨Kerusakan pada angker dinamo (Commucator ))=P( Kerusakan pada angker dinamo(Commu

18
G1 = = 0.90
20

19
G2 = = 0.95
20

16
G9 = = 0.80
20

18
G10 = = 0.90
20
4. K0004 = Kerusakan Pada Switch Stater (Selenoid Switch)

Dari tabel 3.2 diambil data gejala untuk tiap kerusakan pada Switch stater (selenoid

Switch) maka :

P( B ∩ A)
p( A∨B)=
P(B)

p(Gejalai∨Kerusakan pada Switch Stater (Selenoid Switch))=P¿ ¿

19
G2 = = 0.95
20

18
G3 = = 0.90
20

14
G11 = = 0.70
20

17
G12 = = 0.85
20

dari hasil perhitungan diatas, maka didapat nilai untuk tiap gejala berdasarkan bagi

tiap kerusakan. Tabel data nilai gejala dapat dilihat pada tabel dibawah

Tabel 3.4 Tabel Nilai Gejala

KODE KERUSAKAN KODE GEJALA NILAI GEJALA

G1 0.92
G2 0.80
K0001 G3 0.88
G4 0.96
G5 0.88
G1 0.65
G6 0.90
K0002 G7 0.75
G8 0.80
G9 0.95
G1 0.90
G2 0.95
K0003
G9 0.80
G10 0.90
G2 0.95
G3 0.90
K0004
G11 0.70
G12 0.85

3.1.2 Contoh Kasus Teorema Bayes

Seorang konsumen mengalami kerusakan pada mobilnya, kemudian dia melakukan

konsultasi kepada administrator (mekanik) pada bengkel Lubis Dinamo, dari 12 pertanyaan

yang diberikan kepada konsumen didapat hasil jawaban sebagai berikut :

Tabel 3.5 Tabel Hasil Konsultasi Pelanggan

KODE PERTANYAAN BERDASARKAN GEJALA JAWAB


G1 Stater Berat pada saat mobil akan di hidupkan Ya
G2 Stater tidak bersuara sama sekali pada saat mobil di start. Tidak
G3 Bila mobil di start berbunyi tek...tek... tek... dan berhenti Ya
secara tiba-tiba.
Lampu mobil terang jika dihidupkan, klakson pada mobil
G4 kuat saat dibunyikan dan pada saat di stater terasa berat Tidak
dan lambat.
Pada saat kunci kontak posisi ON lampu dasboard dan
G5 Speedometer hidup terang, tetapi pada saat di startlampu Ya
menjadi redup dan dinamo start tidak bersuara
Pada saat mobil akan di start stater tidak bereaksi sama
G6 sekali. Tidak

G7 Skring mobil selalu mengalami kerusakan pada bagian Tidak


bawah setir mobil
G8 Kerusakan yang terjadi pada skring berulang-ulang. Tidak

Kelistrikan pada mobil bermasalah apabila skring dengan


G9 Ya
skring baru pada mobil.

G10 Pada saat digunakan stater dalam keadaan baik dan Ya


terkadang berat.
G11 Pada saat distart berbunyi tek... tek... tek.. dan setelah Tidak
ditunggu beberapa saat, switch berfungsi kembali.
G12 Kelistrikan pada dasboard mobil terkadang baik Ya
terkadang tidak menyala sama sekali.
(Bengkel Lubis Dinamo)

Setelah hasil jawaban dari pertanyaan yang diajukan, maka dilakukan perhitungan

menggunakan Teorema Bayes untuk tiap gejala.


1. Langkah pertama : mendifinisikan terlebih dahulu nilai probabilitas dari tiap evidence

untuk tiap hipotesis berdasarkan data sampel yang ada menggunakan rumus probabilitas

bayes.

a. Kerusakan pada Brush = K0001

G1 = p ( E∨H 1) = 0.92

G3 = p ( E∨H 3 ) = 0.88

G5 = p ( E∨H 5 ) = 0.88

b. Kerusakan pada Spul Dinamo (Yoke) = K0002

G1 = p ( E∨H 1) = 0.65

G9 = p ( E∨H 9 ) = 0.95

c. Kerusakan Pada Angker Dinamo (Commutator) = K0003

G1 = p ( E∨H 1) =¿0.90

G9 = p ( E∨H 9 ) = 0.80

G10= p ( E∨H 10) = 0.90

d. Kerusakan Pada Switch Stater (Selenoid Switch) = K0004

G3 = p ( E∨H 3 )= 0.90

G12 = p ( E∨H 12) =¿0.85

2. Langkah kedua : menjumlahkan nilai probilitas dari tiap evidence untuk masing-masing

hipotesis berdasarkan data sampel baru.


n

∑ k=1=G1+ …+Gn
Gn

a. Kerusakan pada Brush = K0001


G1 = p ( E∨H 1) = 0.92

G3 = p ( E∨H 3 ) = 0.88

G5 = p ( E∨H 5 ) = 0.88

∑ k=1=0.92+0.88+0.88=2.68
Gn

b. Kerusakan pada Spul Dinamo (Yoke) = K0002

G1 = p ( E∨H 1) = 0.65

G9 = p ( E∨H 9 ) = 0.95

∑ k=1=0.65+0.95=1.60
Gn

c. Kerusakan Pada Angker Dinamo (Commutator) = K0003

G1 = p ( E∨H 1) =¿0.90

G9 = p ( E∨H 9 ) = 0.80

G10= p ( E∨H 10) = 0.90

∑ k=1=0.90+0.80+ 0.90=2.60
Gn

d. Kerusakan Pada Switch Stater (Selenoid Switch) = K0004

G3 = p ( E∨H 3 )= 0.90

G12 = p ( E∨H 12) =¿0.85

∑ k=1=0.90+0.85=1.75
Gn

3. Langkah ketiga : mencari nilai probabilitas hipotesis H tanpa memandang evidence

apapun bagi masing-masing hipotesis.


