Anda di halaman 1dari 33

Mekanika tanah 1

BATAS-BATAS
ATTERBERG

AIUN HAYATU R
PENDAHULUAN

Salah satu sifat yang penting pada tanah berbutir halus adalah
sifat plastisitas.

Sifat plastisitas disebabkan oleh adanya partikel mineral


lempung dalam tanah.

Plastisitas  menggambarkan kemampuan tanah dalam


menyesuaikan perubahan bentuk pada volume tanah yang
konstan tanpa mengalami retak atau remuk.
PENDAHULUAN

Kedudukan fisik tanah berbutir halus pada kondisi kadar air


tertentu disebut konsistensi.

Konsistensi tanah tergantung pada gaya Tarik air (absorbed


water) antar partikel mineral lempung.

Tahun 1911 seorang ilmuan Swedia bernama Atterberg


menggambarkan suatu metode untuk menjelaskan sifat
konsistensi tanah berbutir halus pada kadar air yang bervariasi.
ATTERBERG LIMIT

Pada kondisi tanah mengandung kadar air yang tinggi maka


tanah akan berbentuk seperti cairan.

Oleh sebab itu atas dasar kandungan air dalam tanah, tanah
dapat dibagi mejadi empat kondis dasar:
 PADAT
 SEMI PADAT
 PLASTIS
 CAIR

Nilai kadar air dinyatakan dalam %, sehingga terjadi transisi dari


keadaan:
 PADAT  SEMI PADAT = BATAS SUSUT (SHRINGKAGE
LIMIT)
 SEMI PADAT  PLASTIS = BATAS PLASTIS (PLASTIC
LIMIT)
 PLASTIS  CAIR = BATAS CAIR (LIQUIT LIMIT)
ATTERBERG LIMIT

ATTERBERG LIMIT
LIQUIT LIMIT

Batas cair (LL), didefinisikan sebagai kadar air tanah pada batas
antara keadaan cair dan keadaan plastis  batas atas dari daerah
plastis.
Ditentukan  Uji Cassagrande
LL = kadar air tanah dimana apabila dibuat goresan pada tanah
tersebut dengan spatula standard akan menutup pada 25 kali
pukulan.
LIQUIT LIMIT

Skema Alat Cassagrande


LIQUIT LIMIT

Untuk mengatur kadar air dari tanah agar memenuhi kriteria 25


pukulan sangat sulit dilakukan.

Oleh karena itu, pada pengujian batas cair paling sedikit mengambil
sampel empat kali dengan jumlah kadar air yang berbeda sehingga
memenuhi jumlah pukulan N.

Pukulan yang digunakan bervariai antara 15 sampai 35.

Hubungan kadar air dan jumlah pukulan akan digambarkan dalam


grafaik semi logaritmik untuk menentukan kadar air 25 kali pukulan.
LIQUIT LIMIT

Grafik Penentuan Batas cair


LIQUIT LIMIT
Kemiringan garis pada grafik/kurva didefinisikan sebagai Indeks Aliran
(Flow Index), yang dinyatakan dalam persamaan:
w1  w2
IF 
log 2 
N
 N 1 

Dengan:
IF = Indeks Aliran
w1 = kadar air (%) pada N1 pukulan
w2 = kadar air (%) pada N2 pukulan
LIQUIT LIMIT
Dari hasil analisis dari beberapa uji batas cair, US Waterways Experiment
Station, Vicksburg, Mississipi (1949), mengusulkan persamaan batas cair:
tan 
N
LL  w N  
 25 

Dengan:
N = Jumlah pukulan, untuk menutup celah 0.5 in (12.7 mm)
wN = Kadar air
tg β = 0.121 (nilai tg β = 0.121 tidak sama untuk semua jenis tanah)
LIQUIT LIMIT
Metode lain yang juga digunakan untuk menentukan batas cair yang
banyak digunakan di Eropa dan Asia adalah Fall Cone Method (British
Standard-BS1377).

