Anda di halaman 1dari 3

Gametogenesis

Biasanya, produk-produk akhir meiosis yang baru saja terbentuk bukanlah gamet-gamet
yang telah berkembang sepenuhnya. Terdapat suatu periode pematangan setelah meiosis.
Pada tumbuhan, satu atau lebih pembelahan mitosis diperlukan untuk menghasilkan spora-
spora yang reproduktif, sedangkan pada hewanproduk-produk meiosis lagsung berkembang
menjadi gamet melalui pertumbuhan dan/atau diferensiasi. Keseluruhan proses penghasilan
gamet-gamet atau spora-spora matang, dengan pembelahan meiosis sebagai bagian
terpentingnya, disebut gametogenesis

1. Gametogenesis Hewan (Seperti yang Terjadi Pada Mamalia)

Gametogenesis pada hewan jantan disebut spermatogenesis. Spermatogenesis


mamalia berawal di epitel germinal tubulus seminiferus gonad jantan (testis) dari sel-
sel primordial diploid. Sel-sel tersebut mengalami pembelahan mitosis berulang-ulang
untuk membentuk populasi spermatogonium. Melalui pertumbuhan, sebuah
spermatogonium bisa berdiferensiasi menjadi spermatosit primer diploid dengan
kemampuan untuk mengalami meiosis. Pembelahan meiosis yang pertama terjadi
pada spermatosit-spermatosit primer tersebut, menghasilkan spermatosit-spermatosit
sekunder yang haploid. Dari sel-sel itu, pembelahan meiosis kedua menghasilkan
empat produk meiosis yang haploid, disebut spermatid. Kemudian, nyaris keseluruhan
sitoplasma terdorong ke dalam ekor panjang serupa cambuk saat pematangan, dan sel
pun bertransformasi menjadi sebuah gamet jantan matang yang disebut sel sperma
atau spermatozoa
Gametogenesis pada hewan betina disebut oogenesis. Oogenesis mamalia
berawal di epitel germinal gonad betina (ovarium) dari sel-sel primordial diploid yang
disebut oogonia. Melalui pertumbuhan dan penyimpanan sitoplasma atau kuning telur
dalam jumlah banyak (untuk digunakan sebagai makanan oleh embrio pada tahap
awal), oogonium bertransformasi menjadi oosit primer diploid dengan kemampuan
untuk mengalami meiosis.
Pembelahan meiosis pertama mengurangi jumlah kromosom menjadi
setengahnya da juga mendistribusikan sitoplasma dalam jumlah yang sangat berbeda
dari kedua produk yang dihasilkan melalui sitokenesis yang amat tak sebanding. Sel
produk yang lebih besar disebut oosit sekunder, sedangkan yang lebih kecil disebut
badan kutub (polar body) primer. Pada beberapa kasus, badan kutub pertama mungkin
mengalami pembelahan meiosis kedua, hingga menghasilkan dua badan kutub
sekunder. Akan tetapi semua badan kutub berdegenerasi da tidak ikut serta dalam
fertilisasi. Pembelahan meiosis kedua pada oosit juga melibatkan sitokenesis yang
tidak sebanding, menghasilkan sebuah otid yang besar dan mengandung banyak
kuning telur serta sebuah badan kutub sekunder. Melalui pertumbuhan dan
diferensiasi selanjutnya, ootid menjadi gamet betina matang yang disebut ovum atau
sel telur.
Penyatuan gamet jantan dan betina (sperma dan sel telur) disebut fertilisasi.
Fertilisasi mengembalikan jumlah kromosom menjadi diploid pada zigot yang
dihasilkan dari proses tersebut. Saat fertilisasi, kepala sperma memasuki sel telur,
tetapi bagian ekor (sitoplasma gamet jantan yang jumlahnya banyak) tetap berada di
luar dan berdegenerasi. Pembelahan-pembelahan mitosis yang terjadi kemudian
menghasilkan embrio yang bersel banyak. Sel-sel itu terorganisasi menjadi jaringan-
jaringan dan organ-organ individu yang baru.