P(E∨H i)
p(H i )= n

∑❑
k−n

a. Kerusakan pada Brush = K0001

0.92
G1 = p ( H 1 )= = 0.34
2.68

0.88
G3 = p ( H 3 ) = = 0.33
2.68

0.88
G5 = p ( H 5 ) = = 0.33
2.68

b. Kerusakan pada Spul Dinamo (Yoke) = K0002

0 .65
G1 = p ( H 1 ) = = 0.41
1.6

0 .95
G9 = p ( H 9 ) = = 0.59
1.6

c. Kerusakan Pada Angker Dinamo (Commutator) = K0003

0 .90
G1 = p ( H 1 )=¿ = 0.35
2.6

0 .80
G9 = p ( H 9 ) = = 0.31
2.6

0 .90
G10= p ( H 10 )= = 0.35
2.6

d. Kerusakan Pada Switch Stater (Selenoid Switch) = K0004

0 .90
G3 = p ( H 3 )= = 0.51
1.75

0 .85
G12 = p ( H 12 )=¿ = 0.49
1.75

4. Langkah ke empat : mencari nilai probabilitas hipotesis memandang evidence dengan

cara mengalikan nilai probabilitas evidence awal dengan nilai probabilitas hipotesis tanpa

memandang evidence dan menjumlah kan hasil perkalian bagi masing-masing hipotesis.
n

∑ ❑=P ( H 1 )∗P (E∨H 1 )+…+ P ( Hi )∗P (E∨ H i)


k−n

a. Kerusakan pada Brush = K0001


3

∑ ❑=( 0.34∗0.92 )+ ( 0.33∗0.88 )+ ( 0.33∗0.88 )=0.89


k =3

b. Kerusakan pada Spul Dinamo (Yoke) = K0002


2

∑ ❑=( 0.41∗0.65 ) +( 0.59∗0.95 )=0.83


k =2

c. Kerusakan Pada Angker Dinamo (Commutator) = K0003


3

∑ ❑=( 0.35∗0.90 ) +( 0.31∗0.80 ) +( 0.35∗0.90 )=0.89


k =3

d. Kerusakan Pada Switch Stater (Selenoid Switch) = K0004


2

∑ ❑=( 0.51∗0.90 ) +( 0.49∗0.85 ) =0.88


k =2

5. Langkah kelima : mencari nilai P(Hi|E) atau probabilitas hipotesis Hi benar jika

diberikan evidence E.

P ( Hi )∗P( E∨H i )
p(Hi|Ei) = n

∑❑
k −n

a. Kerusakan pada Brush = K0001

0.34∗0.92
p(H1|E) = 0.89
= 0.35

0.33∗0.88
p(H3|E) = 0.89
= 0.32

0.33∗0.88
p(H5|E) = 0.89
= 0.32

b. Kerusakan pada Spul Dinamo (Yoke) = K0002

0.41∗0.65
p(H1|E) = 0.83
= 0.32
0.59∗0.95
p(H9|E) = 0.83
= 0.68

c. Kerusakan Pada Angker Dinamo (Commutator) = K0003

0.35∗0.90
p(H1|E) = 0.89
= 0.36

0.31∗0.80
p(H9|E) = 0.87
= 0.22

0.35∗0.90
p(H10|E) = 0.87
= 0.36

d. Kerusakan Pada Switch Stater (Selenoid Switch) = K0004

0.51∗0.90
p(H3|E) = 0.88
= 0.52

0.49∗0.85
p(H12|E) = 0.88
= 0.47

6. Langkah ke enam : mencari nilai kesimpulan dari Teorema Bayes dengan cara

mengalikan nilai probabilitas evidence awal atau P(E|Hi) dengan nilai hipotesis Hi benar

jika diberikan evidence E atau P(Hi|E) dan menjumlahkan hasil perkalian.

∑ Bayes=¿
k =1

a. Kerusakan pada Brush = K0001


3

∑ Bayes=( 0.35∗0.92 ) +( 0.32∗0.88 ) +( 0.32∗0.88 )=0.89


k =3

b. Kerusakan pada Spul Dinamo (Yoke) = K0002


2

∑ Bayes=( 0.32∗0.65 ) +( 0.68∗0.95 ) =0.85


k =2

c. Kerusakan Pada Angker Dinamo (Commutator) = K0003


3

∑ Bayes=( 0.36∗0.90 )+ ( 0.29∗0.80 )+ ( 0.36∗0.90 )=0.88


k =3

d. Kerusakan Pada Switch Stater (Selenoid Switch) = K0004


2

∑ Bayes=( 0.52∗0.90 ) +( 0.47∗0.85 )=0.87


k =2

Dari proses perhitungan menggunakan metode bayes diatas, maka dapat diketahui

bahwa mobil milik konsumen mengalami kerusakan pada Brush dengan nilai keyakinan 0.89

atau 89 %.

Anda mungkin juga menyukai