Pada pengujian ini untuk menentukan nilai kadar air menggunakan cone
yang memiliki kemiringan 30˚ dan berat 0.78 N (80 gf) yang akan
memberikan tekanan di jarak d = 20 mm selama 5 detik ketika
menyentuh tanah.

Karena kesulitan dalam memperoleh nilai batas cair dalam satu kali
pengujian, maka dibutuhkan empat atau lebih pengujian dengan variasi
kadar air.

Dari hasil pengujian dapat digambarkan dalam grafik logaritma


hubungan atara kadar air (w) dengan tekanan fall cone (d)
LIQUIT LIMIT

Fall Cone Test

Grafik Penentuan Batas cair


menggunakan metode Fall Cone
LIQUIT LIMIT
Penentuan nilai batas cair yaitu pada d = 20 mm. Flow Index dapat
ditentukan dengan persamaan:

w2  w1
I FC 
log d 2  log d 1

w1 dan w2 = kadar air (%) pada cone penetration d1 dan d2


Plastic limit

Batas plastis (PL)  kadar air pada kedudukan antara daerah plastis
dan semi padat.

Pada percobaan di laboratorium, batas plastis biasanya didefinisikan


sebagai kadar air tanah dimana tanah tersebut akan retak-retak
apabila digulung sampai dengan diameter 3,2 mm (1/8 in).

Batas plastis merupakan batas terendah dari tingkat plastisitas


tanah.
Plastic limit
Cara pengujian batas plasti sangat sederhana, yaitu dengan cara
menggulung tanah berukuran elipsoida dengan telapak tangan di atas
kaca datar.

Pada kasus penentuan nilai batas cair menggunakan metode Fall cone,
nilai batas plastis juga dapat ditentukan.

Metode ini menggunakan cone yang sama dengan pengujian batas cair,
yang membedakan adalah berat cone sebesar 2.35 N (240 gf). Nilainya
ditentukan dari d = 20 mm.
Plastic limit

Penentuan nilai batas cair dan batas plastis tanah lempung


Cambridge Gault menggunakan Fall Cone
Shrinkage limit
Suatu tanah akan mengalami penyusutan apabila air yang ada di
dalam tanah secara perlahan-lahan hilang.

Hilangnya air secara terus menerus, akan menyebabkan tanah


mencapai suatu tingkat keseimbangan di mana penambahan
kehilangan air tidak akan menyebabkan perubhan volume.

Persentase kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak


mengakibatkan perubahan volume tanah  BATAS SUSUT
(SHRINKAGE LIMIT)
Shrinkage limit
Shrinkage limit

Pengujian batas susut di laboratorium


 Sampel tanah (tanah jenuh) di letakkan di dalam cawan porselin
dengan diameter 44.4 mm dengan tinggi 12.7 mm.
 Bagian dalam cawan dilapisi dengan pelumas (petroleum jelly).
 Menghitung berat tanah basah di dalam cawan (cawan porselin diisi
sampel sampai penuh).
 Kemudian sampel dikeringkan dalam oven.
 Volume dari contoh tanah yang telah dikeringkan ditentukan
dengan cara menggunakan air raksa.
Shrinkage limit

Dari gambar di atas batas susut wi = kadar air tanah awal pada saat
dapat ditentukan dengan cara: sampel diletakkan di dalam
cawan porselin
SL  wi  w
Δw= perubahan kadar air
Shrinkage limit
M1  M 2 M1 = berat sampel awal (g)
w  100
M2 M2 = berat sampel kering oven (g)

Vi = volume awal sampel (cm3)


w 
V  V  100
i f
Vf = volume tanah kering oven (cm3)
M2
γw = berat volume air (g/cm3)

Subtitusi ke dua persamaan di atas ke persamaan SL

 M  M2   V  V f  w 
SL   1  100    i  100 
 M2   M2 
Plasticity index
Indeks plastisitas (PI) adalah selisih batas cair (LL) dan batas plastis (PL)

PI  LL  PL

Indeks plastisitas merupakan interval kadar air dimana tanah masih


bersifat plastis.