2. Gametogenesis Pada Tumbuhan Tingkat Tinggi

Pada tumbuhan berbunga, gametogenesis diperlukan dalam pembentukan


gamet jantan dan pembentukan gamet betina. Pembentukan gamet jantan disebut
mikrosporogenesis, sedangkan pembentukan gamet betina disebut megasporogenesis.

a. Mikrosporogenesis

Mikrosporogenesis berlangsung di dalam benang sari, yaitu pada bagian


kepala sari atau anthera. Kepala sari ini menghasilkan serbuk sari, yang
mengandung sel sperma. Pembentukan sel sperma dimulai dari sebuah sel
induk mikrospora diploid yang disebut mikros porosit di dalam anthera.
Mikrosporosit ini mengalami meiosis I menghasilkan sepasang sel haploid.
Selanjutnya, sel ini mengalami meiosis II dan menghasilkan 4 mikrospora
yang haploid. Keempat mikrospora ini berkelompok menjadi satu sehingga
disebut sebagai tetrad.

Setiap mikrospora mengalami pembelahan mitosis. Pembelahan ini


menghasilkan dua sel, yaitu sel generatif dan sel vegetatif. Sel vege tatif ini
mempunyai ukuran yang lebih besar daripada sel generatif. Struktur bersel dua
ini terbungkus dalam dinding sel yang tebal. Kedua sel dan dinding sel ini
bersama- sama membentuk sebuah butiran serbuk sari yang belum dewasa.

Setelah terbentuk serbuk sari, inti generatif membelah secara mitosis tanpa
disertai sitokinesis, sehingga terbentuklah dua inti sel sperma. Sementara itu,
inti vegetatifnya tidak membelah. Pembentukan sel sperma ini dapat terjadi
sebelum serbuk sari keluar dari anthera atau pada saat serbuk sari sampai di
kepala putik (stigma). Pada saat inilah, tangkai serbuk sari mulai tumbuh. Pada
umumnya, pembelahan mitosis sel generatif terjadi setelah buluh serbuk sari
menembus stigma atau mencapai kantung embrio di dalam bakal biji
(ovulum).
b. Megasporogenesis
Proses megasporogenesis terjadi di dalam bagian betina bunga, yaitu bakal
biji (ovulum) yang dibungkus oleh bakal buah (ovarium) pada pangkal
putik. Di dalam bakal biji terdapat sporangium yang mengandung
megasporofit yang bersifat diploid. Selanjutnya, megasporofit mengalami
meiosis menghasilkan 4 megaspora haploid yang letaknya berderet. Tiga
buah megaspora mengalami degenerasi dan mati, tinggal sebuah
megaspora yang masih hidup.

Megaspora yang hidup ini mengalami pembelahan kromosom secara


mitosis 3 kali berturut-turut, tanpa diikuti pembelahan sitoplasma.
Hasilnya berupa sebuah sel besar yang disebut kandung lembaga muda
yang mengan dung delapan inti haploid. Kandung lembaga ini dikelilingi
kulit (integumen). Di ujungnya terdapat sebuah lubang (mikropil) sebagai
tempat masuknya saluran serbuk sari ke dalam kandung lembaga.

Selanjutnya, tiga dari delapan inti tadi menempatkan diri di dekat mikropil.
Dua di antara tiga inti yang merupakan sel sinergid mengalami degenerasi.
Sementara itu, inti yang ketiga berkembang menjadi sel telur. Tiga buah
inti lainnya bergerak ke arah kutub kalaza, tetapi kemudian mengalami
degenerasi pula. Ketiga inti ini dinamakan inti antipoda. Sisanya, dua inti
yang disebut inti kutub, bersatu di tengah kandung lembaga dan terjadilah
sebuah inti diploid (2n). Inti ini disebut inti kandung lembaga sekunder. Ini
berarti kandung lembaga telah masak, yang disebut megagametofit dan
siap untuk dibuahi.
http://novarin88.blogspot.com/2016/03/gametogenesis-pada-hewan-dan-
tumbuhan.html?m=1
https://books.google.com/books/about/Schaum_s_Genetika.html?
hl=id&id=WXNsTQYMR9wC

Anda mungkin juga menyukai