Tabel Nilai indeks plastisitas tanah (Jumikis, 1962)

PI Sifat Macam tanah Kohesi


0 Non plastis Pasir Non kohesif
<7 Plastisitas rendah Lanau Kohesif sebagian
7 – 17 Plastisitas sedang Lempung berlanau Kohesif
>17 Plastisitas tinggi Lempung Kohesif
Liquidity index and consistency index

Konsistensi relatif dari tanah kohesif dalam kondisi alami dapat


didefinisikan dengan rasio yang disebut indeks likuiditas. Didefinisikan
dalam persamaan:

w  PL
LI 
LL  PL

Dalam beberapa kasus kadar air lapangan untuk tanah lempung sensitif
bisa lebih besar dari nilai batas cair  LI > 1
Liquidity index and consistency index

Tanah yang mengalami overconsolidated dapat memiliki kadar air kurang


dari batas plastik  LI > 0

Indeks lain yang umum digunakan untuk perencanaan adalah konsistensi


indeks (CI), yang didefinisikan sebagai:

LL  w
CI 
LL  PL
Contoh soal 1

Dari hasil uji Batas Susut diperoleh:


Volume tanah = 25 cm3
Berat tanah = 45 g
Volume tanah kering oven = 16 cm3
Berat tanah kering oven = 30 g
Tentukan nilai batas susut tanah tersebut.
Contoh soal 1

penyelesaian
DIKETAHUI:
M1 = 45 g
M2 = 30 g
Vi = 25 cm3
Vf = 16 cm3
γw = berat volume air (g/cm3)
DITANYAKAN: SL?

JAWAB:

 M  M2   V  V f  w 
SL   1  100    i  100 
 M2   M2 
Contoh soal 1

penyelesaian
 M  M2   V  V f  w 
SL   1  100    i  100 
 M2   M2 

 45  30   25  16   1 
SL    100     100   50  30  20%
 30   30 
Contoh soal 2

Beberapa hasil percobaan untuk menentukan batas-batas Atterberg


ditujukan dalam tabel:

Benda Uji 1 2 3 4
Jumlah pukulan 12 17 23 28

Berat tanah basah + cawan (g) 28.15 23.22 23.20 23.18

Berat tanah kering + cawan (g) 24.20 20.80 20.89 20.90

Berat cawan (g) 15.30 15.10 15.20 15.00

Tentukan batas cair (LL), indeks plastisitas (PI), dan indeks cair (LI).
Diketahui tanah mempunyai PL = 23%, kadar air di lapangan wN = 35%.
Contoh soal 2

penyelesaian
Hitung kadar air masing-masing sampel:
1. Sampel 1
28.15  24.20
w  100 %  44.38%
24.20  15.30

2. Sampel 2
23.22  20.80
w  100 %  42.46%
20.80  15.10

3. Sampel 3

23.20  20.89
w  100 %  40.60%
20.89  15.20
4. Sampel 4
23.18  20.90
w  100 %  38.64%
20.90  15.00
Contoh soal 2
LL = 39.55%

Jumlah pukulan w
PI  LL  PL
12 44.38%
PI  39.55  23  16.55%
17 42.46% w  PL
LI 
23 40.60% LL  PL
28 38.64% 35  23
LI   0.725
penyelesaian 16.55

50,00 LL=39.55%
water Content (w)

40,00

30,00

20,00

10,00
10 Numbers of Blows 100
Contoh soal 3

Berikut ini data uji batas cair dan uji batas plastis. Uji batas cair tanah:

Jumlah Pukulan Kadar air (%)


15 42

20 40.8

28 39

Tentukan batas cair (LL), indeks plastisitas (PI), dan indeks cair (LI).
Diketahui tanah mempunyai PL = 18.7%, kadar air di lapangan wN = 38%.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai